Anda di halaman 1dari 202

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

MODUL
PENYUSUNAN DOKUMEN
ADMINISTRATIF PENERAPAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
PUSKESMAS

DIREKTORAT JENDERAL
BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
2019
Di Ketik Ulang oleh DINKES
KAB.MUBA Seksi Fasyankes dan
Mutu
KATA PENGANTAR
MENTERI DALAM NEGERI

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya modul Penyusunan Dokumen Administratif Penerapan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) Puskesmas dapat tersusun. Dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah sebagai
pengganti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, selanjutnya untuk memberikan
pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun dokumen administratif BLUD sebagai
persyaratan utama penerapan BLUD, maka disusun modul penyusunan dokumen
administratif penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) puskesmas.
Modul ini menjelaskan mengenai proses penyusunan dokumen administratif BLUD
puskesmas yang terdiri dari dokumen tata kelola, rencana strategis, standar pelayanan
minimal dan laporan keuangan. Penyusunan modul telah melalui proses pembahasan
dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait.
Dengan diterbitkannya modul penyusunan dokumen administratif penerapan Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) puskesmas, dapat menjadi pedoman bagi puskesmas dalam
menyusun dokumen administratif untuk menerapkan BLUD, sebagai upaya optimalisasi
peningkatan kinerja pelayanan, kinerja keuangan, dan manfaat bagi masyarakat.
Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan modul ini.

Menteri Dalam Negeri,

Tjahjo Kumolo

Kata Pengantar i
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 26 September 20199


Yth. Sdr/i Bupati/Walikota
di –
Seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
NOMOR 445/9873/SJ

TENTANG
MODUL PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRATIF
PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umun Daerah sebagai pengganti Peraturan Menteri Delam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedamen Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, bersama ini disampaikan kepada Saudara/i sebagai berikut :

1. Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah telah menerbitkan Modul
Penyusunan Dokumen Administratif Penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas.
2. Modul dimaksud bertujuan untuk memberikan pedoman bagi Puskesmas di Pemerintah kabupaten/kota dalam
menyusun dokumen administratif BLUD Puskesmas sebagai persyaratan utama penerapan BLUD, sehingga dapat
memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dergan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat sejalan dengan praktek bisnis yang sehat.
3. Terhadap Puskesmas yang telah menerapkan BLUD, dokumen administratif tersebut digunakan sebagai bahan
dalam melakukan revisi dokumen administratif penerapan BLUD Puskesmas sesuai Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
4. Dalam rangka pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah, Gubernur selaku
wakil pemerintah melakukan pembinaan atas implementasi BLUD Puskesmas pada kabupaten/kota di wilayahnya
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 373 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Oaerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentan Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Demikian untuk menjadi perhatian dalam pelaksanaannya.

MENTERI DALAM NEGERI

[Cap & Tandatangan]

TJAHJO KUMOLO

Tembunan Yth

1. Presiden Republik indonesia;


2. Wakil Presiden Republik Indonesia;
3. Menteri Koordinator Bidang Politk, Hukum, dan Keamanan;
4. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
5. Menteri Sekretaris Negara;
6. Sekretaris Kabinet;
7. Kepala Staf Kepresidenan;
8. Menteri Keuangan;
9. Menteri Kesehatan,
10. Gubernur KDH Provinsi seluruh Indonesia, dan
11. Ketua DPRD kabupaten/Kota seluruh Indonesia
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 26 September 20199


Yth. Sdr/i Gubernur KDH Provinsi
di –
Seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
NOMOR 445/9874/SJ

TENTANG
MODUL PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRATIF
PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PUSKESMAS

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umun Daerah sebagai pengganti Peraturan Menteri Delam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedamen Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, bersama ini disampaikan kepada Saudara/i sebagai berikut :

5. Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah telah menerbitkan Modul
Penyusunan Dokumen Administratif Penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas.
6. Modul dimaksud bertujuan untuk memberikan pedoman bagi Puskesmas di Pemerintah kabupaten/kota dalam
menyusun dokumen administratif BLUD Puskesmas sebagai persyaratan utama penerapan BLUD, sehingga dapat
memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dergan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat sejalan dengan praktek bisnis yang sehat.
7. Terhadap Puskesmas yang telah menerapkan BLUD, dokumen administratif tersebut digunakan sebagai bahan
dalam melakukan revisi dokumen administratif penerapan BLUD Puskesmas sesuai Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
8. Dalam rangka pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah, Gubernur selaku
wakil pemerintah melakukan pembinaan atas implementasi BLUD Puskesmas pada kabupaten/kota di wilayahnya
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 373 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Oaerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentan Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Demikian untuk menjadi perhatian dalam pelaksanaannya.

MENTERI DALAM NEGERI

[Cap & Tandatangan]

TJAHJO KUMOLO

Tembunan Yth

1. Presiden Republik indonesia;


2. Wakil Presiden Republik Indonesia;
3. Menteri Koordinator Bidang Politk, Hukum, dan Keamanan;
4. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
5. Menteri Sekretaris Negara;
6. Sekretaris Kabinet;
7. Kepala Staf Kepresidenan;
8. Menteri Keuangan;
9. Menteri Kesehatan, dan
10. Ketua DPRD Provinsi/DPRA/DPRP/DPRPB seluruh Indonesia
TIM PENYUSUN MODUL PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRATIF
PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) PUSKESMAS

Pengarah :
1. Drs. Syarifuddin, MM, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah
2. DR. Drs. A. Fatoni, M.Si, Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
3. Drs. Komedi, M.Si, Direktur BUMD, BLUD, dan Barang Milik Daerah.
Penyusun :
1. Dyah Kartika Ratri, SH, Kasubdit Badan Layanan Umum Daerah
2. R. Wisnu Saputro, SE, Kepala Seksi Wilayah I pada Subdit Badan Layanan Umum Daerah
3. Ananto Budiono, SE, MAP, Kepala Seksi Wilayah II pada Subdit Badan Layanan
Umum Daerah.
4. dr. Ganda Raja Partogi Sinaga, MKM, Kasubdit Puskesmas Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan.
5. dr. Wing Irawati, Staf pada Subdit Puskesmas Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
Kementerian Kesehatan.
6. dr. Krishnajaya MS, Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) seluruh Indonesia.
7. Halik Sidik, ME, Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) seluruh Indonesia.
8. Drs. Sawidjan Gunadi, M.Kes, Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) seluruh Indonesia.
9. Eflin Denghentji Manusiwa, S.Kom, JFU pada Subdit Badan Layanan Umum Daerah.
10. Despi Malasari, S.STP, JFU pada Subdit Badan Layanan Umum Daerah.
11. DR. dr. Asih Tri Rachmi, N.MM, Staf Ahli Bidang Pembangunan Kesra dan SDM Kota
Malang.
12. dr. Ananta Kogam DK., M.Kes, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
13. dr. I Gusti Ngurah Gede Putra, M.Si, Kepala Puskesmas Payangan Dinas Kesehatan
Kabupaten Gianyar
14. Pujianingsih, S.KM, MKM, Kepala Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatab
Kabupaten Bandung.
15. dr. Rina Istarowati, Kepala Puskesmas Dinoyo, Dinas Kesehatan Kota Malang
16. dr. Luigi, M.P.H, Kepala Puskesmas Cilandak Dinas Kesehatan DKI Jakarta
17. drg. Dara Pahlarini, M.AP, Kepala Puskesmas Pademangan Dinas Kesehatan DKI Jakarta
18. dr. H. Asep Sani Sulaeman, M.Kes, Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
19. dr. Erni Herdiani, Kepala Puskesmas Lemahabang Dinas Kesehatan Kabupaten
Garut Bekasi.
20. Lily Yuliani, SE, MM, Kasubag Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
21. dr. Arda Yunita, MARS, Kepala Puskesmas Cikarang Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
22. Utardi, SH, Staf pada Subdit Badan Layanan Umum Daerah.
23. Wahyu Eko Saputro, S.Kom, Staf pada Subdit Badan Layanan Umum Daerah.

