Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KLIPING

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi dan Politik


Dosen Pengampu: Drs. Soeprapto, S.U.

Disusun Oleh :
Jaisyur Rahman Setyadharmaatmaja
19/441373/EK/22371

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
Bom Gereja Katedral Makassar

Peristiwa ledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021), membuat gempar
masyarakat di Indonesia. Kabar kejadian ini menyebar dengan cepat melalui media dan media
sosial. Masyarakat mengecam. Pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan dan berhasil
menemukan fakta-fakta dari kejadian ini.

Ledakan di Gereja Katedral Makassar terjadi pada pukul 10.28 WITA. Pastor Wilhelmus Tulak
dari Gereja Katedral Makassar menuturkan, ledakan terjadi sesaat setelah ibadah misa kedua
digelar. "Umat yang ikut ibadah kedua sudah pada pulang. Kebetulan gereja punya beberapa pintu
masuk dan pintu keluar, jadi tidak konsentrasi di satu pintu," ujar dia. Saat itu terjadi sirkulasi
jemaah misa antara mereka yang sudah selesai lalu pulang, dan mereka yang datang untuk
mengikuti jadwal misa selanjutnya. Wilhelmus menyebutkan, dua orang pelaku pengeboman
datang mendekat ke pintu masuk gereja dengan menaiki sepeda motor. Beruntung, gerak-geriknya
sudah dicurigai dan petugas keamanan gereja berhasil mencegahnya masuk. "Tapi, sudah diamati
petugas keamanan kami dan dia menahan di pintu itu gerbang dan di situlah terjadi ledakan," papar
Wilhelmus. Ledakan cukup besar pun terekam kamera CCTV yang ada di sekitar lokasi. Akibat
kejadian itu, dua orang yang diduga pelaku dilaporkan tewas, serta 20 orang terdiri dari warga,
petugas keamanan gereja, dan jemaat mengalami luka akibat ledakan. Mereka pun dilarikan ke
rumah sakit untuk mendapatkan penanganan. Sebagian sudah dipulangkan setelah mengalami luka
ringan.

Kapolda Sulawesi Selatan Kapolda Irjen Merdisyam menyebutkan, ledakan tersebut memiliki
daya ledak tinggi atau high explosive. Hal itu terlihat dari dampak yang ditimbulkan, seperti
kerusakan pintu gerbang gereja dan kendaraan-kendaraan di sekitarnya, serta pecahnya kaca hotel
di sekitar gereja. "Itu jenis ledakan high explosive. Kerusakan terjadi di gereja. Hanya pintu
gerbang dan beberapa kendaraan," kata Merdisyam dalam wawancara dengan Kompas TV,
Minggu (28/3/2021). Sementara itu, Kapolri Jenderal (Pol) Sigit Listyo menyampaikan, ledakan
diduga merupakan pengeboman bunuh diri yang menggunakan jenis bom panci. "Ledakan yang
terjadi, suicide bomb dengan menggunakan jenis bom panci," kata Listyo. Listyo yang juga
langsung terbang ke Makassar pada hari kemarin memaparkan, berdasarkan hasil identifikasi yang
dilakukan pihaknya, pelaku diketahui merupakan teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Mereka terafiliasi dengan teroris yang melakukan bunuh diri di Jolo, Filipina, tiga tahun yang lalu.
"Jadi mereka (pelaku) adalah bagian dari pengungkapan beberapa waktu lalu, kurang lebih 20
orang kelompok JAD. Mereka bagian dari itu. Inisial serta data-datanya sudah kita cocokkan," ujar
Listyo Sigit. Polri telah mengantongi inisial pelaku.

Presiden Joko Widodo menyesalkan dan mengutuk aksi terorisme ini. Melalui akun Instagram
@jokowi, ia mengunggah pernyataannya. "Saya mengutuk keras aksi terorisme tersebut dan saya
sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar
jaringan itu sampai ke akar-akarnya," kata Jokowi. Jokowi menekankan, terorisme merupakan
kejahatan kemanusiaan yang tidak berkaitan dengan agama apa pun. "Semua ajaran agama
menolak terorisme, apa pun alasannya," ujar Jokowi. Ia meminta masyarakat turut memerangi
radikalisme dan mengimbau masyarakat tetap tenang menjalani kegiatan ibadah karena negara
menjamin keamanan mereka.

Sumber foto : https://makassar.kompas.com/read/2021/03/29/053000678/5-pernyataan-kapolri-soal-bom-bunuh-diri-


di-gereja-katedral-makassar

Pendapat Pribadi : Menurut saya, hal terorisme seperti ini tidak dapat dibenarkan dengan alasan
apapun, apalagi menyerang tempat ibadah. Orang yang melakukan tindakan terorisme ini memiliki
alasan untuk berjihad/berjuang dijalan Allah SWT, namun hal tersebut sangat melenceng dengan
ajaran agama Islam. Di dalam Islam, diatur bahwa saat berperang dilarang untuk menyerang
tempat ibadah agama lain, menyerang anak-anak dan wanita, menyerang orang yang tidak
melawan, dan menghancurkan bangunan. Namun yang terjadi, orang tersebut malah melanggar
apa yang sudah dilarang oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Hal ini menunjukan bahwa
pemahaman beragama orang yang melakukan hal terorisme malah menunjukan kedangkalannya
dalam berfikir. Saya setuju dengan tindakan mengutuk terorisme seperti yang dilakukan Presiden
Joko Widodo.
Pada jaman yang seperti ini, sebaiknya setiap pribadi manusia berpikiran yang dalam dan turut
menjunjung sikap simpati, empati, dan peduli terhadap sesama manusia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bom Gereja Katedral Makassar: Kronologi Kejadian,
Keterangan Polisi, dan Sikap Presiden", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/29/100000165/bom-gereja-katedral-makassar-kronologi-
kejadian-keterangan-polisi-dan-sikap?page=all.

Penulis : Luthfia Ayu Azanella


Editor : Rendika Ferri Kurniawan

Anda mungkin juga menyukai