Anda di halaman 1dari 18

ASBABUN NUZUL

MAKALAH

Disusun Oleh :

Sholiqul Amri
214071005

PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
A.Pengertian Asbabun Nuzul....................................................................
B. Macam-Macam dan Pembagian Asbabun Nuzul …………………..
a. Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan
dalam Riwayat Asbab An-Nuzul....................................................
b. Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbab an-Nuzul
untuk Satu Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbab
An-Nuzul……………………………………………....................
c. Dilihat dari Sudut Pandang Latar Belakang ……………………..

C. Cara Mengetahui Riwayat Asbab An-Nuzul………………………..


D. Manfaat dan Hikmah Mengetahui Asbabun-Nuzul………………...

BAB III PENUTUP..............................................................................................


A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................

Daftar Pustaka......................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alquran diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia kearah

tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan mengegakkan asas

kehidupanyang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalahNya. Juga

memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-

berita yang akan datang.

Pembahasan mengenai asbab al-nuzul ini sangat penting dalam pembahasan

ulum al-Quran, karena pembahasan ini merupakan kunci pokok dari landasan

keimanan terhadap pembuktian bahwa Alquran itu benar turunnya dari Allah swt.

Pembahasan ini juga merupakan pembahasan awal dari Alquran guna melangkah

kepada pembahasan-pembahasan selanjutnya. Landasan bagi signifikansi

pembahasan ini adalah firman Allah swt dalam Alquran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat

dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari Asbabun nuzul itu ?

2. Sebutkan macam-macam dan pembagian Asbab Al-Nuzul ?

3. Apa yang dimaksud redaksi Asbabun Nuzul ?

4. Apa yang dimaksud berbilangnya Asbabun Nuzul suatu ayat ?

5. Apa saja manfaat mempelajari Asbabun Nuzul ?

2
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah atau karya tulis ini adalah sebagaimana

berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari Asbabun nuzul.

2. Untuk mengetahui macam-macam dan pembagian Asbab Al-Nuzul.

3. Untuk mengetahui redaksi Asbabun Nuzul.

4. Untuk mengetahui turunnya Al-Qur’an surat pertama sampai terakhir.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbab An-Nuzul

Kata asbāb al-nuzūl berasal dari dua kata, yaitu ‫ أسباب‬dan ‫النزول‬. Menurut al-

Munawwir, kata ‫ أسباب‬adalah bentuk plural dari kata ‫ السبب‬yang berarti sebab, alasan,

dan illat. Sedangkan kata ‫ النزول‬berasal dari kata ‫ نزل‬yang berarti turun.


Definisi asbāb al-nuzūl dari segi etimologis berarti sebab atau alasan turunnya

ayat-ayat al-Quran. Ungkapan asbāb al-nuzūl khusus dipergunakan untuk

menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an.1

Sedangkan secara terminologi yang dirumuskan oleh para ulama,di antaranya:

1
Rosihon Anwar, Ulumul Al-Quran (Bandung : Pustaka Setia, 2007). H. 60

3
1. Menurut Al- Zarqani mengatakan bahwa asbab an-nuzul adalah sesuatu yang

ada pada hari-hari dimana terjadinya satu ayat atau beberapabayat dalamal-

Qur’an turun untuk membicarakan dan menjelaskan hukumnya.2

2. Menurut T.M. Hasbi Al- Shidiqi memaknai kata Asbāb al- Nuzūl sebagai

kejadian yang karenanya al- Qur’an diturunkan untuk menerangkan hukum

dihari timbulnya kejadian dan suasana itu serta membicarakan sebab baik

diturunkan langsung sesudah sebab itu terjadi atau pun kemudian karena suatu

hikmah.Menurut As-Shabuni “Asbabun Nuzul adalah peristiwa atau kejadian

yang menyebabkan turunya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan

dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan

kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.3

3. Menurut Quraish Shihab tentang Asbāb al- Nuzūl adalah segala sesuatu yang

menjadi sebab turunnya ayat, baik untuk mengomentari, menjawab, ataupun

menerangkan hukum pada saat sesuatu itu terjadi dan tidak dapat dilepaskan

dari tiga macam unsur yaitu: pertama, peristiwa, kedua, pelaku, ketiga, waktu.

