Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN PADA IBU BERSALIN

DOSEN PENGAMPUH :
YETTY PURNAMA, S.ST., M. Keb.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:

1. ATRISIAH (F0G020059)
2. RISKI ANITA RAHAYU ( F0G020060)
3. KITRI ANDRIYANI (F0G020072)
4. PIPI ULAN SARI (F0G020069)
5. MONEKA ULANTARI ( F0G020089)
6. FHANI RAMADINA F ( F0G020090)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya. Sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktunya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan
yang telah banyak membantu memberikan sumbang saran sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktunya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya.

Bengkulu,5 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….………………..................
B. Rumusan Masalah………………………………….……...……………………………......
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………........
BAB II PEMBAHASAN
1. Asuhan Pada Ibu Bersalin ....................................................................................................
a. Pemeriksaan DJJ................................................................................................................
b. Partograf...........................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpualan…………………………………………………………………………….......
B. Saran………………………………………………………………………..........................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan pemantauan denyut jantung janin ini adalah untuk membantu mendeteksi
perubahan pola detak jantung selama proses persalinan berlangsung. Pola detak jantung
yang terlalu cepat atau terlalu lambat menandakan kemungkinan adanya masalah pada
janin, seperti kekurangan oksigen. Ketika terlihat adanya perubahan pola detak jantung,
maka langkah-langkah penanganan dapat diambil untuk mengantisipasi atau mengatasi
sumber permasalahan, serta menentukan metode persalinan yang terbaik bagi janin.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Pemeriksaan DJJ
2. Untuk mengetahui apa itu partograf
C. TUJUAN
1. Untuk medeskripsikan Pemeriksaan DJJ
2. Untuk medeskripsikan apa itu Partograf
BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMERIKSAAN DJJ

1. Pentingnya Memonitor Detak Jantung Janin


Denyut jantung janin perlu dipantau, terutama pada saat proses persalinan dan sesaat
setelah bayi lahir dengan menggunakan peralatan khusus. Tujuan pemantauan ini
adalah untuk membantu mendeteksi perubahan pola detak jantung selama proses
persalinan berlangsung. Pola detak jantung yang terlalu cepat atau terlalu lambat
menandakan kemungkinan adanya masalah pada janin, seperti kekurangan
oksigen.Ketika terlihat adanya perubahan pola detak jantung, maka langkah-langkah
penanganan dapat diambil untuk mengantisipasi atau mengatasi sumber permasalahan,
serta menentukan metode persalinan yang terbaik bagi janin.

2. Metode Pemantauan Detak Jantung Janin


Berdasarkan alat yang digunakan, ada dua macam cara yang bisa dilakukan untuk
memantau detak jantung janin, yaitu:
a. Auskultasi
Cara pertama untuk memonitor detak jantung janin adalah dengan metode
auskultasi, yaitu menggunakan stetoskop khusus. Metode ini terbilang aman karena
minim risiko atau efek samping. Dengan mengandalkan stetoskop khusus, dokter dapat
mendengar masalah terkait detak jantung janin. Dengan metode ini pula, beberapa hal
terkait jantung yang bisa didengarkan seperti bagaimana suara jantung janin, seberapa
sering berdetak, dan seberapa keras berdetak.
b. Pemantauan jantung janin secara elektronik
Cara kedua untuk memantau detak jantung janin adalah dengan alat pemantau
elektronik. Alat ini akan digunakan selama masa kehamilan hingga saat kelahiran bayi.
Selain memantau detak jantung janin, alat ini berguna juga untuk mengetahui kekuatan
dan durasi kontraksi rahim. Ada dua cara menggunakan alat pemantauan elektronik, di
antaranya:
 Pemantauan eksternal, yaitu pemantauan yang menggunakan alat
gelombang suara (ultrasound) Doppler untuk memeriksa apakah detak
jantung janin terlalu cepat atau terlalu lambat. Jika diperlukan, dokter juga
bisa melakukan tes menggunakan sabuk bersensor guna menghitung berapa
kali detak jantung janin bertambah cepat selama 20 menit. Ketika Ibu
hendak bersalin, dokter juga bisa menggunakan alat yang disebut
kardiotokografi (CTG) untuk mengetahui detak jantung janin dan pola
kontraksi rahim ibu.

 Pemantauan internal, yaitu pemantauan yang hanya bisa dilakukan jika


kantong ketuban sudah pecah. Pemantauan internal dilakukan dengan
memasukkan kabel bersensor ke dalam rahim melalui vagina. Kabel inilah
yang nantinya akan ditempelkan ke kepala janin untuk mengukur detak
jantungnya. Setelah pemasangan, pemantauan akan dilakukan secara terus
menerus. Akan tetapi, cara ini belum tersedia di Indonesia.

Hanya karena pola detak jantung janin abnormal, bukan berarti langsung
dinyatakan bahwa calon buah hati memiliki gangguan kesehatan tertentu. Dokter akan
memerlukan hasil pengamatan dari aneka tes lainnya, guna memastikan hal tersebut.
Jika dokter berhasil menemukan adanya gangguan kesehatan, maka tindakan
selanjutnya adalah menemukan penyebabnya. Jika gangguan tidak bisa teratasi dan
dapat mengganggu kelahiran bayi, maka biasanya bayi akan segera dilahirkan melalui
operasi caesar, ekstraksi vakum, maupun forceps.
B. PARTOGRAF
Partograf adalah alat untuk mencatat hasil observasi dan pemeriksaan fisik ibu dalam
proses persalinan serta merupakan alat utama dalam mengambil keputusan klinik khususnya
pada persalinan kala satu.
1) Kegunaan Partograf
a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan memeriksa pembukaan
serviks berdasarkan pemeriksaan dalam.
b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal, dengan demikian
dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama. Hal ini merupakan
bagian terpenting dari proses pengambilan keputusan klinik persalinan kala I.
2) Bagian-bagian partograf

a) Kemajuan persalinan.

 Pembukaan serviks.
 Turunnya bagian terendah dan kepala janin.
 Kontraksi uterus.

b) Kondisi Janin.

 Denyut jantung janin


 .Warna dan volume air ketuban.
 Moulase kepala janin.

c) Kondisi ibu.

 Tekanan darah, nadi dan suhu badan.


 Volume urine.
 Obat dan cairan.
3) Cara mencatat temuan pada partograf Observasi dimulai sejak ibu datang, apabila ibu
datang masih dalam fase laten, maka hasil observasi ditulis di lembar observasi bukan
pada partograf. Karena partograf dipakai setelah ibu masuk fase aktif yang meliputi :

a) Indentifikasi ibu
Lengkapi bagian awal atau bagian atas lembar partograf secara teliti pada saat
mulai asuhan persalinan yang meliputi Nama, Umur, Gravida, Para, Abortus,
Nomor RekamMedis/Nomor Klinik, Tanggal dan waktu mulai dirawat, Waktu
pecahnya ketuban

b) Kondisi janin

Kolom lajur dan skala angka pada partograf bagian atas adalah untuk pencatatan.

 Denyut jantung janin


DJJ dinilai setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin).
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180
dan 100, nilai normal sekitar 120 s/d 160, apabila ditemukan DJJ dibawah
120 dan diatas 160, maka penolong harus waspada.
 Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dengan
menggunakan lambang sebagai berikut:

U : Jika ketuban Utuh belum pecah.

J : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Jernih.

M : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan


Mekoneum.

D : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan Darah.

K : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Kering

 Penyusupan/ moulase kepala janin


Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan kepala janin
dengan menggunakan lambang sebagai berikut:

0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat diraba.


1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.

2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tetapi masih dapat


dipisahkan.

3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.

c) Kemajuan persalinan
 Dilatasi serviks

Pada kolom dan lajur kedua dari partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan.Angka 0-10 yang tertera pada tepi kolom kiri adalah besarnya dilatasi
serviks.Kotak diatasnya menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Pada
pertama kali menulis pembesaran dilatasi serviks harus ditulis tepat pada garis
waspada.Cara pencatatannya dengan memberi tanda silang (X) pada garis
waspada sesuai hasil pemeriksaan dalam/ VT.Hasil pemeriksaan dalam/ VT
selanjutnya dituliskan sesuai dengan waktu pemeriksaan dan dihubungkan dengan
garis lurus dengan hasil sebelumnya.Apabila dilatasi serviks melewati garis
waspada, perlu diperhatikan apa penyebabnya dan penolong harus menyiapkan
ibu untuk dirujuk.

 Penurunan bagian terendah janin

Skala 0 s/d 5 pada garis tepi sebelah kiri keatas, juga menunjukkan seberapa jauh
penurunan kepala janin kedalam panggul.Dibawah lajur kotak dilatasi serviks dan
penurunan kepala menunjukkan waktu/ jam dimulainya fase aktif, tertera kotak-
kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan fase aktif dimulai, setiap
kotak menunjukkan 30 menit.Pendokumentasian kontraksi uterus lurus segaris
pembukaan serviks mulai dicatat dalam partograf.

 Obat-obatan dan cairan yang diberikan


Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tersedia lajur kotak untuk
mencatatobat-obatan dan cairan yang diberikan.

 Kondisi ibu
Bagian akhir pada lembar partograf berkaitan dengan kondisi ibu yang
meliputi: Nadi, tekanan darah, temperatur tubuh, urine (volume, aceton, dan
protein). Catatan: Sebelum masuk fase aktif, hasil pemeriksaan ditulis dilembar
observasi, karena partograf diisi setelah ibu masuk fase aktif. Asuhan,
pengawasan dan keputusan klinik setelah bayi lahir ditulis dalam kolom yang
tersedia atau dalam catatan kemajuan persalinan disebaliknya lembar partograf.

4) Dukungan persalinan
a. Lingkungan
Suasana yang rileks dan bernuansa rumah membantu ibu dan pasangan merasa
nyaman sikap para staff sangatlah penting dibandingkan visit ruangan.
b. Teman yang mendukung
Bidan harus menjadi teman yang mendukung bersama dengan keluarga, bidan
diharapkan terampil dan peka serta berfungsi untuk mengembangkan hubungan
dengan wanita asuhan nya dan keluarga.
c. Mobilitas
Diusahakan ibu didorong untuk tetap tegar dan bergerak, persalinan akan berjalan
lebih cepat dan ibu merasa dapat menguasai keadaan, ibu didorong untuk berusaha
berjalan bila 51 memungkinkan dan merubah posisi tidur miring kiri, jongkong, atau
merangkak.

5) Memberi informasi
Ibu dan keluarga diberikan informasi tentang selengkapnya kemajuan persalinan dan
semua perkembang selama persalinan.Setiap intervensi harus dijelaskan.Ibu harus
dilibatkan dalam pengambilan keputusan klinis.

6) Teknik Relaksasi
Diharapkan saat ANC ibu sudah mendapatkan informasi tentang teknik relaksasi apabila
belum pernah maka harus diajarkan saat inpartu, terutama saat teknik bernafas.

7) Percakapan
Pada masa inpartu ibu membutuhkan sikap akrab dan simpatik. Saat kontraksi ibu akan
memerlukan konsentrasi penuh semua emosi dan fisik dikerahkan dan akan menutup
semua pembicaraan. Saat kontraksi sentuhan ekspresi wajah dari orang orang sekita
sangatlah dibutuhkan.

8) Dorongan semangat
Sebagai bidan harus memberikan dorongan semangat selama proses persalinan dengan
ucapan beberapa pujian dan semangat.

9) Pengurangan Rasa Sakit


Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa sakit:
a) Rasa takut dan cemas
Rasa takut dan cemas akan meningkatkan respon seseorang terhadap rasa sakit.
b) Kepribadian
c) Secara alamiah wanita yang tegang dan cemas akan lebih lemah menghadapi stress
dibanding wanita yang rileks dan percaya diri
d) Kelelahan
Wanita yang lelah akan kurang mampu dalam mentolerir rasa sakitnya.
e) Budaya dan Sosial
Beberapa budaya mengharapkan stoitisme (sabar dan membiarkannya) sedangkan
budaya yang lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan.
f) Pengharapan

10) Persiapan persalinan


1) Persiapan persalinan
Saat ANC diberikan informasi tentang persalinan sehingga dapat mempersiapakan
diri untuk menghadapi persalinan.
2) Informasi
Sebaiknya wanita hamil berinteraksi atau melakukan hubungan dengan seorang bidan
atau penolong persalinan tertentu untuk mendapatkan informasi.
3) Mengurangi kecemasan
Disarankan wanita hamil untuk mencarai informasi yang jelas agar tidak menerima
informasi yang salah.
4) Keikutsertaan dalam perencanaan
Setiap pasangan harus ikut berpartisipasi dalam perencanaan asuhan yang
dikehendaki agar lebih tenang dalam menghadapi persalinan.
5) Berkenalan dengan staff
6) Pendekatan antara ibu dan bidan akan memberikan rasa aman.

11) Pemenuhan Kebutuhan Fisik Ibu dan Psikologi selama persalinan


1) Kebutuhan fisik ibu
a) Kebersihan dan kenyamanan
Ibu Dalam inpartu akan merasa sangat panas dn berkeringat sehingga bagi ibu
yang masih memungkinkan untuk berjalan 53 diberikan kesempatan untuk mandi.
Tetapi bagi ibu yang sudah tidak memungkinkan, bidan dan keluarga membantu
ibu menyeka dengan waslap yang dibasah dengan air dingin. Demikian dengan
baju yang basah karena keringat bisa diganti dengan yang baru.
b) Posisi
Dalam kehamilan beberapa ibu hamil sudah dilatih untuk menghadapi persalinan,
misalnya senam, jalan-jalan, jongkong, dan berdiri.Sehingga saat persalinan ibu
hamil memiliki keinginan untuk merubah posisi pada saat persalinan, tidak
hanya tidur telentang.Ibu berusaha untuk menggunakan posisi senyaman
mungkin.
c) Kontak fisik
Selama proses persalinan ibu tidak suka dengan bercakapcakap. Ibu merasa lebih
nyaman untuk kontak fisik.Keluarga dianjurkan untuk melakukan kontak fisik
seperti berpegangan tangan, menggosok-gosok punggung, menyeka wajah
dengan air dingin, mendekap, mengelus-elus perut, atau memijat kaki. Bila
memungkinkan dapat dilakukan rangsangan pada putting susu, klitoris, untuk
mendorong pelepasan oksitosin sehingga akan merangsang kontraksi menjadi
semakin kuat. Keluarga membantu merubah posisi tidur ibu.
d) Pijatan
Ibu yang mengeluh sakit pinggang atau nyeri selama persalinan membutuhkan
pijatan untuk meringankan keluhan, dapat dilakukan dengan pijatan melingkar
daerah lumbusakralis, menekan daerah lutut dengan posisi ibu duduk atau
mengelus-elus perut.
e) Perawatan kandung kemih
Keinginan berkemih pada ibu inpartu sering terganggu dengan adanya kontraksi
untuk itu perlu diperhatikan karenadapat menghambat turun nya bagian terendah
janin dan kontraksi uterus setiap 4 jam kandung kemih harus dikontrol, dan
diupayakan ibu kencing sendiri

2) Kebutuhan psikologis ibu

Ibu bersalin sering merasakan cemas memikirkan hal-hal yang terjadi seperti, perasaan
sakit, takut menghadapi persalinan, penolong sabar atau tidak, apakah anaknya cacat.
Perasaan tersebut akan menambah rasa sakit oleh karena itu ibu bersalin memerlukan
pendamping selama persalinan karena dapat menimbulkan efek positif terhadap
persalinan menguragi rasa sakit, persalinan lebih singkat dan menurunnya persalinan
dengan tindakan.

12) Tanda bahaya persalinan kala I


1) tekanan darah >140/90 mmhg rujuk ibu dengan membaringkan ibu miring ke kiri
sambil diinfus dengan larutan D5%.
2) Temperature >380C, beri minum banyak beri antibiotik dan rujuk
3) DJJ 160x/m posisi ibu miring kiri beri oksigen, rehidrasi, bila membaik diteruskan
dengan pantauan partograf, bila tidak membaik rujuk.
4) Kontraksi
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Tujuan pemantauan denyut jantung janin ini adalah untuk membantu mendeteksi perubahan
pola detak jantung selama proses persalinan berlangsung. Pola detak jantung yang terlalu cepat
atau terlalu lambat menandakan kemungkinan adanya masalah pada janin, seperti kekurangan
oksigen. Ketika terlihat adanya perubahan pola detak jantung, maka langkah-langkah
penanganan dapat diambil untuk mengantisipasi atau mengatasi sumber permasalahan, serta
menentukan metode persalinan yang terbaik bagi janin.
Dan Partograf adalah alat untuk mencatat hasil observasi dan pemeriksaan fisik ibu dalam proses
persalinan serta merupakan alat utama dalam mengambil keputusan klinik khususnya pada
persalinan kala satu.

B.SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca kami menyadari
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk penyempurnaan kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/memonitor-detak-jantung-janin-untuk-mencegah-gangguan-
kelahiran
https://lppm.unisayogya.ac.id/wordpress_lp3m/wp-content/uploads/2020/03/BUKU-AJAR-
Asuhan-Persalinan-Managemen-Nyeri-Persalinan_NEW_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai