Anda di halaman 1dari 15

MANAGEMEN KEUANGAN PAROKI YANG

TRANSPARAN

DISUSUN OLEH:
1. Maria Dessy Dangeubun
2. Ancelina Fenanlampir
3. Marsina Bille
4. Maria Agnes Sabubun
5. Maria Vitalia Sagat

SEKOLAH TINGGI PENDIDIKAN AGAMA


KATOLIK ST. YOHANES PENGGINJIL AMBON
DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………………i
Daftar isi ……………………………………………………………….ii
BAB I : pendahuluan
1.1 latar belakang …………………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah ……………………………………………………………2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………..3
1.4 Manfaat teoris dan praktis ………………………………………………………..2
BAB II : pembahasan ……………………………………………………………….2
1.2 kajian teoritis ………………………………………………………………………..2
2.3 impelmentasi ……………………………………………………………………………3
BAB III penutup
3.1 kesimpulan …………………………………………………………………………..
3.2 saran …………………………………………………………………………………
3.3 daftar pustka…………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha esa, atas berkat dan rahmarnya
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Pembuatan makalah ini untuk
memenuhi tugas yang kami buat sebagai pengganti dari ujian akhir semester pada mata kuliah
Manajemen Pastoral di Sekolah Tinggi Pendidikan Agama Katolik (STPAK AMBON)
Ucapan berterimah kasih kami sampaikan kepada semua orang yang membantu kami dalam
proses pembuatan makalah ini dan secara kusus kepada pastor dan teman–teman yang secara
langsung sudah membantu kami dalam penulisan makalah ini sehinggah makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa kelompok kami masih memiliki banyak kekurangan dalam penyusunan
dan pembuatan makalah ini, namun terlepas dari itu kami sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyelesaikannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran bagi kami sehingga
kami bisa memperbaiki makalah ini. Semoga makalah kami ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Atas segalah bantuan dan kerja saman yang diberikan, kami ucapkan terimah kasih.
I. Latar belakang:

Managemen keuangan merupakan suatu bidang penting yang ada dalam lembaga-
lembaga pemerintahan, dan juga kususnya dalam lembaga gereja katolik. Managemen
merupakan sebuah bidang penting yang harus ada dalam suatu lembaga gereja karena
melalui managemen, keuangan yang ada didalam gereja tersebut bisa dikeloleh
dengan baik sesuai dengan sistem managemen yang berlaku, sehingga diharapkan
semua keuangan yang ada bisa dipakai dan digunakan sesuai dengan kebutuhan, serta
bisa menjadi sarana untuk mencapai keselamatan Allah kepada manusia.
Dalam sebuah lembaga gereja peran keuangan paroki, dalam hal ini untuk
mengatur. Memenets serta pengumpulan dan-dana yang diperlukan dalam paroki.
Keuangan paroki adalah uang dan harta benda, baik yang bergerak dan tidak
bergerak, yang didapatkan lewat kolekte (sumber utama), persembahan, sumbangan-
sumbangan umat, usaha usaha yang dilakukan umat dan gereja untuk mengumpulkan
atau menghasilkan Dana bagi kepentingan gerejani. Dalam mengegolah managemen
keuagan paroki, gereja membutuhkan orang-orang yang bertanggung untuk
mengelolah keuangan tersebut. Yang bertanggung jawab mengelola keuangan paroki
adalah pastor paroki sendiri serta tugas itu diberikannya, dijalankan oleh seseorang
yang diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai bendahara paroki dalam organisasi
gereja yakni dewan gereja. Pada umumnya pengelolaan keuangan paroki
menggunakan prinsip-prinsip managemen yang sudah ada dan tentunya tidak
gampang untuk bisa mengelolah keuangan, oleh karena itu sebuah paroki
membutuhkan seorang pengelolah keuangan yang transparan, bertanggungjawab,
serta mempunyai kapasita serta kapabilitas yang cukup, dengan begitu seluruh hal
yang meyangkut keuangan bisa laporkan dan dipertanggung jawabkan dengan baik
untuk diketahui oleh semua anggota gereja secara terbuka dan menyeluruh.
Berangkat dari hal ini pada dunia sekarang, isu-isu tentang kinerja dari bendahara
paroki dipertanyakan karena sering kali tidak ada komunikasi yang baik, tidak
adanya keterbukaan dari bendara kepada pastor paroki, para rekan kerja maupun umat
di paroki, hal hal seperti beginilah yang akan menghancurkan kesatuan dan
kepercayaan dalam sebuah organisasi gerejani. Terlepas dari isu dan keterbukaan
bendahara dipertayakan maka yang lebih penting yakni hal ini menjadi dampak bukan
hanya di dalam organisasi gereja namun akan membias ke umat. Persoalannnya yakni
hal ini menyangkut kepentingan seluruh umat dan bahwa keuangan dan harta benda
gereja itu merupakan hasil kerja sama antara gereja dan umat yang ada didalamnya
maka semua orang memiliki hak serta berkewajiban untuk menjaga memelihara agar
tetap dipergunakan semestinya yakni menjadi kebutuhkan bersama dalam mencapai
keselamatan. Dengan adanya keterbukaan antar bendahara dan seluruh umat maka
akan terciptanya kepercayaan antar umat dan orang yang bekerja di bidang keuangan
tersebut. Dengan adanya persoalan seperti inilah maka perbaharuan dibidang
keuangan paroki harus lebih berani terbuka/transparan, betanggung jawab dalam
mengelolah seluruh keuangan gereja yang menjadi salah satu harta benda gereja.