Asbāb al- Nuzūl bukan sekedar peristiwa yang terjadi menjelang turunnya

ayat, tetapi merupakan peristiwa-peristiwa yang dapat dikandung hukumnya

atau petunjuknya oleh satu ayat kendati peristiwa itu terjadi jauh sebelum atau

sesudah turunnya ayat.

4. Menurut Nurcholis Madjid menyatakan bahwa asbabun nuzul adalah konsep,

teori atau berita tentang adanya sebab-sebab turunnya wahyu tertentu dari Al-

2
Al- Zarqani, Manahil fi ulum al- Qur’an, Jilid I, (Mesir : al- Babi al- Halabi wasyarakah, tt). Hlm. 106
3
Hasbi Al- Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al- Qur’an dan Tafsir (Jakarta : Bulan Bintang, 1990),
hlm. 69.

4
Qur’an kepada Nabi SAW, baik berupa satu ayat, satu rangkaian ayat maupun

satu surat.4

Definisi ini memberikan pengertian bahwa sebab turun suatu ayat adakalanya

berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk pertanyaan. Suatu ayat-ayat atau

beberapa ayat turun untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan peristiwa

tertentu atau memberi jawaban terhadap pertanyaan tertentu.

1. Sebab-sebab turun ayat dalam bentuk peristiwa ada tiga macam.

a. Peristiwa berupa pertengkaran, seperti perselisihan yang berkecamuk

anatara segolongan dari suku Aus dan segolongan dari suku Khazraj.

Perselisihan itu timbul dari intrik-intrik yang ditiupkan orang-orang

Yahudi sehingga mereka berteriak-teriak: “senjata,senjata”. Peristiwa

tersebuat menyebabkan turunnya beberapa ayat, diantaranya:


Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-
orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi
orang kafir sesudah kamu beriman.

Sampai beberapa ayat sesudahnya. Hal ini merupkan cara terbaik untuk

menjauhkan orang dari perselisihan dan merangsang orang untuk kepada sikap kasih

sayang, persatuan, dan kesepakatan,

b. Peristiwa berupa kesalahan yang serius, seperti peristiwa seorang yang

mengimani salat sedang mabuk sehingga tersalah membaca surah Al-

Kafirun. Peristiwa ini menyebabkan turunnya ayat:


Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
4
Nurcholish Madjid, “ Konsep Asbāb al- Nuzūl: Relevansi Bagi Pandangan Historis
Segi-segi Tertentu Ajaran Agama”, dalam Munawar-Rahman, Budhy, Kontekstualitas Doktrin Islam
dalam Sejarah, hlm.25

5
hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu
saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian
kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik
(suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi
Maha Pengampun.

Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk

bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.

c. Peristiwa berupa cita-cita dan keinginan, seperti persesuaian-persesuaian

(muwafaqat) Umar bin Al-Khattab dengan ketentun-ketentuan ayat –ayat

Al-Quran. Dalam seajarah ada beberapa harapan Umar yang

dikemukakannya kepada Nabi Muhammad. Kemudian turun ayat-ayat

yang kandungannya sesuai dengan harapan-harapan Umar tersebut.

Sebagian Ulama menulisnya secara khusus. Sebagai contoh, Imam Al-

Bukhari dan lainnya meriwaytakan dari Anas ra. Bahwa Umar berkata :

“Aku sepakat dengan Tuhanku dalam tiga hal: Aku katakan kepada Rasul,

bagaimana sekiranya kita jadikan Makam Ibrahim tenpat salat.

