2030e 8. Desain Bangunan Pelengkap Bulak Balik
2030e 8. Desain Bangunan Pelengkap Bulak Balik
MODUL 08
2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Desain Bangunan Pelengkap sebagai Materi
Substansi dalam Pelatihan Perencanaan Bendungan Tingkat Dasar. Modul ini
disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
di bidang Sumber Daya Air.
Modul Desain Bangunan Pelengkap ini disusun dalam 6 (enam) bab yang terbagi
atas Pendahuluan, Materi Pokok dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami desain
bangunan pelengkap dalam perencanaan bendungan. Penekanan orientasi
pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Tim Validasi, sehingga modul ini dapat disajikan dengan baik.
Perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan
mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus
terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi
ASN di bidang Sumber Daya Air.
DAFTAR ISI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI iii
MODUL 8 DESAIN BANGUNAN PELENGKAP
GLOSARIUM .............................................................................................................. 87
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Koefisien Aliran C dan Koefisien Kehilangan Tingi Tekanan Konduit .......71
DAFTAR GAMBAR
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI vii
MODUL 8 DESAIN BANGUNAN PELENGKAP
Deskripsi
Modul Desain Bangun Pelengkap ini terdiri dari empat kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar pertama membahas Pengelakan Sungai. Kegiatan belajar
kedua membahas Bangunan Pelimpah. Kegiatan ketiga membahas mengenai
Bangunan Pengeluaran, dan kegiatan belajar empat membahas mengenai
Analisis Struktur Bangunan Pelengkap.
Persyaratan
Metode
viii PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 8 DESAIN BANGUNAN PELENGKAP
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan ajar ini disusun sebagai pengantar bagi peserta pelatihan untuk
mempelajari desain bendungan pada tingkat berikutnya yang lebih dalam.
Materi bahan ajar ini menjelaskan mengenai dasar-dasar perencanaan
hidraulis bangunan-bangunan pelengkap dari bendungan urugan yang
meliputi metoda pengelakan sungai, bangunan pelimpah dan bangunan
pengeluar (outlet).
5) Komponen Pelimpah
6) Desain Hidraulis Pelimpah
7) Latihan
8) Rangkuman
9) Evaluasi
c) Materi Pokok 3: Bangunan Pengeluaran
1) Umum
2) Bangunan Pengambilan (intake)
3) Peredam Energi
4) Saluran Pemasukan dan Saluran Pembuangan
5) Masalah Khusus Saluran Balik
6) Desain Hidraulis Bangunan Pengeluaran
7) Latihan
8) Rangkuman
9) Evaluasi
d) Materi Pokok 3: Analisis Struktur Bangunan Pelengkap
1) Pembebanan Struktur
2) Stabilitas Struktur Bangunan
3) Analisis Beton Bertulang
4) Analisis Rembesan dan Uplift
5) Latihan
6) Rangkuman
7) Evaluasi
BAB II
PENGELAKAN SUNGAI
2.1 Umum
Suatu lokasi yang akan dipengaruhi oleh musim hujan akan memerlukan
provisi pengelakan yang minimum untuk musim kering dari setiap tahunnya.
Suatu debit aliran yang sulit diprediksi memerlukan pemilihan cara
pengelakan yang lebih teliti, sehingga kontraktor mempertimbangkan
terjadinya aliran rendah dan aliran banjir yang terjadi selama konstruksi
berlangsung.
Biasanya, pemilihan banjir terbesar yang mungkin terjadi akan sangat tidak
ekonomis, untuk itu dipertimbangkan pemilihan banjir rencana yang
disesuaikan dengan resiko yang dihadapi. Untuk bendungan urugan, dimana
daerah galian fondasi dalam kondisi terbuka, atau bila terjadi overtopping
Untuk bendungan kecil yang dapat diselesaikan dalam waktu satu musim
kering, dapat mempertimbangkan untuk menggunakan debit banjir tahunan
saat musim kering terjadi. Namun, dengan pertimbangan faktor keamanan,
biasanya diambil banjir rencana minimal 5 tahunan.
a) Karakteristik/ sifat dari aliran sungai, aliran permukaan pada setiap daerah
aliran sungai, masing-masing mempunyai aliran puncak dan perioda aliran
rendah pada waktu berbeda untuk setiap tahun, kondisi aliran permukaan
tersebut akan mempengaruhi pemilihan/ penentuan sistim pengelakan
sungai.
b) Debit banjir yang direncanakan; penentuan debit banjir rencana untuk
pengelakan sungai ini, tergantung dari:
1) Waktu pelaksanaan konstruksi, untuk mengantisipasi berapa kali
terjadi banjir.
2) Biaya kerugian akibat banjir selama konstruksi.
3) Biaya akibat tidak beroperasinya tenaga/peralatan berat dan selama
perbaikan akibat banjir.
dapat dicapai dengan mendesain kapasitas debit yang lebih kecil dan
membiarkan terjadi limpasan di atas bendungan pengelak pada keadaan
tertentu. Topografi dan geologi lapangan merupakan faktor dalam pemilihan
bangunan pengelak. Hal tersebut tidak akan sama pada lembah yang sempit
dan tebing miring dengan sungai yang lebar dan datar. Keadaan geologi
harus juga dipertimbangkan dalam desain. Penyelidikan geologi sangat
penting, terutama untuk terowong pengelak dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi tanah alami dan mencegah tertundanya pelaksanaan.Ketersediaan
bahan setempat yang sesuai (kayu, batuan, lempung, dan lain-lain) dapat
mempengaruhi pemilihan perencanaan yang optimum; misal kisi-kisi kayu
yang diisi batu seringkali paling efektif untuk membuat bendungan pengelak.
Kadang-kadang perlu diatur agar batang kayu, atau sampah lainnya dapat
melewati bangunan pengelak dengan tanpa terjadi penyumbatan atau
pengurangan kapasitas pengelak.Sampah tersebut mungkin dialirkan melalui
terowong pengelak, tetapi bila diperkirakan terdapat tumbangan pohon
tertentu, perencana harus menjamin bahwa terowong mempunyai dimensi
yang longgar dengan jagaan yang cukup antara permukaan air bebas dan
puncak terowongan, beton dengan lapisan pelindung bila batuan mudah
tererosi, bebas dari rintangan pada jalan masuk bagian hulu (tidak ada
pemisah), dan selurus mungkin, dengan lengkungan besar. Balok sekat yang
dipasang di hulu mulut terowong akan menahan beberapa sampah terapung,
terutama kayu yang kemudian dapat diangkut ke hilir lewat darat (kadang-
kadang dibuat jalan khusus untuk keperluan tersebut).
2.3.2 Terowongan
Pada suatu lembah yang sempit, tidak mungkin untuk melakukan penggalian
fondasi bendungan tanpa mengalihkan aliran sungai terlebih dahulu. Untuk
kondisi lembah sempit ini, pengelakan sungai melalui terowongan akan lebih
layak dibandingkan saluran konduit. Terowongan tersebut dapat dibuat pada
satu sisi bukit tumpuan atau pada dua bukit tumpuannya. Terowongan
pengelak ini dapat dimanfaatkan dan dikombinasikan sebagai bangunan
pelimpah, sehingga dapat menekan biaya proyek secara keseluruhan (contoh
bendungan Batutegi di Lampung).
Kecuali pada sungai yang lebih kecil, terowongan kembar (misalnya, satu
pada setiap tebing) sering digunakan untuk alasan keamanan dan
kemudahan. Pelaksanaan pembuatan terowongan dan pintu masuk di udik
sering merupakan langkah yang kritis. Selama ukuran terowongan ditentukan
10 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 8 DESAIN BANGUNAN PELENGKAP
terutama oleh debit banjir rencana maksimum dan tidak berdasarkan debit
yang terjadi pada saat itu, maka aliran sungai dapat dipindahkan segera
setelah terowongan pertama selesai. Terowongan lain yang hanya diperlukan
untuk memindahkan debit yang lebih besar, dapat dibuat sedikit lebih tinggi
agar pelaksanaannya tidak menggunakan pintu di hulu yang cukup mahal dan
tidak membutuhkan penundaan waktu yang lama. Program pelaksanaan
terowongan dapat juga diperbaiki dengan membuat bangunan penutup di udik
pada saat debit kecil setelah terowongan dioperasikan.
Terowongan ini harus dilengkapi dengan pengatur aliran sungai. Alat penutup
dapat berupa kayu, beton, atau besi, pintu geser atau stoplogs. Pengaturan
aliran sungai untuk memenuhi kebutuhan daerah hilir, setelah penggenangan
waduk, dapat dilakukan dengan menggunakan pintu geser atau jenis lainnya
sampai air waduk mencapai level bangunan intake.
Plugging beton
Kecuali pada sungai yang lebih kecil, terowongan kembar (misalnya, satu
pada setiap tebing) sering digunakan untuk alasan keamanan dan
kemudahan. Pelaksanaan pembuatan terowongan dan pintu masuk di udik
sering merupakan langkah yang kritis. Selama ukuran terowongan ditentukan
terutama oleh debit banjir rencana maksimum dan tidak berdasarkan debit
yang terjadi pada saat itu, maka aliran sungai dapat dipindahkan segera
setelah terowongan pertama selesai. Terowongan lain yang hanya diperlukan
untuk memindahkan debit yang lebih besar, dapat dibuat sedikit lebih tinggi
agar pelaksanaannya tidak menggunakan pintu di hulu yang cukup mahal dan
tidak membutuhkan penundaan waktu yang lama. Program pelaksanaan
terowongan dapat juga diperbaiki dengan membuat bangunan penutup di udik
pada saat debit kecil setelah terowongan dioperasikan.
2.3.3 Konduit
Bila kebutuhan pengelakan lebih besar dari kapasitas bangunan outlet yang
sudah jadi, peningkatan kapasitas dapat dilakukan dengan melakukan
penundaan terhadap pemasangan-pemasangan pintu, katup, pipa atau
saringan sampah (trashrack) sampai kebutuhan tersebut selesai. Peningkatan
kapasatas juga dapat dilakukan dengan meninggikan bendungan pengelak
(cofferdam). Biasanya, dengan pertimbangan ekonomis, dilakukan
optimalisasi terhadap diameter bukaan (ukuran konduit atau terowongan)
dengan tinggi bendungan pengelak (cofferdam).
Terowongan dan konduit dapat juga direncanakan untuk aliran super kritis,
tetapi kedalamannya tidak boleh mendekati kedalaman kritis untuk mencegah
terjadinya pukulan gelombang pada langit-langit dan menimbulkan gelombang
tekanan. Loncatan air harus direncanakan agar terjadi di hilir mulut
terowongan atau konduit.
Perlu adanya informasi periode ulang banjir untuk desain bangunan pengelak,
demikian juga untuk desain pelimpah dan bagian lain dari bangunan
permanen, meskipun tidak harus teliti pada tahap ini.
Banjir pada periode ulang yang berbeda dapat ditentukan dengan beberapa
cara, menurut SNI 03-2415-1991, SNI 03-3412-1994 atau pedoman-pedoman
lainnya.
Apabila daerah pengaliran sungainya mempunyai pola curah hujan dan pola
aliran sungai yang sejenis, estimasi puncak aliran dari pengukuran satu
stasiun sering dapat digunakan untuk mengestimasi aliran pada titik lain,
dengan akurasi yang cukup. Koefisien korelasi antara puncak aliran QA pada
titik A dan puncak aliran QB pada titik B dengan kedua titik tersebut terletak
pada daerah pengaliran sungai (DPS) yang sejenis, dapat digunakan
perbandingan dari luas daerah aliran sungai secara berturutan :
n
QA S A
QB S B
dengan :
Masih banyak rumus lain mengenai hubungan antara aliran dan DPS dan
pemilihan distribusi frekuensi yang paling sesuai untuk harga ekstrim yang
diuraikan pada buku-buku hidrologi. Pemilihan distribusi frekuensi pada
akhirnya didasarkan pada pengalaman ahli hidrologi.
16 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 8 DESAIN BANGUNAN PELENGKAP
Resiko R dari banjir periode ulang T tahun, akan terlampaui paling sedikit
sekali dalam L tahun, selama bendungan beroperasi.
L
1
R 1 1
T .............................................................................................(1)
atau dapat didekati dengan hubungan (berlaku untuk T > 10 dan R < 50%) :
L
R
T 0,5 L ..............................................................................................(2)
3
R≈ = 0,26 atau 26 %
10 0,5 x3
Keterangan gambar:
A. Resiko terlampaui (%)
B. Jaminan tidak terlampaui (%)
Proses ini merupakan dasar estimasi dimensi dari bangunan pengelak, tetapi
resiko kehidupan manusia dan tipe kerusakan lain merupakan hal yang sulit.
Estimasi yang realistis dari puncak banjir yang menyebabkan kerusakan juga
sulit dilakukan. Bahkan biaya pelaksanaan bangunan yang diperlukan untuk
pengendali banjir mungkin juga sulit untuk dievaluasi. Namun demikian,
dimungkinkan untuk menentukan batas atas dan bawah dari beberapa kurva
dengan tingkat akurasi yang dapat diterima.
Bendungan urugan batu menjadi pilihan alternatif lain dalam hal kemampuan
untuk dilimpasi air selama pelaksanaan,sehingga mencapai debit per satuan
lebar tertentu.
Setelah penutupan, elevasi muka air akan naik dengan cepat, sehingga
balok stoplog dan lain-lainnya harus didesain agar dapat dapat menahan
tinggi tekanan air pada elevasi waduk saat penuh sebelum pekerjaan
penutupan permanen selesai dikerjakan.
2.7 Latihan
1. Pertimbangan apa saja yang perlu diperhatikan dalam mendesain sistem
pengelakan, untuk berbagai kombinasi tipe sistem pengelakan serta risiko
yang dihadapi!
2.8 Rangkuman
Metoda pengelakan sungai sebelum pelaksanaan konstruksi bendungan,
dipilih dengan mempertimbangkan biaya pengalihan/pengelakan sungai
dengan resiko yang dihadapi.
Untuk bendungan kecil yang dapat diselesaikan dalam waktu satu musim
kering, dapat mempertimbangkan untuk menggunakan debit banjir tahunan
saat musim kering terjadi. Namun, dengan pertimbangan faktor keamanan,
biasanya diambil banjir rencana minimal 5 tahunan.Periode ulang banjir untuk
mendesain bangunan pengelak atau besar resiko yang dapat ditoleransi harus
ditetapkan berdasarkan analisis hidrologi. Banjir rencana pada periode ulang
yang berbeda unruk penentuan desain saluran pengelak dapat ditentukan
dengan beberapa cara, menurut SNI 03-2415-1991, SNI 03-3412-1994 atau
pedoman-pedoman lainnya.
Pada suatu lembah yang sempit, yang tidak mungkin untuk dilakukan
penggalian fondasi bendungan tanpa mengalihkan aliran sungai terlebih
dahulu, pengalihan/ pengelakan sungai melalui terowongan akan lebih layak
dibandingkan saluran konduit. Terowongan tersebut dapat dibuat pada satu
sisi bukit tumpuan atau pada dua bukit tumpuannya. Terowongan pengelak ini
2.9 Evaluasi
1. Pada lembah sungai yang lebar, dan kondisi geologi tumpuan cukup baik
ditinjau dari segi batuan dasarnya, manakah yang lebih ekonomis dalam
mendesain sistem pengelakan....
a. Cofferdam dan terowongan pengelak
b. Cofferdam dan saluran terbuka
c. Cofferdam dan konduit
BAB III
BANGUNAN PELIMPAH
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan desain hidraulis
bangunan pelimpah.
3.1 Umum
Fungsi utama dari bangunan pelimpah (spillway) adalah membuang kelebihan
air waduk, sehingga air tidak melimpaspuncak bendungan (overtopping) yang
dapat membahayakan bendungan, terutama bendungan tipe urugan tanah.
Bila pelimpah tersebut dilengkapi dengan pintu untuk mengendalikan aliran
banjir, disebut sebagai pelimpah berpintu (gated spillway). Bila tidak dan
aliran cukup dikendalikan oleh mercu pelimpah, disebut sebagai pelimpah
tidak berpintu (ungated spillway). Kapasitas pelimpah tersebut harus didesain
menggunakan banjir dengan kala ulang tertentu, sesuai dengan NSPM
(Misalnya, untuk bendungan dengan tinggi > 40 m dan di hilirnya mempunyai
resiko tinggi, kapasitas pelimpah didesain dengan PMF). Bangunan pelimpah
tersebut juga dapat didesain dan dikombinasikan dengan bangunan
pengeluaran.
Berdasarkan data statistik, banyak bendungan tipe urugan tanah yang runtuh
akibat kurangnya kapasitas pelimpah, dengan kata lain pelimpah tidak
didesain dengan benar. Bebarapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
mendesain bangunan pelimpah tersebut, adalah :
Kondisi daerah hilir saat pelepasan air banjir juga perlu mendapatkan
perhatian khusus, terutama bila cukup padat populasinya (resiko sangat tingi).
Pada umumnya ada 3 bentuk mercu pelimpah yang sering digunakan, yakni :
a) Tipe I, tipe ini cocok untuk pelimpah ogee yang mempunyai beda tinggi
tekanan yang rendah (low head).
b) Tipe II, tipe yang paling banyak digunakan. Permukaan pelimpah bagian
hulu/depan berbentuk vertikal dan melengkung ke atas sampai mercu dan
setelah itu akan membentuk lereng, seperti gambar di bawah.
Selain tipe-tipe di atas, di bawah adalah penampang pelimpah dari U.S Army
Corps of Engineers untuk memperoleh koordinat (x,y) untuk penampang
bagian hilir, menurut rumus :
Dimana :
Titik pusat (0,0) dari sistim koordinat ada di mercu pelimpah, seperti gambar di
bawah.
………....(2)
Dimana :
Koefisien pelimpah (C) akan berubah nilainya, tergantung tinggi tekanan (H)
dan tinggi ambang (P), namun dalam desain nilai C dapat dianggap tetap,
yakni 2,0 (dalam satuan metrik), dimana R = radius hidraulis (m).
Dimana :
Bentuk dan karakteristik loncatan aliran air adalah sesuai dengan faktor aliran
kinetik, debit aliran, kedalaman kritis aliran dan angka Froude, F = (v)/(gd)1/2.
Dibawah adalah sketsa berbagai karakteristik aliran loncatan hidraulis
sehubungan dengan angka Froude.
Tinggi tekanan air buri (tail water) minimum dan panjang loncatan hidraulis
yang diperlukan dapat diperoleh dari gambar-gambar di bawah.
Gambar 3.16. Kolam Olak Type IV, Untuk Angka Froude Antara 2,5 – 4,5
Gambar 3.17. Kolam Olak Type III, Untuk Angka Froude di Atas 4,5
Dengan Kecepatan Antara 15 – 18 m/s
(Sumber : Design Of Small Dams, USBR )
Gambar 3.18. Kolam Olak Type III, Untuk Angka Froude di Atas 4,5
(Sumber : Design of Small Dams, USBR)
Karakteristik aliran pada pelimpah jenis ini sangat bervariasi, tergantung dari
ukuran elemen-elemennya. Dengan merubah diameter ambang/ mercu akan
merubah aliran (kurva a-b), seperti gambar di bawah.
Debit aliran saat muka air masih rendah (small head) masih mengikuti rumus
(3), dimana H adalah tinggi tekanan yang diukur ke puncak nappe aliran yang
melimpas, ke spring point dari mercu ambang berbentuk lingkaran atau ke titik
lain dari limpasan air yang telah terbentuk. Sedangkan L adalah panjang
mercu ambang berbentuk lingkaran dan koefisien aliran C tergantung dari
H0/Rs Rumus (3) juga dapat ditulis sebagai berikut :
Untuk desain hidraulis rinci mengenai pelimpah jenis ini, dapat merujuk
Design of Small Dam, USBR 1976.
a) Analisis Hidraulik
Pada setiap ruas pendek di pelimpah samping, momentum pada awal
ruas di tambah setiap peningkatan momentum akibat gaya-gaya eksternal,
harus sama dengan momentum pada akhir dari ruas. Apabila ruas
pendek, Δ x, dipertimbangkan, serta kecepatan V dan debit Q pada
bagian hulu, maka pada bagian hilir, kecepatan dan debit menjadi V + Δ V
dan Q + q (Δ x), dimana q adalah aliran masuk per ft panjang mercu .
Qv
Hulu , M hu ...………………………….......….…............... (13 )
g
Hilir, M hi
Q q(x) V v ……………………….........……… (14)
g
Ganti persamaan (13) dari persamaan (14)
Q ( v ) q ( x )
M v v ...................................................... (15)
g g
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 47
MODUL 8 DESAIN BANGUNAN PELENGKAP
dibagi dengan Δ x :
M Q ( v ) q
v v …………….………….......……….. (16)
x g ( x ) g
Laju perubahan momentum terhadap waktu adalah v di kali dengan laju
perubahan terhadap x , dan dengan mempertimbangkan kecepatan rata–
rata menjadi
M Q(v) q
v (v) v v v (v)
1 1
……………..……….
t g (x) 2 g 2
(17)
M
Dengan sebagai gaya percepatan, yang sama dengan kemiringan
t
y
muka air
x
di kalikan dengan debit rata-rata , maka persamaan (17) menjadi :
y Q(v) q
v (v) v vv (v) ……....…
1 1 1
Q (Q) (18)
x 2 g (x) 2 g 2
Q1 (v1 v 2 ) v 2 (Q2 Q1 )
y (v 2 v1 ) …………………………….. (20)
g (Q1 Q2 ) Q1
Q2 (v1 v 2 ) v1 (Q2 Q1 )
y (v 2 v1 ) ……………………………… (21)
g (Q1 Q2 ) Q2
b) Kondisi Aliran
Seperti pada penentuan profil muka air lainnya, maka kedalaman aliran
dan karakteristik hidraulik dari aliran akan di pengaruhi oleh aliran balik
(backwater) dari beberapa titik kendali, atau oleh kondisi kritis sepanjang
ruas saluran yang di pertimbangkan. Pemilihan titik kendali untuk
perhitungan profil muka air dilakukan sebagai berikut.
Apabila kemiringan dasar saluran lebih besar dari kritis dan bagian kendali
belum ditetapkan lokasinya di hilir saluran samping, maka aliran
superkritis akan terjadi sepanjang saluran samping. Pada tahap ini
kecepatan menjadi tinggi dan kedalaman air menjadi dangkal, yang
menghasilkan jatuhnya air yang relatif tinggi dari elevasi muka air waduk
ke muka air saluran samping.
Kondisi aliran tersebut diilustrasikan pada muka air B pada Gambar 3.23.
Sebaliknya apabila bagian kendali telah ditetapkan dihilir dari saluran
samping untuk menaikkan kedalaman air di hulu, maka saluran dapat
dibuat untuk mengalirkan aliran pada kondisi subkritis. Kecepatan pada
kondisi ini menjadi lebih kecil dari kritis dan kedalaman aliran menjadi
lebih besar, yang menyebabkan tinggi jatuh air yang kecil dari muka air
waduk ke muka air saluran samping. Kondisi aliran untuk kedalaman
subkritis diilustrasikan pada Gambar 3.23. dengan profil muka air A.
Pengaruh dari jarak jatuhnya air dari waduk ke muka air saluran untuk
setiap tipe aliran disajikan pada Gambar 3.23. B. Dapat dilihat bahwa
pada tahap subkritis, aliran datang tidak akan menyebabkan kecepatan
kearah melintang yang tinggi karena tinggi terjun yang rendah sebelum
bertemu dengan aliran saluran, sehingga dapat memberikan proses diffusi
yang baik dengan massa air di saluran samping.
3.7 Latihan
1. Pemilihan tipe pelimpah menggunakan pelimpah samping didasarkan oleh
pertimbangan apa saja ?
2. Pada bangunan pelimpah maka, aliran yang melalui bangunan pelimpah
di redam energinya menggunakan berbagai tipe peredam energi, ada tipe
apa saja dan jelaskan pertimbangan dalam pemilihan tipe tersebut!
3. Jelaskan urutan cara perhitungan hidraulik untuk bangunan pelimpah,
sejak dari saluran pengarah, bangunan kendali, saluran atau chute
pembawa, peredam enersi sampai saluran hilir !
3.8 Rangkuman
Fungsi utama bangunan pelimpah (spillway) adalah membuang kelebihan air
waduk, sehingga air tidak melimpasi puncak bendungan (overtopping) yang
dapat membahayakan bendungan, terutama bendungan tipe urugan tanah.
Bila pelimpah tersebut dilengkapi dengan pintu untuk mengendalikan aliran
banjir, disebut sebagai pelimpah berpintu (gated spillway).Bila tidak, disebut
sebagai pelimpah tidak berpintu (ungated spillway). Kapasitas pelimpah
tersebut harus didesain menggunakan banjir dengan kala ulang tertentu,
sesuai dengan NSPM (Misalnya, untuk bendungan dengan tinggi > 40 m dan
3.9 Evaluasi
2. Tipe Pelimpah berdasar bentuk, tipe apa yang sesuai dengan kondisi
topografi sungai bentuk V dan tidak ada lokasi pelana.....
a. Pelimpah tipe Morning Glory
b. Pelimpah samping
c. Pelimpah Labirin
BAB IV
BANGUNAN PENGELUARAN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan desain hidraulis
bangunan pengeluaran.
4.1 Umum
Bangunan pengeluaran (outlet works) adalah suatu bangunan untuk
melepaskan air dari waduk pada kondisi muka air waduk normal. Bangunan
pengeluaran tersebut juga dapat diletakkan di dekat dasar waduk, untuk
mengeluarkan air waduk pada kondisi darurat (bottom outlet). Pada
umumnya, suatu konduit tertekan/ tertutup yang membawa air melalui
bendungan dianggap sebagai bangunan pengeluaran (outlet works)
dibandingkan pelimpah (spillway). Namun konduit pengeluaran ini kadang-
kadang juga dapat digabung dengan bangunan pelimpah.
Bangunan pengeluaran juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan
konfigurasinya sebagai pembawa air, bangunan pengeluaran ini dapat berupa
Benduk saringan sampah juga bervariasi, tergantung dari letak dan posisi di
mulut pemasukan. Saringan sampah untuk drop inlet umumnya berupa seperti
kurungan.
waduk maksimum untuk memudahkan operasinya pada setiap level muka air
waduk.
Ukuran dan dimensi saluran serta perlindungan dengan lining atau rip rap
tergantung dari kondisi material dan lapisan geotekniknya. Alat pengukur
debit biasanya dipasang pada bagian penampang yang dipilih dan dianggap
penting untuk dilakukan pengukuran. Pengaruh agradasi dan degradasi dari
sungai perlu dipertimbangkan dalam penentuan dimensi saluran outlet.
Saluran balik juga dapat rusak seperti saluran pembawa lainnya, yakni :
Gerusan ; aliran masuk ke dalam saluran balik pada kecepatan tinggi di
bandingkan aliran yang melalui saluran masuk. Saluran balik biasanya
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 65
MODUL 8 DESAIN BANGUNAN PELENGKAP
Dimana :
C = Koefisien aliran
L = Panjang efektif
H1 dan H2 adalah total head (termasuk velocity head) berturut-turut dari dasar
dan bagian atas bukaan (orifice), seperti gambar di bawah.
Bila level air buri (tail water) cukup tinggi, sehingga bukaan pintu sebagian
atau seluruhnya terendam, maka berlaku rumus seperti aliran melalui pipa
atau orifice terendam , yakni :
Dimana :
A = Luas bukaan,
H = Perbedaan tinggi elevasi air hulu dan air hilir,
C = Koefisien aliran untuk orifice terendam
Harga C ini bervariasi, tergantung dari kondisi dan bentuk geometri pipa (lihat
Design of Small Dam, USBR, 1976, hal. 468).
lebih dari 75% kapasitas penuh. Selanjutnya desain perdam energi dan
saluran bagian hilirnya sama seperti halnya mendesain bangunan pelimpah.
Untuk aliran melalui sistim pipa tertutup, berlaku hukum Bernoulli, seperti
berikut :
HT = hL + hc ………………………………...........…………………………………(3)
Dimana :
HT = Total head
hL = Kehilangan tinggi tekanan kumulatif
hc = Kehilangan tinggi tekanan akibat kontraksi
Kehilangan tinggi tekanan kumulatif akibat antara lain dari trashrack, mulut
pemasukan, bentuk belokan/ tekukan, pintu atau katup, gesekan dan lain-lain,
seperti gambar di bawah.
Pada pipa berdiameter besar, kehilangan tinggi tekanan (head losses) pada
konduit umumnya disebabkan oleh gesekan sepanjang dinding konduit,
seperti rumus Darcy-Weisbachdi bawah.
Dimana :
Perlu diingat, rumus di atas hanya berlaku untuk bentuk pipa bulat, tidak
berlaku untuk misalnya bentuk tapal kuda; n adalah koefisien kekasaran
Manning. Rumus Manning juga dapat digunakan untuk menghitung head
losses, seperti di bawah.
Dimana :
Dimana :
C = Koefisien aliran,
A = Luas,
h = Tinggi tekanan (head),
g = gravitasi.
seperti butir (b) Tabel 1. Untuk bukaan yang lebar Kg akan mendekati 0,19.
Untuk bukaan ¾, Kg = 1,15, untuk bukaan ½, Kg = 5,6 dan untuk ¼ bukaan,
Kg = 24,0. Sedangkan untuk katup kupu-kupu kondisi terbuka penuh, Kg =
0,15. Kg bervariasi antara 0,1 dan 0,5 tergantung dari ketebalan daun pintu.
4.7 Latihan
1. Apabila sebagian dari terowongan atau konduit pengelakan akan
digunakan sebagai bagian dari bangunan pengeluaran, pertimbanngan
apa yang harus dilakukan pada waktu mendesain sistem pengelakan?
2. Kapan terjadi kondisi aliran bertekanan pada bangunan pengeluaran?
3. Pertimbangan apa yang diambil pada bangunan pengeluaran dengan
penempatan bangunan kendali (pintu atau katup) miring?
4.8 Rangkuman
Bangunan pengeluaran (outlet works) adalah suatu bangunan untuk
melepaskan air dari waduk pada kondisi muka air waduk normal. Bangunan
pengeluaran tersebut juga dapat diletakkan di dekat dasar waduk, untuk
mengeluarkan air waduk pada kondisi darurat (bottom outlet). Pada
umumnya, suatu konduit tertekan/tertutup yang membawa air melalui
bendungan dianggap sebagai bangunan pengeluaran (outlet works)
dibandingkan pelimpah (spillway). Namun konduit pengeluaran ini kadang-
kadang juga dapat digabung dengan bangunan pelimpah. Bangunan
pengeluaran ini dapat berupa konduit melalui bendungan beton, konduit
melalui bendungan urugan tanah, pipa atau penstock atau konduit di dalam
suatu terowongan yang digali di luar bendungan
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 73
MODUL 8 DESAIN BANGUNAN PELENGKAP
Bila pintu dipasang di bagian hilir mulut pemasukan dari suatu konduit, bagian
atas pintu dalam kondisi mengalami tekanan. Suatu konduit yang tidak
berpintu juga dalam kondisi aliran penuh dan tertekan, tergantung geometri
inletnya. Untuk aliran melalui sistim pipa tertutup/ tertekan, berlaku hukum
4.9 Evaluasi
1. Pada penggunaan bangunan intake miring, apakah diperlukan bangunan
menara intake....
a. Diperlukan bangunan menara
b. Tidak diperlukan bangunan menara
c. Bangunan menara khusus
2. Besar koefisien Manning untuk pipa beton apakah lebih besar dan pipa
baja.....
a. Koef kekasaran Manning pipa beton lebih besar
b. Koef kekasaran Manning pipa baja lebih besar
b. Koef kekasaran Manning pipa baja dan beton hampir sama
BAB V
ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN PELENGKAP
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan analisis struktur
bangunan pelengkap.
Dimana :
C = Kohesi tanah fondasi ( t/m2)
Q = beban diatas fondasi (t/m2)
Y = berat volume tanah diatas pondasi
76 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 8 DESAIN BANGUNAN PELENGKAP
B = Lebar fondasi ( m )
NCNqN y = adalah faktor day dukung
FK = faktor keamanan terhadap daya dukung
b) Stabilitas guling
Untuk bendungan air atau dinding yang mengalami tekanan harus
diperhitungkan faktor keamanan terhadap terulingnya bangunan
menggunakan rumus :
Dimana :
Mt = terdiri dari momen yang diakibatkan oleh berat sendiri bangunan
Mg = terdiri dari momen yang menggulingkan bangunan seperti : tekanan
aktif, tekanan air,gempa,uplift dsb.
c) Stabilitas geser
Stabilitas geser diperlukan untuk bangunan air agar tahan/ tidak bergerak
jika mengalami tekanan horisontal seperti tekanan aktif,tekanan air,
gempa,dan beban luar lainnya.
Faktor keamanan terhadap geser dihitung dengan rumus :
()
()
5.5 Latihan
1. Jelaskan beban yang di perhitungkan pada pintu dan balok sekat!
2. Jelaskan beban mati!
3. Jelaskan kondisi “Unconfined “!
5.6 Rangkuman
5.7 Evaluasi
1. Berat sendiri bangunan dan peralatan yang tidak berpindah tempat,
merupakan pengertian dari.....
a. Beban mati
b. Beban gempa
c. Beban pada pintu dan balok sekat
d. Beban pada lantai bangunan peluncur dan bangunan pemecah enersi
3. Stabilitas yang diperlukan untuk bangunan air agar tahan/ tidak bergerak
jika mengalami tekanan horisontal seperti tekanan aktif,tekanan air,
gempa,dan beban luar lainnya adalah.....
a. Daya dukung
b. Stabilitas guling
c. Stabilitas lereng
d. Gaya gesek
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Metoda pengelakan sungai sebelum pelaksanaan konstruksi bendungan,
dipilih dengan mempetimbangkan biaya pengalihan/pengelakan sungai
dengan resiko yang dihadapi.
Untuk bendungan kecil yang dapat diselesaikan dalam waktu satu musim
kering, dapat mempertimbangkan untuk menggunakan debit banjir tahunan
saat musim kering terjadi. Namun, dengan pertimbangan faktor keamanan,
biasanya diambil banjir rencana minimal 5 tahunan.Periode ulang banjir untuk
mendesain bangunan pengelak atau besar resiko yang dapat ditoleransi harus
ditetapkan berdasarkan analisis hidrologi. Banjir rencana pada periode ulang
yang berbeda unruk penentuan desain saluran pengelak dapat ditentukan
dengan beberapa cara, menurut SNI 03-2415-1991, SNI 03-3412-1994 atau
pedoman-pedoman lainnya.
Pada suatu lembah yang sempit, yang tidak mungkin untuk dilakukan
penggalian fondasi bendungan tanpa mengalihkan aliran sungai terlebih
dahulu, pengalihan/pengelakan sungai melalui terowongan akan lebih layak
dibandingkan saluran konduit. Terowongan tersebut dapat dibuat pada satu
sisi bukit tumpuan atau pada dua bukit tumpuannya. Terowongan pengelak ini
nantinya dapat dimanfaatkan dan dikombinasikan sebagai bangunan
pelimpah, sehingga dapat menekan biaya proyek secara keseluruhan. Apabila
Bangunan Pelimpah
Fungsi utama bangunan pelimpah (spillway) adalah membuang kelebihan air
waduk, sehingga air tidak melimpasi puncak bendungan (overtopping) yang
dapat membahayakan bendungan, terutama bendungan tipe urugan tanah.
Bila pelimpah tersebut dilengkapi dengan pintu untuk mengendalikan aliran
banjir, disebut sebagai pelimpah berpintu (gated spillway).Bila tidak, disebut
sebagai pelimpah tidak berpintu (ungated spillway). Kapasitas pelimpah
dari pasir kasar dan kerikil yang dibuat mudah tergerus oleh air. Elevasi
bagian timbunan yang mudah tergerus lebih tinggi sedikit dibandingkan
dengan elevasi mercu pelimpah utama. Pelimpah darurat ini disebut sebagai
”fuseplug dyke”.
Bangunan Pengeluaran
Bila pintu dipasang di bagian hilir mulut pemasukan dari suatu konduit, bagian
atas pintu dalam kondisi mengalami tekanan. Suatu konduit yang tidak
berpintu juga dalam kondisi aliran penuh dan tertekan, tergantung geometri
inletnya. Untuk aliran melalui sistim pipa tertutup/tertekan, berlaku hukum
Bernoulli, HT = hL + hc ; dimana HT adalah total head, hL adalah kehilangan
tinggi tekanan kumulatif dan hc adalah kehilangan tinggi tekanan akibat
kontraksi. Kehilangan tinggi tekanan kumulatif harus diperhitungkan sebagai
akibat adanya trashrack, mulut pemasukan, bentuk belokan/tekukan, pintu
atau katup, gesekan dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
bebas, kecuali pada debit aliran tinggi yang mungkin merendam sebagian
puncak pelimpah. Keuntungan lain, mempunyai saluran yang sempit,
akibat terjalnya lereng tumpuan, ambang pelimpah dapat didesain cukup
panjang untuk mengakomodasi debit banjir desain.