Kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
dihadapi oleh semua negara. Penting untuk dipahami bahwa bukan hanya kesehatan fisik saja yang harus diperhatikan, tetapi juga kesehatan jiwa. Setiap orang baik yang berusia muda, dewasa, maupun usia lanjut berisiko untuk mengalami gangguan jiwa. Faktor pemicu terjadinya masalah dalam kesehatan jiwa meliputi faktor biologis, psikologis, dan sosial. Terdapat beberapa kelompok yang rentan mengalami gangguan jiwa, seperti anak dengan kebutuhan khusus (ABK), narapidana, korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan pengguna NAPZA. Setiap kelompok tersebut memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan penanganan khusus dalam menanganinya. Dampak yang dialami oleh klien dalam kehidupannya sehari-hari juga membutuhkan pendampingan dari perawat. Mulai dari rasa takut, cemas, perasaan rendah diri, malu, keputusasaan, dan lain-lain. Selain itu, kelompok rentan ini juga berisiko untuk melakukan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya, seperti depresi, bunuh diri, alkoholisme, dan lainnya. Dalam hal ini, perawat memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada klien.
3.2 Saran
Perawat memiliki banyak peran yang dapat dilakukan sesuai dengan
kondisi yang dialami oleh klien. Perawat dapat menjadi seorang edukator, kolaborator, advokat, care giver, peneliti, manajer, change agent, konselor, komunikator, pemimpin, dan masih banyak lagi. Perawat harus mampu menentukan asuhan keperawatan yang tepat kepada setiap klien, khususnya yaitu kelompok yang rentan mengalami gangguan jiwa, seperti anak dengan kebutuhan khusus (ABK), narapidana, korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan pengguna NAPZA. Peran keluarga juga penting dalam keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan. Keluarga dapat membantu klien untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungan dan memberikan semangat dalam menjalani kehidupannya. Selain itu, terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan perawat dalam membantu klien mengatasi permasalahannya. Terapi-terapi tersebut yaitu terapi lingkungan, terapi aktivitas kelompok, dan terapi psikofarmaka yang dapat disesuaikan dengan kondisi yang dialami klien. Perawat dapat menyesuaikan peran-peran yang dimilikinya dengan terapi-terapi tersebut, sehingga klien memperoleh pelayanan keperawatan yang terbaik.