PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar muncul dari
karakteristik dan masalah-masalah perkembangan peserta didik. Pendekatan
perkembangan dalam bimbingan merupakan pendekatan yang tepat digunakan di
SD karena pendekatan ini lebih berorientasi pada pengembangan ekologi
perkembangan peserta didik. Konselor (guru bimbingan) yang menggunakan
pendekatan perkembangan melakukan identifikasi keterampilan dan pengalaman
yang diperlukan peserta didik agar berhasil di sekolah dan dalam kehidupannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan
untukmemberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga
negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikan menengah (UUSPN, dan PP No.: 28 tahun
1990).Pengembangan kehidupan murid sebagai pribadi sekurang-kurangnya
mencakup upaya untuk:
a. Memperkuat dasar keimanan dan ketaqwaan,
b. Membiasakan untuk berperilaku yang baik,
c. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar,
d. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani,
e. Memberikan kemampuan untuk belajar, dan membentuk kepribadian yan
mantap dan mandiri.
f. Pengembangan sebagai anggota masyarakat mencakup:
g. Memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat,
h. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup, dan
i. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk
berperan serta dalam kehidupan bermasarakat.
j. Pengembangan sebagai warga negara mencakup upaya untuk:
Mengembangkan perhatian dan pengetahuan hak dan kewajiban
sebagai warga negara
Menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa
dan negara,
Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan
untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3
d. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya persahabatan antar bangsa,
e. Mempersiapkan peserta didik untuk menguasai isi kurikulum.
4
Dalam aspek perkembangan pendidikan dan karier, layanan bimbingan
membantu peserta didik SD agar dapat:
a. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar
b. Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan lanjutan
c. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya
d. Memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian.
Pada dasarnya dijelaskan oleh sejumlah pakar bahwa hakikat dan tujuan
bimbingan untuk peserta didik SD adalah sebagai berikut:
Pertama, bimbingan pada hakikatnya merupakan aktivitas yang terarah ke
optimalisasi perkembangan peserta didik. Aktivitas atau perlakuan yang sifatnya
mendukung, mempermudah, memperlancar, dan bahkan sampai batas tertentu
mempercepat proses perkembangan peserta didik adalah bimbingan.
Sebaliknya, kegiatan-kegiatan yang sifatnya memaksa, mengambat,
menghalangi, dan atau mempersulit proses perkembangan peserta didik, maka itu
bukanlah kegiatan bimbingan.
Kedua, tercapainya perkembangan peserta didik yang optimal adalah sasaran
akhir dari bimbingan yang sekaligus juga dapat merupakan sasaran akhir dari
proses pendidikan secara keseluruhan.
Ketiga, dalam konteks bimbingan, upaya membantu peserta didik dalam meraih
keberhasilan perkembangan peserta didik dilakukan melalui tiga aktivititas pokok
sebagai berikut:
a. Menyerasikan perlakuan dan lingkungan pendidikan dengan kebutuhan
perkembangan peserta didik serta dengan mempertimbangkan tuntutan
nilai-nilai keagamaan dan kultural yang dianut,
b. Menyelenggarakan layanan untuk mengembangkan berbagai kemampuan
dalam keterampilan pribadi-sosial, belajar dan karir peserta didik yang
diperlukan untuk keperluan perkembangan dan belajarnya seperti
keterampilan belajar, bergaul, menyelesaikan konflik dan sejenisnya,
c. Menyelenggarakan layanan intervensi khusus bagi peserta didik yang
memerlukan perhatian dan bantuan khusus.