Aku katakan kepada Rasul , sesungguhnya istri-istrimu masuk kepada

mereka itu orang yang baik-baik dan oran yang jahat, maka bagaimana

sekiranya Engkau perintahkan kepada mereka agar bertabir, maka turunlah

ayat hijab .(Q.S. Al-Ahzab:53).; dan istri-istri Rasul mengerumuninya

pada kecemburuaan. Aku katakan kepada mereka:


Terjemahnya:
Jika Nabi menceraikan kamu, boleh Jadi Tuhannya akan memberi ganti
kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang
beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa,
yang janda dan yang perawan.

2. Sebab-sebab turun ayat dalam bentuk pertanyaan dapat dikelompokkan

kepada tiga macam, yaitu:

6
a. Pertama pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah lalu,

seperti aya
Terjemahnya:
mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain.
Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya".

b. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlangsung

pada waktu itu, seperti ayat


Terjemahnya:
dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

c. Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang, seperti

ayat:
Terjemahnya:
(orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari
kebangkitan, kapankah terjadinya?

Kata-kata ini mereka ucapkan adalah sebagai ejekan saja, bukan karena

mereka percaya akan hari berbangkit.5

B. Macam-Macam dan Pembagian Asbabun Nuzul

1. Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan dalam

Riwayat Asbabun Nuzul

Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan

riwayat asbabun Nuzul, yaitu sarih (jelas/visionable) dan muhtamilah

(kemungkinan/possible). Redaksi sarih artinya riwayat yang sudah jelas

5
Ahmad Syadali, Ahmad Rofi’i Ulumul Quran I (Bandung : 1Pustaka Setia, 1997). H. 90-94

7
menunjukkan asbabun nuzul, dan tiak mungkin pula menunjukkan yang lainnya.

Redaksi yang digunakan termasuk sarih bila perawi menggunakan:

 “Sebab turun ayat ini adalah ...”

 “Telah terjadi ..., maka turunlah ayat ...”

 “Rasulullah pernah ditanya tentang ..., maka turunlah ayat ...”

Contoh riwayat asbabun nuzul yag menggunakan redaksi sarih ialah sebuah

riwayat yang disampaikan oleh Jabir bahwa orang-orang Yahudi berkata, “Apabila

seorang suami mendatang istrinya dari belakang, anak yang lahir akan juling.” setelah

itu turunlah ayat.

Adapun redaksi muhtamilah bila perawi mengatakan:

 “Ayat ini turun berkenaan dengan ...”

 “Saya kira ayat ini turun berkenaan dengan ...”

Contohnya ialah apa yang diriwayatkan dari Abdullah bin Zubair, bahwa

Zubair mengajukan gugatan kepada seorang laki-laki dari kaum ansar yang pernah

ikut dalam perang badar bersama Nabi saw., di hadapan Nabi saw. tentang saluran air

yang mengalir dari tempat yang tinggi; keduanya mengairi kebun kurma masing-

masing dari situ. Orang ansar berkata: “ biarkan airnya mengalir.” Tetapi Zubair

menolak. Maka Nabi saw. bersabda: “airi kebunmu itu Zubair, kemudian biarkan air

itu mengalir ke kebun tetanggamu.” Orang ansar itu marah, katanya: “ Rasulullah,

apa sudah waktunya anak bibimu itu berbuat demikian?” wajah Rasulullah menjadi

merah. Kemudian Ia berkata: “airi kebunmu Zubair, kemudian tahanlah air itu hingga

memenuhi pematang; lalu biarkan ia mengalir ke kebun tetanggamu.” Rasulullah

dengan keputussan ini telah memenuhi hak Zubair, padahal sebelum itu ia

mengisyaratkan keputusan yang memberikan kelonggaran kepadanya dan kepada

8
Orang Ansar itu. Ketika Rasulullah marah kepada orang ansar itu, ia memenuhi hak

Zubair secara nyata. Maka kata Zubair: “Aku tidak mengira ayat berikut ini turun

kecuali mengenai urusan tersebut: (Q.S. An Nisaa: 65)6

2. Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbabun Nuzul untuk Satu

Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbabun Nuzul

a. Berbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat ( Ta’addud As-Sabab wa

Nanzil Al-Wahid)

Pada kenyataannya, tidak setiap ayat memiliki riwayat asbabun nuzul

dalam satu versi. Untuk mengatasi variasi riwayat asbabun nuzul dalam

satu ayat dari sisi redaksi dan dari sisi kualitas, para ulama

mengemukakan cara-cara berikut:

Dari sisi redaksi:

 Tidak mempermasalahkan; cara ini digunakan apabila riwayat-riwayat

asbabun nuzul ini menggunakan redaksi muhtamilah.

 Mengambil versi riwayat asbabun nuzul yang menggunakan redaksi

sarih; cara ini digunakan bila salah satu versi riwayat asbabun nuzul

itu tidak menggunakan redaksi sarih.

 Mengambil versi riwayat yang shahih; cara ini digunakan apabila

seluruh riwayat itu menggunakan redaksi sarih, tetapi kualitas salah

satunya tidak shahih.7

Dari sisi kualitas:

6
Manna Al Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Quran, (cet. Xiv; Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa,
2011), hal. 122.
7
Rosihon Anwar, Ulum Alquran, (Cet.v; Bandung: Pustaka Setia, 2013), hal.70.

9
 Mengambil versi riwayat yang shahih; cara ini diambil jika terdapat

dua versi riwayat tentang Asbabun Nuzul satu ayat, terdapat versi yang

shahih dan tidak shahih.

 Melakukan studi selektif (tarjih); cara ini diambil jika kedua versi

Asbabun Nuzul berkualitas sama-sama shahih.

 Melakukan studi kompromi (jama’); jika kedua riwayat berkualitas

sama-sama tidak shahih.8

b. Variasi Ayat untuk Satu Sebab (Ta’addud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid)

Jenis ini terjadi jika suatu kejadian menjadi sebab bagi turunnya, dua ayat

atau lebih. Contoh satu kejadian yang menjadi sebab bagi dua ayat yang

diturunkan, sedangkan antara yang satu dengan yang lainnya berselang

lama adalah riwayat Asbabun Nuzul yang diriwayatkan oleh Ibn Jarir Ath-

Thabari, Ath-Thabrani, dan Ibn Mardawiyah dari Ibn Abbas tentang

turunnya surat Al Mujadalah ayat 18-19.9

3. Ditinjau dari segi latar belakangnya ada dua, yaitu:

a. pertama, ada suatu kejadian, lalu turunlah ayat yang menjelaskan kejadian

tersebut.

b. Kedua, ada yang bertanya kepada Nabi saw. tentang suatu hal, lalu

turunlah ayat yang menjelaskan/menjawab pertanyaan yang disampaikan

kepada Nabi saw.10

C. Cara Mengetahui Riwayat Asbab An-Nuzul

8
Rosihon Anwar, Ulum Alquran. hal. 72-74.
9
Rosihon Anwar, Ulum Alquran. hal. 76.
10
Anshori, Ulumul Quran: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, (cet. 1; Jakarta: Rajawali
Press, 2013), hal. 106.

10
Asbab An-Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW.

Oleh karena itu, tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya, selain berdasarkan

periwayatan (pentransmisian) yang benar (naql ash-shalih) dari orang-orang yang

melihat dan mendengar langsung tentang turunnya ayat Al-Quran.11

Pengetahuan mengenai asbab an-nuzulmengenai ayat tersebut dapat

menghindarkan kita dari pembacaan keluar dari konteks pemaknaan, akan tetapi, apa

yang dapat kita lakukan manakala kita tidak mampu memastikan asbab an-nuzul

secara pasti dan final? Dalam menjawab pertanyaan, ulama Al-Qur'an juga

terperangkap dalam persoalan bagaimana men-tarjih (menimbang) rieayat yang

berbeda beda, dan mereka membuat sejumlah ukuran dan persyaratan. Hal itu karena

mereka memiliki konsepsi bahwa pengetahuan tentang asbab an-nuzul hanya dapat di

ketahui melalui naql dan periwayatanperiwayatan, dalam hal ini tidak ada tempt

untuk berijtihad. Oleh karena itu, mereka membatasi wilayah ijtihad dengan cara

bagaimana menghadapi dan men- tarjih riwayat- rieayat yang ada. 12

Jika riwayat pada sayabat mengenai asbab an-nuzul sedemikian di percaya

dan validvhingga mencapai taraf hadis musnad maka yak seorang pun menyadari

bahwa periwayatan mengenai asbab an-nuzul baru muncul pada masabtabi'in.

Sementara itu, metode tarjih antar riwayat memunculkan kriteria-kruteria untuk

menyingkapkan asbab an-nuzul melalui rieayat:

1. Apabila ada dua riwayat yang berbeda, dan salah satunya lebih sahih dari

lainya maka yang di pegang yang lebih sahih.

11
Az-Zarqany, op. Cit., hlm. 113-114; Ash-Shabuny, op. Cit., hlm. 23; Shalih, op. Cit., hlm.
135.
12
Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualisasi Al- qur'an. Hlm. 129

11
2. Apabila sanad dari dua riwayat tersebut sama sahih nya maka salah satunya

diutamakan apabila perawinya menyaksikan peristiwa atau karena ada

pertimbangan - pertimbangan semacamnya.

3. Apabila dua riwayat tersebut sulit di-tarjih maka pemecahanya adalah

diasumsikan ayat turun berulang-ulang setelah ada dua sebab atau sebab-

sebab yang di sebutkan. Asumsi ini menyebankan kita harus membicarakan

maslah tentang satu ayat turun berulang-ulang kaerna ada sebab yang

banyak, dan juga mengharuskan kita membicarakan sisi lain, yaitu beberapa

ayat turun dengan satu sebab.13

Cara-cara melihat ungkapan asbab nuzul, secara umum disimpulkan oleh para

ulama ada empat yaitu:

1. Diungkapkan dengan kata-kata sebab

2. Diungkapkan dengan kata fa ( maka )

3. Diungkapkan dengan kata nuzuli fi ...

4. Tidak diungkapkan dengan simbol-simbol kata di atas,tetapi alur ceritanya

menunjukkan sebagai ungkapan asbab nuzul .

D. Manfaat dan Hikmah Mengetahui Asbabun-Nuzul

Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul akan membantu seseorang memahami

konteks di turunkannya sebuah ayat suci. Konteks itu aklan memberi penjelasan

tentang implikasi sebuah firman, dan memberi bahan melakukan penafsiran dan

pemikiran tentang bagaimana mengaplikasikanya sebuah firman itu dalam situasi

yang berbeda. Dengan mengutip berbagai sumber otoritas dalam bidang ini, Ahmad

13
Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualisasi Al- qur'an. Hlm. 133

12
von Dentfer memberi rincian arti penting bagi pengetahuan tentang Ashabun Nuzul,

khususnya mengenai ayat-ayat hukum, sebagai berikut:

1. Makna dan implikasi langsung serta segera dapat di pahami dari sebuah

firman, sebagaimana hal tersebut dapat dilihat dari konteks aslinya.

2. Alasan mula pertama yang mendasari sesuatu kepentingan hukum.

3. Makeud asal sebuah ayat

4. Menentukan apakah makna sebuah ayat mengandung terapan yang bersifat

khusus atau bersifat umum, dan kalau demikian, dalam keadaan bagaimana

itu dapat atau harus dibtempatkan.

5. Suatu historis pada zaman Nabi dan perkembangan komunitas Muslim. 14

Pengetahuan mengenai Asbabun Nuzul memiliki banyak hikmah, diantaranya:

1. Mengetahui hikmah diundangkannya suatu hukum dan perhatian syara’

terhadap kepentingan umum dalam menghadapi segala peristiwa, karena

sayangnya kepada umat.

2. Mengkhususkan (membatasi) hukum yang diturunkan dengan sebab yang

terjadi, bila hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum.

3. Apabila lafal yang diturunkan itu lafal yang umum dan terdapat dalil atas

pengakuannya, maka pengetahuan mengenai Asbabun Nuzul membatasi

pengkhususan itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab.

