Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN PUSTAKA
A. HASIL BELAJAR
1. Pengertian Hasil Belajar
Dari segi bahasa, hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu ‘hasil’ dan ‘belajar’.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil memiliki beberapa arti, yaitu : 1)
Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) Pendapatan, perolehan, buah. Sementara itu
belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.
Selain menurut KBBI, ada beberapa ahli yang memaparkan pengertian hasil
belajar. Adapun yang dimaksud hasil belajar menurut Abdurrrahman adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurutnya
juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional.
Menurut Nana Sudjana (2009: 3), ia mendefinisikan hasil belajar pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian
yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tidak hanya
itu, Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Adapun menurut M. Ngalim Purwanto (2002: 82), hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang
dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap
dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh individu
setelah mengalami aktivitas belajar.
4
5
a. Faktor Internal
1) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik,
serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.
2) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan
kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi,
ingatan, berpikir, dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan siswa
Faktor ini terbagi dua yaitu pertama, faktor lingkungan alam atau non
sosial seperti keadaan suhu, kelembapan udara, waktu (pagi, siang,
sore, malam), letak sekolah, dan sebagainya. Kedua, faktor lingkungan
sosial seperti manusia dan budayanya.
2) Faktor instrumental
Yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau sarana fisik
kelas, sarana atau alat pembelajaran, media pembelajaran, guru, dan
kurikulum atau materi pelajaran serta strategi pembelajaran.
Selain dua hal diatas, menurut Umi K. & M. Jauhar (2014: 218) terdapat
beberapa alasan yang melatar belakangi seseorang melakukan konformitas
diantaranya yaitu :
a. Keinginan untuk disukai
Pada hakikatnya, kebanyakan orang suka diberi pujian. Hal itu
menyebabkan banyak individu melakukan konformitas agar ia dapat
disanjung dan disukai oleh orang lain.
b. Rasa takut akan penolakan
Menurut beberapa orang, konformitas dianggap penting untuk
dilakukan agar individu dapat diterima dalam suatu kelompok tertentu.
Individu tersebut akan melakukan konformitas supaya tidak ditolak oleh
kelompok tersebut karena apabila individu memiliki perilaku dan
pandangan yang berbeda, maka individu tersebut dianggap bukan anggota
kelompok.
c. Keinginan untuk merasa benar
Terkadang beberapa orang tidak mampu mengambil keputusan sendiri
sehingga apabila terdapat orang lain dalam kelompok yang mampu
mengambil keputusan secara benar, maka ia akan ikut serta agar dianggap
benar.
d. Konsekuensi kognitif
Kebanyakan individu yang berfikir untuk melakukan konformitas
merupakan konsekuensi kognitif akan keanggotaan mereka terhadap
kelompok atau lingkungan dimana mereka berada.
C. HIPOTESIS
Berdasarkan kajian pustaka yang dipaparkan di atas maka hipotesis pada
penelitian ini adalah: terdapat pengaruh Konformitas teman sebaya terhadap hasil
belajar siswa.