4 Pohon
1. Pohon merupakan tumbuhan berkayu yang mempunyai satu batang dan memiliki bentuk
yang jelas dengan tinggi tidak kurang dari 8 kaki (Baker, 1992),
2. Sedangkan menurut (Greenaway, 1997) Pohon dapat diartikan sebagai tumbuhan berkayu
yang dapat tumbuh dengagn ukuran tinggi minimal 5 meter dan mempunyai batang
pokok sebagai penunjang tajuk, dan terususn oleh banyak bagian;
3. Namun menurut pandangan ( Winarto, 2012) Pengertian pohon terdiri dari 4 bagian yaitu
sebagai berikut:
Pohon diartikan sebagai tumbuh-tumbuhan berkayu yang memiliki batang setinggi
dada 10 cm atau lebih (Kepmenhut 353/Kpts-II/1986);
Pohon diartikan sbagai tumbuhan berkayu yang batang utamanya mempunyai
diameter lebih besar atau sama dengan 20 cm, digolongkan menjadi pohon daun jarum
dan pohon daun lebar (SNI 01-5006. 7-2002).
Pohon diartikan sebagai tumbuhan berkayu yang mempunyai sebuah batang utama
dengan dahan yang jauh diats tanah (SNI 01-5006. 3-1999).
Pohon diartikan sebagai tingkat pertumbuhan vegetasi berkayu berdiameter >20 cm
(SNI 7724:2011)
Dalam (Kamus kehutanan, 2010 ) dikatakan bahwa pohon dengan nama lain “pokok” atau dalam
bahasa Inggris “Tree” adalah suatu tumbuhan yang mempunyai batang dan cabang terbentuk dan
berkayu. Pohon memiliki batang utama yang tumbuh tegak, menopang tajuk pohon. Batang
merupakan bagian utama pohon dan menjadi penghubung utama antara bagian akar. Dari akar
tersebut, batang pohon dengan lapisan kulit bernama kambium menyalurkan air dan mineral ke
tajuk pohon (kanopi). Setelah diolah dari kanopi asupan air dan mineral yang telah diolah
disebarkan ke seluruh bagian pohon melalui cabang-cabang sebagai pengumpul air dan mineral.
Bagian tajuk pohon, sebagai pusat pengolahan masukan energi (produksi gula dan bereproduksi).
Cabang adalah juga batang, tetapi berukuran lebih kecil sehingga mendapat lebih banyak cahaya
matahari dan juga menekan tumbuhan pesaing di sekitarnya. Batang diliputi dengan kulit yang
melindungi batang dari kerusakan.
Pohon mempunyai daun yang berwarna hijau yang berfungsi sebagai tempat untuk memasak
makanannya sendiri. Tumbuhan yang mempunyai daun berwarna hijau sering disebut dengan
“autotrof” atau menyediakan makanannya sendiri dengan proses fotosintesis. Daun yang berisi
klorofil bertugas menyerap sinar matahari untuk diolah menjadi energiz dan gula. Ketika
berbunga dan kemudian menjadi penyerbukan, hasil penyerbukan tersebut kemudian di simpan
dalam buah dan buah-buah itulah yang kemudian dinikmati oleh manusia
Pohon dapat dijadikan parameter keanekaragaman hayati di suatu ekosistem. Pohon merupakan
komponen yang mendominasi pada suatu hutan, yang berperan sebagai organisme produsen dan
habitat dari berbagai jenis burung dan hewan lainnya. Pohon menggunakan energi radiasi
matahari dalam proses fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi CO2 dan H2O menghasilkan
energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat dan mengeluarkan Oksigen yang kemudian
dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup di dalam proses pernapasan. Keanekaragaman pohon
dapat dijadikan penciri (indikator) tingkatan komunitas berdasarkan organisasi biologinya.
Keanekaragaman pohon dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas.
Keanekaragaman pohon juga dapat digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu
kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan
terhadap komponen-komponennya. Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pohon terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas
gen dan hormone, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan terdiri atas
makanan air, suhu, kelembaban, serta cahaya (Soegianto, 1994 dikutip oleh Indriyanto, 2006).
Pohon sebagai bagian dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki fungsi yang sangat penting.
