Anda di halaman 1dari 36

Matrikulasi

Hidrologi
MPSDA #3

1
Precipitation
Transpiration

Canopy
Interception
Soil
Water Body (0.5-1.5mm)
Evaporation
Evaporation Uptaking Soil Water
by Plant
Depression Detention
Storage Storage Surface
(0.5-8mm) (2.5-10mm) Runoff Troughfall

Infiltration
1-5mm/day (clay)
Water content in Soil Layer
Stream 25-30mm/day (sand)
Interflow
Percolation
(2-5mm/day)
Groundwater
Evaporasi
Evaporasi dari permukaan
laut adalah merupakan penyebab
utama proses dimana air dan energi
ditransfer dari permukaan ke
atmosfer.
Daerah tropis merupakan sumber
utama energi global dan siklus air,
mengingat sebagian besar wilayah
tropis yang terdiri dari lautan
menerima surplus energi radiasi
dari matahari.
Evaporasi di lahan lebih kecil
dibandingkan di laut, namun
perannya tetap penting dalam
sistem cuaca konvektif.
Uap Air
Hujan
Hujan
Persamaan Empiris Evaporasi
E= Cw |v| (qa-qs)
Keterangan
ρ = massa jenis udara
v = kecepatan angin
qs = specific humidity pada suhu permukaan
qa = specific humidity pada ketinggian 10m di atas permukaan
Cw = koefisien eddy diffusivity, (faktor kekasaran permukaan)
Evapotranspirasi
Faktor yang mempengaruhi
evapotranspirasi
➢ Radiasi matahari yang masuk (incoming radiation):
➢ Suhu
➢ Kelembaban relatif (relative humidity)
➢ Angin
➢ Kelembaban tanah
➢ Jenis tanaman
Evapotranspirasi
Faktor yang mempengaruhi
Evapotranspirasi (ET):
➢ Radiasi matahari yang masuk (incoming
radiation):
Laju ET meningkat dengan kenaikan
radiasi yang masuk
➢ Suhu:
Laju ET meningkat dengan kenaikan
suhu hingga tercapai sampai suhu
optimum, yang bervariasi menurut jenis
Gross Photosynthesis Rate (agd) of
vegetasi. Suhu optimum vegetasi tropis Typical Tropical Grass
8
umumnya lebih tinggi dibandingkan APAR = 2.0 .10^6 J/m2/day

Photosynthesis Rate (gC/m2/day)


7
APAR = 1.5 .10^6 J/m2/day
vegetasi di subtropis . 6 APAR = 1.0 .10^6 J/m2/day
5
4
3
2
1
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Temperature (oC)
Evapotranspirasi
Faktor yang mempengaruhi Evapotranspirasi (ET):
➢ Kelembaban relatif (relative humidity)
Laju ET meningkat dengan peningkatan gradien kelembaban relatif.
Semakin besar gradien kelembaban antara permukaan tanah dan udara,
semakin tinggi pula ET. Semakin tinggi kelembaban relatif udara, semakin
rendah ET (penguapan lebih mudah terjadi di udara kering daripada di
udara lebih lembab).
➢ Angin:
Dalam kondisi vegetasi normal, peningkatan kecepatan meningkatkan ET.
Adanya angin mengakibatkan udara jenuh di sekitar permukaan (daun)
digantikan oleh udara kering.
➢ Kelembaban tanah:
Pada kondisi kelembaban tanah rendah, transpirasi vegetasi berkurang.
Jika kelembaban tanah mencapai wilting point, vegetasi akan menjadi layu.
➢ Jenis tanaman:
Laju transpirasi tergantung pada jenis vegetasi. Misalkan, tanaman tipe
gurun dapat menghemat air dengan memperkecil transpirasi.
Evapotranspirasi
Evapotranspirasi Potensial
(PET)
➢ Adalah ukuran maksimum
evapotranspirasi yang terjadi
dalam suatu kondisi cuaca
tertentu.
➢ PET maksimum terjadi di lokasi
dengan suhu tinggi, misalkan di
Sahara, dan minimum terjadi di
lokasi dengan suhu rendah dan
kondisi vegetasi yang renggang,
seperti di Himalaya

Evapotranspirasi Acuan (ETo)


➢ Adalah evapotranspirasi yang terjadi pada tanaman acuan yaitu tanaman
rumput yang tumbuh pada suatu lahan dengan ketinggian tanaman 12 cm
dari permukaan tanah dan kebutuhan airnya tercukupi dengan baik.
➢ Penghitungan ETo dilakukan diantaranya untuk menentukan kebutuhan air
bagi tanaman ETt, dimana ETt = ETo . kc.
Alat Ukur Evaporasi
Alat ukur evaporasi PAN kelas A:
Diameter 47,5 inch (1206mm)
Tinggi 10 inch (254 mm)
Prinsip pengukuran:
▪ Panci (pan) dipasang di lapangan
▪ panci diisi dengan jumlah air yang diketahui
▪ air tersebut dibiarkan menguap selama periode
waktu tertentu (biasanya 24 jam).
▪ Dilakukan pengukuran misalkan setiap pagi
pukul 7.
▪ Pengukuran curah hujan dilakukan secara
simultan. Jumlah sisa air (yaitu kedalaman air)
merupakan selisih antara hujan, kondisi awal,,
dan penguapan
▪ Untuk mendapatkan Eto, evaporasi dikalikan
koefisien K
Alat Ukur Evapotranspirasi
Alat ukur Lysimeter:
Perangkat ini ditempatkan di dalam tanah untuk
kemudian diukur perubahan massanya akibat
kehilangan air untuk volume tanah yang ditinjau.
Tipe Lysimeter:
▪ Tipe pengukur berat: Tipe ini mengukur
perubahan berat dalam volume tanah yang
ditinjau
▪ Tipe tekanan (tension type): Tipe ini
mengumpulkan air yang secara alami meresap
ke dalam tanah, kemudian dihisap
menggunakan perangkat bertekanan untuk
diketahui volumenya.
▪ Tipe tanpa tekanan (zero-tension type): Tipe
ini dirancang untuk menangkap air tanah yang
bergerak ke lapisan tanah bawah, atau air yang
berpotensi diserap oleh akar tumbuhan.
Perhitungan Evapotranspirasi
Parameter Klimatologi
Metode Suhu Penyinaran Kelembaban Kecepatan Ket.
Matahari Relatif Angin
Thronthwaite V - - - Timur AS
Blanney-Criddle V V - - Barat AS
Penmann V V V V -
Penmann-Monteith V V V V FAO, SNI
Metode Thronthwaite
a Keterangan:
 10 Tc  ET = evapotranspirasi potensial (cm/bulan)
E T = 1.6L a   La = faktor koreksi lama penyinaran matahari (fungsi lokasi
 I  lintang (latitude))
Tc = temperatur (oC) 1.514
T 
Ii = indeks panas pada bulan ke-i I i =  c 
5
I = jumlah indeks panas dalam satu tahun
a = konstanta empirik
Tabel La = 6.75 .10-7 Ii3-7.71.10-5 Ii2+ 0.01792 Ii +0.49239
Bulan JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
oLU

0 1.04 0.94 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04
10 1.00 0.91 1.03 1.03 1.08 1.06 1.08 1.07 1.02 1.02 0.98 0.99
15 0.97 0.91 1.03 1.04 1.11 1.08 1.12 1.08 1.02 1.01 0.95 0.97
20 0.95 0.90 1.03 1.05 1.13 1.11 1.14 1.11 1.02 1.00 0.93 0.94
25 0.93 0.89 1.03 1.06 1.15 1.14 1.17 1.12 1.02 0.99 0.91 0.91
30 0.90 0.87 1.03 1.08 1.18 1.17 1.20 1.14 1.03 0.98 0.89 0.88
40 0.84 0.83 1.03 1.11 1.24 1.25 1.27 1.18 1.04 0.96 0.83 0.81

Bulan JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
oLS

0 1.04 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04 1.04 0.94 1.04 1.01 1.04 1.01
10 1.08 1.07 1.02 1.02 0.98 0.99 1.00 0.91 1.03 1.03 1.08 1.06
15 1.12 1.08 1.02 1.01 0.95 0.97 0.97 0.91 1.03 1.04 1.11 1.08
20 1.14 1.11 1.02 1.00 0.93 0.94 0.95 0.90 1.03 1.05 1.13 1.11
25 1.17 1.12 1.02 0.99 0.91 0.91 0.93 0.89 1.03 1.06 1.15 1.14
30 1.20 1.14 1.03 0.98 0.89 0.88 0.90 0.87 1.03 1.08 1.18 1.17
40 1.27 1.18 1.04 0.96 0.83 0.81 0.84 0.83 1.03 1.11 1.24 1.25
Metode Blanney-Criddle

oLU JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
0 8.5 7.66 8.49 8.21 8.50 8.22 8.50 8.49 8.21 8.05 8.22 8.50
10 8.13 7.47 8.45 8.37 8.81 8.60 8.86 8.71 8.25 8.34 7.91 8.10
15 7.94 7.36 8.43 8.44 8.98 8.80 9.05 8.83 8.28 8.26 7.75 7.88
20 7.74 7.25 8.41 8.52 9.15 9.00 9.25 8.96 8.30 8.18 7.58 7.66
25 7.53 7.14 8.39 8.61 9.33 9.23 9.45 9.09 8.32 8.09 7.40 7.42
30 7.3 7.03 8.38 8.72 9.53 9.49 9.67 9.22 8.33 7.99 7.19 7.15
35 7.05 6.88 8.35 8.83 9.76 9.77 9.93 9.37 8.36 7.87 6.97 6.86
40 6.76 6.72 8.33 8.95 10.02 10.08 10.22 9.54 8.39 7.75 6.72 6.52

oLS JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
0 8.50 8.49 8.21 8.05 8.22 8.50 8.5 7.66 8.49 8.21 8.50 8.22
10 8.86 8.71 8.25 8.34 7.91 8.10 8.13 7.47 8.45 8.37 8.81 8.60
15 9.05 8.83 8.28 8.26 7.75 7.88 7.94 7.36 8.43 8.44 8.98 8.80
20 9.25 8.96 8.30 8.18 7.58 7.66 7.74 7.25 8.41 8.52 9.15 9.00
25 9.45 9.09 8.32 8.09 7.40 7.42 7.53 7.14 8.39 8.61 9.33 9.23
30 9.67 9.22 8.33 7.99 7.19 7.15 7.3 7.03 8.38 8.72 9.53 9.49
35 9.93 9.37 8.36 7.87 6.97 6.86 7.05 6.88 8.35 8.83 9.76 9.77
40 10.22 9.54 8.39 7.75 6.72 6.52 6.76 6.72 8.33 8.95 10.02 10.08
Metode Penmann Monteith
Suhu Kec Lama Tekanan
RH es Δ λ γ δ ωs Ra Eto Eto
Bulan J Udara Angin Penyinaran Udara ε' f dr Rs Rns Rnl Rn
(%) (kPa) (kPa/°C) (MJ/kg) (kPa/°C) (rad) (rad) (MJ/m 2/hari) (mm/hari) (mm/bulan)
(°C) (km/hari) (%) (+1000 mb)
Jan 15 26.70 226.68 86.30 43.30 8.02 3.50 0.21 2.44 0.07 0.10 0.49 -0.37 1.03 1.58 36.53 17.04 13.12 1.87 11.25 3.60 108.00
Feb 46 26.75 213.35 84.60 51.60 8.02 3.51 0.21 2.44 0.07 0.10 0.56 -0.23 1.02 1.57 37.68 19.14 14.74 2.20 12.54 4.01 120.44
Mar 74 26.86 208.91 85.80 49.30 8.02 3.54 0.21 2.44 0.07 0.10 0.54 -0.05 1.01 1.57 37.96 18.85 14.51 2.07 12.44 3.93 118.02
Apr 105 27.04 208.91 85.70 55.70 8.02 3.57 0.21 2.44 0.07 0.09 0.60 0.17 0.99 1.57 36.64 19.36 14.91 2.27 12.64 4.00 120.13
Mei 135 27.42 191.13 84.80 59.00 8.02 3.66 0.21 2.44 0.07 0.09 0.63 0.33 0.98 1.57 34.48 18.79 14.47 2.36 12.11 3.93 117.94
Jun 166 27.13 204.46 85.40 52.10 8.02 3.59 0.21 2.44 0.07 0.09 0.57 0.41 0.97 1.56 33.06 16.88 13.00 2.14 10.85 3.56 106.88
Jul 196 26.79 195.57 84.90 53.10 8.02 3.52 0.21 2.44 0.07 0.10 0.58 0.38 0.97 1.56 33.51 17.28 13.30 2.24 11.06 3.61 108.32
Ags 227 27.03 186.68 83.00 57.40 8.02 3.57 0.21 2.44 0.07 0.10 0.62 0.24 0.98 1.57 35.42 19.02 14.65 2.42 12.22 4.01 120.42
Sep 258 27.35 200.02 82.60 52.60 8.02 3.64 0.21 2.44 0.07 0.10 0.57 0.04 0.99 1.57 37.19 19.08 14.69 2.22 12.47 4.14 124.13
Okt 288 27.43 217.80 83.10 50.80 8.02 3.66 0.21 2.44 0.07 0.10 0.56 -0.17 1.01 1.57 37.52 18.91 14.56 2.13 12.43 4.13 123.79
Nov 319 27.78 204.46 84.50 53.00 8.02 3.73 0.22 2.44 0.07 0.09 0.58 -0.33 1.02 1.58 36.66 18.88 14.54 2.11 12.43 4.07 121.97
Des 349 26.82 208.91 85.70 47.80 8.02 3.53 0.21 2.44 0.07 0.10 0.53 -0.41 1.03 1.58 36.02 17.61 13.56 2.03 11.53 3.70 111.10

Data Perhitungan
INFILTRASI DAN PERKOLASI
PENGERTIAN

Infiltrasi
 Proses masuknya air dari permukaan tanah ke bawah permukaan tanah.

Perkolasi
 Gerakan dan penyaringan fluida melalui material porous, dalam hal ini
gerakan air di dalam tanah.
FAKTOR PENGARUH

 Faktor yang memengaruhi Infiltrasi/Perkolasi


 Intensitas/curah hujan
 Tutupan lahan
 Jenis tanah
 Kadar air
Cara Pengukuran Infiltrasi


Cara Penentuan Infiltrasi
Double Ring Infiltrometer
Cara Penentuan Infiltrasi

Cara Penentuan Infiltrasi


Soal-1
t (min) I (cm/hr) f (cm/hr)
0 8.5 5+N
5 8.5 4+N
10 8.5 3.5+N
15 8.5 3.1+N
20 6 2.7+N
25 6 2.45+N
30 6 2.2+N
35 6 2+N
40 6 1.8+N
45 6 1.6 +N
Ditanyakan:
50 6 1.5+N
55 3 1.35+N 1) Berapakah k (hr-1)?
60 3 1.25+N 2) Berapakah total rainfall excess (cm)?
65 3 1.15+N 3) Berapakah total infiltrasi (cm)?
70 3 1.1+N
75 3 1.05+N
80 3 1+N
85 3 1+N
90 3 1+N
N=(2 angka NIM terakhir)/100
Soal-2

 Apabila limpasan permukaan


total adalah 50+N/100,
tentukan f-index?
Cara Penentuan Perkolasi

 Saat ini belum ada cara empiris yang ditemukan, tetapi perkolasi pada
umumnya berkisar antara 2 s.d. 5 mm per hari.
SCS Curve Number
Runoff Curve Number (CN) merupakan metode untuk memperkirakan
besarnya abstraksi yang dikembangkan oleh USDA Soil Conservation
Services.
Tinggi runoff (runoff depth) dihitung berdasarkan jumlah hujan dan
parameter abstraksi berupa CN.
Asumsi: kapasitas retensi sebanding
dengan runoff
P = Total (potensial) hujan
Q = Runoff aktual
S = Retensi maksimum (potensial)

Untuk aplikasi praktis, ditambahkan faktor


abstraksi awal (Ia) yang meliputi aspek
intersepsi, infiltrasi, dan tampungan
permukaan
Kondisi: P > Ia
Untuk simplifikasi, nilai Ia dihitung berdasarkan
fungsi potensi tampungan maksimum

Persamaan runoff dihitung berdasarkan fungsi


tampungan, dan tampungan dihitung
berdasarkan faktor CN.

P dan Q dalam inch

P dan Q dalam mm
Tanah kelompok A:
Tanah dengan potensi
runoff rendah,
memiliki infiltrasi yang
tinggi, dalam, mudah
terdrainasi, berupa
pasir dan gravel,
dengan tingkat
transmisi air yang
tinggi
Tanah kelompok B:
Tanah dengan potensi
runoff sedang,
memiliki infiltrasi
sedang, berupa tanah
berbutir halus hingga
kasar dengan tingkat
transmisi air yang
sedang
Tanah kelompok C:
Tanah dengan tingkat
infiltrasi yang cukup
rendah, memiliki lapisan
yang menghambat
pergerakan air ke
bawah, bertekstur halus
dengan tingkat transmisi
air yang rendah.
Tanah kelompok D:
Tanah dengan potensi
runoff tinggi, memiliki
infiltrasi sangat rendah,
berupa tanah clay dengan
potensi mengembang
(swell) tinggi, atau tanah
dengan elevasi muka air
tinggi, atau lapisan
impermaebel. tingkat
transmisi air yang sangat
rendah
Soal-3
 Tentukan nilai infiltrasi
awal pada tutupan
lahan berupa
perumahan, dengan
jenis tanah tipe D.

Anda mungkin juga menyukai