4. Mengetahui sebab nuzul adalah cara terbaik untuk memahami makna Alquran

dan menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak

dapat ditafsirkan tanpa mengetahui sebab nuzulnya.

14
Budhy Munawar-Rachman, Ensiklopedi Nurcholish Majid. Hal. 1811

13
5. Sebab nuzul dapat menerangkan kepada siapa ayat itu diturunkan sehingga

ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain karena dorongan permusuhan

dan perselisihan.15

Kesimpulan:

Kata Asbabun-Nuzul (‫ )أسباب النزول‬terdiri atas kata asbab (‫ )أسباب‬dan an-nuzul (

‫)النزول‬. Asbab adalah kata jamak (plural) dari kata mufrad (tunggal) sabab,yang secara

etimologis berarti sebab, alasan, illat (dasar logis), perantaraan, wasilah, pendorong

(motifasi), tali kehidupan, persahabatan, hubungan kekeluargaan, kerabat, asal,

sumber dan jalan.

15
Manna Al Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Quran. Hal. 114.

14
Kedudukan asbab an-nuzul dalam pemahaman Al-Qur’an sangat membantu

dalam memahami Al-Qur’an, apabila tidak niscaya banyak kekeliruannya.

Kebanyakan ulama untuk menjadikan pedoman hukum lebih sepakat pada “umum

lafadh” daripada “khusus sebab”, karena mempunyai tiga macam dalil yaitu: pertama,

lafadh syar’I saja yang menjadikan hujjah dan dalil. Kedua, kaidah tersebut

ditanggungkan kepada makna selama tidak ada pemalingannya dari makna tersebut.

Ketiga, para sahabat dan mujtahid kebanyakan tanpa memerlukan qias atau mencari

dalil apabila berhujjah dengan lafadh yang umum dari sebab yang khusus.

    Dari uraian diatas kita dapat memahami bahwa asbabun nuzul tidak bisa

dipisahkan dengan kajiana al-Qur’an, terutama untuk mengambil kesimpulan dari

ayat-ayat hukum. Dan dapatlah kita ketahui bahwasannya al Quran mengandung

banyak nilai-nilai kehidupan maka dari itu kita patutlah mempelajarinya. Al Qur’an

sebagai mukjizat yang di anugrahkan kepada nabi Muhammad adalah salah satu kitab

Allah yang paling sempurna diantara kitap suci yang lain. Al Quran diturunkan

kepada nabi Muhammad melalui beberapa cara yang mana dalam penurunan Al-

Quran itu sendiri diberikan secara berangsur-angsur atau bertahap.

Saran

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadehirjin, Moh., Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta: PT.


Dana Bhakti Primayasa, 1998.

al-Qaththan, Manna Khalil.. Studi Ilmu-ilmu Quran. Bogor: Pustaka


Litera AntarNusa. 2011.
al- Khalil al- Qattan, Manna’, Studi Ilmu-Ilmu al- Qur’an, terj. Mudzakir
as. Jakarta : Pustaka Litera Antamusa 1994.
Anshori. Ulumul Quran: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan.
Jakarta: Rajawali Press. 2013.

Anwar, Rosihon, Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2007.

Madjid, Nurcholish, “ Konsep Asbāb al-Nuzūl: Relevansi Bagi


Pandangan Historis Segi-segi Tertentu Ajaran Agama”,
dalam Budhy Munawar-Rahman, Kontekstualitas Doktrin
Islam dalam Sejarah

Shaleh, Qamruddin dkk, Asbabun Nuzul, Diponegoro, Bandung, 1992.

Syadali, Ahmad dan Rofi’i, Ahmad. Ulumul Quran I. Bandung: Pustaka


Setia:1997

Wahid, Rahli Abdul. Ulumul Qur’an. Raja Grafindo Persada. Jakarta.


1996.

16
Zuhdi, Masjfuk. Pengantar Ulumul Qur’an. Bina Ilmu. Surabaya. 1982.

17

Anda mungkin juga menyukai