Literature Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit: Nama: Adinda Epriliyani NPM.: 1121197 Kelas: S1 Keperawatan 1E
Literature Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit: Nama: Adinda Epriliyani NPM.: 1121197 Kelas: S1 Keperawatan 1E
NPM. : 1121197
Kelas : S1 Keperawatan 1E
A. Pengertian
Cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar manusia yang utama yang diperlukan untuk
hidup. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit akan berakibat fatal, yaitu
terjadi dehidrasi maupun syok hipovilemik.
Adapun pengertian cairan dan elektrolit adalah
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel- partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan.
Terdapat dua jenis bahan yang terkandung di dalam cairan tubuh, yaitu elektrolit dan non-
elektrolit.
a. Elektrolit Adalah zat yang terdisosiasi dalam cairan, dibedakan menjadi ion
positif (kation) dan ion negatif (anion). Kation utama dalam cairan ekstraselular
adalah sodium (Na+), sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah
potasium (K+).
b. Non elektrolit adalah Zat-zat yang termasuk ke dalam nonelektrolit adalah
glukosa, urea, kreatinin, dan bilirubin yang tidak terdisosiasi dalam cairan.
ii. Kalium
Elektrolit yang satu ini berfungsi untuk mengatur irama dan pompa
jantung,menjaga tekanan darah tetap stabil, mendukung aktivitas listrik
saraf,mengatur kontraksi otot dan metabolisme sel, serta menjaga kesehatan
tulang dan keseimbangan elektrolit
iii. Klorida
Klorida dalam tubuh berfungsi untuk menjaga pH atau tingkat
keasamandarah, jumlah cairan tubuh, dan aktivitas saluran pencernaan.
Normalnya,kadar klorida dalam tubuh adalah 96–106 mmol/L.
iv. Kalsium
Kalsium merupakan mineral dan elektrolit penting yang berperan untuk
menstabilkan tekanan darah, mengendalikan kontraksi otot danaktivitas listrik
saraf, menguatkan tulang dan gigi, serta menunjang proses pembekuan
darah
v. Magnesium
Magnesium berperan penting dalam proses pembentukan sel dan jaringan
tubuh, menjaga irama jantung, serta mendukung fungsi saraf dan kontraksi
otot. Mencukupi kebutuhan magnesium juga bermanfaat untuk memperbaiki
kualitas tidur pada penderita insomnia.
D. Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan dalam pemenuhan cairan dan elektrolit
ditujukan/difokuskan pada:
a. Faktor risiko terjadinya ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa:
Usia: sangat muda, sangat tua
Penyakit kronik: kanker, penyakit kardiovaskular (gagal jantung kongestif),
penyakit endokrin (cushing, DM), malnutrisi, PPOK, penyakit ginjal (gagal ginjal
prorogresif), perubahan tingkat kesadaran.
Trauma: cedera akibat kecelakaan, cedera kepala, combostio.
Terapi: diuretik, steroid, terapi IV, nutrisi parental total.
Kehilangan melalui saluran gastrointestinal: gastroenteritis, pengisapan
nasogastrik, fistula.
b. Riwayat keluhan: kepala sakit/pusing/pening, rasa baal dan kesemutan.
c. Pola intake: jumlah dan tipe cairan yang biasa dikonsumsi, riwayat anoreksia, kram
abdomen, rasa haus yang berlebihan.
d. Pola eliminasi: kebiasaan berkemih, adakah perubahan baik dalam jumlah maupun
frekuensi berkemih.
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Pemeriksaan fisik meliputi:
a. Keadaan umum: iritabilitas, letargi, bingung, disorientasi
b. Berat badan : Timbang berat badan setiap hari untuk mengetahui risiko terkena
gangguan cairan dan elektrolit. Dengan demikian, retensi cairan dapat dideteksi lebih
dini karena 2,5–5 kg cairan tertahan di dalam tubuh sebelum muncul edema.
Perubahan dapat turun, naik, atau stabil.
c. Intake dan output cairan
Intake cairan meliputi per oral, selang NGT, dan parenteral. Output cairan meliputi
urine, feses, muntah, pengisapan gaster, drainage selang paska bedah, maupun IWL.
