a. Stake’s Congruence-Contingency Model, bertujuan untuk menangkap kompleksitas dari inovasi pendidikan atau perubahan dengan membandingkan hasil yang diharapkan dan hasil yang diamati dalam berbagai tingkat operasi. Dalam model ini ada tiga data yang harus dikumpulkan: 1) Antecedents / Prerequisites, yaitu kondisi yang ada sebelum implementasi kurikulum yang mungkin mempengaruhi hasil. 2) Transactions / Curriculum, yaitu kegiatan yang terjadi saat pelaksanaan kurikulum. 3) Outcomes/ Result, yaitu hasil implementasi kurikulum. b. Model CIPP Stufflebeam, dalam model ini terdapat empat hal yang harus diperhatikan pada saat proses evaluasi yakni: 1) Evaluasi konteks, dimaksud untuk menilai kebutuhan untuk membantu menetapkan tujuan. 2) Evaluasi masukan, dilaksanakan untuk menilai alternatif pendekatan, rencana tindak, rencana staf dan pembiayaan bagi kelangsungan program dalam memenuhi kebutuhan kelompok sasarna serta mencapai tujuan yang ditetapkan. 3) Evalusi proses, ditujukan untuk menilai implementasi dari rencana yang telah ditetapkan guna membantu para pelaksana dalam menjalankan kegiatan dan kemudian akan dapat membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui program kerja dan memperkirakan hasilnya. 4) Evaluasi hasil (product) dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menilai hasil yang dicapai, yang diharapkan dan tidak diharapkan, jangka pendek dan jangka panjang. c. Eisner’s Connoisseurship and Criticism Model, pada dasarnya memiliki lima dimensi evaluasi, yaitu: 1) Evaluasi yang disengaja (intended evaluation) mengacu pada penilaian pribadi tentang nilai, prestasi, dan nilai kurikulum. 2) Evaluasi struktural (structural evaluation) menilai desain kurikulum dan organisasi sekolah. 3) Evaluasi kurikulum (curricular evaluation) menilai isi khusus kurikulum dan bagaimana mereka diatur dan diurutkan. 4) Evaluasi pedagogis (pedagogical evaluation) menilai desain instruksional dan strategi pengajaran. 5) Evalutif evaluation (evaluative evaluation) menilai evaluasi itu sendiri. d. Illuminative Evaluation Model, Evaluasi iluminatif memiliki tiga langkah: 1) Observation (Pengamatan). Evaluator mendapatkan gambaran umum tentang program pembelajaran 2) Further inquirry (Penyelidikan lebih lanjut). 3) Explanation (Penjelasan). Untuk memberikan data tentang apa yang terjadi dengan program dan mengapa. e. Model Penelitian Tindakan (Action Research Model), Ada empat tahapan dalam model ini, yaitu: 1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran (goals dan purposes) Di tahap ini guru mengidentifikasi apa yang ingin dicapai dari pembelajaran dan apa yang ingin siswa capai selama pembelajaran. 2) Menentukan alat untuk memonitor kurikulum. 3) Merefleksikan bagaimana menginterpertasikan data yang dikumpulkan. 4) Mengaktivasi dan melanjutkan proses (refleksi, penilaian, modifikasi) penelitian tindakan. 2. Teknik Evaluasi Kurikulum Berikut ini beberapa cara dalam melaksanakan evaluasi kurikulum: a. Observasi, b. Interview, c. Kuesioner, d. Unobstructive Measure (Pengukuran tanpa halangan), d. Test, e. Penilaian Alternatif