5
2. Karakteristik Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar
Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SD menurut Dinkmeyer
dan Caldwell (Cory 1989) adalah:
a. Bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan akan pentingnya peranan
guru dalam fungsi bimbingan. Dengan sistem guru kelas, guru lebih
memiliki banyak waktu untuk mengenal peserta didik lebih mendalam,
sehingga memiliki peluang untuk menjalin hubungan yang lebih efektif.
b. Fokus bimbingan di SD lebih menekankan pada pengembangan
pemahaman diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan
secara efektif dengan orang lain.
c. Bimbingan di SD lebih banyak melibatkan orang tua, mengingat
pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan peserta didik selama di
SD.
d. Bimbingan di SD hendaknya memahami kehidupan peserta didik secara
unik
e. Program bimbingan di SD hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar
peserta didik, seperti kebutuhan untuk matang dalam penerimaan dan
pemahaman diri, serta memahami keunggulan dan kelemahan dirinya.
f. Program bimbingan di SD hendaknya meyakini bahwa masa usia sekolah
dasar merupakan tahapan yang amat penting dalam perkembangan peserta
didik.
6
bahwa siswa belum memiliki keajegan. Oleh karena itu, konselor belum
dapat menciptakan lingkungan belajar secara permanen.
b. Beberapa jenis layanan bimbingan tidak langsung kepada peserta didik,
melainkan diluncurkan melalui guru, orang tua, dan orang dewasa lainnya.
c. Kesempatan peserta didik untuk melakukan pilihan masih terbatas.
d. Peserta didik SD memiliki keterbatasan dalam menerima tanggung jawab
dirinya (self- responsibility).
e. Pengembangan program bimbingan hendaknya berawal dari konsep dasar
bimbingan, terutama kepedulian untuk memberikan bantuan kepada
peserta didik sebagai pebelajar.
f. Layanan bimbingan di SD kurang menekankan pada penyimpanan data,
testing, perencanaan pendidikan, pendekatan yang berorientasi pada
pemecahan masalah, dan konseling atau terapi individual.
7
bagi peserta didik, dan perekayasa nuansa belajar yang mempribadi. Guru
yang memonitor peserta didik dalam belajar, dan bekerja sama dengan
orang tua untuk keberhasilan peserta didik.
8
Peran guru sebagai guru pembimbing, sesungguhnya akan tumbuh subur
jika guru menguasai rumpun model mengajar Pribadi. Rumpun mengajar pribadi
terdiri atas model mengajar yang berorientasi kepada perkembangan diri siswa.
Penekanannya lebih diutamakan kepada proses yang membantu individu dalam
membentuk dan mengorganisasikan realita yang unik, dan lebih banyak
memperhatikan kehidupan emosional siswa.
9
belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik motorik halus
maupun motorik kasar
b. Aspek Kognitif
Pada usia sekolah dasar, peserta didik sudah dapat mereaksi
rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang
menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti:
membaca, menulis, dan menghitung atau CALISTUNG). Sebelum masa
ini, yaitu masa prasekolah (usia Taman Kanak-kanak), daya pikir anak
masih bersifat imajinatif, berangan-angan atau berkhayal, sedangkan pada
usia sekolah dasar daya pikirnya sudah berkembang ke arah berpikir
kongkrit dan rasional.
10
mengembangkan daya nalarnya, daya cipta, atau kreativitas anak, maka
kepada anak perlu diberi peluang-peluang untuk bertanya, berpendapat,
atau menilai (memberikan kritik) tentang berbagai hal yang terkait dengan
pelajaran, atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya.
c. Aspek Sosial
Perkembangan sosial peserta didik usia SD ditandai dengan adanya
perluasan hubungan, di samping dengan para anggota keluarga, juga
dengan teman sebaya (peer group), sehingga ruang gerak hubungan
sosialnya telah bertambah luas. Pada usia SD, anak mulai memiliki
kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap berpusat kepada diri sendiri
(egosentris) kepada sikap bekerjasama (kooperatif) atau mau
memperhatikan kepentingan orang lain (sosiosentris). Anak mulai
berminat terhadap kegiatan bersama teman sebaya, dan bertambah kuat
keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok (gang), merasa
tidak senang apabila ditolak oleh kelompoknya dan dapat menyesuaikan
dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun lingkungan masyarakat
sekitarnya.
d. Aspek Emosi
Pada usia Sekolah Dasar (khususnya di kelas-kelas tinggi, kelas 4,
11
5, dan 6), anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar
tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain. Anak SD belajar
untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya melalui peniruan
dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orangtua
atau guru dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila
anak dikembangkan di lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya
stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat.
Sebaliknya apabila kebiasaan orangtua atau guru dalam mengekspresikan
emosinya kurang stabil atau kurang kontrol (seperti: marah-marah,
mengeluh), maka perkembangan emosi anak, cenderung kurang stabil atau
tidak sehat.
e. Aspek Moral
Penalaran moral, yang merupakan dasar dari perilaku etis. Peranan
lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat dominan dalam
12
perkembangan aspek moral. Pada mulanya anak melakukan perbuatan
bermoral dari meniru (mengamati) kemudian menjadi perbuatan atas
prakarsa sendiri karena adanya kontrol atau pengawasan dari luar, namun
kemudian berkembang karena kontrol dari dalam dirinya.
f. Aspek Religius
Kepercayaan anak kepada Tuhan pada usia ini, bukanlah keyakinan
hasil pemikiran, akan tetapi merupakan sikap emosi yang berhubungan
erat dengan kebutuhan jiwa akan kasih sayang dan perlindungan. Oleh
karena itu dalam mengenalkan Tuhan kepada anak, sebaiknya ditonjolkan
sifat-sifat pengasih dan penyayang. Sampai kira-kira usia 10 tahun,
ingatan anak masih bersifat mekanis, sehingga kesadaran beragamanya
hanya merupakan hasil sosialisasi orang tua, guru, dan lingkungannya.
13
bertambah kesadaran anak akan fungsi agama baginya, yaitu berfungsi
moral dan sosial. Anak mulai dapat menerima bahwa nilai-nilai agama
lebih tinggi dari nilai-nilai pribadi atau nilai-nilai keluarga. Anak mulai
mengerti bahwa agama bukan kepercayaan pribadi atau keluarga, tetapi
kepercayaan masyarakat.
Periode usia Sekolah Dasar merupakan masa pembentukan nilai-
nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas keagamaan
anak sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang
diterimanya. Oleh karena itu, pendidikan agama di Sekolah Dasar harus
menjadi perhatian semua pihak yang terkait, bukan hanya guru agama
tetapi juga kepala sekolah dan guru-guru lainnya. Apabila pendidik telah
memberikan suri tauladan kepada anak dalam mengamalkan agama maka
pada diri anak akan berkembang sikap yang positif terhadap terhadap
agama, dan pada gilirannya akan berkembang pula kesadaran
beragamanya.
14
dipahami guru bimbingan dan konseling atau konselor karena pencapaian
tugas perkembangan merupakan sasaran layanan bimbingan dan
konseling. Layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk
fasilitasi peserta didik/konseli mencapai tugas-tugas perkembangan.
Tugas-tugas perkembangan peserta didik/konseli Sekolah Dasar adalah: 1)
Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa; 2) Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung; 3) Mengembangkan kata hati, moral, dan dan
nilai-nilai sebagai pedoman perilaku; 4) Mempelajari keterampilan fisik
sederhana; 5) belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya; 6)
Belajar menjadi pribadi yang mandiri dan dapat mengendalikan diri; 7)
Membangun hidup yang sehat mengenai diri sendiri dan lingkungan; 8)
Mengembangkan konsep-konsep hidup yang perlu dalam kehidupan; 9)
Belajar menjalani peran sosial sesuai dengan jenis kelamin; 10) Memilih
sikap hidup terhadap kelompok dan lembaga-lembaga social, Belajar
menjalani peran sosial sesuai dengan jenis kelamin; (Kartadinata dkk.,
2002).
15
cukup luas. Guru SD tidak hanya dituntut untuk mengajarkan pengetahuan
sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya namun juga dituntut untuk
dapat memfasilitasi perkembangan peserta didik secara optimal. Dalam
proses memfasilitasi perkembangan peserta didiknya, bukan berarti guru
tidak pernah menemui hambatan. Terkadang guru dihadapkan pada
perilaku-perilaku siswa yang diluar kemampuannya untuk
menanganinya.Adapun penanganan perilaku yang dimunculkan siswa oleh
guru terkadang cenderung membahayakan perkembangan siswa.
16
permasalahan perilaku yang dimunculkan siswa secara tepat. Untuk itu
diperlukannya bantuan bagi guru untuk dapat menangani perilaku siswa
secara tepat.Keberadaaan konselor kunjung (roving counselor) diharapkan
dapat membantu guru dalam menangani permasalahan perilaku siswa
secara tepat sehingga upaya memfasilitasi perkembangan siswa dapat
berjalan optimal.
6. Karakteristik Siswa SD
Masa usia sekolah dasar merupakan masa kanak-kanak akhir yang
berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia dua belas tahun.
Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan
perbedaan-perbedaan individual dalam banyak hal, di antaranya,
perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa,
perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Menurut
Erikson perkembangan psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak
mulai memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Siswa usia
sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang, sehingga
tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap anak sekolah dasar
sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih
baik.Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun
non sosial meningkat.
17
kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak
membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan
kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan dapat
memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga
menghambat mereka dalam belajar.
18
penyikapan dan penanganan perilaku yang dimunculkan oleh siswa tepat.
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Tujuan Bimbingan Dan Konseling di SD
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Bimbingan
dan Konseling bertujuan membantu siswa mengenal bakat, minat,
dan kemampuannya serta memilih dan menyesuaiakan diri dengan
kesempatan pendidikan dan merencanakan karier yang sesuai
dengan tuntutan kerja.Oleh karena itu peranan guru kelas dalam
pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
2) Karakteristik Bimbingan Dan Konseling di SD
Bimbingan dan konseling di SD dari sudut karakteristik peserta
didik termasuk beberapa keterbatasannya, teknik pemberian
layanan, dan jenis pemberian layanan.
3) Fungsi dan peran guru kelas
Peran guru sebagai guru pembimbing, sesungguhnya akan tumbuh
subur jika guru menguasai rumpun model mengajar Pribadi.
Rumpun mengajar pribadi terdiri atas model mengajar yang
berorientasi kepada perkembangan diri siswa. Penekanannya lebih
diutamakan kepada proses yang membantu individu dalam
membentuk dan mengorganisasikan realita yang unik, dan lebih
banyak memperhatikan kehidupan emosional siswa.
4) Karakteristik peserta didik di SD
Karakteristik peserta didik Sekolah Dasar (SD) diartikan sebagai
ciri-ciri yang melekat pada peserta didik di sekolah dasar yang
bersifat khas dan membedakannya dengan peserta didik pada
satuan/jenjang pendidikan lainnya.
20
5) Tugas perkembangan peserta sekolah dasar
Tugas-tugas perkembangan peserta didik/konseli Sekolah Dasar
adalah:
1) Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2) Mengembangkan ketrampilan
dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung; 3)
Mengembangkan kata hati, moral, dan dan nilai-nilai sebagai
pedoman perilaku; 4) Mempelajari keterampilan fisik sederhana;
5) belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya; 6) Belajar
menjadi pribadi yang mandiri dan dapat mengendalikan diri; 7)
Membangun hidup yang sehat mengenai diri sendiri dan
lingkungan; 8) Mengembangkan konsep-konsep hidup yang perlu
dalam kehidupan; 9) Belajar menjalani peran sosial sesuai dengan
jenis kelamin; 10) Memilih sikap hidup terhadap kelompok dan
lembaga-lembaga social, Belajar menjalani peran sosial sesuai
dengan jenis kelamin; (Kartadinata dkk., 2002).
6) Karakteristik siswa sd
Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka
menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak hal,
di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam
kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan
perkembangan fisik anak
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan diatas adapun beberapa saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut. Sebaiknya guru tidak hanya dapat
membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa tetapi juga
mengetahui dan mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya
yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat
yang lebih luas, serta mengatasi kesulitan dalam menyalurkan
kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan
kemungkinan pekerjaan secara tepat.
21
22