Apakah balance cairan seimbang, positif atau negatif. Kaji volume, warna, dan
konsentrasi urine
d. Bayi: fontanela cekung jika kekurangan volume cairan, dan menonjol jika kelebihan
cairan.
e. Mata:
1) Cekung, konjungtiva kering, air mata berkurang atau tidak ada
2) Edema periorbital, papiledema
Tenggorokan dan mulut :
Membran mukosa kering, lengket, bibir pecah-pecah dan kering, saliva menurun,
lidah di bagian longitudinal mengerut
f. Sistem kardiovaskular:
1) Inspeksi:
- Vena leher: JVP/jugularis vena pressur datar atau distensi
- Central venus pressure (CVP) abnormal
- Bagian tubuh yang tertekan, pengisian vena lambat
2) Palpasi:
- Edema: lihat adanya pitting edema pada punggung, sakrum, dan tungkai
(pre tibia, maleolus medialis, punggung kaki)
- Denyut nadi: frekuensi, kekuatan
- Pengisian kapiler
3) Auskultasi:
- Tekanan darah: ukur pada posisi tidur dan duduk, lihat perbedaannya,
stabil, meningkat, atau menurun.
- Bunyi jantung: adakah bunyi tambahan
g. Sistem pernapasan: dispnea, frekuensi, suara abnormal (creckles)
h. Sistem gastro intestinal:
1) Inspeksi : abdomen cekung/distensi, muntah, diare
2) Auskultasi : hiperperistaltik disertai diare, atau hipoperistaltik
i. Sistem ginjal : oliguria atau anuria, diuresis, berat jenis urine meningkat
j. Sistem neuromuskular :
1) Inspeksi: kram otot, tetani, koma, tremor
2) Palpasi: hipotonisit, hipertonisitas
3) Perkusi: refleks tendon dalam (menurun/tidak ada, hiperaktif/meningkat)
Pemeriksaan diagnostik
a. Kadar elektrolit serum
Kadar elektrolit serum diukur untuk menentukan status hidrasi, konsentrasi
elektrolit, dan keseimbangan asam basa. Elektrolit yang sering diukur mencakup
natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan daya gabungan karbon dioksida.
b. Hitung darah lengkap
Hitung darah lengkap adalah suatu penetapan jumlah dan tipe eritrosit dan
leukosit per milimeter kubik darah. Perubahan hematokrit terjadi sebagai respons
terhadap dehidrasi atau overhidrasi. Anemia juga dapat memengaruhi status
oksigenasi.
c. Kadar kreatinin
Kadar kreatinin darah bermanfaat untuk mengukur fungsi ginjal. Kreatinin adalah
produk normal metabolisme otot dan diekskresikan dalam kadar yang cukup
konstan, terlepas dari faktor asupan cairan, diet, dan olah raga.
d. Berat jenis urine
Pemeriksaan berat jenis urine mengukur derajat konsentrasi urine. Rentang berat
jenis urine normal antara 1,003 – 1,030.
e. Analisis gas darah arteri
Pemeriksaan gas darah arteri memberikan informasi tentang status
keseimbangan asam basa dan tentang keefektifan fungsi ventilasi dalam
mengakomodasi oksigen-karbon dioksida secara normal.
Pemeriksaan pH darah arteri mengukur konsentrasi hidrogen. Penurunan pH
dihubungkan dengan asidosis, dan peningkatan pH dihubungkan dengan
alkalosis. PaCO2 mengukur tekanan parsial karbon dioksida dalam darah arteri,
dan PaO2 mengukur tekanan parsial oksigen dalam darah arteri. SaO2 mengukur
derajat hemoglobin yang disaturasi oleh oksigen. Bikarbonat mencerminkan porsi
pengaturan asam basa ginjal.
Pengkajian pada pasien dengan gangguan kebutuhan cairan elektrolit meliputi riwayat
perawatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pengkajian riwayat keperawatan dalam pemenuhan cairan dan elektrolit
ditujukan/difokuskan pada riwayat keluhan, pola intake, pola eliminasi, pasien sedang
dalam proses penyakit, riwayat pengobatan.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, berat badan, intake dan output
cairan, tanda-tanda ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Pemeriksaan
tanda-tanda ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa dapat dilakukan pada
fontanela bayi, mata, tenggorokan dan mulut, sistem kardiovaskular, sistem pernapasan,
sistem ginjal, sistem neuromuskular, kulit.
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan kadar elektrolit serum, hitung darah
lengkap, kadar kreatinin, berat jenis urine, analisis gas darah arteri.