TIM Penyusunan Modul BLUD Puskesmas iv


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 445/9873/SJ...............................................ii
SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 445/9874/SJ...............................................iii
TIM PENYUSUN MODUL PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRATIF
PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) PUSKESMAS.........................................iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................v

POLA TATA KELOLA BLUD PUSKESMAS


BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Pengertian Pola Tata Kelola.............................................................................................2
C. Tujuan Penerapan Pola Tata Kelola.................................................................................2
D. Ruang Lingkup Tata Kelola..............................................................................................2
E. Dasar Hukum Pola Tata Kelola.........................................................................................3
F. Perubahan Pola Tata Kelola.............................................................................................3
G. Sistematika......................................................................................................................3

BAB II KELEMBAGAAN...........................................................................................................5
A. Kelembagaan...................................................................................................................5
1. Gambaran Singkat Puskesmas (contoh).....................................................................5
2. Struktur Organisasi dan Tata Laksana (contoh)..........................................................7

B. Prosedur Kerja.................................................................................................................30
1. Alur Pelayanan Pendaftaran.......................................................................................32
2. Alur Pelayanan Pemeriksaan Umum..........................................................................32
3. Alur Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut.............................................................33
4. Alur Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak....................................................................33
5. Alur Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit......................................................34
6. Alur Pelayanan Ruang Pelayanan Lanjut Usia (Lansia)...............................................34
7. Alur Pelayanan Skrening Pre Eklampsia......................................................................35
8 Alur Pelayanan Kamar Obat.........................................................................................35
9. Alur Pelayanan Laboratorium.....................................................................................36
10. Alur Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam.....................................................................36
11. Alur Pelayanan Rawat Inap.......................................................................................37
12. Alur Pelayanan Poned...............................................................................................37

C. Pengelompokan Fungsi (contoh).....................................................................................38


1. Fungsi pelayanan kesehatan (service)........................................................................38
2. Fungsi Penyelenggaraan Administrasi........................................................................39
3. Fungsi Pendukung/Penunjang....................................................................................39

Daftar Isi v
D. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (contoh).................................................................39
1. Perencanaan Pegawai.................................................................................................41
2. Pengangkatan Pegawai...............................................................................................41

E. Pengelolaan Keuangan.....................................................................................................45
1. Struktur Anggaran.......................................................................................................45
2. Perencanaan dan Penganggaran BLUD.......................................................................47
3. Ketentuan konsolidasi RBA dalam RKA.......................................................................48
4. Pelaksanaan Anggaran................................................................................................48
5. Pengelolaan Belanja....................................................................................................49
6. Pengelolaan Barang....................................................................................................50
7. Tarif Layanan...............................................................................................................51
8. Piutang dan Utanig/Pinjaman.....................................................................................51
9. Kerjasama BLUD..........................................................................................................52
10. Investasi BLUD...........................................................................................................53
11. SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) BLUD.......................................................53
12. Defisit........................................................................................................................54
13. Laporan Keuangan....................................................................................................54

F. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah (contoh)................................................................55

BAB III PENUTUP...................................................................................................................56

RENCANA STRATEGIS BLUD PUSKESMAS


BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................57
A. Latar Belakang............................................................................................................57
B. Pengertian Rencana Strategis.....................................................................................57
C. Tujuan Penyusunan Rencana Strategis.......................................................................57
D. Dasar Hukum Rencana Strategis................................................................................58
E. Perubahan Rencana Stratenis.....................................................................................59
F. Sistematika Penulisan.................................................................................................59

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS........................................................................60


A. Gambaran Umum Puskesmas.....................................................................................60
1. Wilayah Kerja (contoh)...........................................................................................60
2. Pelayanan Puskesmas.............................................................................................61

B. Gambaran Organisasi Puskesmas...............................................................................63


1. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok dan Fungsi..................................................63
2. Sumber Daya Puskesmas (contoh).........................................................................68

C. Kinerja Pelayanan Puskesmas (contoh)......................................................................71


1. Capaian Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat......................................................71
2. Capaian Kinerja Upaya Kesehatan Perorangan......................................................71
3. Capaian Kinerja Administrasi dan Manajemen......................................................76
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PUSKESMAS....................................................77
A. Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat..............................................................77
B. Isu Stretegis.................................................................................................................78
C. Rencana Fengembangan Layanan..............................................................................80
1. Related Diversification (keanekaragaman)............................................................80
2. Market Development (pengembangan pasar).......................................................80
3. Product Development (pengembangan produk)....................................................81
4. Vertical Integration (integrasi vertikal)..................................................................81
5. Pengembangan Jenis Pelayanan............................................................................82
6. Peningkatan Sarana Prasarana Pelayanan.............................................................82
7. Peningkatan Mutu SDM Pelayanan........................................................................83

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN.................................................................84


A. Visi Puskesmas (contoh).............................................................................................84
B. MISI PUSKESMAS (contoh)..........................................................................................84
C. Tujuan Puskesmas (contoh)........................................................................................85
D. Sasaran Puskesmas (contoh)......................................................................................85
E. Strategi dan Arah Kebijakan Puskesmas.....................................................................86

BAB V PENUTUP....................................................................................................................91
BAB VI RENCANA STRATEGIS.................................................................................................92
LAMPIRAN......................................................................................................................93 - 111

STANDAR PELAYANAN MINIMAL BLUD PUSKESMAS


BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................112
A. Latar Belakang.................................................................................................................112
B. Tujuan..............................................................................................................................114
C. Pengertian........................................................................................................................114
D. Landasan Hukum.............................................................................................................115
E. Perubahan Rencana Strategis..........................................................................................116
F. Sistematika Penyajian......................................................................................................116
G. Cara Menyusun Dokumen SPM Puskesmas BLUD..........................................................116

BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL................................................................................118


A. Jenis Layanan...................................................................................................................118
B. Prosedur Layanan............................................................................................................119
C. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas..........................................................................119
1. Pelayaran Kesehatan Ibu.............................................................................................121
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin..............................................................................122
3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir.........................................................................124
4. Pelayanan Kesehatan Balita (0-59 bulan)...................................................................126
5. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar....................................................128
6. Pelayanan Kesehatan pada usia produktif..................................................................130
7. Pelayanan Kesehatan pada Lanjut Usia......................................................................132
8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi................................................................134
9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus.....................................................136
10. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat........................137
11. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis (TB)..........................................139
12. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko Terinfeksi HIV.....................................140
13. Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Puskesmas..........................................142
14. Pencapaian Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)............................143
15. Pencapaian desa/kelurahan siaga aktif PURI (Purnama Mandini)...........................144
16. Pencapaian desa/kelurahan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan
PHBS.........................................................................................................................145
17. Penanggulangan KLB (Kejadian Luar Basa)...............................................................145

BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM.....................................................................................147


A. Rencana Pencapaian Indikator SPM................................................................................147
B. Strategi Pencapaian SPM Berdasarkan Rencana Strategis..............................................148
C. Rencana Anggaran Biaya.................................................................................................148

BAB IV PENUTUP...................................................................................................................149
LAMPIRAN......................................................................................................................150-151

LAPORAN KEUANGAN BLUD PUSKESMAS


BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH..................158
Contoh Penyusunan Laporan Keuangan BLUD Puskesmas...............................................159
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).................................................................................164
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................164
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan.....................................................164
B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan.........................................................165
C. Sistematika.......................................................................................................................166

BAB II PROFIL PUSKESMAS....................................................................................................167


A. Gambaran Umum Puskesmas.........................................................................................167
1 Latar Belakang..............................................................................................................167
2. Sejarah Puskesmas......................................................................................................168
3. Visi dan Misi................................................................................................................169
4. Kegiatan Utama Puskesmas........................................................................................170
5. Jumlah Pegawai...........................................................................................................170
6. Alamat dan Letak Puskesmas......................................................................................171

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI.............................................................................................175


A. Entitas Akuntansi...........................................................................................................175
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan...............................175
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan............................176
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam SAP .176
1. Pendapatan...............................................................................................................176
2. Belanja......................................................................................................................176
3. Kas.............................................................................................................................176
4. Piutang......................................................................................................................176
5. Persediaan................................................................................................................176
6. Aset Tetap.................................................................................................................177
7. Pengeluaran Setelah Perolelahan.............................................................................178
8. Ekuitas.......................................................................................................................178

BAB IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN............................................................179


A. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi.........................................................................179
1. Pendapatan...............................................................................................................179
2. Belanja......................................................................................................................179
B. Penjelasan Pos-Pos Neraca..........................................................................................181
1. Kas dan Setara Kas....................................................................................................181
2. Piutang......................................................................................................................181
3. Persediaan................................................................................................................181
4. Aset Tetap.................................................................................................................181
5. Aset Lainnya..............................................................................................................182
6. Kewajiban.................................................................................................................183
7. Ekuitas.......................................................................................................................183
C. Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional (LO)............................................................183
1. Pendapatan...............................................................................................................183
2. Beban........................................................................................................................183
D. Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas.......................................................................184

BAB V PENUTUP....................................................................................................................186
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang


menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan dan ujung
tombak pembangunan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
Tahun 2014 Puskesmas mempunyai fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Masyarakat tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, antara lain
meliputi promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi dan peningkatan kesehatan keluarga. Sedangkan pelayanan kesehatan perorangan,
yaitu pelayanan yang bersifat pribadi (private goods), dengan tujuan utama penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit, baik berupa rawat jalan maupun rawat inap.

Mengingat beban kerja puskesmas yang berat, pengelolaan kegiatan yang tidak
memberikan keleluasaan bagi puskesmas untuk menetapkan program dan kegiatan sesuai
puskesmas untuk meningkatkan kinerjanya, sedangkan sistem pembiayaan masih belum
memberikan keleluasaan bagi puskesmas untuk berupaya dalam peningkatan pelayanan,
maka dipandang perlu untuk mengelola puskesmas secara entepreneur bukan secara
birokratik lagi. Untuk itu Puskesmas perlu melakukan perubahan mendasar sehingga lebih
mandiri dan mampu berkembang menjadi lembaga yang berorientasi terhadap kepuasan
pelanggan.

Dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, di mana
memberikan peluang bagi puskesmas untuk menerapkan BLUD yang memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaannya.

Dalam rangka menerapkan pengelolaan keuangan BLUD perlu disusun Tata Kelola
yang merupakan aturan internal puskesmas dengan memperhatikan prinsip-prinsip
tranparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi.

Tata Kelola BLUD Puskesmas 1


B. PENGERTIAN TATA KELOLA
Berdasarkan Pasal 38 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), tata kelola merupakan tata kelola Unit Pelaksana
Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD dan ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah. Selanjutnya dalam Pasal 39 dan Pasal 40 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 79 Tahun 2018 disebutkan bahwa tata kelola memuat antara lain:
1. Kelembagaan yang memuat posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi tanggung jawab,
hubungan kerja dan wewenang.
2. Prosedur kerja yang memuat ketentuan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi
jabatan dan fungsi.
3. Pengelompokan fungsi yang memuat pembagian fungsi pelayanan dan fungsi pendukung
sesuai dengan prinsip pengendalian internal untuk efektifitas pencapaian.
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang memuat kebijakan mengenai pengelolaan
sumber daya manusia yang berorientasi pada peningkatan pelayanan kepada
masyarakat.
Tata Kelola BLUD Puskesmas ditetapkan dergan Peraturan Kepala Daerah Sebelum
ditetapkan menjadi Peraturan Kepala Daerah, Tata Kelola BLUD Puskesmas tersebut disusun
dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas untuk maju dalam tahap selanjutnya yaitu
penilaian.
C. TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA
Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas
bertujuan untuk :
1. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar puskesmas memiliki daya saing yang
kuat.
2. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ puskesmas
3. Mendorong agar organ puskesmas dalam membuat keputusan dan menjalankan kegiatan
senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial
puskesmas terhadap stakeholder.
4. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum masyarakat
melalui pelayanan kesehatan.
D. RUANG LINGKUP TATA KELOLA
Ruang lingkup tata kelola Puskesmas meliputi peraturan internal puskesmas dalam
menerapkan BLUD. Tata kelola dimaksud mengatur hubungan antara organ Puskesmas
sebagai UPT yang menerapkan BLUD, yaitu Kepala OPD, Pemerintah Daerah, Dewan
Pengawas, dan Pejabat Pengelola serta Pegawai berikut tugas, fungsi, tanggungjawab,
kewajiban, kewenangan dan haknya masing-masing.
E. DASAR HUKUM TATA KELOLA
Dasar Hukum untuk menyusun Tata Kelola Puskesmas adalah :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Momor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah yang telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomar 21 Tahun 2011.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Perangkat Daerah Kabupaten/Kota.
8. Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota tentang Kedudukan, Susunan, Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
9. Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota tentang Unit Pelaksana Teknis pada Dinas
dan Badan di Kabupaten/Kota.
10.Keputusan Kepala Daerah Kabupaten/Kota tentang Penetapan Puskesmas Pembantu
Menjadi Pusat Kesehatan Masyarakat
11.Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Unit Pelaksana Teknis
Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
12.Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tentang Struktur Organisasi
Kabupaten/Kota.
13. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia usaha.
F. PERUBAHAN TATA KELOLA
Tata Kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tata kelola puskesmas sebagaimana
disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab, dan
kewenangan organisasi puskesmas serta perubahan lingkungan
G. SISTEMATIKA
Sistematika penyusunan dokumen tata kelola, sebagai berikut:
Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : A. KELEMBAGAAN
1. Gambaran Singkat Puskesmas
2. Struktur Organisasi dan Tata Laksana
B. PROSEDUR KERJA
C. PENGELOMPOKAN YANG LOGIS
D. PENGELOLAAN SDM
BAB III : PENUTUP
LAMPIRAN
BAB II
KELEMBAGAAN

A. KELEMBAGAAN
1. GAMBARAN SINGKAT PUSKESMAS (contoh)

UPT Puskesmas......merupakan Puskesmas Induk yang ada di Kecamatan terletak


di Jaian Raya .... No .... Kecamatan .... Kabupaten/Kota ...., terletak di .... km sebelah ....
dari Kab/kota.....,
UPT Puskesmas ditetapkan menjadi Puskesmas .... Rawat Inap dan mempunyai
surat Izin Operasional yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Perizinan Nomor.......tentang
Izin Operasional Puskesmas.
UPT Puskesmas Kabupaten/Kota .... berlokasi di Jalan Raya .... No......Kecamatan
.... Kabupaten/Kota .... dengan wilayah kerja sebanyak .... Desa dari .... desa di wilayah
kecamatan .... UPT Pukesmas ..... didukung jaringan dibawahnya sebanyak .... Pustu, ....
Ponkesdes, .... Posyandu Balita serta ..... Posyandu Lansia serta.....Jejaring BPS dan BPM.
UPT Puskesmas.......sebagai Puskesmas Rawat Inap mempunyai Ruang Pelayanan
yaitu :
a. Ruang Pelayanan Pendaftaran, Adminstrasi dan Rekam Medis (RPRM)
b. Ruang Pemeriksaan Lansia (RPL)
c. Ruang Konseling Gizi dan Sanitasi (RK)
d. Ruang Pemeriksaan Umum (RPU)
e. Ruang Pemeriksaan MTBS/Anak (RMTBS)
f. Ruang Pemeriksaan Gigi (RPG)
g. Ruang Laboratorium (RLAB)
h. Ruang Pemeriksaan Penyakit menular (RP2M)
i. Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, KB dan Imunisasi (RIA)
j. Ruang pemeriksaan Pre-Eklampsia
k. Ruang Pemerksaan IVA, HIV-IMS (RIVA)
l. Ruang Tata Usaha (RTU)
m. Ruang Pelayanan Farmasi (RPF)
n. Ruang Pelayanan 24 Jam dan Gawat Darurat (RGD)
o. Ruang Rawat Inap (RRI)
p. Ruang Bersalin (PONED)
Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan strata/tingkat pertama, puskesmas ......
bertanggungjawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama
dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Upaya Kesehatan Perorangan, yaitu pelayanan yang bersifat pribadi (private goods),
dengan tujuan utama penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pelayanan rawat
jalan. Sedangkan Upaya Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas ....
meliputi :
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
- Keluarga Berencana
- Kesehatan Reproduksi
4) Upaya Gizi
5) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis
- Pencegahan dan Pengendalian Kusta
- Imunisasi
- Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
- Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
- Surveilans
- Pencegahan dan Pengendalian ISPA/Diare
- Kesehatan Jiwa
6) Perawatan Kesehatan Masyarakat

b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan


1) Pencegahan dan Pengendalian Hepatitis
2) Kesehatan Usia Lanjut
3) Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
4) Usaha Kesehatan Sekolah
5) Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
6) Pengobatan Tradisional Komplementer
7) Kesehatan Kerja dan Olah Raga
8) Kesehatan Indera
9) Kesehatan Matra/Haji
10) Tim Reaksi Cepat
11) Pengawasan Obat & Makmin

Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas.....meliputi:
a. Rawat Jalan :
1) Pemeriksaan Umum
2) Pemeriksaan Gigi
3) Pemeriksaan Lansia
4) Pemeriksaan Anak/MTBS
5) Pemeriksaan Ibu dan Anak
6) Pemeriksaan Pre-Eklampsia
7) Pelayanan Keluarga Berencana
8) Pelayanan Imunisasi Balita
9) Konseling Gizi dan Sanitasi
10) Pemeriksaan Kesehatan Jivwa
11) Pemeriksaan Deteksi Kanker Leher Rahim
12) Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual dan HIV
13) Pelayanan Obat
14) Pelayanan Laboratorium
b. Pelayanan Gawat Darurat dan Rawat Inap
1) Pelayanan Gawat Darurat 24 jam
2) Pelayanan Rawat Inap
3) Pelayanan PONED

Selain itu UPT Puskesmas......juga melaksanakan pelayanan rujukan rawat jalan dan
rujukan Gawat Darurat.

2. STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA LAKSANA (contoh)

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan tata hubungan kerja antar
bagian dan garis kewenangan, tanggungjawab dan komunikasi dalam menyelenggarakan
pelayanan dan penunjang pelayanan.
UPT Puskesmas ..... merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota .... yang bertanggungjawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama di wilayah kerja Puskesmas
..... Kecamatan , di mana tata kerjanya diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
No. .... tahun .... tentang Perangkat Daerah Kabupaten/Kota ..... tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor
..... Tanggal .... Bulan ..... Tahun .... tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Bupati/Walikota. Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Dinas Kesehatan Kahupaten/Kota .....
UPT Puskesmas .....mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan dan
penyembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di kecamatan ....
sesuai dengan kedudukan dan/atau wilayah kerja dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas pokok Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota....., Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan
Struktur organisasi dan uraian tugas puskesmas dalam rangka penerapan PPK BLUD
disajikan dalam dua kondisi, yaitu kondisi sebelum dan sesudah menerapkan Pengelolaan
Keuangan BLUD, sebagai berikut:
a. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Sebelum Penerapan BLUD
1) Struktur Organisusi
Sebelum penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Puskesmas......merupakan Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.....Struktur Organisasi UPT Puskesmas
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota .... Nomor ....
tanggal... Bulan .... Tahun.....di mana dalam struktur tersebut telah mengakomodasi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014.
Bagan Struktur Organisasi UPT Puskesmas......sebagaimana berikut
[ Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi UPT Puskesmas]
b. Struktur organisasi UPT Puskesmas ... Kabupaten/Kota terdiri dari :
1) Kepala Puskesmas
2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas
dalam pengelolaan Keuangan, Umum dan Kepegawaian serta Perencanaan dan
Pelaporan. Terdiri dari :
a) Pelaksana Keuangan
 Pelaksana Bendahara Pembantu JKN
 Pelaksana Bendahara Pembantu Penerimaan
 Pelaksana Bendahara Pembantu Pengeluaran
b) Pelaksana Umum dan Kepegawaian :
 Pelaksana Sarana Prasarana Lingkungan/ Bangunan
 Pelaksana Pengelolaan Barang
 Pelaksana Sarana Prasarana Kendaraan
 Pelaksana Administrasi dan Kepegawaian
c) Pelaksana Perencanaan dan Pelaporan
3) Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas).
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) bertanggungjawab
membantu Kepala Puskesmas dalam mengkoordinasikan kegiatan Pelaksana Upaya
yang terbagi dalam :
a) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
1. Pelaksana Promosi Kesehatan
2. Pelaksana Kesehatan Lingkungan
3. Pelaksana Gizi
4. Pelaksana Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
 Pelaksana Keluarga Berencana
 Pelaksana Kesehatan Reproduksi
5. Pelaksana Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
 Pelaksana Pencegahan Penyakit Tuberkulosis
 Petaksana Pencegahan Penyakit Kusta
 Pelaksana Imunisasi
 Pelaksana Surveilans
 Pelaksana Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
 Pelaksana Pencegahan Penyakit ISPA/Diare
 Pelaksana Pencegahan Penyakit HIV-AIDS
 Pelaksana Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
 Pelaksana Kesehatan Jiwa
6. Pelaksana Perawatan Kesehatan Masyarakat
b) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
1. Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah
2. Pelaksana Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
3. Pelaksana Kesehatan Tradisional dan Komplementer
4. Pelaksana Kesehatan Kerja dan Olah Raga
5. Pelaksana Kesehatan Indera
6. Pelaksana Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
7. Pelaksana Pencegahan Penyakit Hepatitis
8. Pelaksana Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
9. Pelaksana Kesehatan Matra/Haji
10. Pelaksana Tim Reaksi Cepat (TRC)
11. Pelaksana Pengawasan Obat, Makanan dan Minuman
4) Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), Kefarmasian dan
Laboratorium:
a) Penanggung Jawab Ruang Pendaftaran, Administrasi dan Rekam
b) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan Umum
c) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan Lanjut Usia
d) Konseling Gizi dan Sanitasi
e) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan MTBS/Anak
f) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan Gigi
g) Penanggung Jawab Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana
dan Imunisasi
h) Penannggung Jawab Ruang Pre-Eklampsia
i) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan Penyakit Menular
j) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan IVA, IMS-HIV
k) Penanggung Jawab Ruang Imunisasi
l) Penanggung Jawab Ruang Pelayanan Farmasi
m)Penanggung Jawab Ruang Laboratorium
n) Penanggung Jawab Ruang UGD 24 Jam
o) Penanggung Jawab Rawat Inap
p) Penanggung Jawab PONED
5) Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Fasyankes)
a) Puskesmas Pembantu
 Penanggung Jawab Puskesmas Pembantu
b) Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes)
 Penanggung Jawab Ponkesdes ....
c) Penanggung Jawab Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan

c. Hubungan Antar Struktur Organisasi


1) Kedudukan Sruktur Organisasi Puskesmas dengan Dinas Kesehatan Puskesmas ....
berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis di bawah Organisasi Perangkat Daerah
Dinas Kesehatan. Sebagai unsur pelaksana teknis, UPT Puskesmas melaksanakan
kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang tertentu
Kegiatan teknis operasional UPT Puskesmas secara langsung berhubungan dengan
pelayanan masyarakat. Kegiatan teknis penunjang dilaksanakan untuk mendukung
pelaksanaan tugas organisasi induk yaitu Dinas Kesehatan dengan gambaran
hubungan sebagai berikut:
- Sekretariat Dinas Kesehatan
Dilaksanakan cleh Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas meliputi administrasi dan
kepegawaian, pengelolaan sarana dan prasarana, dan pengelolaan keuangan.
- Bidang Pelayanan Kesehatan
Dilaksanakan oleh Penanggung Jawab dan pelaksana UKP kefarmasian dan
laboratorium serta penanggung Jawab Jaringan dan jejaring Puskesmas
- Bidang Kesehatan Masyarakat
Dilaksanakan oleh Penanggung Jawab dan pelaksana UKM esensial dan UKM
pengembangan Puskesmas
- Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dilaksanakan oleh Penanggung Jawab dan pelaksana UKM esensial dan UKM
pengembangan Puskesmas
- Bidang Sumber Daya Kesehatan
Dilaksanakan oleh penanggung Jawab sarana prasarana alat kesehatan, penanggung
jawab kepegawaian dan penanggung Jawab kefarmasian
Sebagai Unit Pelaksana Teknis, Kepala Puskesmas bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Dinas Kesehatan
2) Kedudukan Kepala Puskesmas dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala UPT Puskesmas berwenang memberikan penugasan kepada Kepala Sub Bagian
Tata Usaha dan pegawai puskesmas lainnya. Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertanggung
jawab langsung terhadap Kepala UPT Puskesmas, Penanggung jawab dan pelaksana UKM
esensial dan pengembangan, penanggung jawab dan pelaksana UKP, kefarmasian dan
laboratorium serta penanggung dan pelaksana jaringan dan jejaring puskesmas
bertanggung jawab langsung kepada Kepala UPT Puskesmas.
3) Kedudukan Penanggung Jawab dan pelaksana teknis kegiatan
Penanggung Jawab UKM esensial dan UKM pengembangan berkedudukan sebagai
koordinatur pelaksanaan kegiatan UKM esensial dan pengembangan.
Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium berkedudukan sebagai
koordinator pelaksanaan kegiatan UKP dan penunjang.
Penanggung jawab jejaring dan jaringan puskesmas berkedudukan sebagai koordinator
pelaksanaan kegiatan pembinaan jejaring di willayah kerja puskesmas dan pelaksanaan
jaringan pustu dan ponkesdes di wilayah kerja puskesmas.
Penanggung jawab dan pelaksana UKM, UKP dan jaringan berada dalam garis koordinasi
untuk mengkoordinasikan masing-masing kegiatan secara lintas program.
4) Tugas Pokok dan Fungsi:
a) Kepala UPT Puskesmas
Kepala UPT Puskesmas berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas
Kesehatan dan secara operasionalbertanggung jawab kepada Camat di wilayah
kerjanya.
Kapala UPT Puskesmas memiliki tugas pokok mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dan melaporkan kepada Kepala
Dinas Kesehatan.
Fungsi Kepala UPT Puskesmas adalah :
- Menggerakkan pembangungan berwawasan kesehatan
- Melaksanakan pemberdayaan kesehatan masyarakat
- Melaksanakan pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi UKM dan UKP
- Melaksanakan pengelolaan keuangan
- Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pelayanan kesehatan di wilayah
keja
- Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Dinas Kesehatan sesuai
dengan bidang tugasnya
b) Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh tenaga struktural Kepala Sub Bagian Tata Usaha
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT Puskesmas.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha memiliki tugas pokok melaksanakan kegiatan pengelolaan
keuangan, umum dan kepegawaian serta perencanaan, pencatatan dan pelaporan dan
melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas.
c) Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perkesmas.
UKM dan Perkesmas dilaksanakan oleh tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan
fungsional lainnya yang dikoordinir oleh Penanggung Jawab dan Perkesmas.
Penanggung Jawab UKM dan Perkesmas bertugas mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
UKM dan Perkesmas dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT Puskesmas.
d) Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan Laboratorium
UKP, Kefarmasian dan Laboratorium dilaksanakan oleh tenaga medis, paramedis, dan
tenaga kesehatan fungsional lain sesuai bidang keahliannya yang dikoordinir oleh
Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium.
Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium bertugas mengkoordinasikan
kegiatan pelayanan UKP dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT Puskesmas.
e) Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan dan Jejaring Fasyankes
Jaringan Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas dilaksanakan oleh tenaga fungsional
paramedis dan struktural adminstratif yang dikoordinir oleh Penanggung Jawab Jaringan
Pelayanan dan Jejaring Fasyankes yang bertanggung jawab kepada Kepala UPT
Puskesmas.
Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan dan Jejaring Fasyankes memiliki tugas pokok
mengkoordinasikan pelayanan kesehatan di jejaring pelayanan Pustu dan Ponkesdes,
serta mengkoordinasikan kegiatan pembinaan pada jejaring Fasyankes di wilayah kerja
Puskesmas dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT Puskesmas.
f) Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu dipimpin oleh seorang penanggungjawab Puskesmas Pembantu
yang merupakan tenaga fungsional paramedis.
Penanggungjawab Puskesmas Pembantu bertugas mengkoordinasikan kegiatan
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Pustu dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT
Puskesmas.
g) Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes)
Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) dipimpin oleh seorang penanggungjawab
Ponkesdes yang merupakan tenaga fungsional Paramedis.
Penanggungjawab Ponkesdes bertugas mengkoordinasikan kegiatan pelayanan
kesehatan di wilayah kerja dan secara teknis bertanggungjawab kepada Kepala UPT
Puskesmas dan secara administratif bertanggung jawab Kepada Kepala Desa.
5) Uraian Tugas
Uraian tugas masing-masing struktur yang terdapat dalam bagan organisasi seperti
diuraikan di atas adalah sebagai berikut:
a) Kepala UPT Puskesmas mempunyai tugas :
- Menyusun rencana kegiatan/rencana kerja UPT
- Menyusun dan menetapkan kebijakan teknis UPT.
- Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional dan kinerja UPT
- Menyusun dan menetapkan kebijakan mutu pelayanan UPT
- Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama
- Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat perorangan
- Melaksanakan pembinaan kesehatan masyarakat
- Melaksanakan kegiatan manajemen Puskesmas
- Melaksanakan pengendalian dan pelaksanaan norma, standart, pedoman dan
petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan
masyarakat
- Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT.
b) Kepala Sub Bagian Tata usaha mempunyai tugas:
- Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Tata Usaha
- Menyiapkan bahan-bahan pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan kesehatan
masyarakat
- Menyiapkan bahan pelaksanaan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar,
pedoman, dan petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan masyarakat
- Menyusun Pedoman Kerja, Tata Kerja, Prosedur dan Indikator Kerja Puskesmas
- Melaksanakan administrasi keuangan, kepegawaian, surat menyurat, kearsipan,
administrasi umum, perpustakaan, kerumahtanggaan, prasarana, dan sarana serta
hubungan masyarakat.
- Melaksanakan pelayanan administratif dan fungsional di lingkungan UPT.
- Melaksanakan kegiatan mutu administrasi dan manajemen UPT
- Menyusun laporan kinerja dan laporan tahunan UPT.
- Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian Tata
Usaha.
c) Penanggungjawab UKM
- Mengkoordinasikan kegiatan UKM UPT Puskesmas.
- Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan kegiatan, kepatuhan prosedur dan
analisis kegiatan UKM.
- Melakukan evaluasi capaian kinerja dan mutu kegiatan UKM
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
d) Penanggungjawab UKP
- Mengkoordinasikan kegiatan UKP UPT Puskesmas
- Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan pelayanan, kepatuhan prosedur
dan analisis kegiatan pelayanan UKP.
- Melakukan evaluasi capaian kinerja dan mutu pelayanan UKP
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
e) Penanggungjawab Jaringan dan Jejaring
- Mengkoordinasikan kegiatan UKM dan UKP di jaringan pelayanan kesehatan.
- Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan kegiatan UKM dan UKP, kepatuhan
prosedur dan analisis kegiatan UKM dan UKP di jaringan pelayanan kesehatan
- Melakukan evaluasi capalan kinerja dan mutu UKM dan UKP di jaringan pelayanan
kesehatan.
- Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan di jejaring pelayanan
kesehatan.
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas.
f) Pelaksana Perencanaan dan Pelaporan
- Menyiapkan bahan, dokumen, kebijakan dan hasil kegiatan dalam penyusunan
perencanaan keglatan UPT Puskesmas/Perencanaan Tingkat Puskesmas
- Menyusun Pedoman Kerja, Prosedur Kerja dan Kerangka Acuan Kegiatan
Perencanaan dan Pelaporan
- Melakukan analisis bahan perencanaan kegiatan.
- Menyusun Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas
- Menyusun evaluasi dan laporan hasil kegiatan.
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas.
g) Pelaksana Keuangan
- Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan keuangan.
- Menyusun Pedoman Kerja, Prosedur Kerja dan Kerangka Acuan Kegiatan
pengelolaan keuangan.
- Menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan keuangan.
- Melaksanakan kegiatan pengeolaan dan pengadministrasian keuangan.
- Menyusun evaluasi, analisis dan laporan keuangan.
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas.
h) Pelaksana Umum dan Kepegawaian
- Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kepegawaian, sarana
prasarana dan adminstrasi umum
- Menyusun Pedoman Kerja, Prosedur Kerja dan Kerangka Acuan Kegiatan
kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi Umum
- Menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan kepegawaian, sarana prasarana dan
administrasi umum
- Melaksanakan Kegiatan pelayanan kepegawaian administrasi umum.
- Melakukan analisis kepegawaian, sarana prasarana danadministrasi umum.
- Menyusun Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi umum.
- Melakukan evaluasi dan laporan kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi
umum.
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas.
i) Pelaksana UKM
- Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kegiatan UKM.
- Menyusun Pedoman Kerja dan Prosedur Kerja UKM
- Menyusun perencanaan kegiatan UKM, Rencana Usulan Kegiatan, Rencana
Pelaksanaan Kegiatan dan Kerangka Acuan Kegiatan UKM.
- Melaksaniakan evaluasi hasil kegiatan.
j) Penanggungjawab Ruang UKP
- Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan di ruang pelayanan.
- Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kegiatan pelayanan.
- Menyusun pedoman kerja ruang pelayanan dan prosedur ke pelayanan.
- Menyusun rencana kebutuhan sarana kerja, alat kerja dan bahan kerja.
- Melaksanakan pemenuhan indikator mutu, kinerja dan evaluasi hasil kegiatan
pelayanan
k) Pelaksana Pelayanan UKP
- Menyiapkan bahan dan alat kerja pelayanan.
- Melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
- Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan
- Melaporkan hasil kegiatan kepada Penanggung Jawab pelayanan.
l) Penanggungjawab Pustu dan Ponkesdes
- Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kegiatan pelayanan.
- Menyusun Pedoman Kerja dan Prosedur Kerja.
- Menyusun perencanaan kegiatan, Rencanan Usulan Kegiatan, Rencana
Pelaksanaan Kegiatan dan Kerangka Acuan Kegiatan.
- Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan.
- Melaksanakan evaluasi hasil kegiatan.
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas.
m) Pelaksana Pelayanan Pustu dan Ponkesdes
- Menyiapkan bahan dan alat kerja kegiatan.
- Melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
- Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan.
- Melaporkan hasil kegiatan kepada Penanggung Jawab
d. Struktur Organisasi, Pembina dan Pengawas serta Uraian Tugas setelah Penerapan BLUD
1) Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), organisasi Puskesmas
perlu disesuaikan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Susunan organisasi dalam penerepan pengelolaan keuangan, Pejabat Pengelola Badan
Layanan Umum Daerah terdiri dari:
a) Pemimpin BLUD
b) Pejabat Keuangan
c) Pejabat Teknis

Pejabat Pengelola BLUD Puskesmas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati/Walikota.


Pemimpin BLUD Puskesmas bertanggung jawab terhadap Bupati/Wallkota, sedangkan
Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bertiinggung jawab kepada Pemimpin BLUD
Puskesmas
[GAMBAR STRUKTUR UPT PUSKESMAS ...]
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi BLUD UPT Puskesmas
2) Uraian Tugas Penjabat Pengelola
Dari bagan tersebut terlihat bahwa struktur organisasi BLUD UPT Puskesmas Kabupaten/
Kota......terdiri dari :
a. Pemimpin BLUD dijabat oleh Kepala UPT Puskesmas
b. Pejabat Keuangan dijabat oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha
c. Pejabat Teknis dijabat oleh Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari
:
1. Penanggung jawab Pelayanan Kesehatan Perorangan, kefarmasian dan laboratorium
meliputi :
a) Ruang Pendaftaran, Administrasi dan Rekam Medis
b) Ruang Pemeriksaan Umum
c) Ruang Pemeriksaan Lanjut Usia
d) Ruang Konseling Gizi dan Sanitasi
e) Ruang Pemeriksaan MTBS/Anak
f) Ruang Pemeriksaan Gigi
g) Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana dan Imunisasi
h) Ruang Pemeriksaan Penyakit Menular
i) Ruang Pemeriksaan Pre-Eklampsia
j) Ruang Pemeriksaan IVA, IMS-HIV
k) Ruang Imunisasi
I) Ruang Pelayanan Farmasi
m) Ruang Laboratorium
n) Ruang Pelayanan 24 Jam dan Gawat Darurat
o) Ruang Rawat Inap
p) Ruang PONED
2. Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan Masyarakat meliputi:
a) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
b) Pelaksana Promosi Kesehatan
c) Pelaksana Kesehatan Lingkungan
d) Pelaksana Gizi
e) Pelaksana Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
- Pelaksana Deteksi Dini Turmbuh Kembang
- Pelaksana Keluarga Berencana
- Pelaksana Kesehatan Reproduksi
f) Pelaksana Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
g) Pelaksana Pencegahan Penyakit Tuberkulosis
h) Pelaksana Pencegahan Penyakit Kusta
i) Pelaksana Imunisasi
j) Pelaksana Surveilans
k) Pelaksana Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
l) Pelaksana Pencegahan Penyakit ISPA/Diare
m) Pelaksana Pencegahan Penyakit HIV-AIDS
n) Pelaksana Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
o) Pelaksana Kesehatan Jiwa
p) Pelaksana Perawatan Kesehatan Masyarakat
q) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
- Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah
- Pelaksana Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
- Pelaksana Kesehatan Tradisional dan Komplementer
- Pelaksana Kesehatan Kerja dan Olah Raga
- Pelaksana Kesehatan Indera
- Pelaksana Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
- Pelaksana Pencegahan Penyakit Hepatitis
- Pelaksana Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
- Pelaksana Kesehatan Mata/Haji
- Pelaksana Tim Reaksi Cepat (TRC)
- Pelaksana Pengawasan Obat, Makanan dan Minuman
3. Penangung jawab Jaringan pelayanan dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan terdiri
atas:
a) Puskesmas Pembantu
b) Ponkesdes
c) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
Perubahan lainnya dari struktur organisasi UPT Puskesmas Kabupaten/Kota .... yang perlu
disesuaikan dengan ketentuan dalam penerapan BLUD adalah sebagai berikut :
a. Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD disesuaikan dengan nomenklatur pemerintah
daerah setempat, sebagai berikut:
1. Kepala UPT Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD
2. Pejabat Keuangan direpresentasikan dengan jabatan Kepala Sub Bagian Tata
Usaha
3. Pejabat Teknis direpresentasikan dengan jabatan Penanggung Jawab Upaya
b. Pemimpin BLUD dapat membentuk Satuan Pengawasan Intern (SPI) dalam rangka
meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian internal Puskesmas terhadap
kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan Praktek Bisnis yang Sehat. Satuan Pengawas Internal dapat
direpresentasikan dengan Tim Manajemen Mutu Puskesmas
c. Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD yaitu fungsi
akuntansi, verifikasi dan pelaporan .
b. Pembina dan pengawas terdiri dari :
1. Pembina Teknis dan Pembina Keuangan
Pembina teknis BLUD Puskesmas adalah Kepala Dinas Kesehatan sedangkan pembina
keuangan adalah Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(BPPKAD)
2. Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal berkedudukan langsung di bawah pemimpin BLUD.
3. Dewan Pengawas
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila Puskesmas telah memenuhi
persyaratan tentang Dewan Pengawas yaitu :
a) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang
1) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran 2 (dua) tahun terakhir
sebesar Rp .... ,- (sampai dengan Rp ....,- (....) atau
2) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir sebesar Rp ....,- (....) sampai
dengan Rp ....,- (....)

b) Jumlah anggota Dewan Pengawas palling banyak 5 (lima) orang apabila :


1) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi anggaran 2 (dua) tahun terakhir,
lebih besar dari Rp..... (....); atau
2) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar dari Rp ....,- (.. .)

