Anda di halaman 1dari 5

KONTRIBUSI UNTUK NEGERI

Tak bisa dipungkiri, Pendidikan sudah menjadi kebutuhan bagi setiap manusia. Karena
dengan Pendidikan manusia bisa memperoleh perubahan diri untuk menjadi insan yang lebih
baik lagi. Perubahan yang dimaksud ialah perubahan dari segi kognitif atau pengetahuan,
perubahan tingkah laku serta keterampilan yang terus diasah selama menempuh pendidikan.
Meskipun pengetahuan ini penting, sikap dan tingkah laku seseorang tidak kalah penting.
Bagi saya adab tetap paling tinggi kedudukannya dibanding ilmu, dan sebab itu saya selalu
membarengi kalimat itu disamping prinsip yang saya tanamkan.

Sebagai mahasiswa, tentu nikmat ini tidak bisa dirasakan oleh setiap remaja di Indonesia.
Saya sangat bersyukur atas hal ini, mendapatkan gelar “Maha” dari setiap “siswa” yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab lebih di pundaknya. Mahasiswa mesti dibekali hard
skill dan soft skill yang berjalan dengan seimbang. Kemampuan menyeimbangkan ini dapat
diperoleh mahasiswa melalui pembekalan secara formal dalam kurikulum pembelajaran,
maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler ataupun pembelajaran di luar kampus.

Saya menyadari bahwa dari setiap individu yang menempuh pendidikan sejatinya untuk
persiapan diri dan kembali berkontribusi untuk negeri. Essai ini saya tulis untuk mengikuti
Beasiswa Unggul Masyarakat Berprestasi tahun 2021/2022. Nama saya AHMAD HIDAYAT.
Saya berasal dari Desa Sungai Gambir, Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo,
Provinsi Jambi. Saya mahasiswa semester 1 pada Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Manajemen
Universitas Nasional (UNAS).

Sebagai lulusan Ekonomi Syariah dan sekarang terdaftar sebagai mahasiswa


pascasarjana di Universitas Nasional dengan konsentrasi studi Manajemen Sumber Daya
Manusia. Berangkat dari kondisi sumber daya manusia di daerah saya yang masih sangat
sedikit kategori manusia yang berkualitas terkhusus remaja. Saya yakin bahwa jika mereka
bisa dikelola dengan sistem yang tepat melalui pendidikan formal, informal maupun non
formal mereka bisa meningkatkan kemampuan mereka berbarengi teknologi yang bisa
menunjang produktivitas kontribusi untuk negeri.

Berbicara apa yang sudah saya perbuat untuk negeri ini, sebagai anak bangsa saya sudah
melakukan hal-hal yang mampu saya lakukan. Bergerak untuk bangsa melalui label
mahasiswa yang saya sandang untuk kemaslahatan masyarakat, seperti menjadi komponen
yang terlibat dalam pembangunan daerah baik secara pemikiran maupun gerakan. Mengambil
peran sebagai generasi penerus bangsa Indonesia bergerak sebagai agen perubahan melalui
kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan masyarakat serta mensupport pendidikan karena saya
meyakini dengan dukungan semua pihak harus dimulai dari diri saya sendiri untuk
mewujudkan generasi bangsa yang cerdas, baik secara konseptual maupun kontekstual
diperlukan kontribusi setiap elemen bangsa.

Seperti yang kita ketahui, bahwa pemuda adalah pemegang tongkat estafet kemajuan
negeri ini. Baik buruknya suatu bangsa dapat diukur melalui cerminan moral para
pemudanya. Kemajuan dan kemunduran suatu negara dapat dilihat dari cara berfikir
masyarakat terutama pemudanya. Kita dapat mengutip kalimat sederhana namun penuh
dengan makna dari Ir. Soekarno, “Beri aku seribu orang tua niscaya akan kucabut semeru dari
akarnya, beri aku sepuluh pemuda niscaya akan ku guncang dunia.”

Peran serta pengaruh generasi muda dalam perkembangan suatu bangsa sangat penting.
Pemuda sekarang berjuang untuk meningkatkan kualitas bangsa Indonesia di masa depan.
Namun, sayangnya mereka kini tidak dalam keadaan yang produktif. Bukan rahasia umum
lagi bahwa pemuda bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan moral. Hal ini
pastinya bukan tanpa sebab, penurunan moral generasi muda seringkali disebabkan oleh
kurangnya perhatian dari lingkungan sekitarnya terhadap potensi yang dimiliki banyak
generasi muda. Seorang sastrawan muda seringkali merasa minder karena tulisan-tulisannya
dianggap berlebihan oleh lingkungan sekitarnya. Seorang matematikawan muda seringkali
dikucilkan karena tidak pandai bergaul. Seorang seniman muda seringkali di pandang sebelah
mata karena nilai sainsnya buruk. Banyak potensi-potensi pemuda yang disia-siakan hanya
karena salah tempat.

Namun, kita mesti menyadari bahwa berilmu saja tidak cukup dalam menjalani hidup ini.
Dibutuhkan lingkungan yang bisa menunjang emosional agar lebih baik. Contoh: penguasaan
ilmu teknologi dan informasi dianggap sebagai kebaikan atau kemudahan bagi penggunanya.
Namun ketika nalar, kemampuan, dan emosional sosial belum memadai maka bukan
kebaikan dan kemudahan yang kita dapatkan, tapi malah kehancuran yang menghadang.
Mengapa demikian? Hal tersebut terjadi karena sumber daya manusia dan teknologi tidak
seiring dengan spiritual atau emosional sosial. Penguasaan IPTEK digunakan untuk
mengakali prosedur-prosedur yang tidak jujur sehingga lahirlah cyber crime, cyber porn,
maraknya aktivitas pembajakan, dan perilaku-perilaku menyimpang lainnya.

Yang saya harapkan adalah penguasaan manajemen sumber daya manusia dapat
membantu berbagai disiplin ilmu, budaya, dan menciptakan teknologi sesuai tuntutan zaman.
Dengan demikian, jelaslah bagi kita sumber daya manusia dapat memberikan kemaslahatan.
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah, jika sumber daya
manusianya tidak berkualitas maka hal itu akan menjadi malapetaka. Untuk itu saya terus
berusaha meningkatkan kualitas diri melalui pendidikan formal maupun non formal,
lingkungan, maupun keluarga. Sebagaimana orang bijak mengatakan, “tiada batasan bagi kita
untuk menuntut ilmu, karena tiada batasan bagi umat manusia untuk dapat menjadi insan
yang berkualitas dan memberikan kontribusi yang nyata untuk negeri.”

Sebagai generasi muda bangsa ini saya memahami banyaknya penafsiran yang
menjelaskan tentang bagaimana menjadi generasi muda unggul kebanggaan bangsa. Tetapi,
menurut saya untuk menjadi generasi unggul kebanggaan bangsa cukup dengan mengenali diri
sendiri. Memahami diri sendiri dari hal yang terkecil. Memahami bagaimana kesempurnaan
Tuhan menciptakan kita, memahami bagaimana tulus kedua orang tua kita merawat kita, dan
memahami seberapa besar keinginan kita untuk menjadi bermanfaat. Dengan memahami hal-
hal tersebut kita tidak akan mudah terjerumus ke pikiran yang negatif. Menjadi diri sendiri,
untuk menjadi pribadi yang unggul merupakan kewajiban bagi kita untuk mengenali diri
sendiri tujuannya agar kita dapat menempatkan posisi kita di masyarakat. Beberapa poin yang
saya anggap penting dalam pengenalan jati diri salah satunya adalah kasih sayang, Menurut
saya kasih sayang adalah awal dari segalanya. Semua orang pasti menginginkan hobi,
pekerjaan, pendidikan yang sesuai . tapi kasih sayang dapat membuat kita nyaman dan percaya
diri untuk melangkah lebih maju meskipun berbeda.

Kemudian jujur, dengan berlaku jujur setiap saat itu berarti kita sudah menunjukkan
siapa kita sebenarnya, jati diri kita. Usaha, kualitas diri seseorang dapat dilihat dari bagaimana
dia berusaha. Cara dia menghargai proses mencapai tujuan langkah demi langkah. Cara dia
mengambil keputusan untuk bekerja keras lalu ikhlas dengan hasil yang diperoleh. Dan yang
terakhir Doa, bagaimana kita dapat mengenali diri kita sendiri, sedangkan kita tidak mengenali
Tuhan yang menciptakan diri kita. Dengan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan yang
menciptakan kita berarti kita juga semakin dekat dengan diri kita sendiri. Semakin kita
mengenali Tuhan kita, semakin kita mengenali diri kita sendiri.

Berbicara kondisi hari ini, bencana yang melanda dunia yang kita kenal dengan sebutan
wabah virus Corona yang telah menyebar secara masif dan hampir melumpuhkan segala
sendi aktifitas warga negara baik sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan dll.

Artinya persoalan-persoalan ini harus menjadi tanggung jawab kita bersama untuk
sesegera mungkin dituntaskan. Kontribusi sederhana yang bisa dilakukan seperti mengajak
seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda, bahu-membahu saling membantu
mereka yang terdampak wabah. Mendukung kebijakan pemerintah dalam upaya
pemberantasan mata rantai Covid19.

Mengajak tenaga pendidik agar tetap konsisten dalam meningkatkan kecerdasan anak
bangsa. Karena pada kelompok masyarakat tertentu, Pendidikan sebagai salah satu bentuk
investasi belum disadari sepenuhnya dengan benar. Pendidikan masih dianggap sebagai
keterpaksaan, bukan sebagai kewajiban yang harus dihadapinya. Kebanyakan masyarakat kita
Indonesia menganggap bahwa ukuran keberhasilan hidup seseorang dari kemampuan
ekonomi seseorang tersebut, memang tidak seluruhnya salah tetapi ada hal yang harus
diluruskan. Pemahaman seperti itulah yang mengakibatkan banyaknya orang tua yang tidak
menyekolahkan anaknya karena menurut pemahaman mereka, anak-anak tidak sekolah pun
bisa mencari uang walau sebagai buruh kasar.

Seberapa penting pendidikan untuk pembangunan ekonomi suatu bangsa, menjadi


pertanyaan yang sebenarnya bisa dipahami setiap orang. Sumber daya manusia merupakan
salah satu komponen central dalam pembangunan suatu bangsa. Keberhasilan suatu negara
untuk memajukan pendidikan sumber daya manusia akan membawa perubahan tidak hanya
pada sektor ekonomi semata namun juga sektor kesehatan, politik, sosial, dan budaya.
Menjadi tugas kita para pemuda untuk bisa menghadapi tantangan-tantangan menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa dengan mulai meningkatkan literasi, terbuka dalam menerima
berbagai pemikiran dan pengalaman baru, berkontribusi memajukan Indonesia dengan
menjadi relawan, mendukung produk lokal Indonesia, menjadi pengguna teknologi dengan
bijak.
Akhirnya mari kita renungkan, pesan penting yang pernah disampaikan oleh orang bijak
bahwa: “untuk menjadi orang baik cukup dengan diam. Namun untuk menjadi orang yang
bermanfaat dibutuhkan pergerakan.”

Sebagai mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, saya ingin
ikut andil dan ambil peran dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia,
memberikan edukasi secara massif, menyadari bahwa pemuda dengan pendidikan yang baik
akan membantu perekonomian negara. Saya yakin dan percaya, setiap kita dengan
kemampuan yang berbeda-beda jika diasah dengan baik maka hasilnya akan maksimal.
Untuk itu, sebagai mahasiswa Pasca Sarjana yang sedang menempuh Pendidikan, idealnya
mampu berkontribusi secara nyata untuk bangsa. Dengan Manajemen SDM yang
menitikberatkan pada pemahaman seputar Sumber Daya Manusia sebagai aset aktif negara
dan pemanfaatannya melalui Teknik analisis fisik serta psikologis agar dapat memberikan
dorongan yang produktif.

Saya memilih program Magister Manajemen Sumber Daya Manusia ini karena bertujuan
untuk mempelajari aspek-aspek fundamental pengembangan keilmuan. Mempelajari
dinamika perkembangan Sumber Daya Manusia dan organisasi. Menganalisis aspek-aspek
individual, organisasional, dan kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan kinerja.
Mengembangkan model-model terapan pengembangan SDM secara ilmiah. Serta melakukan
sintesis terhadap fenomena pengembangan SDM secara ilmiah. Diharapkan dengan studi
yang saya ambil ini saya memiliki kompetensi untuk memecahkan masalah, melakukan
inovasi dan melakukan perubahan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia. Sehingga
saya mampu berkontribusi lebih dalam jangka panjang di level nasional maupun
internasional.

Semoga essai yang saya tulis ini bisa diperhatikan dan dipertimbangkan oleh pihak-pihak
yang bersangkutan, panitia penerimaan Program Beasiswa Unggulan kepada mahasiswa
Strata Satu (S1), Magister (S2), dan Doktoral (S3).

Anda mungkin juga menyukai