Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram
positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan
pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran
tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan
peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Genus bakteri yang termasuk gram negatif adalah Enterobactericeae, Salmonella spp,
Shigella spp, E. Coli, Yersinia enterolitica. Sedangkan bakteri gram positif adalah
Staphylococci, Streptococci, Enterococci, Clostridium, Bacillus.
1. Larutan violet kristal hucker (1 tetes) sebagai cat utama yang akan diikat oleh peptidoglikan
bakteri.
3. Ethanol 95% (secukupnya sampai cat utama luntur), sebagai bahan peluntur untukk
melunturkan cat utama
4. Safranin (1 tetes) sebagai cat penutup untuk mewarnai kembali sel-sel yang sudah kehilangan
warna cat utamanya
Pada saat pemberian larutan cat kristal violet, bakteri gram positif dan negatif sama-sama
berwarna ungu. Saat ditetesi iodin, pada gram positif terbentuk kompleks iodin kristal violet
sehingga sel berwarna biru, demikian juga gram negatif. Namun setelah pencucian dengan etanol
warna ungu yang diikat oleh bakteri gram negatif luntur, sedangkan pada bakteri gram negatif
tidak. Pada gram negatif lemak terekstraksi dari dinding sel sehingga pori membesar dan
kompleks violet kristal-iodin keluar sel, sedangkan pada gram posotif dinding sel dehidrasi, pori
berkerut dan permeabilitas rendah sehingga kompleks violet kristal-iodin terperangkap antara
dinding sel dan membran sitoplasm sehingga sel tetap biru/ungu. Saat penambahan safranin,
bakteri gram negatif mengikatnya sedangkan gram negatif melewatkannya.
BAB I
PENDAHULUAN
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri yang
berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil
pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada kokus dibagi
monokokus (satu buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai staphylococcus (bentuknya
mirip buah anggur. Khusus pada spirul hanya dibagi 2 yaitu setengah melengkung dan tidak
melengkung.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram
tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan
pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah (Textbook, 2008). Hal ini bertujuan
untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain
itu, ada endospore yang bisa diwarnai. Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi
yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di
lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Ncbi, 2008).
Teknik pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahan
identifikasi data apakah gram positif atau gram negatif sehingga diperlukan adanya praktikum ini
dilakukan agar mengetahui jalannya mekanisme pewarnaan gram.
1.3 Tujuan
Tujuan praktikum adalah mempelajari proses pewarnaan struktur sel bakteri, mempelajari
bentuk-bentuk dan struktur sel bakteri dan memahami pentingnya setiap langkah dalam prosedur
pewarnaan dan memahami reaksi kimia di dalam prosedur tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian gram pada tahun 1884. Dengan
metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri gram positif dan gram
negatif yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat
bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.
(Tryana, S.T, 2008).
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora
(Edukasi, 2008).
Staphylococcus adalah bakteri Gram-positif yang berbentuk bola. Bakteri ini ada yang
berkoloni dan berbentu seperti buah buah anggur. Pada tahun 1884, Rosenbach menjelaskan ada
dua jenis warna staphylococci yaitu: Staphylococcus Aureus yang berwarna kuning dan
Staphylococcus albus yang berwarna putih. Beberapa karakterististik yang dimiliki
Staphylococcus Aureus diantaranya hemolytic pada darah agar, catalase-oxidase-positif dan
negatif, dapat tumbuh pada suhu berkisar 15 sampai 45 derajat dan lingkungan NaCl pada
konsentrasi tinggi hingga 15 persen dan menghasilkan enzim coagulase. Selain itu,biasanya S.
Aureus merupakan patogen seperti bisul, styes dan furunculosis beberapa infeksi (radang paru-
paru, radang kelenjar dada, radang urat darah, meningitis, saluran kencing osteomyelitis dan
endocarditis serta menyebabkan keracunan makanan yaitu dengan melepakan enterotoxins
menjadi makanan sehingga menjadi toksik dengan melepasan superantigens ke dalam aliran
darah (Kenneath, 2008).