Pohon merupakan penetralisir sumber pencemar gas buangan kendaraan bermotor, tajuknya yang
rindang memberikan keteduhan, sistem perakarannya dapat meningkatkan infiltrasi air
permukaan dan mengurangi air limpasan sehingga meningkatkan jumlah air di dalam tanah. Di
samping itu, arsitektur pohon yang beraneka macam juga memberikan nilai tambah keindahan.
Fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh faktor-faktor
pendukung seperti faktor lingkungan dan tingkat adaptasi dari pohon itu sendiri terhadap
lingkungannya.
Adapun fungsi pohon bagi kehidupan di bumi yang penting baik untuk manusia dan hewan yaitu
mengurangi polusi udara khususnya karbon dioksida, mendinginkan suhu permukaan planet
bumi pada siang hari, menghemat energi listrik karena lingkungan yang banyak pohon akan
terasa sejuk sehingga dapat mengurangi penggunaan AC dan kipas angina, melindungi bumi dari
UV. Sumber utama oksigen makhluk hidup, sebagai habitat hewan, mengurangi kebisingan,
menjaga kesuburan tanah, serta menyerap air untuk mencegah banjir (Stalin, 2014).
2.5 Fabaceae
Famili Fabaceae mempunyai distribusi yang luas di kawasan tropis salah satunya Indonesia
dan famili tersebut mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia antara lain sebagai
bahan pangan, tumbuhan penghijauan, penghasil pakan ternak, tumbuhan penghasil tanin,
tumbuhan berkasiat obat, dan sebagainya namun pemanfaatannya belum optimal. (aquatic).
(Lewis et al., 2005). Fabaceae dibagi menjadi 3 subfamili yaitu Mimosoideae, Caesalpinoideae
dan Papilionoideae. Papilionoideae dan Mimosoideae termasuk dalam kelompok monophyletic
sedangkan Caesalpinoideae adalah kelompok polyphyletic. Subfamili yang paling tinggi yang
terdapat adalah Papilionoidae. Salah satu spesies yang terdapat pada sumbfamili ini adalah
tumbuhan kacangkacangan yaitu Pisum sativum (kedelai) dan Aracis hypogea (kacang tanah).
Salah satu manfaat dari tumbuhan uni adalah untuk bahan makanan dengan kandungan protein
yang tinggi. Di bidang pertanian, tumbuhan kacang-kacangan sering digunakan sebagai
tumbuhan peralihan (antara musim tanam padi yang satu dengan musim tnaman padi yang lain
karena kemampuannya untuk menangkap nitrogen yang bebas di udara ke dalam tanah dengan
bantuan bakteri Rhizobium.) (Danarto, 2013).
Fabaceae merupakan salah satu famili dari tumbuhan berbunga (Antophyta) yang banyak
dijumpai di lingkungan sekitar. Fabaceae bersifat kosmopolitan karena dapat dijumpai dari
daerah yang bersuhu dingin sekali sampai hangat, sub tropis dan tropis. (Indriyanto, 2008).
Famili ini sangat mudah diamati karena memiliki ciri khas, yaitu dengan tipe buah polong
dengan adanya sifat-sifat dan karakteristik pada bunganya (Tjitrosoepomo, 2010).
Jumlah jenis tumbuhan asing akan terus bertambah di Jawa, sehingga perlu dilakukan suatu
kajian khusus mengenai kelompok tumbuhan tersebut. Salah satu temuan terkini yaitu
keberadaan Desmanthus virgatus yang tumbuh meliar pada beberapa lokasi di pulau Jawa.
Informasi mengenai populasi meliarnya di Jawa belum tercatat dalam Flora of Java maupun
Flora Malesiana jilid 11, namun suatu spesimen herbarium menunjukkan bahwa jenis ini pernah
tercatat sebagai koleksi hidup di Kebun Raya Bogor. Temuan ini menunjukkan bahwa studi dan
kondisi meliarnya D. virgatus perlu dilaporkan, sekaligus melengkapi bagian dari penyusunan
buku Alien Flora of JavaSuku Fabaceae memiliki perawakan yang beragam, mulai dari herba,
perdu, liana hingga pohon. Sebagian besar anggotanya yang berperawakan pohon dan liana
memiliki bunga yang bentuk dan warnanya indah, seperti Cassia spp., Erythrina spp., Mucuna
novoguineensis Scheff., dan Strongylodon macrobotrys A.Gray. Oleh sebab itu, jenis-jenis
tersebut banyak ditanam sebagai penghias taman.
Ciri dari tanaman famili Fabaceae yaitu buahnya bertipe polong-polongan, sebagian besar
memiliki bentuk pohon namun ada juga perdu dan herba. Fabaceae dibagi menjadi 3 subfamili
yaitu Mimosoideae, Caesalpinoideae dan Papilionoideae. Famili Fabaceae banyak dimanfaatkan
dalam segala bidang diantaranya sebagai pewarna alami, obat, tumbuhan hias, bahan bangunan,
makanan ternak dan bahan mebel (Putri, 2018). Fabaceae sebagian besar berkhasiat sebagai
tumbuhan berkhasiat obat. Bagian yang dimanfaatkan sebagai obat antara lain daun, bunga, kulit
akar, dan kulit batang. Jenis-jenis Fabaceae tersebut mengandung berbagai zat metabolit yang
mengandung khasiat sebagai obat demam, batuk, TBC, obat cacing, obat sakit perut, obat kulit,
pegal-pegal, salep mata, obat kuat. Senyawa yang dihasilkan dari tumbuhan dapat berpotensi
sebagai antimikroba/bakterisida/ bakteriostatik (senyawa alkaloid, glikosida, minyak atsiri dan
organik); antidiabetik (flavonoid, antosianin, sulfur organik, alkaloid, dan IAA); antitumor
(alkaloid, terpen, flavonoid, liginan); dan antifertilitas (gosipiol dan diosgenin) (Solikin, 2007).
Senyawa yang terdapat pada suku polong-polongan antara lain flavonoid, protein, stilbenoid,
xanthones, triterpenes, saponin, diterpene, balsam, dan fitoalexin. Asam organik (termasuk asam
malonic, asam tartaric, asam chelidonic), protein, asam galacturonic. Senyawa actogenis
(polyketida) pada genus Cassia spp., dan senyawa anthraquinone pada genus Senna spp. (Ding
Hou et al., 1996).
Beberapa tanaman famili Fabaceae secara empiris digunakan untuk mengatasi gangguan
lambung dan sebagian telah diteliti efek antitukak peptiknya dan juga keamanannya secara
ilmiah. Adapun kandungan metabolit sekunder Fabaceae diantarany saponin, tanin, flavonoid,
protein, stilbenoid, xanthone, terpen (triterpen, diterpen), balsam, fitoaleksin, serta asam organik
(asam malonat, asam tartarat, asam kelidonat), asam amino, galakturonat, laktogenis (poliketida),
dan antraquinon (Widodo H, 2019). Tanaman tersebut juga diduga mampu menghambat reaksi
oksidasi melalui mekanisme penangkapan radikal bebas. Terdapat 10 spesies tanaman dari famili
Fabaceae yaitu Desmodium gangeticum, Cassia sieberiana D.C, Sesbania grandiflora, Delonix
regia, Parkia specios, Bauhina purpurea, Clitorea ternatea, Cassia singueana, Vigna subterranean,
Pongamia Pinnata yang berpotensi sebagai obat herbal antitukak peptik dengan menunjukkan
efek antitukak peptik dan keamanan melalui uji toksisitas akut. Aktivitas antiradikal bebas
tanaman famili fabaceae hingga saat ini belum pernah dilaporkan.
DAFTAR PUSTAKA
Baker et al. 1992. Prinsip-Prinsip Silvikultur. Terjemahan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Danarto SA. 2013. Keragaman Dan Potensi Koleksi Polong-Polongan (Fabaceae) Di Kebun
Raya Purwodadi. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi, Malang
Irsyam, Dwipa AS, Priyanti. 2016. Suku Fabaceae Di Kampus Universitas Islam Negeri (Uin).
Syarif Hidayatullah, Jakarta, Bagian 1: Tumbuhan Polong Berperawakan Pohon. Program
Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Jakarta
Lewis, G. P., et al. (2005). Legumes of the world. Richmond, U.K.: Royal Botanic Gardens, Kew
Stalin et al. 2013. Analisis Kerusakan Pohon di Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak. Jurnal
Hutan Lestari 1 (2): 100-107
Winarto, B. 2012. Kamus Rimbawan Edisi Revisi. Cetakan Ketiga. Pusat Humas Kementrian
Kehutanan Bekerjasama dengan GIZ/FORCLIME. Bogor.