Anda di halaman 1dari 13

JIN DALAM PERSPEKTIF

AL-QUR’AN DAN HADITS

Syarafuddin HZ.
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102
Telp. (0271) 717417, 719483 (Hunting) Faks. (0271) 715448

ABSTRAK

Sebagai konsekwensi dari keyakinan kita kepada yang ghaib


(yukminuna bil al ghaib) yang terdapat dalam al-Qur’an, kita harus
percaya dengan makhluk yang ghaib diantaranya adalah jin. Tulisan
ini penulis menelaah tentang jin dalam perspektif al-Qur’an dan al-
Hadits. Dalam penelaahnya disimpulkan bahwa makhluk jin
sebagaimana manusia berakal dan mempunyai keinginan.
Sedangkan yang membedakanya dengan manusia bahwa jin tidak
memiliki tubuh. Oleh karena itu jin tidak bisa dilihat dalam bentuk
aslinya kecuali menjelma dalam bentuk lain, karena jin dapat
mengubah dirinya dalam bentuk yang dikehendaki sebagaimana
malaikat.

Kata Kunci: Jin, makhluk ghaib, al-Qur’an.

Pendahuluan bersahabat dengan manusia, ada juga


Jauh sebelum datangnya agama- yang memusuhi, ada yang memberi
agama besar, bahkan sejak awal sejarah manfaat dan ada yang mendatangkan
kemanusiaan, manusia percaya adanya kemadharatan. Manusia primitip percaya
makhluk halus. Makhluk tersebut me- bahwa makhluk-makhluk halus dapat
nurut pandangan mereka ada yang me- memberi manfaat dan mengakibatkan
nampakkan diri pada orang-orang ter- mudharat, tetapi bagi mereka ketiga
tentu, ada juga yang terlihat sama sekali. melakukan aktifitas atau meninggalkan
Dalam kepercayaan mereka, suatu pekerjaan tidak lain hanya karena
makhluk-makhluk tersebut ada yang bermanfaat. Dan itu berbahaya atau

58 SUHUF, Vol. 22, No. 1, Mei 2010: 58 - 70


berdampak buruk bukan atas tolok-ukur halus lahir dari keyakinan adanya
moral.1 makhluk halus atau ruh dalam segala
Jadi berbicara tentang makhluk sesuatu yang ada di alam raya ini,
halus (jin) bukan hanya terdapat dalam walaupun secara lahiriyah keliharannya
agama Islam atau agama-agama samawi tidak bergerak. Namun ada yang men-
lainnya tetapi lebih merupakan keyakinan duga bahwa kepercayaan tentang
manusia sejak awal sejarahnya sampai makhluk halus lahir dari penyembahan
saat ini. Mengapa manusia sejak dahulu nenek moyang, setelah kematian mereka.
hingga sekarang percaya tentang adanya Selanjutnya perlu dicatat bahwa
makhluk halus yang nama jin? Para kepercayaan adanya makhluk bukan
peneliti berusaha menjawab pertanyaan- hanya monopoli manusia primitif, manu-
pertanyaan tersebut, namun upaya sia yang berperadaban pun demikian,
mereka sampai saat ini belum juga bahkan melalui agama-agama besar pun
memberi jawaban dengan tuntas atau kepercayaan tentang makhluk ini dapat
dengan kata lain belum ada persepakatan ditemukan walaupun dengan penafsiran
di antara mereka. yang bermacam-macam.
Ada pendapat yang mengatakan Dalam ajaran Islam makhluk halus
bahwa kepercayaan tentang jin lahir dari (jin) dapat kita temukan dalam kitab suci
manusia itu sendiri, manusia primitif Al Qur’an, setelah surat al Fatihah yang
misalnya ketika mereka melihat dalam merupakan induk, asas Al Qur’an dan
mimpi yang dialaminya. Ia melihat sekaligus kesimpulannya, maka yang
berbagai hal saat ia tidur, ketika itu pertama kali diketemukan adalah tentang
merasa mengunjungi tempat yang jauh fungsi al Qur’an sebagai hudan atau
padahal ketika ia sadar dari bangunnya petunjuk bagi orang-orang yang ber-
ia berada pada tempat yang semula. Jika taqwa, yang sifat pertamanya adalah
demikian, pasti yang dilihatnya adalah “Yukminuna bil ghaibi” (percaya
kerja makhluk halus yang datang pada kepada yang ghaib), kata “Al Ghaib”,
saat kegelapan. Selanjutnya ketika menurut Ibn Arabi “Maa ghaba anil
sedang tidur, ruh atau makhluk halus itu hawas mimma laa yashihhu illa bil
datang karena jasmani itu tidak bergerak, khabar duuna an nadzar” artinya
maka ketika kematian di mana jasmani “ghaib itu adalah yang tidak nampak bagi
tidak bergerak dan lebih tenang, maka manusia yang didapatkan dari pem-
ketika itulah makhluk halus atau ruh itu beritaan bukan dari penglihatan.” Se-
akan datang. lanjutnya Ibn Arabi menjelaskan bahwa
Pendapat yang lain mengatakan, yang ghaib itu di antaranya adalah surga,
bahwa kepercayaan adanya makhluk neraka, hisab, mahsyar, malaikat, arsy,

1
M. Quraish Shibah, Yang Tersembunyi, (Bandung: Lentera Hati, 2000), hlm. 3

Jin dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits (Syarafuddin Hz.) 59


termasuk jin di dalamnya.2
:*uΗxq ô⎯ÏiΒ 9≅≈|Áù=|¹ ⎯ÏΒ z⎯≈|¡ΣM}$# $oΨø)n=yz ô‰s)s9uρ
Apa yang diungkapkan oleh
wahyu wajib percaya sebagai konse-
kwensi dari keyakinan kita tentang ⎯ÏΒ ã≅ö6s% ⎯ÏΒ çµ≈uΖø)n=yz ¨β!$pgø:$#uρ ∩⊄∉∪ 5βθãΖó¡Β¨
kebenaran agama yang dibawa oleh
Rasulullah SAW. Maka tulisan ini akan ∩⊄∠∪ ÏΘθßϑ¡¡9$# Í‘$¯Ρ
membahas tentang jin dan berbagai
permasalahannya menurut Al Qur’an dan Dan sesungguhnya Kami telah men-
Al Hadis sebagai sumber ajaran Islam. ciptakan manusia (Adam) dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur
Jin dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis hitam yang diberi bentuk. Dan Kami
Jin sebagai makhluk halus yang telah menciptakan jin sebelum
berakal dan mempunyai keinginan- (Adam) dari api yang sangat panas
keinginan sebagaimana manusia. Adapun (QS. Al-Hijr: 26-27).
yang membedakannya adalah bahwa jika
jin tidak memiliki tubuh. Oleh karena itu Dalam ayat di atas dijelaskan
jin tidak bisa dilihat bentuk aslinya kecuali bahwa jin diciptakan lebih awal dari
menjelma dalam bentuk lain, karena jin manusia, namun al-Qur’an tidak men-
dapat mengubah dirinya dalam bentuk jelaskan jarak antara penciptaan kedua
yang dikehendakinya sebagaimana makhluk tersebut. Yang jelas bahwa para
malaikat. malaikat diperintahkan untuk bersujud
Dari segi bahasa al-Qur’an, kata kepada Adam a.s. Iblis dari golongan jin
jin berasal dari akar kata yang terdiri dari membangkang karena menganggap
huruf jim dan nun yang berarti keter- dirinya lebih afdol dari Adam karena
tutupan dan ketersembunyian. Karena ini diciptakan dari tanah, sebagai akibat
tersembunyi maka untuk memahaminya sikap takabur yang dimiliki iblis, ia
adalah dikembalikan kepada al-Qur’an termasuk dalam golongan kafir.
dan hadits Nabi Saw. Dalam ayat yang lain Allah SWT
Dalam al-Qur’an ditemukan tiga berfirman:
bentuk kata yang menunjukkan pada
makhluk halus ini yaitu jaan, jin dan ∩⊇∈∪ 9‘$¯Ρ ⎯ÏiΒ 8lÍ‘$¨Β ⎯ÏΒ ¨β!$yfø9$# t,n=yzuρ
jinnat.3 Kata jin disebutkan tujuh kali
dalam al-Qur’an diantaranya firman Dan Dia menciptakan jin dari nyala
Allah: api (QS. Ar-Rahman: 15)

2
Ibn Arabi, Muhammad bin Abdullah, Ahkamul Qur’an [Bairut; Daar Al Ma’rifah, 1970] hlm. 8
3
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Mufahras Alfas al-Qur’an, dibawah huruf jim dan nun.

60 SUHUF, Vol. 22, No. 1, Mei 2010: 58 - 70


Menurut ulama kata jaan sama Sebagaimana manusia, jin juga
dengan kata jin, hanya saja jaan adalah dilengkapi dengan akal maka makhluk
bapak jin. Ia berkembang biak sebagai- ini memiliki pengetahuan.5 Karena
mana Nabi Adam yang merupakan penciptaannya dari benda yang ringan,
manusia pertama telah menurunkan mereka berusaha untuk mengetahui
manusia.4 Namun ada ulama yang rahasia langit. Akan tetapi mereka
mengatakan bahwa jaan adalah se- mendapati penjagaan yang ketat dan
kelompok jin. Pendapat mereka dikuat- penuh dengan panah-panah api.
kan dengan firman Allah dalam al-Qur’an Sebelum Nabi Muhammad Saw
yang menghadapkan kata ins yang diutus, sekelompok ini pernah men-
berarti sekelompok manusia dan kata duduki beberapa tempat di langit untuk
jaan yang berarti sekelompok jin se- mendengar berita-beritanya, akan tetapi
bagaimana firman Allah SWT: sejak Nabi Muhammad diutus mereka
tidak bisa bertahan di tempat-tempat
∩⊂®∪ Aβ!$y_ Ÿωuρ Ó§ΡÎ) ÿ⎯ϵÎ7/ΡsŒ ⎯tã ã≅t↔ó¡ç„ ω 7‹Í×tΒöθuŠsù tersebut sebagaimana firman Allah yang
artinya: “Dan sesungguhnya kami
Pada waktu itu manusia dan jin di- dahulu dapat menduduki beberapa
tanya tentang dosanya (QS. Ar- tempat di langit itu untuk mendengar-
Rahman: 39). dengar beritanya, tetapi sekarang
setelah Muhammad diutus, barang-
Tentu saja yang ditanya semua siapa yang mencoba mendengar-
manusia dan semua jin, bukan hanya dengar seperti itu tentu akan men-
bapak jin atau iblis seorang. Memang jumpai panah api yang mengintai
tidak salah kalau jaan diartikan iblis (untuk membakarnya)” (QS. Al-Jin:
sebagaimana kata insan diartikan 89).
dengan Adam, tetapi ini bukan berarti Dalam al-Qur’an dijelaskan bah-
bahwa setiap kata jaan harus diartikan wa manusia dan jin sama-sama diwajib-
bapak jin. kan untuk beribadah kepada Allah (saya
Kata jinnat yang dibubuhi al (alif tidak menciptakan jin dan manusia
dan lam): al jinnat maupun tanpa al: kecuali untuk menyembah kepada Ku).
jinnat diulangi atau ditemukan dalam al- Oleh karena itu kedua makhluk ini
Qur’an sebanyak dua belas kali ke- dibebani hukum taqlifi (wajib dan
semuanya mengandung makna keter- larangan).
tutupan seperti majnun (gila). Menurut Ibnu Taimiyah jin di-

4
Abu Sood Muhammad bin Muhammad al-‘Amari, Tafsir Abi Sood, VIII (Bairut: Dar al Ahya al
Turats al Arabi, 1982), hlm. 179).
5
Ensiclopedi Islam, II (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Houve) hlm,. 318

Jin dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits (Syarafuddin Hz.) 61


perintahkan untuk melaksanakan ushul mereka yang kafir mendapat hukuman
dan furu’ sesuai dengan kodrat mereka, atau adzab Allah.
yang tidak sama dengan manusia. Oleh Sebagaimana manusia, jin juga
karena itu apa yang diperintah dan apa menganut agama yang berbeda-beda.
yang dilarang atas mereka tidak sama Ada diantara mereka yang beragama
dengan apa yang diperintahkan kepada Yahudi, Nasrasi, Majusi dan menyembah
mereka.6 berhala. Sebagaimana dijelaskan oleh
Namun tidak ada Rasul dari Allah bahwa: penghuni neraka itu terdiri
kalangan jin. Rasul manusia juga untuk dari jin dan manusia yang tidak mau
Rasul mereka. Kitab al-Qur’an (seruan menggunakan akal mereka. Allah ber-
Al-Qur’an) dalam surat ar-Rahman yang firman yang artinya: Dan sesungguhnya
diulang berkali-kali berbunyi: Kami jadikan untuk isi neraka Jaha-
nam kebanyakan dari jin dan manu-
sia, mereka mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakannya untuk me-
“Maka nikmat Tuhan kamu yang mahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
manakah yang kamu dustakan” mempunyai mata (tetapi) tidak diper-
gunakannya untuk melihat (tanda-
Yang dimaksudkan dengan ayat di tanda kekuasaan Allah), dan mereka
atas adalah manusia dan jin (ats Tsa- mempunyai telinga (tetapi) tidak
qolain minal ins wal jin).7 dipergunakannya untuk mendengar
Para Rasul banyak sekali yang (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai
telah diutus oleh Allah untuk menyeru binatang ternak, bahkan mereka lebih
manusia dan jin agar tunduk dan taat sesat lagi. Mereka itulah orang-orang
kepada Allah SWT mengakui keesa- yang lalai (QS. Al-A’raf: 179).
anNya dengan memberikan tanda-tanda Ayat di atas menerangkan bahwa
kebesaranNya. Seruan tersebut dituju- kedatangan adzab Allah kepada jin dan
kan kepada makhluk yang berakal. manusia yang mendustakan ayat-ayat-
Kriteria ini dimiliki oleh jin dan manusia. Nya dengan cara istidraj, yaitu dengan
Adanya petunjuk dari Tuhan maka cara membiarkan mereka bergelimang
di antara jin ada yang beriman dan dalam kesesatannya, hingga tidak sadar
beramal saleh, sebaliknya ada yang jahat bahwa mereka didekatkan secara
dan kafir. Mereka yang beriman berhak berangsur-angsur kepada kebinasaan.
memperoleh pahala dan sebaliknya Mereka tidak berdaya dan langsung

6
Firyal ‘Ulwan, Alam Jin (terj.). Baharudin Fanani (Bandung, Pustaka Hidayah, t.t) hlm. 61
7
Muhammad Ali al Shabuni, Muhtasar Tafsir Ibn al Katsir, III (Bairut: Daar al Qur’an, t.t), hlm.
416

62 SUHUF, Vol. 22, No. 1, Mei 2010: 58 - 70


tersungkur ke dalam neraka yang jin kepadamu yang mendengarkan Al
memang telah disiapkan untuk mereka.8 Qur’an, maka tatkala mereka meng-
Jin memeluk Islam setelah mereka hadiri pembacaan (nya) lalu mereka
mendengar al-Qur’an. Mereka meng- berkata: “Diamlah kamu (untuk
akui bahwa al-Qur’an sangat menakjub- mendengarkannya)”. Ketika pem-
kan dan dapat memberi petunjuk ke jalan bacaan telah selesai mereka kembali
yang benar. Dan mengakui kekuasaan kepada kaumnya (untuk) memberi
Allah. Mereka juga seperti manusia peringatan (QS. Al-Ahqaf: 29).
melakukan ibadan di masjid-masjid. Dengan demikian mereka meng-
Sebagaimana firman Allah yang artinya: hadapkannya untuk mau menerima
Katakanlah (hai Muhammad): “Telah seruan mereka yaitu al-Qur’an dan
diwahyukan kepadaku bahwasanya: apabila mau menerimanya mereka akan
sekumpulan jin telah mendengarkan diampuni segala dosanya. Sebaliknya bila
(Al Qur’an), lalu mereka berkata: kaum jin tidak mau menerima seruan
“Sesungguhnya kami telah men- tersebut maka mereka past akan diadzab
dengarkan Al Qur’an yang menakjub- Allah.
kan, (yang) memberi petunjuk kepada Berdasarkan di atas perlu dicatat
jalan yang benar, lalu kami beriman bahwa tidak semua jin adalah setan,
kepadanya. Dan kami sekali-kali karena jin ada yang taat kepada Allah
tidak akan mempersekutukan seorang dan ada yang membangkang. Allah
pun dengan Tuhan Kami (QS. Al-Jin: berfirman yang artinya: Dan sesungguh-
1-2). nya di antara kami ada orang-orang
Dalam ayat yang lain Allah ber- yang shaleh dan di antara kami ada
firman yang artinya: “Dan bahwasanya (pula) yang tidak demikian halnya.
tatkala hamba Allah (Muhammad) Adalah kami menempuh jalan yang
berdiri menyembah-Nya (mengerja- berbeda-beda (QS. Al-Jin: 11).
kan ibadah), hampir saja jin-jin itu Demikian ucapan jin yang diabadi-
desak mendesak mengerumuninya kan oleh al-Qur’an. Di sisi lain tidak
(QS. Al-Jin: 19). semua setan adalah jin karena ada juga
Dalam al-Qur’an dijelaskan bah- setan manusia sebagaimana firman Allah
wa Allah SWT mendatangkan se- yang artinya: Dan demikianlah Kami
rombongan jin kepada Nabi Saw untuk jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh,
mendengarkan al-Qur’an sebagaimana yaitu syaitan-syaitan (dari jenis)
firman Allah yang artinya: Dan (ingatlah) manusia dan (dari jenis) jin… (QS. Al-
ketika Kami hadapkan serombongan An’am: 112).

8
Abdullah Yusuf Ali, Qur’an Terjemahan dan Tafsirnya, IX (Terj.) Ali Audah (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1993), hlm. 393.

Jin dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits (Syarafuddin Hz.) 63


Demikian al-Qur’an menjelaskan 4. Mereka mempunyai kemampuan
adanya makhluk ciptaan Allah yang memahami bahasa manusia,
bernama jin. Berikut ini beberapa rincian terbukti dari kemampuan mereka
tentang makhluk ini sebagai berikut: mendengar dan memahami al-
a. Perbedaan antara jin dan manusia Qur’an, sedangkan manusia
Makhluk ini mempunyai ciri yang tidak memahami bahasa mereka.
berbeda dengan manusia. Diantara 5. Jin yang jahat berkemampuan
ciri-ciri tersebut adalah: membisikkan rayuannya kepada
1. Jin dapat melihat manusia se- manusia tetapi al-Qur’an tidak
dangkan manusia tidak dapat menjelaskan bagaimana melaku-
melihatnya sebagaimana firman kannya.
Allah yang artinya: Sesungguh- Berbicara tentang rinciannya maka
nya ia dan pengikut-peng- yang perlu diingat bahwa uraian
ikutnya melihat kamu dari tentang rincian tersebut sering
suatu tempat yang kamu tidak diperselisihkan oleh para ulama dan
bisa melihat mereka (QS. Al- para pakar. Dan tidak jarang urai-
A’raf: 27). Sebuah riwayat dari annya tercampur antara yang shoheh
Abi Said al Kudri r.a. bahwa ia dan tidak shoheh, yang benar dan
mendengar Rasulullah Saw. yang keliru.
bersabda bahwasanya jin akan
menjadi saksi pada hari kiamat b. Unsur Kejadian Jin
nanti bagi orang yang memper- Dalam al-Qur’an maupun Hadits
dengarkan adzan di telinganya Nabi Saw. bahwa jin atau jaan
(HR. Bukhari). diciptakan dari api yang panas.
2. Makhluk ini dapat hidup di planet Bedanya dengan manusia sebagai-
bumi karena diciptakan dari mana firman Allah:
benda yang ringan. Al-Qur’an
tidak menjelaskan dimana tetapi ‫ ﺃﻧﺎ ﺧﲑ ﻣﻨﻪ ﺧﻠﻘﺖ ﻣﻦ ﻧﺎﺭ ﻭﺧﻠﻘﺘﻪ‬:‫ﻗﺎﻝ‬
demikian itulah perintah Allah ‫ﻣﻦ ﻃﲔ‬
kepada jin ketika yang Maha
Kuasa mengusirnya bersama Saya lebih baik daripadanya, Eng-
Adam dari surga.9 kau ciptakan saya dari api sedang
3. Mereka mempunyai kemampuan dia Engkau ciptakan dari tanah.
melaksanakan pekerjaan berat,
seperti apa yang mereka lakukan Demikian iblis dari jenis jin menolak
untuk Nabi Sulaiman. untuk sujud kepada Adam. Dalam

9
Firyal ‘Ulwan, op. cid. Hlm. 33.

64 SUHUF, Vol. 22, No. 1, Mei 2010: 58 - 70


ayat yang lain Allah berfirman yang Malaikan diciptakan dari cahaya, jin
artinya: Dan sesungguhnya Kami diciptakan dari api yang berkobar,
telah menciptakan manusia sedangkan Adam diciptakan se-
(Adam) dari tanah liat kering bagaimana apa yang telah dijelaskan
(yang berasal) dari lumpur hitam kepada kalian.
yang diberi bentuk. Dan Kami
telah menciptakan jin sebelum c. Makanan dan Cara Makan Jin
(Adam) dari api yang sangat Al-Qur’an menjelaskan bahwa jin itu
panas (QS. Al-Hijr: 26-27). makan dan minum sebagaimana
Dalam al-Qur’an surat yang lain firman Allah yang berbunyi:
Allah berfirman:
∩∈⊄∪ Èβ%y`÷ρy— 7πyγÅ3≈sù Èe≅ä. ⎯ÏΒ $yϑÍκÏù

Di dalam kedua surga itu terdapat


Dan Dia menciptakan jaan dari nyala segala macam buah-buahan yang
api. berpasangan (QS. Ar-Rahman:
Menurut Ibn Abas yang dimaksud 52).
dengan maarij adalah lidah api yang
bercampur di dalamnya warna hijau, Ayat sebelumnya dari ayat di atas
kuning dan merah. Api seperti ini berbicara tentang dua macam surga
adalah satu bagian dari tujun bagian yang disediakan bagi hamba-hamba-
‫ﻣﻦ‬ ‫ﺍﳉﺎﻥ‬ ‫ﻧﻮﺭﻭﺧﻠﻖﻣﻦ‬
‫ﻧﺎﺭ‬api ‫ﺍﳉﺎﻥ ﻣﻦ‬
‫ﺍﳌﻼﺋﻜﺔ‬10‫ﻭﺧﻠﻖ‬
‫ ﻣﺎﺭﺝ‬jahanam.
neraka ‫ﻣﻦ‬ ‫ﺧﻠﻘﺖ‬ nya yang shaleh baik dari manusia
Menurut As Suyuti yang dia kutib maupun jin. Untuk itu menurut ulama
‫ﻟﻜﻢ‬Ibnu
dari ‫ﻭﺻﻒ‬Abs‫ﳑﺎ‬ ‫ﻭﺧﻠﻖ ﺃﺩﻡ‬
bahwa ‫ﻧﺎﺭ‬adalah
maarij seandainya jin tidak makan maka al-
api yang sangat panas (al samum), Qur’an tentu tidak menyediakan bagi
sedangkan menurut Ibnu Katsir mereka di surga buah-buahan dan
maarij adalah api yang paling baik.11 makanan yang lezat.
Dalam hadits dijelaskan tentang ke- Di dalam hadits ditemukan banyak
jadian jin sebagaimana diriwayatkan sekali yang menerangkan tentang hal
oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah ini diantaranya yang diriwayatkan
r.a. bahwa Nabi Saw. ber-sabda: oleh Bukhari dari Abu Hurairah
bahwa ia pernah ditugaskan oleh
Rasulullah untuk menjaga zakat pada
bulan Ramadhan. Pada suatu malam

10
Ahmad al-Shawi, Hasyiyah al’Alamah al Shawi ‘ala Tafsir al Jalalain, IV (Kairo: Al Istiqamah,
1952), hlm. 154.
11
Muhammad Ali al Shabuni, op. cid, hal. 416.

Jin dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits (Syarafuddin Hz.) 65


ia didatangi oleh seseorang yang Hadits lain menjelaskan bahwa setan
merangkak untuk mengambil makan- makan bersama orang yang tidak
an. Dalam hadits tersebut dijelaskan membaca basmalah ketika makan,
bahwa setan mengaku pada Abu tetapi setelah mengucapkan basma-
Hurairah bahwa ia mempunyai anak lah memuntahkan apa yang mereka
dan istri yang membutuhkan makan- makan. Itulah sebabnya Nabi meng-
an. anjurkan membaca basmalah ketika
Dalam hadits lain yang artinya: akan makan, kalau lupa di tengah-
Setiap tulang yang disembelim nya, kalau lupa lagi diakhirnya.
dengan menyebut nama Allah Kalau jin makan maka mestinya
menjadi makanan yang banyak buang air. Hadits Nabi menjelaskan
dagingnya buat kalian, dan setiap bahwa ada orang yang bercerita
kotoran binatang adalah makan- didepan Nabi bahwa ia tidur sampai
an untuk kendaraan mereka, matahari terbit tanpa ia shalat subuh,
maka jangan beristinjak dengan- maka Nabi bersabda:
nya (HR. Muslim, Abu Daud, at-
Turmudzi dari Abdullah bin Mas’ud). ‫ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺬﻯ ﺑﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﰱ ﺃﺫﻧﻪ )ﺭﻭﺍﻩ‬
Dalam riwayat lain dari at-Turmudzi
bahwa Nabi melarang beristinjak (‫ﺍﺭﻯ ﻭﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ‬/‫ﺍﻟﺒﺦ‬
dengan tulang dan kotoran binatang.
Itulah orang yang setan kencing
Hadits riwayat muslim yang lain
ditelinganya (HR. Bukhari dan
berbunyi bahwa Nabi Saw, ber-
Muslim dari Ibn Mas’ud).
sabda:
Hadits di atas tidak jarang diper-
‫ﺇ ﺫ ﺃﻛﻞ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻓﻠﻴﺄﻛﻞ ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﻭﺇﺫ ﺷﺮﺏ‬ selisihkan oleh para ulama baik dari
‫ﻓﻠﻴﺸﺮﺏ ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻳﺄﻛﻞ ﺑﺜﻤﺎﻟﻪ‬ segi keshahihannya maupun inter-
pretasinya. Karena itu Imam Nawa-
(‫ﻭﻳﺸﺮﺏ ﺑﺸﻤﺎﻟﻪ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﳌﺴﻠﻢ‬ wi berkomentar: kewajiban mem-
percayai makan dan minumnya jin
Apabila seorang diantara kamu secara hakiki, dan hendaklah di-
makan maka gunakanlah tangan pahami bukan dalam arti keagamaan
kanan, dan apabila kamu minum yang menjadikan seseorang berdosa
gunakanlah tangan kanan, karena apalagi keluar dari Islam.
sesungguhnya setan (jin) mereka
makan dengan tangan kiri (HR. d. Dapatkah Jin Dilihat
Muslim dari Ibnu Umar). Allah SWT berfirman yang artinya:
Hai anak Adam, janganlah sekali-

66 SUHUF, Vol. 22, No. 1, Mei 2010: 58 - 70


kali kamu dapat ditipu oleh syai- atau mereka hanya dapat dilihat pada
tan sebagaimana ia telah me- masa kenabian, sedangkan sekarang
ngeluarkan kedua ibu bapakmu tidak dapat dilihat. Penganut pen-
dari surga, ia menanggalkan dari dapat ini berpendapat bahwa ke-
keduanya pakaiannya untuk mem- beradaan mereka sebagai makhluk
perlihatkan kepada duanya ‘au- halus harus diyakini dan imam.
ratnya’. Sesungguhnya ia dan Pendapat lain mengatakan bahwa jin
pengikut-pengikutnya melihat dapat dilihat oleh manusia, jika jin
kamu dari suatu tempat yang berubah dengan mengambil bentuk
kamu tidak bisa melihat mereka. makhluk yang dapat dilihat oleh
Sesungguhnya Kami telah men- manusia. Para penganut pendapat ini,
jadikan syaitan-syaitan itu pe- tidak membatasi kemungkinan me-
mimpin-pemimpin bagi orang- lihat mereka, hanya oleh para Nabi,
orang yang tidak beriman (QS. Al- atau pada masa kenabian, tetapi
A’raf: 27). kapan saja, di mana saja, dan siapa-
Ayat ini dipahami oleh sebagian pun bila kondisi memungkinkan.
ulama sebagai dalil bahwa manusia Adapun dalil yang digunakan oleh
tidak mungkin melihat jin dalam pendukung pendapat ini adalah
bentuk aslinya. Adapun yang menga- riwayat-riwayat yang kandungannya
ku melihatnya dalam aneka bentuk menjelaskan bahwa kaum salaf telah
hewan, maka dapat diterima. Itulah melihat makhluk halus dalam bentuk
maksud pernytaan Imam Syafi’i: manusia atau binatang.
Siapa yang mengaku dapat me- Demikian halnya dengan jin. Ia dapat
lihat jin, maka kami tolak kesaksi- dilihat bukan dalam bentuk aslinya,
annya kecuali Nabi.12 tetapi dalam bentuk yang sesuai
Ulama lain mengatakan bahwa dengan potensi penglihatan manusia.
manusia dapat saja melihat jin, jika Di antara dalil-dalil yang digunakan
Allah memberi kemampuan kepada adalah: “Riwayat Imam Muslim
orang tertentu khususnya orang yang dalam kitab shahihnya meriwa-
dekat denganNya. Sehingga mereka yatkan bahwa pada suatu ketika
mampu melihat makhluk halus, Nabi dan para sahabat ketika
karena ayat di atas tidak menafikan mereka duduk bersama-sama
kemampuan manusia untuk melihat- pernah didatangi oleh malaikat
nya. Jibril dalam bentuk manusia;
Ulama lain berpendapat bahwa jin Umar Ibn Khottab sebagai perowi
hanya dapat dilihat oleh para Nabi hadits ini mengatakan: “Pada

12
M. Quraish Shibah, op. cid, hlm. 53

Jin dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits (Syarafuddin Hz.) 67


suatu hari ketika kami duduk Kemudian kata orang tersebut “lalu
dekat Rasulullah SAW, tiba-tiba terangkan kepadaku tentang Ihsan.
muncul seorang laki-laki yang “Lalu Nabi menjawab: “Hendaklah
memakai pakaian yang berwarna engkau beribadah kepada Allah
putih, dan berambut hitam.” seolah-olah engkau melihatNya. Jika
Jin tidak terlihat padanya bekas engkau tidak dapat melihatNya,
perjalanan yang jauh dan tidak ada sesungguhnya ia melihat engkau.”
seorang pun di antara para sahabat Orang itu berkta lagi “Beritahulah
yang duduk bersama Nabi mengenal- kepada Engkau tentang hari kiamat.
nya. Ia lalu duduk dihadapan Nabi “Orang yang ditanya itu tidak lebih
SAW sambil meletakkan kedua tahu daripada yang bertanya” kata
telapak tangannya di atas kedua dia selanjutnya. “Beritahukanlah
paha beliau. Lalu ia berkata: “Wahai kepadaku tanda-tandanya.” Sabda
Muhammad, terangkanlah kepadaku beliau “Apabila budak perempuan
tentang Islam”. Maka Rasulullah melahirkan anak tuanya dan engkau
SAW bersabda: “Islam adalah agar melihat orang-orang Badui yang
engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan bertelanjang kaki, miskin, lagi
selain Allah, dan sesungguhnya Nabi pengembala domba berlomba-
Muhammad adalah utusan Allah, lomba dalam mendirikan bangunan.”
engkau mendirikan sholat, menge- Kemudian pergilah orang tadi. Aku
luarkan zakat, berpuasa dalam bulan tetap tinggal beberapa lama, ke-
Ramadhan, dan mengerjakan haji ke mudian beliau bersabda kepadaku:
BAITULLAH (Mekah) bagi orang “Wahai Umar, tahukah engkau
yang mampu menjalankannya, ke- siapakah yang bertanya tadi?”
mudian orang itu berkata “Engkau jawabku “Allah dan Rasul-Nya lebih
benar.” Kami heran (kata sahabat) mengetahui.” Sabda beliau: “Dia
dia bertanya tapi dia sendiri yang adalah Jibril yang datang kepada
membenarkannya. Orang itu ber- kamu sekalian untuk mengajarkan
tanya lagi “Wahai Muhammad, agamamu” (HR. Muslim).
terangkanlah kepadaku tentang Menurut Ibn Daqiq Al-Ied, hadits ini
Imam” lalu beliau menjawab “Hen- menunjukkan adanya contoh ber-
daklah engkau beriman kepada Allah, pakaian yang bagus, berperilaku
kepada Malaikat-malaikat-Nya, yang baik dan bersih ketika datang
kepada kitab-kitab-Nya, kepada kepada ulama, orang-orang ter-
para rasul-Nya, kepada hari akhir, hormat, atau kepada penguasa,
beriman kepada takdir baik yang karena Jibril ketika datang kepada
baik maupun yang buruk.” Orang Nabi SAW dan sahabat untuk
tersebut berkata lagi “Engkau benar.” mengajarkan agama kepada manusia

68 SUHUF, Vol. 22, No. 1, Mei 2010: 58 - 70


dalam keadaan seperti itu. Kalau kamu.” Ketika perang berkecamuk,
Malaikat Jibril dapat dilihat dalam Rasulullah SAW mengambil se-
bentuk manusia dan berpakaian rapi, gumpal tanah dan melemparkannya
maka jin pun dapat dilihat bukan kemuka orang-orang musyrik sehing-
dalam bentuk aslinya, tetapi bila ia ga mereka kacau balau. Ketika itu
mengambil bentuk yang sesuai juga malaikat Jibril menuju ke arah
dengan potensi penglihatan manu- iblis yang berpenampilan seperti
sia.13 Suraqah, ia sedang memegang tangan
Ibn Katsir, dalam kitab tafsir; tafsir salah seorang musyrik, melihat Jibril,
al Qur’an al-Adzim menjelaskan makhluk halus tersebut melepaskan
bahwa ketika pemuka-pemuka suku tangan yang dipegangnya dan me-
di Mekkah berunding untuk meng- ninggalkan medan pertempuran
hadapi Nabi Muhammad SAW, bersama kelompoknya. Orang yang
tampil dalam bentuk seorang tua dipegang tangannya tadi berkata:
terhormat dari suku Najed, dan “Wahai Suragah, bukankah engkau
memberikan saran agar memilih dari berjanji membela kami?” Iblis men-
setiap suku seorang pemuda, kemu- jawab: “Sesungguhnya saya dapat
dian pemuda-pemuda itu bersama- melihat apa yang kamu sekalian tidak
sama membunuh Muhammad. De- dapat melihatnya; sesungguhnya saya
ngan demikian suku Nabi Muham- takut kepada Allah.”
mad (Bani Hasyim) tidak dapat Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari
menuntut balas, karena bila menuntut Abu Hurairah, bahwa ia pernah
mereka akan menghadapi banyak menangkap jin yang telah menjelma
suku. seperti manusia, ketika mencuri
Ada riwayat dari Ibn Abbas r.a, kurma sedekah. Rasulullah SAW
bahwa dalam perang Badar iblis pernah juga menyampaikan kepada
tampil dalam pasukan dalam bentuk para sahabat bahwa beliau pernah
seorang yang bernama Suraqah bin menangkap jin Ifrit dengan sabdanya:
Malik bin Ju’Syam yang sangat “Semalam tiba-tiba muncul dihadap-
ditakuti oleh suku Quraisy karena ada anku jin ifrit untuk membatalkan
dendam antara mereka. Suraqah sholatku, maka Allah menganugerah-
berkata kepada kaum musyrik lain kan aku kemampuan menangkapnya
“Tidak ada seorang manusia pun dan aku bermaksud mengikatnya
yang dapat mengalahkam kamu pada tiang masjid, sehingga lalim
pada hari ini dan aku adalah pembela semua dipagi hari dapat melihatnya.

13
Ibnu Daqiq Al Ied, Sejarah Hadits Arba’in An Nawawiyah (Yogyakarta: Media Hidayah, 2001),
hlm. 22-23

Jin dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits (Syarafuddin Hz.) 69


Tetapi aku mengingat ucapan sau- minuna bil al ghaib) yang terdapat
daraku Nabi Sulaiman: “Ya Tuhanku, dalam al-Qur’an, kita harus percaya
ampunilah aku dan anugerahkanlah dengan makhluk halus yang bernama jin.
kepadaku berajaan yang tidak Makhluk ini sebagaimana manusia
dimiliki oleh siappaun sesudahku.” berakal dan mempunyai keinginan.
Lalu Nabi melepaskannya dalam Sedangkan yang membedakanya dengan
keadaan hina dan terkutuk (HR. manusia bahwa jin tidak memiliki tubuh.
Bukhari). Oleh karena itu jin tidak bisa dilihat dalam
bentuk aslinya kecuali menjelma dalam
Kesimpulan bentuk lain, karena jin dapat mengubah
Sebagai konsekwensi dari ke- dirinya dalam bentuk yang dikehendaki
yakinan kita kepada yang ghaib (yuk- sebagaimana malaikat.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya. Departemen Agama RI, Jakarta, 1971.


Ensiklopedi Islam, PT Ikhtiar Baru van Houve, Jakarta, 1993.
Abdul Baqi, Muhammad Fuad, Mu’ja Mufahras alfas al Qur’an, Bairut: Daar al
Fikr Arabi, t.t.
Al Amari, Abi Sood Muhammad bin Muhammad, Tafsir Abu Sood, VIII, Bairut:
Daar Ahya al Tusats al Arabi, 1982.
Al Shabuni, Muhammad Ali, Mukhtashar Tafsir Ibnu al Katsir, III¸Bairut Daar al
Qur’an, 1980.
Al Shawi, Ahmad Hasyiyah al ‘Alama al Shawi ‘ala Tafsir al Jalalaiun, IV,
Kairo, Mathbaatul al Istiqomah, 1952.
Ridho, Muhammad Rasyid, Tafsir al Manar, I, Mesir: Al-Manar, 1373 H.
Ulwani, Firyal, Misteri Alam Jin (Terj.) Baharudin Fanani, Bandung: Hidayah, 1993.
Yusuf Ali, Qur’an Terjemahan dan Tafsirnya, IX (Terj.) Ali Audah, Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1993.

70 SUHUF, Vol. 22, No. 1, Mei 2010: 58 - 70

Anda mungkin juga menyukai