Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia mempunyai riset yang menghasilkan data statistika dimana
penduduk Indonesia memiliki kerusakan vital pada persendian antara tulang panggul
dengan pangkal tulang kaki; berdasarkan data tersebut diprediksi sebanyak 291.856 jiwa
mengalami kerusakan vital tersebut di Indonesia, dan yang terkena sebagian besar dari
golongan manusia lanjut usia. Berangkat dari masalah tersebut, dibuatlah alat yang
diharapkan bisa menggantikan bagian persendian; ini akan sangat membantu bagi korban
yang mengalami penyakit tersebut, korban bisa bergerak dan berjalan dengan tanpa
hambatan yang ada seperti manusia normal pada umumnya.
Alat yang dibutuhkan untuk menggantikan bagian persendian tersebut harus
memiliki sifat: kuat atau lebih kuat dari tulang pada umumnya, tahan terhadap gesekan
yang ada karena memrupakan bagian dari persendian, dan juga tidak menyebabkan efek
samping kesehatan terhadap inangnya. Dari sifat-sifat yang dibutuhkan tersebut, maka
logam yang menjadi bahan utama dalam penyusunnya; dengan memikirkan jenis logam
yang cocok juga paduan unsur-unsurnya, maka terpilihlah paduan Ti-6Al-7Nb. Paduan
tersebut memiliki sifat mekanik yang unggul dengan kekuatan dan daya tahannya
terhadap gesekan yang diberikan, juga memilik efek samping yang sangat rendah bahkan
bisa dikatakan tidak ada terhadap inangnya.
Alat bentukan dari paduan Ti-6Al-7Nb dinamakan Hip Joint Implant. Alat inilah
yang dibutuhkan untuk menggantikan kerusakan vital pada persendian panggul dengan
pangkal kaki tersebut. Di Indonesia sendiri, dengan banyaknya orang yang mengalami
penyakit tersebut; masih belum adanya industri dalam negeri yang bisa menyokong
produksi alat tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, biasanya alat implan ini
diimpor dari luar negeri seperti china dan swiss. Padahal bahan baku yang tersedia untuk
membuat paduan logam medis ini telah tersedia yakni Alumunium yang merupakan
produk dari perusahan dalam negeri, PT INALUM. Kemudian, proses untuk
memproduksi implan ini relatif mudah dan bisa menghasilkan keuntungan yang
menjanjikan. Maka berangkat dari semua hal yang telah dijelaskan, bisa diperkirakan
bahwa produksi Hip Joint Implant ini bisa menjadi bisnis yang sangat menjanjikan bagi
pengusaha maupun Indonesia sendiri, sehingga diperlukanlah penelitian lanjut mengenai
studi kelayakan perancangan pabrik untuk memproduksi Hip Joint Implant di Indonesia.

1.2 Tujuan
Dari latar belakang yang terjadi, diperlukan sebuah penelitian kelayakan studi yang
bertujuan sebagai berikut :
a. Melakukan studi kelayakan pabrik paduan logam medis untuk aplikasi Hip Joint
Implant
b. Menentukan rancangan pabrik yang optimal untuk aplikasi Hip Joint Implant

1.3 Rumusan Masalah


Adapun masalah masalah yang harus ditemukan solusinya adalah
a. Bagaimana proses yang terbaik dari pabrik paduan logam medis untuk aplikasi
Hip Joint Implant?
b. Dimana lokasi yang terbaik untuk pabrik paduan logam medis untuk aplikasi Hip
Joint Implant didirikan di Indonesia?
c. Bagaimana analisis kelayakan ekonomi pabrik paduan logam medis untuk
aplikasi Hip Joint Implant dapati didirikan di Indonesia?

1.4 Manfaat
Dari hasil perancangan studi kelayakan pabrik paduan logam medis untuk aplikasi Hip
Joint Implant ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak
a. Bagi peneliti, hasil yang didapatkan mampu memberikan gambaran mekanisme
sebuah pabrik paduan logam yang akan didirikan
b. Bagi pelaku industri, hasil analisis kelayakan ini dapat dijadikan sebagai acuan
dalam rencana pendirian pabrik paduan logam yang sangat dibutuhkan di
Indonesia
c. Bagi masyarakat, agar mampu terbuka wawasan mengenai kelayakan pendirian
pabrik paduan logam di Indonesia dan dapat semakin mendorong pelaku industri
untuk segera merealisasikannya.

1.5 Metodologi Perancangan


Dalam merancang pabrik yang baik dari hulu sampai hilir untuk memproduksi
Hip Joint Implant dibutuhkan analisis latar belakang agar tahu dimana letak awal
masalahnya, sehingga akan lebih mudah untuk mencari solusinya. Dari analisis latar
belakang yang terdiri dari : masalah, data dan alasan yang mendukung solusi yang ada;
maka diperoleh bahan utama dan produk yang ingin dihasilkan, juga kapasitas pabrik
yang dibutuhkan. Berangkat dari itu semua, ditemukan banyak pilihan rute untuk
memproses produk tersebut dari bahan utama yang diinginkan; dari semua rute proses,
dipilihlah satu proses yang dikiranya terbaik diantara semua proses yang ada dengan
mempertimbangkan kondisi Indonesia baik geografi, demografi dan faktor minor lainnya;
juga dengan diskusi dengan dosen, anggota tim dan teman yang tahu akan proses
tersebut.
Saat tiga faktor utama sudah lengkap: bahan utama yang ingin digunakan,
teknologi untuk memproses dan produk yang ingin dihasilkan. Maka selanjutnya dicari
spesifikasi setiap alat pabrik yang digunakan untuk menjalankan rute proses tersebut.
Dari situ bisa dibuat tata letak pabrik yang mempertimbangkan keefisienan dalam proses
maupun tempatnya. Setelah tata letak pabrik sudah ada, selanjutnya dicari lahan-lahan
yang dikiranya bisa memenuhi syarat-syarat dalam pembangunan tata letak parbik
tersebut. Jika lahan untuk pembangunan pabrik sudah terpilih, maka tahap berikutnya
adalah perhitungan rancangan anggaran biaya untuk kebutuhan pabrik awal maupun
kedepannya, dengan menghitung modal dan pemasukan, juga keuntungan yang dikiranya
akan diperoleh. Setelah semua itu terpenuhi maka selanjutnya dibuat struktur kerja untuk
pabrik tersebut, agar semua kerjaan dan tugas terbagi dengan baik dan tepat. Diharapkan
jika semua hal tersebut dipenuhi, rancangan pabrik ini bisa terimplementasikan dengan
lancar sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ti-6Al-7Nb
Ti-6Al-7Nb adalah alloy titanium alpha-beta yang pertama kali disintesis pada tahun
1977, memiliki kekuatan yang tinggi dan memiliki sifat yang mirip dengan vanadium sitotoksik
yang mengandung alloy Ti-6Al-4V. Ti-6Al-7Nb digunakan sebagai bahan untuk hip prothese. [1]
Ti-6Al-7Nb adalah salah satu paduan titanium yang dibangun dari fase α heksagonal (distabilkan
dengan aluminium) dan fase β (distabilkan dengan niobium) secara teratur. Paduan ini ditandai
dengan sifat mekanik yang menguntungkan, memiliki ketahanan korosi yang lebih tinggi dan
biotoleransi dalam kaitannya dengan paduan Ti-6Al-V.[2]
Alloying adalah salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan sifat mekanik dan
karena Niobium sekelompok dengan Vanadium yang sama dalam tabel periodik, tentu saja
sama-sama berfungsi sebagai unsur penstabil αβ (mirip dengan paduan Ti-6AL-4V), namun
kekuatan paduan Nb sedikit kurang dari Ti-6AL-4V. Perbedaan utama antara Ti-6AL-4V dan Ti-
6Al-7Nb terkait dengan faktor-faktor yang berbeda seperti penguatan solusi padat, penguatan
pemurnian struktur yang disediakan oleh struktur dua fase yang disempurnakan dan perbedaan
dalam struktur mikro antara dua alloy.[3]
Ti-6Al-7Nb diproduksi dengan metode metalurgi serbuk. Metode yang paling umum
adalah pengepresan panas, injeksi logam, pencampuran dan pengepresan. Dalam produksi Ti-
6Al-7Nb suhu sintering antara 900-1400oC biasanya digunakan. Mengubah suhu sintering
memberikan sifat yang berbeda Ti-6Al-7Nb seperti porositas dan mikro yang berbeda. Ini juga
memberikan komposisi yang berbeda antara fase alpha, beta dan alpha + beta. Dalam beberapa
tahun terakhir, paduan Ti-6Al-7Nb juga dapat dibuat dengan teknik 3D-printer yang berbeda
seperti SLM dan EBM.[4] Biasanya digunakan dalam perangkat implan menggantikan seperti:
jaringan keras yang gagal, sendi pinggul buatan, sendi lutut buatan, pelat tulang, sekrup untuk
fiksasi fraktur, prostesis katup jantung, alat pacu jantung, dan jantung buatan. [5] Ini karena Ti-
6Al-7Nb memiliki biokompatibilitas yang tinggi. Oksida dari Ti-6Al-7Nb jenuh dalam tubuh dan
tidak diangkut in vivo atau bioburden. Paduan ini tidak akan menciptakan reaksi jaringan yang
merugikan dan menciptakan lebih sedikit inti sel raksasa.[6] Jika dibandingkan dengan paduan
untuk hip joint implant pada umumnya: Ti-6Al-4V; paduan tersebut bersifat lebih toksik
dibandingkan dengan Ti-6Al-7Nb karena adanya kandungan vanadium yang mempunya sifat
toksik yang lebih besar dibandingkan niobium. Sehingga dengan mengganti vanadium dengan
niobium ini, didapatkan paduan dengan: tingkat toksik yang rendah, lebih stabil pada fasa β-Ti
dan mempunya sifat mekanik dan ketahanan korosi yang serupa dengan Ti-6Al-4V.
Tabel 2.1 Perbandingan Ti-6Al-4V dengan Ti-6Al-7Nb

2.2 Hip Joint Implant


Implan pinggul adalah alat medis yang dimaksudkan untuk memulihkan mobilitas dan
mengurangi rasa sakit yang biasanya dikaitkan dengan radang sendi dan penyakit atau cedera
pinggul lainnya. Setiap implan pinggul memiliki manfaat dan risiko. Setiap sistem implan
pinggul memiliki fitur desain unik seperti ukuran, material, dan dimensi. Selain itu, sistem
implan pinggul yang sama akan memiliki hasil yang berbeda pada pasien yang berbeda. Penting
juga untuk mengenali bahwa hip implant mungkin perlu diganti pada akhirnya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi umur panjang perangkat termasuk usia pasien, jenis kelamin, berat badan,
diagnosis, tingkat aktivitas, kondisi operasi, dan jenis implan yang dipilih.[7]

Gambar 2.1 Tampilan struktur hip joint implant

Referensi :
1. Mamoun Fellah, Mohamed Labaïz, Omar Assala, et al., “Tribological behavior of Ti-
6Al-4V and Ti-6Al-7Nb Alloys for Total Hip Prosthesis,” Advances in Tribology, vol.
2014, Article ID 451387, 13 pages, 2014. doi:10.1155/2014/451387
2. Chlebus, Edward, et al. "Microstructure and mechanical behaviour of Ti―6Al―7Nb
alloy produced by selective laser melting." Materials Characterization 62.5 (2011): 488-
495.
3. Kobayashi, Equo, et al. "Mechanical properties and corrosion resistance of Ti–6Al–7Nb
alloy dental castings." Journal of Materials Science: Materials in Medicine 9.10 (1998):
567-574.
4. Bolzoni, Leandro, et al. "Comparison of Microstructure and Properties of Ti-6Al-7Nb
Alloy Processed by Different Powder Metallurgy Routes." Key Engineering Materials.
Vol. 551. 2013.
5. Elias, C. N., et al. "Biomedical applications of titanium and its alloys." Jom 60.3 (2008):
46-49.
6. http://www.synthes.com/sites/NA/NAContent/Docs/Product%20Support
%20Materials/Materials%20Booklets/Implant%20Materials%20-%20Titanium--6_
%20Aluminum--7_%20Niobium.pdf

Anda mungkin juga menyukai