II. Rumusan masalah


Berdasarkan latarbelakang diatas rumusan masalah sebagai berikut:
 Bagaimana cara mengelolah keuangan dalam paroki berdasarkan prinsip-
prinsip managemen
 Mengapa sistem keuangan perlu diterapkan dalam paroki
 Apa yang menyebabkan keuangan paroki tidak transparan

III. Tujuan
Berdasarkna rumusan masalah diatas tujuan yang hendak dicapai dalam mengelolah
keuangan paroki:
 Mengembangkan pengelolaan keuangan berdasarkan dasar-dasar acaran iman
kristiani
 Membantu mengelolah dan mengatur keuangan dalam paroki agar menjadi lebih baik
 Membuat cara baru pelaporan keuangan paroki dalam mengelolah keuangan yang
transparan.

IV. Manfaat teoritis dan praktis


Berdasarkan tujuan di atas diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut;
1. Manfaat teoritis:
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang managemen keuangan
paroki yang transparan serta untuk mengembangkan kemampuan di bidang
keuangan, terlebih kusus bisa dijadikaan pedoman dan dasar bagi siapapun yang
ingin membuat atau meneliti tentang managemen keuangan.
2. Manfaat praktis;
Menjadi sebuah informasi dan pengetahuan baru secara kusus bagi masing-
masing pribadi kami serta menjadi pengetahuan baru bagi lembaga lembaga
pendidikan dan kususnya gereja di bidang keuangan paroki.
V. Kajian teori

1. Dewan keuangan dan ekonomi (KHK)


Kan 492: disetiap keuskupuan hendaknya dibentuk dewan keuangan yang
diketuai oleh uskup diosesan sendiri atau delegatusnya dan yang terdiri dari
sekurang kurangnya tiga orang beriman kristiani yang sungguh ahli ekonomi
dan hokum spil serta sungguh jujur: mereka diangkat oleh uskup.
Para anggota dewan keuangan hendaknya diangkat lima tahun, tetapi sehabis
lima tahun itu dapat ingkat untuk lima tahun lagi.orang-orang yang asi
mempunyai hubungan darah samapai tingka kempat semendah dengan uskup
tidak diperkenakan menjandi anggota dewan keuangan.
Kan 493: selain tugas-tugas dalam buku harta benda geeja diserahkan
kepadanya, adalah tugas dewan keuangan untuk setiap tahun, menerut
pentujuk-pentujuk uskup diosesan, mempersiapkan agaran pendapat dan
pengeluaran yang direncanakan untuk seluruh pemerintahan keuskupan tahun
mendatang,dan juga pada akhir tahun memeriksa pertangungjawaban pendapat
dan pengeluaran.
Kan 635: No 1 harta benda milik tarekat religious, sebagai harta benda
gerejawi, diatur menurut ketetuan buku f harta benda gereja, kecualai secara
jelas jelas dinyatakan layak.
No 2 meskipun dekian, setiap tarekat hendanya merumuskan norma-norma
yang tepat mengenai pengunaan dan pebgolahan harta bendanya, dengannya
kemiskinan yang khas pasdanya di buku, dipertahankan dan diungkapkan.

2. Pedoman dasar Dewan Keuangan paroki


Paroki sebagai badan hukum publik atas nama Gereja berhak untuk
memperoleh dan mengola harta bendanya sendiri dihadapan hukum sipil.
Menurut Kitab Kanon 1280 menyatakan bahwa “ Setiap Badan Hukum
hendaknya mempunyai dewan keuangan atau sekurang-kurangnya dua
penasihat, yang membantu pengelola dalam melaksanakan tugasnya menurut
norma norma yang berlaku. Maka dari itu setiap Paroki seharusnya memiliki
Dewan Keuangan Paroki dan memiliki statuta yang disahkan oleh Uskup
setempat. Paroki sebagai perwujudan konkrit Gereja partikular di wilayah
setempat dan berbadan hukum, mempunyai hak asli untuk memperoleh,
memiliki, mengelola, dan mengalih-milikkan harta benda. Tujuan dari dari
Dewan Keuangan di Paroki adalah sebagai badan konsultatif yang membantu
Pastor Paroki dalam membuat kebijakan-kebijakan di bidang perekonomian
dan pengelolaan harta benda Gereja dan sebagai wadah struktural dan
fungsional yang membantu Pastor Paroki dalam melaksanakan tanggungjawab
di bidang perekonomian dan pengelolaan harta benda Gereja. Oleh karena itu,
merupakan kewajiban bila di setiap Paroki ada Dewan Keuangan yang diatur
berdasarkan hukum universal maupun hukum partikular yang dikeluarkan oleh
Uskup (bdk. Kanon 537). Di bawah ini isi statuta yang telah tercantum di
dalam dokumen-dokumen dan Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik:

Paroki adalah umat beriman Kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap
dalam Gereja partikular dan yang reksa pastoralnya.

1. Di bawah otoritas Uskup Diosesan, dipercayakan kepada Pastor Paroki


sebagai gembalanya (bdk. Kanon 515).
2. Pastor Paroki adalah seorang imam yang diangkat dan di bawah otoritas
Uskup menjadi gembala utama umat beriman Kristiani di dalam
wilayah teritorial Gereja partikular tertentu, menjalankan reksa
pastoralnya dengan mengambil bagian dalam pelayanan Kristus;
menjalankan tugas-tugas mengajar, menguduskan dan memimpin
jemaat, berkerja sama dengan imam lainnya dan bantuan kaum beriman
Kristiani awam lainnya menurut norma hukum (bdk. LG, 28; Kanon
519).
3. Bendahara Paroki adalah seorang umat beriman Kristiani yang dipilih
oleh Dewan Keuangan Paroki bersama Pastor Paroki untuk urusan
perekonomian dan pengelolaan harta benda Gereja (bdk. Kanon 494).
4. Dewan Keuangan Paroki adalah sebuah badan konsultatif yang terdiri
dari umat beriman Kristiani dibentuk oleh Pastor Paroki dan disahkan
oleh Uskup, guna membantu Pastor Paroki dalam urusan perekonomian
dan pengeloaan harta benda Gereja (bdk. Kanon 537).
5. Harta benda adalah semua bentuk kekayaan atau harta benda baik yang
bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat dipergunakan untuk
maksud dan tujuan tertentu dalam kehidupan Gereja (bdk. Kanon.
1270). Harta benda itu dibedakan;
6. Harta bedan bergerak adalah semua bentuk kekayaan yang dengan
sendirinya dapat dipindah-pindahkan, memiliki nilai tukar dan berharga
bagi tujuan perkembangan Gereja
7. Harta benda tidak bergerak adalah semua bentuk kekayaan yang tidak
dapat dipindahkan, memiliki nilai tukar, dan berharga bagi tujuan
perkembangan Gereja
8. Sumbangan/bantuan yang tidak mengikat dari pihak Pemerintah
maupun Swasta.
3. Tugas dan Kewenangan Dewan Keuangan Paroki

Dewan Keuangan Paroki bertugas dan berwenang:

1. Bersama Pastor Paroki membuat anggaran pendapatan dan belanja


Paroki.
2. Memberikan nasehat, saran, dan pertimbangan menyangkut
pengelolaan harta benda Gereja kepada Pastor Paroki
3. Memberikan masukan kepada Pastor Paroki tentang kontrak dan
terutama pengalihan milik Paroki.
4. Mengusulkan kepada Pastor Paroki seorang umat beriman Kristiani
untuk menjadi bendahara Paroki. Calon tersebut harus ahli dalam
bidang ekonomi, hukum sipil/tata negara, jujur, bertanggungjawab dan
tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan Pastor Paroki.
5. Bersama Pastor Paroki memutuskan kebijakan pengelola menyangkut
pengelolaan biasa dan luar biasa.
6. Membantu Pastor Paroki dalam memeriksa keuangan Paroki perkwartal
(empat bulan) setiap tahun anggaran belanja Paroki.
7. Menginventaris dengan teliti dan jelas semua harta benda yang
bergerak maupun tidak bergerak, yang berharga dan bernilai budaya.
Setelah diinventaris hendaknya disahkan dan dilaporkan kepada Uskup
Diosesan. Lembar inventaris tersebut hendaknya disimpan dalam arsip
administrasi di Paroki dan lainnya di KuriaKeuskupan. Inventaris
hendaknya diperbaharui pada setiap awal tahun.
8. Mengadakan rapat rutin sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun
bersama Pastor Paroki.
9. Memeriksa dan menyetujui laporan pertanggungjawaban keuangan dari
Bendahara Paroki.
10. Menetapkan setiap pengambilan uang Paroki dari Bank harus
ditandatangani oleh Bendahara dan Pastor Paroki, dan 11. Mengusulkan
kepada Pastor Paroki tentang cara dan Usaha penggalian dana demi
terwujudnya Paroki yang mandiri secara ekonomi.

4. Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki Tata kelola Gereja selain


telah tercantum secara tersurat dalam Kitab
Hukum Kanonik dan Dokumen-dokumen Gereja lainnya perlu harus terus
disesuaikan dan dibuatkan pedoman khusus terkait dengan tata kelola
keuangan agar setiap Paroki dapat mengikuti prosedur-prosedur pengelolaan
keuangan. Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki biasanya dibuat dan
ditetapkan di tingkat Keuskupan dan disetujui oleh Uskup. Hal ini merupakan
pedoman umum dalam pengelolaan keuangan dan akuntansi Paroki. Untuk
melaksanakan Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki, Paroki perlu
membuat Pedoman Pelaksanaan Keuangan dan Akuntansi Paroki yang sesuai
dengan kondisi khas Paroki.

5. Tujuan keuangan (financial Goal)


Tujuan keuangan adalah sesuatu yang ingin kita wujudkan pada suatu saat
tertentu. Mesti bersifat materi. Tetapi tujuan keuangan sebenarnya dilakukan
untuk mewujudkan tujuan lain yang bersifat non materi. Dengan kata lain
kekayaan adalah sarana untuk mencapai tujuan hidup yang sebenarnya kita
inginkan. Misalnya keinginn untuk memiliki tabungan atau rumah adalah
karena kita ingin hidup tenang berkecupan. Setiap orang pada dasarnya
memiliki banyak tujuan keuangan yang ingin diwujudkan dalam waktu yang
berbeda-beda sesuai dengan prioritas keinginananya. Kendati tujuan
kekuangan masing-masing orang berbeda,, tetapi ada beberapa pedoman yang
bisa digunakan yakni; spesifik, bisa diukur, memiliki target waktu , realistis
( masuk akal).

Sama halnya dengan tujuan keuangan paroki yang dikelolah oleh pastor paroki,
dewan gereja kususnya bendahara paroki, adanya tujuan-tujuan yang mau
dicapai oleh sebuah paroki dan yang ingin diwujudkan bersama dengan seluruh
umat beriman. Entah tujuan duniawi atau yang berhubungan dengan ilahi
(keselamatan) ada yang bersifat material ataupun non material, yang perlu
diperhatikan dalam mencapai goal yakni harus tetap menggunakan prinsip-
prisnsip umum managemen karena tidak ada prinsip-prinsip kusus dalam
managemen dalam lembaga gereja. Maka cara pengelolaaan keuangan itu Juga
perlu menggunakan prinsip-prinsip managemen keuangan: akuntabilitas,
konsistensi, kelangsungan hidup, transparansi, standar akuntansi, integrasi,
pengelolaan.

6. Fungsi Harta Benda dalam Gereja


Magisterium Konsili Vatikan II mengungkapkan bahwa Gereja membutuhkan
material resources untuk mengemban karya perutusannya di dunia. Kebutuhan
dana ini sangat penting agar dapat menyelenggarakan peribadatan, membiayai
penghidupan yang layak bagi para klerikus, dan para petugas gerejawi lainnya,
serta untuk karya karikatif bagi mereka yang berkekurangan. Kanon 1254 No 1
menegaskan bahwa hak asli Gerejawi untuk memperoleh, memiliki, mengelola,
mengalihmilikkan harta benda dimaksudkan semata-mata untuk mengejar
tujuan-tujuan khas Gereja, terutama;
1. Untuk mengatur ibadat ilahi
2. Memberi penghidupan yang layak bagi para imam serta pelayan lain
yang mengabdikan hidupnya bagi pelayan Gereja.
3. Melaksanakan karya-karya karitatif.
4. Melaksanakan karya amal kasih, terutama bagi para miskin.

7. Mengembangkan kinerja pengelolaan managemen keuangan paroki


berdasarkan kitab suci
Ayat ayat kitab suci yang berbicara tentang harta benda gereja secara langsung
menjadi dasar untuk bekerja dibidang keuangan kususnya di bagian keuangan
paroki yang diatur dan dikelolah langsung oleh seorang bendahara paroki yang
sudah dipilih oleh pastor paroki, maka dalam menjalankan tugasnya sebagai
perpanjang tangan pastor paroki seorang bendahara harus bekerja dengan
berpegang atau berdasarkan dasar kitab suci. Jika berpatokan pada dasar iman
yakni kitab suci, seorang bendahara tidak akan perna jatuh dalam jurang
kejahatan yang biasa disebut korupsi. Hal ini sangat dekat dan tidak terlepa
dari peranan seorang bendahara. Karena bendahara hanya seorang manusia
maka tidak menutup kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja
terjadi dalam bidang pastoral dalam hal ini bagian pengelolaan keuangan
paroki. Manusia pada umumnya selalu membutuhkan uang. Uang sangat
sensitive jika dibicarakan apa lagi jika berkaitan langsung dengan lembaga
gereja karena tujuan umat beriman dalam satu paroki lewat harta benda gereja
yakni menjadi sarana penunujang, penghubung antara Allah dan manusia dan
menjadi pendukung keberlangsungan hidup seluruh umat beriman.
Oleh karena itu ayat-ayat yang berbicara tentang harta benda gereja (keuangan)
yang harus di jadikan dasar dalam pengelolaan keuangan paroki;

 Pengkhotbah5:9-16 Uang dan harta yang berlimpah-limpah tidak dapat


memberi arti kepada hidup dan dengan demikian tidak bisa
mendatangkan kebahagiaan sejati. Pada umumnya, seorang pekerja
jujur yang pulang setelah bekerja keras sepanjang hari bisa tidur dengan
nyenyak, sedangkan orang kaya tidak bisa tidur karena takut tertimpa
musibah atau kesalahan tertentu pada pihak mereka akan menyebabkan
mereka hilang segala kekayaannya. Tetapi sekalipun mereka tidak
kehilangan sesuatu, mereka tidak akan membawa apa-apa ketika
meninggal dunia. Sangat menyedihkan bahwa demikian banyak orang
bekerja dengan begitu keras untuk memperoleh harta kekayaan
melimpah padahal jauh lebih baik mengumpulkan harta di sorga (Mat
6:19-21Pengkhotbah 2:26 Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia
mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang
berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu
yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah.
Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.5:10 (5-9) Siapa
mencintai uang tidak akan puas dengan uang 1 , dan siapa mencintai
kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia. 5:12
(5-11) Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun
banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan
dia tidur.
 Ayub 31:24 Jikalau aku menaruh kepercayaan kepada emas, dan
berkata kepada kencana: Engkaulah kepercayaanku; Mazmur 62:10
(62-11) Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap
yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah,
janganlah hatimu melekat padanya. Amsal 11:4 Pada hari kemurkaan
harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.
Amsal 16:16 Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh
emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat
perak. Lukas 12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang
mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di
hadapan Allah. ".Ibran 13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan
cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah
berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."5:3 Emas dan perakmu
sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu
dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan
harta pada hari-hari yang sedang berakhir.
Ayat-ayat kitab suci di atas mau mengatahkan bahwa uang bukanlah
segalanya, namun dengan uang tujuan tujuan dari gereja bisa terwujudkan
dan juga bisa memenuhi semua kebutuhan hidup semua anggota gerejani
untuk mencapai tujuan utama yakni keselamatan dari Allah. Gereja tidak
menaru harapan pada harta benda gereja terutama pada bidang keuangan
karena akan mengantarkan orang menuju ketamakan dan kerasukan oleh
karena itu harus tetap menjadikan karya roh kudus sebagai pengharapan
yang pertama dan utama. Siapapun yang mengelola keuangan harus bekerja
untuk kesejahteraan dan keselamatan bersama. Jika keuangan dikelolah
dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip managemen maka akan
menjadi berkat bagi individu dan kelompok atau orang lain dan sebaliknya
jika tidak di kelola dengan baik akan mendatangkan malapetaka dan
perpecahan Antara seluruh umat beriman.
8. Cara baru pelaporan keuangan yang trasparan

CONTOH
LAPORAN KEUANGAN PAROKI

NO TANGGAL URAIAN PEMASUK PENGELUAR


AN AN
01 01/01/2021 SALDO KAS PER-31 DESEMBER 2020 Rp.7.564.000
02 01/01/2021 KOLEKTE HR.SP MARIA BUNDA ALLAH Rp.36.000
03 02/01/2021 KOLEKTE HR.PENAMPAKAN TUHAN Rp.63.000
04 03/01/2021 KOLEKTE PESTA PEMBAPTISAN TUHAN Rp.56.000
05 04/01/2021 TERIMA SUM.DARI KEL BPK RENYAAN Rp.150.000
06 05/01/2021 KOLEKTE HM BIASA II Rp.113.000
07 06/01/2021 KOLEKTE IBADAT RT.KEL BPK RAHAYAAN Rp.38.000
08 07/01/2021 KOLEKTE HM BIASA KE III Rp.228.000 Rp.20,000
09 08/01/2021 KONSUMSI KUNJ.RD DON BOSCO Rp.45.000
10 09/01/2021 LEGOH.SVD
11 10/01/2021 BAYAR KALENDER & K LURAN Rp.4.000.000 Rp.10.000.000
12 11/01/2021 PEMBANGUNAN
13 12/01/2021 TERIMA SUMBANGAN DARI Rp.102.000
14 13/01/2021 KEL.BPK.AMANDUS Rp.54.000 Rp.100.000
15 14/01/2021 BELI TANAH SELUAS 30 M X 40 M
IBADAT RT KEL.FREDERIK R.
KOLEKTE HM BIASA IV
BAYAR ONGKOS TRANSPORT KE PAROKI
(NATAL)

JUMLAH Rp.12.404.00 Rp.10.162.000


0
SALDO KAS PER- 15 JANUARI 2021 Rp.2.239.000

Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa pelaporan keuangan paroki harus terus
mengalami pembaharuan oleh sebab itu untuk lebih memudahkan bendahara dan dewan paroki
dalam membuat dan melaporkan pertanggungjawaban keuangan paroki maka cara yang lebih
mudah dan efektif berdasarkan perkembangan zaman sekarang adalah lewat media sosial (situs
website) yang dibuat dan dikelolah oleh paroki yang digunakan untuk mengupload setiap laporan
penanggung jawabana keuangan paroki setiap bulannya secara lengkap dan terperinci, agar dapat
meminimalisir kecurigaan dan isu-isu tentang kinerja bendahara paroki yang tidak transparan.
Cara ini menjadi salah satu alternative yang baik dalam meningkatkan dan mengembangkan
kinerja para pekerja pastoral dalam mempertanggungjawabkan keuangan paroki.

VI. Implementasi
Penerapan dari managemen keuangan paroki yang transparan merupakan sebuah
kegiatan yang belum sepenuhnya di wujudnyatakan dalam sebuah paroki, ada banyak
sekali paroki-paroki yang tidak menghiraukan dan tidak bekerja berdasarkan
pedoman-pedoman yang sudah dibuat, bekerja dibidang ini pun dengan sendirinya
melatih kejujuran, keterbukaan, dan melatih mereka untuk sabar yang terpenting
adalah komunikasi antar satu dengan yang lain sehingga kesalapahaman tidak terjadi.
Para pekerja yang menjadi dewan gereja kususnya bidang keuangan paroki selalu
menyadari bahwa lingkungan tempat mereka bekerja adalah merupakan ladang Tuhan
oleh sebab itu mereka sama sekali tidak mengharapkan imbalan apapun seperti gaji
karena pekerjaan yang mereka lakukan dibuat untuk melayani Tuhan. Namun sebagai
seorang pastor paroki kepekaan harus ada, meskipun tidak mengharapkan imbalan
namun sudah sepantasnya para pekerja di bidang ini harus mendapatkan sedikit
penghargaan atas hasil kerja mereka. Peran pastor paroki kadang-kadang tidak ada
sehingga segala sesuatu menyangkut keuangan diputuskan sendiri oleh bendahara
sehingga yang dibutuhkan dari seorang pastor paroki dan bendahara adalah tanggung
jawab dalam pelayanannya.

VII. Penutup
1. Kesimpulan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membuat sebuah perubahaan
dalam pengelolaan keuangan paroki yang transparan berdasarkan pada isu-isu dan
masalah yang sering dialami dalam reksa pastoral yakni ketidak terbukaan
(transparansi) antara dewan paroki bagian bendahara dan umat sehingga
menimbulkan perpecahan dan kesalahpahaman dalam paroki, berdasarkan pada
sumber-sumber materi yang sudah kami pakai dalam kajian teori maka dapat
disimpulkan bahwa:

1. Managemen keuangan paroki bisa dipertanggungjawabkan dengan baik


dan benar jika dijalankan menurut sumber atau pedoman-pedoman yang
terpercaya, prinsip-prinsip managemen dan dasar ajaran iman kristiani
yakni Kitab Suci, KHK, dan dokumen-dokumen gereja
2. Keuangan adalah salah satu bagian yang tergolong masuk dalam harta
benda gereja yang mana digunakan untuk tujuan utama gereja yakni
sebagai sarana (penunjang) ibadat ilahi, kepentingan hidup gerejani,
menjadi sarana keselamatan Allah, dan sarana untuk memuliakan Tuhan.
3. Yang bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mengelolah dan
mengatur keuangan paroki tidak lain adalah pastor paroki sendiri dengan
kesatuan dewan paroki kususnya bendahara paroki, maka mereka yang
tanggunjawab untuk melaporkan secara keseluruhkan dan terperinci
kepada seluruh umat beriman lewat cara manual atau online (MEDIA
SOSIAL)

2. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain;
1. Sebagai umat Allah dan pekerja pastoral yang baik seorang bendahara
paroki harus mampu mengatur dan mengelola keuangan berdasarkan
prinsip-prinsip managemen yang berlaku, harus mempunyai kemampuan
dibidang tersebut dan jujur sehingga masalah-masalah seperti kecurigaan
dan isu-isu tentang kinerjanya tidak dipertanyakan.
2. Seorang pekerja pastoral tentunya harus mengedepankan dan
mengutamakan kepentingan bersama yakni kepentingan seluruh umat
beriman ketimbang kepentingan pribadi/individual.
3. Sebaiknya komunikasi, kerja sama antar dewan paroki dan umat harus
diperhatikan dengan baik, agar kepercayaan antara satu dengan yang lain
dalam mengelolah keuangan paroki tercipta dengan begitu peran dan tugas
dari masing-masing orang demi tercapainya tujuan bersama dapat
terlaksana dengan baik.

Daftar pustaka

Konferensi waligereja Indonesia. Kitab hukum kanonik KHK (codex luris


canonici) edisi resmi Bahasa Indonesia. 2006. Bogor: Grafika Mardi Yuana.

Brigham, E, F F Weston, J. F. 2005. Dasar-dasar managemen keuangan, edisi


kesembilan, jilid 2, penerbit Erlangga, Jakarta.

Sina, P. G. (2004). Motivasi sebagai penentu perencanaan keuangan (suatu study


pustaka). Jurnal Ilmiah akutansi dan bisnis.

Weygatend winwin (2006) bab II Tata kelola keuangan dan akuntansi paroki (study
pustaka). Jurnal ilmiah servines in lumene veritatis.
Laporan keuangan Stasi (2011, Januari) laporan keuangan Stasi Makasang bulan Januari 2011.
https://images.app.goo.gl/QjRCDm8BqZaZyTLd7

Alkitab. Sabda. Org, (2005-2021). PKH 5:4-19 TB tampilan daftar pasal Alkitab tentang
keuangan. https://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=pengkhotbah%205:9-18

Anda mungkin juga menyukai