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk batang,dan secara alami
sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis tumbuh di berbagai mesophilic suhu
berkisar 25-35 derajat Celsius. Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup
walaupun di bawah kondisi keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres
situasi seperti kondisi pH rendah (asam), bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan
panas atau etanol Bakteri ini hanya memilikin satu molekul DNA yang berisi seperangkat set
kromosom. DNAnya berukuran BP 4214814 (4,2 Mbp) (TIGR CMR). 4,100 kode gen protein.
Beberapa keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan antibiotik dalam jumlah
besar ke luar dari sel (Scetzer, 2006).
Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae
yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah
besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya
dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang
menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan
yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level
pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella
typhi. (Mikrolibrary, 2008). Endospore adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang
stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan
sampai kondisi menjadi baik (Ncbi, 2008).
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram
tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan
pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah (Textbook, 2008).
BAB III
METODE PENELITIAN
Praktikum “Pewarnaan Sel (Bakteri dan Jamur) dan Pewarnaan dan Endospora”
dilaksanakan pada hari Rabu 24 September 2008 pukul 13.00-16.00 WIB di Laboratorium
Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Brawijaya, Malang.
Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian ditetesi dengan
aquades steril. Kemudian dibuat apusan dari biakan miring dan disuspensikan sampel sampai
homogen, lalu difiksasi di atas api bunsen. Apusan bakteri yang telah jadi ditetesi gram A selama
1 menit, dicuci denan air mengalir, dan dikeringanginkan. Kemudian ditetesi gram B selama 1
menit, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan. Kemudian ditetesi gram D selama 30
detik, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan. Lalu diamati dengan mikroskop dengan
perbesaran 1000 x, kemudian dicatat bentuk dan warna sel bakteri
Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian ditetesi dengan
aquades steril. Kemudian dibuat apusan dari biakan miring dan disuspensikan sampel sampai
homogen, lalu difiksasi di atas api bunsen. Apusan bakteri digenangi dengan pewarna malakit
hijau lalu dipanaskan preparat di atas penangas air mendidih sampai muncul uap air (10 menit)
dan dijaga jangan sampai pewarna kering. Kemudian dicuci dengan air mengalir,
dikeringanginkan, diwarnai dengan safranin (1-2 menit) lalu dicuci dengan air mengalir dan
dikeringanginkan lagi. Kemudian diamati ada tidaknya spora dalam sel (bentuk, letak, ukuran
terhadap sel vegetatif) menggunakan mikroskop dengan perbesaran.
BAB IV
Proses pewarnaan endospora dilakukan setelah fiksasi dan setelah dibuat apusan preparat.
Kemudian preparat digenangi malakit hijau yang berfungsi sebagai pewarna primer yang
digunakan untuk melumuri fiksasi panas dan dipanaskan sampai menggepul. Preparat
dipanaskan di atas penangas air mendidih sampai timbul uap air (10 menit) bertujuan membantu
warna menembus dinding endospora dan dijaga jangan sampai pewarna kering. Kemudian dicuci
dengan air mengalir dan dikeringanginkan bertujuan menghilangkan malakit hijau dari seluruh
bagian sel endospora. Pewarnaaan dengan safrani (1-2 menit) bertujuan sebagai counterstain
yang digunakan untuk melumuri bagian warna dari sel yang lain daripada endospora (Prescot,
2002). Kemudian dicuci dengan air mengalir agar warna safranin luntur dan dikeringanginkan
agar warna cepat kering.
No.
Karakteristik
Gram
1.
Staphlococcus aereus
2.
Bacillus subtilis
3.
Escherichia coli
Pewarnaan bakteri dilakukan pada isolat staphylococcus aereus adalah gram positif yang
berbentuk kokus atau lingkaran sterik dengan diameter sel mencapai 1µm, koloninya berbentuk
seperti buah anggur (Textbook, 2008). Pada bacillus subtilis, koloninya bergerombol sedikit
erpisah-pisah bahkan membentuk rantai panjang (hasil pengamatan). Pada Eschericia coli,
koloninya tersusun rantai memanjang. Pada bakteri ini tidak ditemukan endospora, pada saat
diwarnai menunujukkan warna merah.
1.Staphylococcus aureus.
Staphylococcus aereus pada pewarnaan gram diketahui berwarna ungu sehingga termasuk
bakteri gram positif. Bakteri ini berbentuk basil. Koloninya tersususn berjajar seperti rantai
memenjang. Jenis ini memiliki endospora yang terletak pada sentral. Staphylacoccus aereus
adalah gram positif yang berbentuk kokus atau lingkaran seperti sterik dengan diameter sel
mencapai 1 µm, dan koloninya seperti buah anggur. Perananya adalah dapat menghasilkan racun
sebagai penyebab sindrom trauma yang diderita oleh pria, wanita dan anak-anak. Sindrom racun
trauma tersebut berupa kejang, pingsan, turunnnya tekanan darah (Textbook, 2008).
Klasifikasi Staphylococcus aureus.
Kingdom : Bakteri
Filum : Firmicutes
Kelas : Cocci
Famili : Staphylococcaaceae
Genus : Staphylacoccus
2.Bacillus subtilis
Habitat endospora bakteri ini adalah tanah. Mikroba tersebut dalam bentuk spora yang
kekurangan nutrisi. Organisme ini dapat menghasilkan antibiotik selama sporulation. Contohnya
polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacillin. Banyak dari mikroba Bacillus dapat
menurunkan Polymers seperti protein, pati, dan pektin, sehingga bakteri ini merupakan
penyumbang penting kepada siklus karbon dan nitrogen. Akan tetapi apabila terkontaminasi,
dapat menyebabkan pembusukan. Berdasarkan pewarnaan sel vegetatif didapatkan warna
kemerahan dan warna endosporanya adalah hijau (Schaechter 2006).
Kingdom : Bakteri
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Order : Bacillales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
3.Escherichia coli
Berdasarkan hasil pengamatan bakteri Eschericia coli. Berbentuk basil (batang) yang
pendek. Bakteri tersebut pada saat diwarnai menunjukkan warna merah. Koloninya tersusun
seperti rantai memanjang. Pada bakteri ini tidak ditemukan endospora. Menurut Kenneath tahun
(2008), Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif
dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia,
yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi
pada strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan
sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapat
dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi patogen
pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi. (Mikrolibrary, 2008).
Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escheriachia
4.Pewarnaaan endospora
Komponen endospora mempunyai resistan terhadap agen kimia yang kuat pada spore coat,
yang terdiri dari cross-linked keratin. Identifikasi dapat dilakukan dengan melihat morfologi,
lokasi, dan ukuran endospora. Beberapa endospora mempunyai diameter lebih besar daripada sel,
dimana sel tersebut akan nampak menggembang pada letak endosporanya (Ncbi, 2008).
Letak endospora yang berbeda diantara spesies bakteri dapat digunakan untuk identifikasi.
Tipe utama diantara terminal, subterminal dan sentral. Tipe sentral atau tengah merupakan lokasi
dari sel vegetatif yang letaknya tepat di tengah. Tipe terminal memiliki penngertian letak el
vegetatif diantara ujung dan pinggir dari sel vegetatif. Tipe subterminal berarti lokasi
endosporanya diantara tengah dan pinggir dari sel vegetatif. Endospora dapat berukuran lebih
besar ataupunkecil dari sel vegetatif yang terdiri dari lapisan protein yang terbuat dari keratin.
Spora ini memiliki resistensi yang tinggi terhadap pewarnaan, prosedur pewarnaan dengan
malakit hijau adalah dengan pemanasan. Endospora merupakan metode pertahanan hidup yang
bukan bertujuan untuk reproduksi. Contohnya Bacillus subtilis memiliki endospora yang terletk
di subterminal (Ncbi, 2008). Hasil pengamatan pada endospora Bacillus subtilis berbeda dengan
literatur karena terdapat kesalahan pengamatan dan pengidentifikasian.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna,
subtrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Prinsip yang selalu harus
diingat dan dipatuhi adalah (Edukasi, 2008) :
Selalu mensterilkan ose, pada saat akan dipakai dan setelah dipakai.
Letakkan ose pada tempatnya, jangan diletakkan di sembarang tempat (misal di atas meja)
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran