Anda di halaman 1dari 10

PENDUGAAN UMUR SIMPAN MINUMAN SARI BUAH SALAK

DENGAN PENAMBAHAN PENGAWET ALAMI


Estimation Of Savings Age Drink Fruit Salak Sari With Addition Of Natural
Preservatives

Abdillah Dzulkarnain. S, Askurrahman, Millatul Ulya

Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo


Madura, Bangkalan, PO BOX 2 Kamal 69162
Emai: abdillah.dzulkarnain@gmail.com
Phone: 085231358627

ABSTRAK

Sari buah adalah cairan dari bagian buah yang dapat dimakan dengan cara
dihancurkan dan dijernihkan dengan atau tanpa pasteurisasi dan dapat dikonsumsi langsung.
Salak merupakan buah yang memiliki banyak manfaat, Salah satunya untuk perawatan mata.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penambahan pengawet alami daun jambu biji
dan kulit batang kayu manis terhadap pH, total asam, oBrix dan kecerahan warna serta
menduga umur simpan berdasarkan pH dan kecerahan warna sebagai parameter dengan
perlakuan suhu 150C, 300C, dan 400C selama 0-5 minggu. Minuman sari buah yang telah
dianalisa, diduga umur simpannya dengan menggunakan metode Accelerated Shelf Life
Testing (ASLT) dengan model Arrhenius. Software yang digunakan untuk pendugaan umur
simpan yaitu Microsoft Excel. Hasil dari ketiga perlakuan didapatkan perlakuan terbaik yaitu
penambahan ekstrak kayu manis, pada suhu 15oC (≈29 hari), pada suhu 30oC (≈27 hari) dan
pada suhu 40oC (≈27 hari). Pada penambahan ekstrak daun jambu biji dengan suhu 15oC
(≈23 hari), pada suhu 30oC (≈24 hari) dan pada suhu 40oC (≈24 hari). Sari buah salak tanpa
pengawet alami pada suhu suhu 15oC (≈23 hari), pada suhu 30oC (≈22 hari) dan pada suhu
40oC (≈22 hari).

Kata Kunci: Sari Buah, Salak, ASLT, Pengawet Alami

ABSTRACT

Fruit juice is the liquid from the fruit that can be eaten by crushed and clarified with
or without pasteurization and can be consumed directly. Salak is a fruit that has many
benefits, one of them for eye care. This study aimed to describe the addition of natural
preservatives guava leaves and bark of cinnamon on pH, total acid, oBrix and brightness of
color and assess the shelf life based on pH and color brightness as a parameter to the
treatment temperature of 150C, 300C and 400C for 0-5 Sunday. Fruit juice that has been
analyzed, allegedly shelf life by using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) with a model of
Arrhenius. Software used to estimate the shelf life is Microsoft Excel. The results of the three
treatments got the best treatment is the addition of cinnamon extract, at a temperature of
15oC (≈29 days), at 30 ° C (≈27 days) and at 40 ° C (≈27 days). In addition guava leaf
extract with a temperature of 15oC (≈23 days), at 30 ° C (≈24 days) and at 40 ° C (≈24
days). Sari fruits without natural preservative at a temperature of 15oC temperature (≈23
days), at 30 ° C (≈22 days) and at 40 ° C (≈22 days).

Keywords: Fruit, Salak, ASLT, Natural Preservatives


PENDAHULUAN mesh, evaporator, serta refractometer, pH
Kerusakan pada minuman sari meter, beaker glass, colour reader dan
buah terjadi karena adanya proses buret saat analisa bahan. Pada proses
fermentasi alami yang disebabkan oleh pengolahan data, software yang digunakan
pertumbuhan khamir atau bakteri asam Microsoft Excel.
laktat. Fermentasi alami ini disebabkan Bahan yang digunakan saat
karena pada salah satu proses terjadi pembuatan minuman sari buah salak
pencemaran mikroba. adalah buah salak, air dan gula. Sedangkan
Pencegahan kerusakan dapat pada proses penambahan umur simpan
dilakukan dengan penambahan bahan produk, bahan tambahan yang digunakan
pengawet. Pengawet dibagi menjadi dua. adalah daun jambu biji, dan kayu manis.
pengawet alami dan pengawet kimia. Serta larutan Aquades, NaOH 0,1 dan
Pengawet alami banyak terkandung dalam indikator PP saat analisa.
hasil alam kita. Pembuatan Bahan Pengawet Alami
Daya simpan adalah kuatnya suatu Pembuatan bahan pengawet alami
produk yang disimpan dalam kurun waktu ini menggunakan metode maserasi, bahan
yang diinginkan tanpa mengurangi pengawet alami (daun jambu biji dan kulit
kandungan dalam produk. Daya simpan ini batang kayu manis) dikeringkan
penting bagi semua pihak, maka produk menggunakan cabinet dryer suhu 50 oC
yang akan dipasarkan dapat dijual dengan selama 20 jam, kemudian dihaluskan
waktu yang lama dan jarak yang jauh menjadi bubuk dan diayak dengan
dapat dicapai tanpa harus memikirkan saringan 60 mesh. Bubuk pengawet alami
lama penyimpanan. dilarutkan dalam akuades, pelarutan daun
METODE PENELITIAN jambu biji dan kulit batang kayu manis

Alat dan Bahan untuk mendapatkan ekstrak. Setelah proses


Alat yang digunakan saat proses maserasi selesai dilanjutkan dengan proses
pembuatan minuman sari buah salak evaporasi. Proses ini bertujuan untuk
adalah pisau, bak karet, panci, blender, memekatkan hasil ekstrak pengawet alami.
kompor gas, saringan, cup sealer dan botol Pembuatan Minuman Sari Buah
plastik. Sedangkan saat proses pembuatan Buah salak dikupas terlebih dahulu,
bahan pengawet alami, alat yang setelah itu buah salak dipisahkan dari
dibutuhkan pisau, cabinet dryer, tabung bijinya. Kemudian buah salak dicuci
reaksi, timbangan analitik dan ayakan 60 sampai bersih. Selanjutnya diblender, saat
diblender buah salak dicampur dengan air, pH.
dengan perbandingan 1 kg buah salak Menurut Muchtadi et al. (2010)
dicampur dengan 3 liter air. Setelah proses pengukuran pH dilakukan dengan pH
pemblenderan selesai, adonan salak meter elektronik. Sebelum pH meter
direbus sampai lembut. Apabila sudah elektronik digunakan, ujung katoda
lembut maka buah salak ditiriskan. indikator dicuci dengan aquades,
Selanjutnya adonan salak dicampur kemudian dibersihkan dengan tissue.
dengan gula pasir, gula yang dicampurkan Setelah itu, pH meter elektronik dikalibrasi
sebanyak 1,5 ons. Selanjutnya adonan dengan ujung katoda yang dicelupkan ke
salak yang sudah dicampur dengan gula dalam larutan buffer 4 dan 7 kemudian
direbus kembali hingga mendidih. Setelah ujung katoda dicelupkan dalam sampel
adonan salak mendidih, adonan salak nira dan hasil pengukuran dibaca pada pH
disaring dan didinginkan. Setelah itu meter
adonan salak dikemas dan disimpan. Total Asam.
Parameter Penelitian Muchtadi et al. (2010) mengungkapkan
Penelitian ini diukur setiap minggu bahwa pengukuran total asam tertitrasi
dengan suhu penyimpan 150C, 300C dan dilakukan dengan memasukkan nira
400C, dimulai dari minggu ke-0 (kontrol) sebanyak 25 ml yang telah disaring
sampai minggu ke-5. Parameter yang diuji kedalam erlenmeyer. Kemudian dititrasi
adalah : dengan larutan NaOH 0,1 N dan
1. Uji Warna : menggunakan larutan indikator
Uji warna menggunakan alat colour phenolptalin (pp) sebanyak 2-3 tetes
reader. Dalam menggunakan alat colour hingga berubah warna menjadi merah
reader nilai yang digunakan adalah nilai L muda. Total asam tertitrasi dinyatakan
yang berarti kecerahan, nilai L (kecerahan) sebagai ml NaOH 0,1 N/ml nira.
mempunyai bobot nilai antara 1-100. Kemudian menghitung jumlah total asam
Semakin mendekati angka 100 maka tertitrasi dengan menggunakan rumus:
bahan yang diuji semakin cerah (Faisal,
2014). Anagari et al. (2011) mengungkapkan
2.Uji Kimia : parameter utama yang digunakan adalah
o
Brix. parameter yang dianggap mempengaruhi
o
Uji yang dilakukan untuk mengukur Brix kemunduran mutu produk, yaitu nilai pH
pada minuman sari buah salak yaitu dan warna (kecerahan)
dengan menggunakan alat Refractometer.
Analisis Data dengan model Arrhenius. Software yang
Minuman sari buah yang diberi digunakan untuk pendugaan umur simpan
perlakuan, kemudian diuji kimia (kadar yaitu Microsoft Excel
o
gula( Brix), total asam dan pH), dan uji Hasil dan Pembahasan
warna (kecerahan). Hasil dari uji tersebut pH
kemudian dideskripsikan. Setiap analisis Hasil analisa pH pada minuman
dilakukan pada minggu 0 (kontrol), 1, 2, 3, sari buah salak tanpa pengawet , pengawet
4, 5. Minuman sari buah yang telah daun jambu biji, dan pengawet kayu
dianalisa kemudian diduga umur manis, yang dilakukan setiap 7 hari sekali
simpannya dengan menggunakan metode dapat dilihat pada Tabel 1.
Accelerated Shelf Life Testing (ASLT)
Tabel 1. Perbedaan Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap nilai pH Minuman Sari Buah
Salak
Suhu Lama Penyimpanan (Hari)
Penyimpanan (oC) Perlakuan 0 1 2 3 4 5
Tanpa Perlakuan 4,1 4 3,7 3,8 3,6 3,5
Daun Jambu Biji 4,6 4,5 4,5 4,2 4,1 4
15 Kulit Kayu Manis 4,5 4,4 4,3 4,1 4 3,9
Tanpa Perlakuan 4,1 4 3,4 3,6 3,4 3,4
Daun Jambu Biji 4,6 4,5 4,2 4,3 4 3,7
30 Kulit Kayu Manis 4,5 4,4 4,3 4 3,8 3,7
Tanpa Perlakuan 4,1 4 3,3 3,5 3,4 3,2
Daun Jambu Biji 4,6 4,5 4 3,9 3,9 3,6
40 Kulit Kayu Manis 4,5 4,4 4,3 4 3,7 3,5
Data Tabel 1 menunjukan bahwa kandungan asam yang terlarut
nilai pH minuman sari buah salak tanpa menyebabkan pH pada sari buah salak
bahan pengawet pada hari terakhir semakin menurun (Ibrahim et al., 2015).
pengamatan dengan suhu 15oC memiliki pH tertinggi pada penyimpanan
nilai tertinggi yaitu 3,5, sedangkan pH minuman sari buah salak menggunakan
terendah adalah pada suhu 40oC yaitu 3,2 daun jambu biji terdapat pada suhu 15oC
dan pada suhu 30oC memiliki nilai pH 3,4. yaitu 4, sedangkan pH terendah pada suhu
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa 40oC yaitu 3,6, dan pada suhu 30oC nilai
semakin tinggi suhu dan semakin lama pH adalah 3,7. semakin tinggi suhu dan
penyimpanan maka nilai pH semakin semakin lama penyimpanan minuman sari
menurun. Hal ini karena energi panas yang buah salak yang menggunakan pengawet
terdapat pada pelarut naik. Banyaknya daun jambu biji maka nilai pH semakin
menurun. Winarno dan Sundari (1996) 28 dan 35 dengan perlakuan suhu 40oC
berpendapat bahwa adanya minyak atsiri yaitu 9,4, sedangkan nilai terendah adalah
dalam daun jambu biji diduga bersifat 8,6 pada hari ke 14 dan 21 dengan suhu
antimikroba. 30oC. Data tersebut menunjukkan semakin
Nilai pH minuman sari buah salak tinggi suhu penyimpanan maka semakin
dengan tambahan pengawet alami kayu tinggi oBrix namun pada perlakuan ini
manis dapat diketahui bahwa semakin hasil oBrix mengalami naik turun. Hal ini
tinggi suhu dan semakin lama disebabkan karena tingginya suhu dapat
penyimpanan maka nilai pH semakin memperlambat aktivitas mikroba, reaksi-
rendah, nilai pH tertinggi terdapat pada reaksi metabolisme didalam sel dikatalis
minuman sari buah salak yang disimpan oleh enzim dan kecepatannya sangat
dalam suhu 15oC yaitu sebesar 3,9. Nilai dipengaruhi oleh suhu (Fardiaz 1992).
ph terendah adalah pada suhu 40oC, dan Penurunan kadar gula selama
nilai pH pada suhu 30oC adalah 3,7. Hal penyimpanan terjadi karena gula
ini dikarenakan kayu manis memiliki digunakan dalam aktivitas mikroorganisme
antioksidan alami dan dapat diterapkan untuk memperoleh sumber energi,
sebagai pengawet alami makanan atau sehingga gula sederhana mengalami
minuman. Kayu manis memiliki sifat degradasi menjadi asam (Riyana, 2008).
higroskopis dan membentuk gel saat Nilai kadar gula tertinggi minuman
dipanaskan dengan pelarut, sifat ini sari buah salak dengan pengawet alami
menyebabkan keluarnya senyawa aktif daun jambu biji adalah pada perlakuan
dari kayu manis menjadi lambat dan suhu 40oC yaitu 10,2, sedangkan nilai
mempengaruhi penumbuhan bakteri pada terendah pada suhu 30oC yaitu 9,4, dan
minuman (Lisawati et al. 2002). pada suhu 15oC sebesar 9,6. Semakin
Penambahan kulit batang kayu
tinggi suhu penyimpanan maka semakin
manis merupakan perlakuan terbaik dilihat tinggi kadar gula, namun pada suhu 30oC
dari data nilai pH yang didapatkan. kadar gula menurun dan naik lagi pada
Dengan nilai pH yang rendah diharapkan suhu 40oC. Semakin tinggi kadar gula
mikroorganisme tidak dapat tumbuh dalam semakin keruh minuman sari buah salak
minuman tersebut sehingga daya simpan dengan tambahan ekstrak jambu biji, jadi
semakin lama (Daroini, 2006). semakin tinggi kadar gula mutu minuman
o
Brix semakin menurun. Hal ini disebabkan
o
Nilai brix tertinggi sari buah salak
terjadinya reaksi Maillard (Browning) dan
tanpa bahan pengawet adalah pada hari ke
meningkatnya asam pada minuman disebabkan adanya reaksi hidrolisis dan
(Winarno, 2004). merubah sukrosa menjadi gula sederhana,
o lalu dirubah menjadi alkohol dan terakhir
Brix tertinggi minuman sari buah
menjadi asam asetat (Irawan, 2015).
salak dengan pengawet alami kayu manis
Nilai tertinggi total asam minuman
adalah pada perlakuan suhu 40oC yaitu
sari buah salak dengan tambahan pengawet
9,6, sedangkan nilai terendah adalah pada
alami daun jambu biji terdapat pada hari
suhu 15oC yaitu 9, semakin tinggi suhu
ke 35 dengan suhu 150C dan nilai terendah
penyimpanan maka semakin tinggi kadar
terdapat pada hari ke 7 dengan suhu 400C.
gula. Hal ini dikarenakan semakin banyak
Hal ini menunjukkan bahwa semakin
gel yang terbentuk pada saat pemanasan
tinggi suhu dan semakin lama
kayu manis dengan air maka semakin
penyimpanan maka total asam semakin
banyak pula senyawa aktif dari minyak
rendah. Sumber energi mikroorganisme
atsiri kayu manis yang terikat sehingga
terutama didapat dari gula yang
dapat menghambat tumbuhnya mikroba
ditambahkan ke dalam minuman tersebut.
(Lisawati et al., 2002).
Gula difermentasi menjadi asam oleh
Perlakuan terbaik adalah pada
mikroorganisme (Pujihastuti 2007).
minuman sari buah salak dengan
Menurut Rachmawati et al. (2009),
penambahan ekstrak kayu manis. Hal ini
antioksidan akan mengalami penurunan
disebabkan karena kandungan
selama penyimpanan, hal ini dikarenakan
sinamaldehid pada kayu manis, yang
pada penyimpanan suhu kamar, kondisi
memiliki sifat hipoglikemik. Mekanisme
lingkungan tidak dapat dikendalikan
kerja sinamaldehid sama dengan
seperti adanya panas dan oksigen. Kontak
glibenklamida yaitu hipoglikemik oral
langsung dengan panas dan oksigen sangat
derivat sulfonil urea yang bekerja aktif
berpengaruh pada penurunan aktivitas
menurunkan kadar gula (Yulia et al.,
antioksidan
2015).
Minuman sari buah salak dengan
Total Asam
pengawet alami kayu manis menunjukkan
Nilai total asam tertinggi minuman
bahwa semakin tinggi suhu maka total
sari buah salak tanpa bahan pengawet
asam semakin rendah, semakin lama
adalah pada suhu 150C. Total asam pada
penyimpanan total asam cenderung turun,
suhu 300C menurun menjadi 0,207
nilai total asam tertinggi terdapat pada
sedangkan pada suhu 400C mengalami
suhu 150C dan terendah pada suhu 400C.
kenaikan sebesar 0,225. Perubahan ini
Penurunan total asam disebebkan karena
Kayu manis memiliki aktivitas antioksidan produk. Suatu produk pangan yang
alami, karena didalam ekstrak kayu manis memiliki nilai gizi tinggi tidak akan
terdapat senyawa sinamaldehid, eugenol, diminati konsumen apabila memiliki
trans asam sinamat, senyawa fenol, dan warna yang kurang bagus (Winarno, 2004)
tannin. Sehingga kayu manis diharapkan Hasil analisa Warna pada
efektif sebagai antioksidan serta perlakuan tanpa pengawet , tambahan
antibakteri sehingga dapat diaplikasikan pengawet alami jambu biji dan tambahan
sebagai antioksidan alami dan pengawet pengawet alami kayu manis , yang
alami makanan (Widowati et al., 2013). dilakukan setiap 7 hari sekali dapat dilihat
Warna (L) pada Tabel 2.
Warna merupakan bagian yang
sangat penting dalam penentuan tingkat
penerimaan konsumen terhadap suatu
Tabel 2. Perbedaan Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap nilai warna (L) Minuman Sari
Buah Salak
Suhu Lama Penyimpanan (Hari)
Penyimpanan (oC) Perlakuan 0 1 2 3 4 5
Tanpa Perlakuan 44 37,2 13,1 12,3 13 11,8
Daun Jambu Biji 40 37,6 12,9 12,3 12 11,9
15 Kulit Kayu Manis 46 38,7 22,2 18 13,4 12,3
Tanpa Perlakuan 44 43,1 12,2 12,9 12,6 13,4
Daun Jambu Biji 40 32,7 12,7 12,2 11,9 11,7
30 Kulit Kayu Manis 46 34,3 19,8 17,9 12 12,8
Tanpa Perlakuan 44 45 11,5 13,4 13,5 12,6
Daun Jambu Biji 40 35,3 12,6 11,7 11,9 11,6
40 Kulit Kayu Manis 46 32,1 16,8 13,8 10,2 15,7
rekasi browning enzimatik dan non
Tabel 2 adalah hasil uji perbedaan
enzimatik (Budikarjono, 2007).
suhu dan lama penyimpanan terhadap
warna minuman sari buah salak. Minuman Minuman sari buah salak dengan
sari buah salak tanpa bahan pengawet pada pengawet alami daun jambu biji pada hari
0
suhu 30 C memiliki tingkat kecerahan terakhir pengamatan dengan suhu 150C
warna lebih tinggi dibandingkan suhu memiliki tingkat kecerahan warna tertinggi
400C. Karena laju reaksi pada suhu rendah daripada suhu 300C dan 400C. Semakin
akan lebih kecil daripada suhu tinggi. tinggi suhu maka tingkat kecerahan warna
Setiap kenaikan 10 derajat celcius semakin menurun. Menurut Anagari et al.
membuat kenaikan dua kali lipat pada (2011) tingkat kecerahan warna yang
semakin menurun dikarenakan adanya bersifat memberikan warna dan flavour
perubahan flavor, warna dan kadang pada makanan atau minuman (Yulianto
tekstur produk dari reaksi oksidasi. dan Widyaningsih, 2013).
Tingkat kecerahan warna tertinggi
Pendugaann Umur Simpan
minuman sari buah salak dengan pengawet
Penentuan umur simpan minuman
alami kayu manis adalah pada suhu 400C
sari buah salak dihitung menggunakan
senilai 15,7 sedangkan nilai terendah pada
persamaan regresi linear dari parameter
suhu 150C yaitu 12,3 dan nilai kecerahan
yang memiliki energi aktivasi yang paling
warna pada suhu 300C adalah 12,8.
rendah. Dari masing-masing persamaan
Dari ketiga perlakuan dapat dilihat tersebut dapat diperoleh nilai K yang dapat
bahwa nilai rata-rata warna tertinggi digunakan untuk menghitung umur simpan
adalah minuman sari buah salak dengan minuman sari buah salak.
tambahan bahan pengawet alami kayu
manis, hal ini disebabkan oleh kandungan
sinamaldehid pada kayu manis yang
Tabel 3. Energi aktivasi (Ea) parameter.
Sampel
Parameter ln K K Ea (kal/mol)
S/P
15 Tanpa Perlakuan 0,22334 1,25025 486,89752
Daun Jambu Biji 0,26548 1,30406 486,89752
Kulit Kayu Manis 0,29133 1,33821 486,89752
30 Tanpa Perlakuan 0,13804 1,14802 185,77475
Warna Daun Jambu Biji 0,12196 1,12971 185,77475
Kulit Kayu Manis 0,11210 1,11862 185,77475
40 Tanpa Perlakuan 0,19329 1,21324 274,49322
Daun Jambu Biji 0,21705 1,24241 274,49322
Kulit Kayu Manis 0,23162 1,26064 274,49322
dapat mengikuti persamaan kinetika reaksi
Setelah energi aktivasi diketahui
t=(At-A0)/k.
maka dipilih energi aktivasi yang terkecil
dari masing-masing parameter. Berdasarkan hasil perhitungan
umur simpan dengan metode ASLT
Dalam hal ini parameter warna
didapatkan hasil yang terbaik yaitu sampel
digunakan dalam menentukan umur
kulit batang kayu manis dengan perlakuan
simpan minuman sari buah salak dengan
penyimpanan pada suhu 150C yaitu ≈29
metode ASLT. Perhitungan umur simpan
hari, pada suhu 300C dihasilkan ≈27 hari
dan pada suhu 400C yaitu ≈27 hari.
Pada penambahan ekstrak daun Perlu adanya penelitian lanjutan
jambu biji dengan suhu 150C dihasilkan pada minuman sari buah salak yang
≈23 hari, sedangkan pada suhu 300C ditambahkan pengawet alami. Utamanya
0
dihasilkan ≈24 hari, dan pada suhu 40 C identifikasi mikroba yang tumbuh dan
dihasilkan ≈24 hari. Sedangkan minuman merusak pada minuman sari buah salak,
sari buah salak tanpa penambahan serta penelitian lebih lanjut pada bahan
pengawet alami pada suhu suhu 150C pengawet alami tentang daya hambat
dihasilkan ≈23 hari, sedangkan pada suhu terhadap mikroba yang tumbuh dalam
300C dihasilkan ≈22 hari dan pada suhu minuman sari buah salak.
0
40 C dihasilkan ≈22 hari. Pada bahan pengawet alami kulit
KESIMPULAN DAN SARAN batang kayu manis perlu diadakan
penelitian lanjutan untuk mengurangi
Kesimpulan
pembentukan gel yang terjadi saat
Hasil penelitian dari pendugaan
minuman sari buah salak disimpan,
umur simpan minuman sari buah salak
sedangkan pada daun buah jambu biji
dengan penambahan pengawet alami, dari
perlu penelitian lanjutan untuk mengurangi
ketiga perlakuan didapatkan perlakuan
rasa pahit pada minuman sari buah salak
terbaik yaitu pada penambahan ekstrak
kayu manis, pada suhu 150C yaitu ≈29 DAFTAR PUSTAKA
hari, pada suhu 300C dihasilkan ≈27 hari
Anagari, H., Mustaniroh, S.A., dan
dan pada suhu 400C dihasilkan ≈27 hari. Wignyanto. 2011. Penentuan Umur
Simpan Minuman Fungsional Sari
Pada penambahan ekstrak daun Akar Alang-alang Dengan Metode
jambu biji dengan suhu 150C dihasilkan Acellerated Self Life Testing
(ASLT) (Studi Kampus di UKM
≈23 hari, sedangkan pada suhu 300C R.Rovit Batu Malang). Agrointek,
dihasilkan ≈24 hari dan pada suhu 400C 5(2).
Budikarjono. 2007. Perbaikan Kualitas
dihasilkan ≈24 hari. Sedangkan minuman Minyak Sawit Sebagai Bahan Baku
sari buah salak tanpa penambahan Sabun Melalui Proses Pemucatan
Dengan Oksidasi. Jurnal Teknik
pengawet alami pada suhu suhu 150C Kimia, 1(2): 54-59.
dihasilkan ≈23 hari sedangkan pada suhu Daroini, O.S. 2006. Kajian Proses
Pembuatan Teh Herbal Dari
300C dihasilkan ≈22 hari dan pada suhu Campuran TehHijau (Camellia
400C dihasilkan ≈22 hari. Sinensis), Rimpang Bangle
(Zingiber CassumunarRoxb.) Dan
Saran Daun Ceremai (Phyllanthus Acidus
(L.) Skeels.) [Skripsi]. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Faisal, H.B. 2014. Pendugaan Umur Riyana, R. 2008. Mutu Dan Daya Simpan
Simpan Susu UHT Cokelat Dengan Air Kelapa (Cocos nucifera L.)
Metode Akselerasi Model Yang Berpotensi Sebagai Minuman
Persamaan Arrhenius Di PT Isotonik [Skripsi]. Bogor: Institut
Danone Indonesia. [Skripsi]. Pertanian Bogor.
Bogor: IPB. Widowati, E., Andriani, M.A.M dan
Fardiaz, D. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Andriyanto, A. 2013. Pengaruh
Jakarta: PT. Gramedia Utama Penambahan Ekstrak Kayu Manis
Pustaka. Terhadap Kualitas Sensoris,
Irawan, S.A., Ginting, S. dan Karo-Karo, Aktivitas Antioksidan Dan
T. 2015. Pengaruh Perlakuan Fisik Aktivitas Antibakteri Pada Telur
Dan Lama Penyimpanan Terhadap Asin Selama Penyimpanan
Mutu Minuman Ringan Nira Tebu. Dengan Metode Penggaraman
Jurnal Rekayasa Pangan dan Basah”. Jurnal Teknosains
Pertanian, 3(3). Pangan, 2(2): 13-20.
Lisawati, Yovita, Sulianti, S.B., dan Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan Dan
Chairul. 2002. Pengaruh Waktu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama
Distilasi Dan Derajat Kehalusan Winarno, M.W. dan Sundari, D. 1996.
(Mesh) Serbuk Kulit Kayu Manis Pemanfaatan tumbuhan sebagai
(Cinnamomum burmanii nees Ex obat diare di Indonesia. Buletin
Bl.) Terhadap Kadar Cermin Dunia Kedokteran.
Sinamilaldehida pada Minyak 109:25-32
Atsirinya. Padang: Farmasi FMIPA Yulia, A., Suparmo., dan Eni, H. 2015.
Universitas Andalas. Pengaruh Minuman Dari Ekstrak
Muchtadi, T.R., Sugiyono dan Kayu Manis – Madu Terhadap
Ayustaningwarno, F. 2010. Ilmu Kadar Gula Darah Tikus
Pengetahuan Bahan Pangan. Terinduksi Aloksan. Jurnal
Bandung:Alfabeta. Penelitian Universitas Jambi Seri
Pujihastuti, D.R. 2007. Pengaruh Sains, 17(1): 76.
Konsentrasi Natrium Benzoat Yulianto, R.R., Widyaningsih, T.D. 2013.
Terhadap Umur Simpan Minuman Formulasi Produk Minuman
Beraroma Apel [Skripsi]. Bogor : Herbal Berbasis Cincau Hitam
Institut Pertanian Bogor. (Mesona palustris), Jahe
Rachmawati, R., Made, R.D., dan Luh, S. (Zingiber officinale), Dan Kayu
2009. Pengaruh Suhu Dan Lama Manis (Cinnamomum burmanni).
Penyimpanan Terhadap Jurusan Teknologi Hasil
Kandungan Vitamin C Pada Cabai Pertanian, FTP Universitas
Rawit Putih (Capsicum Brawijaya Malang . Jurnal
frustescens). Bali : Universitas Pangan Dan Agroindustri,
Udayana. 1(1):65-77.

Anda mungkin juga menyukai