Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(Kalor Jenis)

(PERCOBAAN-FP3)

Nama : QONITA RIFDA DEWI

NIM : 205070507111016

Fak/Jurusan : Kedokteran/Farmasi

Kelompok :6

Tgl. Praktikum : 4 November 2020

Nama Asisten : Risalatul Mafazah

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah dapat dipahaminya konsep kalor jenis dan prinsip asas
black, serta dapat ditentukannya kalor jenis suatu bahan dengan kalorimeter.

1.2 Dasar Teori


Kalor merupakan perpindahan energi secara spontan yang disebabkan oleh perbedaan suhu.
Perpindahan energi ini akan berhenti setelah semua suhunya sama. Apabila suatu benda menyerap
kalor maka suhu benda tersebut akan meningkat dan temperaturnya menjadi lebih panas. Namun,
ketika suatu benda melepas kalor maka suhu nya akan menurun dan temperaturnya menjadi lebih
dingin (Paul, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu benda diantaranya, massa benda, jenis
benda, serta kenaikan suhu. Besar kalor yang dibutuhkan suatu benda dalam menaikkan suhunya
sebanding dengan massa benda tersebut. Massa benda yang berbeda pada kedua jenis benda yang
sama ternyata memiliki jumlah kalor yang berbeda saat menaikkan suhu yang besarnya sama.
Semakin besar massa suatu benda maka semakin besar pula kalor yang diperlkan untuk
meningkatkan suhu benda tersebut. Nantinya, kalor yang diterima tersebut akan didistribusikan
tersebut akan menjadi penambah enenrgi gerak pada suatu molekul atau atom benda tersebut.
Setiap benda pasti memiliki karakteristik bahan penyusun yang berbeda sehingga massa jenis suatu
antar benda tersebut juga berbeda. Oleh karena itu, jumlah atom atau molekul antar jenis benda per
gram nya juga berbeda. Faktor ketiga yaitu kenaikan suhu, semakin besar kenaikan suhu suatu
benda maka semakin besar pula kalor yang diperlukan dalam menaikkan suhu benda tersebut.
Berdasarkaan hubungan ketiga faktor tersebut, terdapat sebuah ketetapan yang bergantung pada
jenis suatu benda yang disebut sebagai Kalor Jenis (Resky, 2014).
Kalor jenis suatu zat merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan saat menaikkan suhu 1 gram
zat sebesar 1° C. Kalor jenis suatu zat juga dapat diartikan sebagai perbandingan jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat dengan massa tertentu dengan jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu dari massa air yang sama dengan jumlah derajat yang sama pula
(Kumar, 2012). Secara matematis dirumuskan :

Q = m.c.∆𝑇
Keterangan :
Q = Banyaknya kalor jang diperlukan (J)
M = Massa bahan yang digunakan (gr)
C = Kalor jenis bahan (J/gr° C)
∆𝑇 = Perubahan suhu suatu benda (°C)
Pada awalnya, satuan energi pada kalor yaitu kalori. Kalori (kal) merupakan energi untuk
menaikkan suhu 1 g air dari 14,5 ° C menjadi 15,5 ° C. Dalam sistem umum AS, satuan umum
kalor yaitu British thermal unit (Btu). Btu merupakan energi yang diperlukan untuk menaikkan
suhu 1 gram air dari 63° F menjadi 64°F. Namun, pada tahun 1948, para ahli mendefinisikan kalor
seperti usaha atau kerja yang merupakan ukuran transfer energi. Oleh karena itu, disepakati bahwa
satuan SI dari kalor yaitu Joule. Nilai 1 kalori itu sendiri setara dengan 4,186 J.

Joseph Black mengemukakan suatu prinsip dalam termodinamika yang disebut Asas Black.
Asas Black didefinisikan sebagai berikut :

1. Apabila terdapat dua benda berbeda suhu, lalu dicampur, maka benda yang panas
memberi kalor pada benda yang lebih dingin sehingga suhu akhirnya tetap.

2. Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepas suatu benda

3. Kalor yang dilepas suatu benda yang didinginkan sama dengan kalor yang diserap suatu
benda keika dipanaskanBenda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan
kalor yang diserap bila dipanaskan

Berdasarkan keterangan diatas, prinsip asas Black dapat dirumuskan :

Q lepas = Q terima

(M1 x C1) (T1 -Ta) = (M1 x C1) (Ta -T2)

Keterangan :

M1 : Massa benda dengan suhu lebih tinggi (gr)

C1 : Kalor jenis benda dengan suhu lebih tinggi (J/groC)

T1 : Temperatur benda dengan lebih tinggi (oC)

Ta : Temperatur akhir pada pencampuran kedua benda (oC)

M2 : Massa benda dengan suhu lebih rendah (gr)


C2 : Kalor jenis benda dengan suhu lebih rendah (J/gr oC)

T2 : Temperatur benda dengan suhu lebih rendah ( oC)

Kapasitas kalor bersifat konstan pada suhu tertentu. Setelah suatu logam pada temperatur
T1 (100°C) dimasukkan ke dalam air dingin pada temperatur T1, pada keseimbangan energi
menghasilkan campuran dalam kalorimeter yang memiliki temperatur Tm. Kapasitas kalor jenis
suatu bahan yang berbeda diperoleh dari kesimbangan energi sebagai berikut :

(𝐶 + (𝐶1 . 𝑚1 )(𝑇1 − 𝑇𝑚)


𝐶2 =
𝑚2 × (𝑇𝑚 − 𝑇2 )

Keterangan :

C = Kapasitas kalor kalorimeter (J/oC)

C1= Kalor jenis air (J/groC)

C2 = Kalor jenis bahan (J/groC)

𝑚1 = Massa air yang digunakan (gr)

𝑚2 = Massa bahan yang digunakan (gr)

𝑇𝑚 = Suhu campuran (oC)

𝑇1 = Suhu awal (oC)

𝑇2 = Suhu bahan sebelum dicampur air dingin (oC)

Berikut ini merupakan beberapa kalor jenis suatu bahan :

Bahan Kalor Jenis (J/KgoC)


Alumunium 900
Etil Alkohol 2430
Emas 129
Kaca 837
Perak 234
Tembaga 387
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini, antara lain bahan yang akan
ditentukan kalor jenisnya (bola-bola logam kecil), termometer, stopwatch, neraca 3 lengan,
generator uap, kalorimeter, pengaduk, segelas air.

2.2 Tata Laksana Percobaan


BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan


Cair = 1 kal/gr0c = 4186 J/Kg°C Vtermometer =1 mL = 1×10-6 L

Ckalorimeter = 0,094 Kal/gr0c = 393,484 J/Kg°C T1 = 26 °C

Cpengaduk = 0,094 Kal/gr0c = 393,484 J/Kg°C T2 = 80 °C

Ctermometer = 0,113 Kal/gr0c = 473,018 J/Kg°C Mtermometer = 200 gr = 0,2 Kg

𝜌𝑡𝑒𝑟𝑚𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 7,87 Kal/gr0c = 7870 Kg/m3

NO Mx (gr) Mk + air Mair (gr) Tc (°C)


(gr)
Tc1 (°C) Tc2 (°C) Tc3(°C) 𝑇̅𝑐 (°C)

1 M50 = 8,6 299,5 99,5 26 26,9 27 26,6333

2 M75 =12,9 299,5 99,5 26,2 26,1 26,8 26,3667

3 M100 =17,2 299,5 99,5 27,1 27,8 28 27,6333

4 M125 =21,5 299,5 99,5 27 26,9 27,2 27,0333

5 M150 = 25,8 299,5 99,5 27 27,7 29,4 28,0333


3.2 Perhitungan

NO Mx (Kg) Mk + air Mair (Kg) Tc (°C)


(Kg)
Tc1 (°C) Tc2 (°C) Tc3 (°C) 𝑇̅𝑐 (°C)

1 M50= 8,6 ×10-3 0,2995 99,5×10-3 26 26,9 27 26,6333

2 M75=12,9 × 10-3 0,2995 99,5×10-3 26,2 26,1 26,8 26,3667

3 M100=17,2×10-3 0,2995 99,5×10-3 27,1 27,8 28 27,6333

4 M125=21,5×10-3 0,2995 99,5×10-3 27 26,9 27,2 27,0333

5 M150= 25,8×10-3 0,2995 99,5×10-3 27 27,7 29,4 28,0333

Mk Cx 𝐶̅ 𝛿𝐶 𝐾𝑟 𝐶 𝐶

0,2 688,494

0,2 264,413 613,408 254,29 41,4553 613 ± 254

0,2 904,756

0,2 452,736

0,2 756,66

((𝑀𝑎 × 𝐶𝑎 ) + (𝑀𝑘 × 𝐶𝑘 ) + (𝜌𝑡ℎ × 𝑉𝑡ℎ × 𝐶𝑡ℎ ))(𝑇 − 𝑇1 )


𝐶𝑥 =
𝑀𝑥 (𝑇2 − 𝑇 )

((9,95. 10−2 × 4186) + (0,2 × 393,484) + (473,018 × 7870 × 1. 10−6 ))(0,633)


𝐶50 =
0,459
= 688,494 𝐽/𝐾𝑔°𝐶
((9,95. 10−2 × 4186) + (0,2 × 393,484) + (473,018 × 7870 × 1. 10−6 ))(0,367)
𝐶75 =
0,692
= 264,413 𝐽/𝐾𝑔°𝐶

((9,95. 10−2 × 4186) + (0,2 × 393,484) + (473,018 × 7870 × 1. 10−6 ))(1,633)


𝐶100 =
0,901
= 904,749 𝐽/𝐾𝑔°𝐶

((9,95. 10−2 × 4186) + (0,2 × 393,484) + (473,018 × 7870 × 1. 10−6 ))(1,033)


𝐶125 =
1,139
= 452,726 𝐽/𝐾𝑔°𝐶

((9,95. 10−2 × 4186) + (0,2 × 393,484) + (473,018 × 7870 × 1. 10−6 ))(2,033)


𝐶150 =
1,341
= 756,66 𝐽/𝐾𝑔°𝐶

∑ 𝐶𝑥 3067,04
𝐶̅ = = = 613,408𝐽/𝐾𝑔°𝐶
𝑛 5

∑(𝐶𝑥 − 𝐶̅ )2 258654,179
𝛿𝐶 = √ =√ = 254,29 𝐽/𝐾𝑔°𝐶
𝑛−1 4

𝛿𝐶 254,29
𝐾𝑟 𝐶 = × 100% = × 100% = 41,4553 %
𝐶̅ 613,408

Jadi, nilai ralatnya

𝐶 = 613 ± 254 𝐽/𝐾𝑔°𝐶


3.3 Grafik

No. X (Kg) Y
1. 8,6×10-3 1,1 × 10−2
2. 12,9×10-3 6 × 10−3
3. 17,2×10-3 3,1 × 10−2
4. 21,5×10-3 1,9 × 10−2
5. 25,8×10-3 3,9 × 10−2

Centroid

∑𝑋
𝑋̅ =
𝑛

(8,6 × 10−3 ) + (12,9 × 10−3 ) + (17,2 × 10−3 ) + (21,5 × 10−3 ) + (25,8 × 10−3 )
𝑋̅ =
5

𝑋̅ = 17,2 × 10−2
∑𝑌
𝑌̅ =
𝑛

(1,1 × 10−2 ) + (6 × 10−3 ) + (3,1 × 10−2 ) + (1,9 × 10−2 ) + (3,9 × 10−2 )


𝑌̅ =
5

𝑌̅ = 2,1 × 10−2

∆𝑌 1,5 × 10−2
𝑇𝑎𝑛 𝜃 = =
∆𝑋 8

𝑇𝑎𝑛 𝜃 = 1,8 × 10−3

𝐴 = 𝑀𝑎 𝐶𝑎 + 𝑀𝑘 𝐶𝑘 + 𝜌𝑡ℎ 𝑉𝑡ℎ 𝐶𝑡ℎ

𝐴 = 1292,96

𝐶̅ = 𝐴 𝑇𝑎𝑛 𝜃

𝐶̅ = 1292,96 × 1,875 × 10−1 = 242,41

𝑦𝑏 − 𝑦𝑎
𝛿𝐶 =
2𝑦̅

35 − 6
𝛿𝐶 = = 0,70
2.20,5

𝛿𝐶
𝐾𝑟𝐶 = × 100%
𝐶̅

0,0707
𝐾𝑟𝐶 = × 100% = 29,17%
2,424

Jadi, nilai ralatnya

𝐶 = 2,42 ± 0,070𝐽/𝐾𝑔°𝐶
3.3 Pembahasan
3.3.1 Analisa Prosedur
3.3.1 Fungsi Alat
A. Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur besarnya suhu yang diletakkan pada tutuk
kalorimeter.
B. Stopwatch
Stopwatch digunakan sebagai timer setiap 30 detik saat melakukan pengecekan
suhu di kalorimeter hingga suhunya konstan.
C. Neraca 3 lengan
Neraca 3 lengan digunakan untuk menimbang alat dan bahan yang digunakan yaitu,
segelas air, kalorimeter, dan pengaduk kalorimeter.
D. Generator Uap
Generator uap berfungsi sebagai tempat memanaskan air dan bahan yang akan
ditentukan kalor jenisnya. Uap panas yang berasal dari pemanasan air tersebut disalurkan
ke pipa untuk memanaskan bahan hingga mencapai 80 derajat celcius.
E. Kalorimeter
Kalorimeter berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengukur perubahan
suhu yang terjadi pada bahan yang akan ditentukan kalor jenisnya (bola-bola logam
kecil).
F. Pengaduk kalorimeter
Pengaduk kalorimeter ini digunakan untuk mengaduk zat yang berada pada
kalorimeter, agar suhu yang ada pada kalorimeter sama di semua tempat.
G. Segelas air
Air yang digunakan dalam percobaan ini digunakan sebagai bahan pemanasan
bersama bahan yang akan ditentukan kalor jenisnya (bola-bola logam kecil) agar dapat
mudah mengetahui suhu dari bahan tersebut. Selain itu, air ini juga sebagai bahan
pemanasan di generator uap.
3.3.1 Fungsi Percobaan
Pada percobaan praktikum kalor jenis ini, setiap perlakuan dilakukan dengan tujuan
tertentu. Pertama, penimbangan kalorimeter serta pengaduknya, bola-bola logam kecil yang akan
ditentukan kalor jenisnya, dan air tersebut digunakan untuk mengetahui massa nya. Hasil pada
penimbangan ini akan digunakan sebagai salah satu variabel dalam perhitungan untuk menentukan
kalor jenis benda tersebut. Kedua, menuangkan air ke dalam generator uap hingga mencapai ¾
gelasnya yang nantinya akan dipanaskan dan uap panas tersebut akan disalurkan ke pipa untuk
memasakan bola-bola logam kecil tersebut. Penuangan air sebanyak ¾ gelas ini sudah cukup
karena disesuaikan dengan kualitas alat itu sendiri yang sudah lama, sehingga apabila kurang dari
¾ gelas ditakutkan air akan cepat habis. Ketiga yaitu memasukkan benda uji ke dalam generator
uap lalu dipanaskan hingga mencapai 80 derajat celcius. Tahap ini ditujukan agar bola-bola logam
kecil tersebut dapat dipanaskan mencapai 80 derajat celcius. Suhu 80 derajat celcius ini dipilih
berdasarkan karakteristik bahan dari bola-bola yang berupa logam. Keempat yaitu membuka katup
generator uap berfungsi agar bola-bola logam kecil tersebut dapat keluar dan dimasukkan kedalam
kalorimeter. Kelima, kalorimeter ditutup agar suhu pada lingkungan tidak mempengaruhi suhu
didalam kalorimeter tersebut saat dilakukan pengukuran suhu nya. Keenam yaitu pengecekan suhu
menggunakan stopwatch setiap 30 detik hingga suhu konstan ditujukan agar dapat diketahui
perubahan suhu yang terjadi. Pemilihan waktu setiap 30 detik ini telah sesuai dan cukup untuk
melihat perubahan suhu yang terjadi karena apabila kurang dari 30 detik akan terlalu cepat
sehingga ditakutkan perubahan suhunya tidak terlihat, dan jika lebih akan terlalu lama.

3.3.2 Analisa Hasil


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data-data berdasarkan hasil
perhitungan. Percobaan tersebut dilakukan dengan 5 variabel jumlah butir bola-bola logam kecil
yang berbeda. Perhitungan suhu pada masing-masing variabel tersebut, didapatkan suhu rata-rata

benda menggunakan rumus . Suhu terbesar ditunjukkan pada 150 butir


bola-bola logam kecil yaitu, 28°C, sedangkan suhu terkcil yaitu pada 75 butir bola-bola logam
kecil sebesar 26°C . Pada penghitungan Cx didapatkan hasil yang terbesar pada 100 butir bola-
bola logam kecil yaitu 904, 7𝐽/𝐾𝑔°𝐶, sedangkan yang terkecil yaitu pada bola-bola logam kecil
sebesar 264𝐽/𝐾𝑔°𝐶. Berdasarkan keseluruhan data pada tabel, C rata-rata yang dihasilkan sebesar
613, tingkat ketelitiannya yaitu 254, serta ketidakpastian relatif sebesar 41,46%. Jadi, nilai ralatnya
yaitu (C = 613 ± 254 𝐽/𝐾𝑔°𝐶 ). Sedangkan pada data yang tertera di grafik, nilai C rata-rata
menunjukkan nilai sebesar 242, tingkat ketelitian yaitu 0,7, serta ketidakpastian relatif sebesar
0,29%. Sehingga, nilai ralat yang dihasilkan yaitu (C = 2,42 ± 0,70 𝐽/𝐾𝑔°𝐶). Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan data antara grafik dan tabel. Namun dapat disimpulkan bahwa
keakuratan perhitungan pada grafik lebih akurat daripada tabel karena nilai ketidakpastian relatif
pada grafik tergolong kecil yaitu, 0,29%, sedangkan pada grafik nilainya tergolong besar, yaitu
41,46%.
Ketidakpastian pada pengukuran terjadi karena nilai yang berubah-ubah dalam
pengukuran. Faktor yang menyebabkan ketidakpastian pengukuran yaitu, pertama, kesalahan
umum yang disebabkan oleh keterbatasan pengamat serta kemampuannya dalam menggunakan
alat ukur. Kedua, kesalahan acak yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Ketiga, kesalahan
kalibrasi dalam pengaturan letak jarum penunjuk di awal. Keempat, keterbatasan alat. Kelima,
kesalahan arah pandang saat membaca hasil pengukuran (Kurrotul Ainiyah, 2018). Berdasarkan
info yang didapatkan dari asisten praktikum pada percobaan kalor jenis ini, diketahui bahwa alat
yang digunakan sudah sangat lama, sehingga keakuratannya dipertanyakan.

Gambar 1. Kalorimeter
Pada gambar kalorimeter diatas terdapat beberapa bagian-bagian kalorimeter yaitu,
termometer, pengaduk kalorimeter, penutup, bejana dalam kalorimeter, serta jaket atau bejana luar
kalorimeter. Kegunaan termometer dalam kalorimeter itu adalah untuk mengukur besarnya suhu
zat yang berada didalam kalorimeter tersebut. Kedua, pengaduk kalorimeter digunakan untuk
mengaduk zat yang berada di dalam kalorimeter, sehingga suhu zat yang diukur menggunakan
termometer itu sama dan merata. Ketiga, bejana dalam digunakan untuk mengurangi radiasi kalor
karena penyerapan oleh dinding bejana. Keempat, selubung luar atau jaket digunakan untuk
mengurangi hilangnya kalor karena konduksi dan konveksi.
Penerapan prinsip kalor jenis ini sudah sangat umum dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
benda memiliki kalor jenis masing-masing, berarti jumlah kalor yang dibutuhkan oleh masing-
masing benda ketika menaikkan suhu dengan besaar yang sama juga berbeda. Diantara penerapan
prinsip kalor jenis dalam kehidupan sehari-hari antara lain, lemari es, termos, setrika, dan panci
masak.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dalam percobaan ini adalah, kalor jenis suatu zat merupakan
jumlah kalor yang dibutuhkan saat menaikkan suhu 1 gram zat sebesar 1° C. Prinsip dari Asas
Black berbunyi, “Pada pencampuran dua zat, banyaknya jumlah kalor yang dilepas zat yang
suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya jumlah kalor yang diterima oleh zat yang suhunya
ialah lebih rendah.”. Faktor-faktor yang mempengaruhi kalor jenis suatu benda diantaranya, massa
benda, karakteristik atau jenis benda, serta kenaikan suhu. Rumus reaksi kalor yang diserap dan

dilepaskan larutan sedangkan kalor diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan adalah Q = m.c.∆𝑇 .
Pada percobaan ini nilai ketidakpastian relatif yang ditunjukkan sangat besar, yang berarti
hasil percobaannya sangat tidak akurat. Dalam hal ini, faktor penyebab ketidakakuratan tersebut
antara lain, kualitas alat dan bahan percobaan yang buruk, sudah usang, dan tidak memenuhi
standar.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa percobaan memiliki nilai ketidakpastian
relatif yang sangat besar. Oleh karena itu, diharapkan praktikan memastikan faktor-faktor
penyebab ketidakakuratan suatu percobaan, salah satunya adalah kualitas alat serta bahan yang
digunakan buruk.
Selain itu, hal yang harus diperhatikan pada praktikum ini adalah ketelitian praktikan dalam
menghitung data perhitungan serta pemahaman praktikan dalam memahami langkah-langkah
praktikum pada video yang diberikan. Pemahaman praktikan disini merupakan salah satu faktor
penting dalam menunjang pembuatan laporan serta melakukan perhitungan data hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Avison, J., 2014. The world of physics. Nelson Thornes.
Halliday, D., Resnick, R. and Walker, J., 2013. Fundamentals of physics. John Wiley & Sons.
Kumar, B.N., 2012. Basic physics for all. University Press of America.
Serway, R.A. and Vuille, C., 2012. College physics. Nelson Education.
Urone, P.P., dan Hinrichs, S.R., 2012. College Physics. Openstax. Texas.
Yanti, R.P. and Ihsan, I., 2014. STUDI PENENTUAN NILAI KALORI PADA BUAH DURIAN
(Durio zibethinus). TEKNOSAINS: MEDIA INFORMASI SAINS DAN TEKNOLOGI,
8(2), pp.161-174.
LAMPIRAN
(Kumar, 2012)

(Paul, 2012)
(Avison, 2014)

(Serway, 2012)
(Resky, 2014)

(Serway, 2012)
\
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(KALOR JENIS)

Nama : QONITA RIFDA DEWI

NIM : 205070507111016

Fak/Jurusan : Kedokteran/Farmasi

Kelompok :6

Tgl. Praktikum : 4 November 2020

Nama Asisten : Risalatul Mafazah

Catatan :

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Paraf Paraf Nilai

Anda mungkin juga menyukai