3) Tata Laksana
a. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas melakukan
pembinaan dan pengawasan dan pengendalian internal terhadap pengelolaan BLUD
yang dilakukan oleh pejabat pengelola sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, Dewan Pengawas dibentuk dengan keputuran Kepala Daerah.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
a) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang dapat terdiri dari
unsur-unsur :
1) 1 (satu) orang pejabat Dinas Kesehatan yang membidangi Puskesmas
2) 1 (satu) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
3) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD Puskesmas

Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang dapat terdiri


dari unsur-unsur :
1) 2 (dua) orang pejabat Dinas Kesehatan yang membidangi Puskesmas
2) 2 (dua) orang pejabat Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah,
3) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD Puskesmas.
2. Tenaga ahli dapat berasal dari tenaga profesional atau perguruan tinggi yang
memahami tugas, fungsi, kegiatan dan layanan BLUD.
3. Anggota Dewan Pengawas dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas pada
3 (tiga) BLUD.
4. Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan setelah pengangkatan Pejabat
Pengelola.
5. Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas, yaitu ;
a. Sehat jasmani dan rohani
b. Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku
yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan
BLUD;
c. Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d. Memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi BLUD;
e. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
f. Berijazah paling rendah S-1
g. Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;
h. h.Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas, atau Komisaris
yang dinyatakan bersalah menyebabkan badan usaha yang dipimpin
dinyatakan pailit;
i. Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
j. Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala daerah atau calon
wakil kepala daerah, dan/atau calon anggota legislatif.
6. Masa Jabatan Dewan Pengawas
a. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun,
dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya apabila
belum berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun.
b. Dalam hal batas usia anggota Dewan Pengawas sudah berusia paling tinggi 60
(enam puluh) tahun, Dewan Pengawas dari unsur tenaga ahli dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
c. Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Bupati/Walikota ... karena :
1) Meninggal dunia;
2) Masa jabatan berakhir;
3) Diberhentikan sewaktu-waktu.
d. Anggota Dewan Pengawas diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf c, karena:
1) tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
2) tidak melaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3) terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD Puskesmas
4) Dinyatakan bersalah dalam putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
5) Mengundurkan diri;
6) Terlibat dalam tindakan kecurangan yang mengakibatkan kerugian pada
BLUD Puskesmas, negara dan/atau daerah.
7. Sekretaris Dewan Pengawas
a. Bupati/Walikota .... dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas untuk
mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas
b. Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota Dewan Pengawas.
8. Biaya Dewan Pengawas
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas
termasuk honorarium Anggota dan Sekretaris Dewan Pengawas dibebankan pada
BLUD Puskesmas dan dimuat dalam Rencana Bisnis Anggaran
9. Pelaksanaan tugas Dewan Pengawas
Dewan Pengawas memiliki tugas :
a. Memantau perkembangan kegiatan BLUD;
b. Menilai kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan BLUD dan memberikan
rekomendasi atas hasil penilaian untuk ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola
BLUD;
c. Memoritor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja dari hasil laporan
audit pemeriksa eksternal pemerintah;
d. Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya;
e. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati/Walikota mengenai:
1) RBA yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola;
2) Permasalahan yang menjadi kendala dalam pengelolaan BLUD; dan
3) Kinerja BLUD.
f. Penilaian Kinerja Keuangan diukur paling sedikit meliputi :
1) Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari layanan yang diberikan
(rentabilitas);
2) Memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas);
3) Memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas); dan
4) Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk membiayai pengeluaran.
g. Penilaian kinerja non keuangan diukur paling sedikit berdasarkan perspektif
pelanggan, proses internal, pelayanan, pembelajaran, dan pertumbuhan;
h. Dewan Pengawas melaporkan tugasnya kepada kepada Kepala Daerah secara
berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun atau sewaktu-waktu jika
diperlukan.
b. Pemimpin BLUD
Dengan mengacu pada Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 dan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018,
Kepala UPT Puskesmas bertindak sebagai Pemimpin BLUD Puskesmas.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD
a) Pemimpin BLUD Puskesmas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah
b) Pemimpin BLUD Puskesmas bertanggung jawab kepada Kepala Daerah
c) Pemimpin BLUD diangkat dari pegawai negeri sipil dan/atau pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
d) BLUD Puskesmas dapat mengangkat pemimpin BLUD dan profesional dan
sesuai dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan
berdasarkan prinsip meningkatkan pelayanan.
e) Pemimpin BLUD Puskesmas yang berasal dari tenaga profesional lainnya
dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap
f) Pemimpin BLUD Puskesmas dan tenaga profesional lainnya diangkat untuk
masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1
(satu) kali periode masa jabatan berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam
puluh) tahun.
g) Standar Kompetensi Pemimpin BLUD Puskesmas
1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1) di bidang Kesehatan
3) Sehat jasmani dan rohani
4) Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan mengawasi
kegiatan Puskesmas dengan seksama
5) Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan kegiatan
Puskesmas sedemikian rupa sehingga dapat berjalan secara lancar,
efektif, efisien dan berkelanjutan
6) Cakap menyusun kebijakan strategis Puskesmas dalam meningkatkan
pelayanan Kesehatan kepada masyarakat
7) Mampu merumuskan visi misi, dan program Puskesmas yang jelas dan
dapat diterapkan, di antaranya meliputi :
- Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia insan Puskesmas
- Penciptaan suasana Puskesmas yang asri, aman, dan indah.
- Peningkatan kualitas tenaga medis, paramedis dan non medis
puskesmas
- Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas program.

2. Fungsi Pemimpin BLUD

Sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun
2018, Pemimpin BLUD mempunyal fungsi sebagal penanggung jawab umum
operasional dan keuangan di Puskesmas. Pemimpin BLUD bertindak selaku Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) / Kuasa Pengguna Barang Puskesmas.

Dalam hal pemimpin BLUD tidak berasal dari Pegawai Negeri Sipil maka pejabat
keuangan ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna Anggaran / Kuasa Penggunan Barang.

3. Tugas Pemimpin BLUD

a) Memimpin, mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan


BLUD agar lebih efisien dan produktivitas;
b) Merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD serta kewajiban lainnya
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan Kepala Daerah;
c) Menyusun Rencana Strategis;
d) Menyiapkan RBA;
e) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis epada kepala
daerah sesuai dengan ketentuan
f) Menetapkan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan BLUD selain pejabat
yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
g) Mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD yang dlakukan oleh pejabat
keuangan dan pejabat teknis, mengendalikan, menyampaikan dan
mempertanggungjawabkan secara operasional serta keuangan BLUD kepada
kepala daerah;
h) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah sesuai kewenangannya.

c. Pejabat Keuangan

Dengan mengacu pada Pasal 10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018 Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Pejabat Keuangan dan
berfungsi sebagai penanggung Jawab keuangan Puskesmas yang meliputi fungsi
berbendaharaan, Fungsi akuntansi, Fungsi verifikasi dan pelaporan.

1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan


a) Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas diberhentikan oleh Kepala Daerah ....
b) Pejabat Keuangan bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD Puskesmas
c) Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Bendahara
Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran,
d) Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran harus
dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil
e) Standar Kompetensi:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Berijazah setidak-tidaknya D3.
3) Sehat jasmani dan rohani
4) Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi jabatan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5) Mempunyai kemampuan melakukan administrasi kepegawaian
6) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi perkantoran
7) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi barang.
8) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi rumah tangga.
9) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi penyusunan
program dan laporan
2. Tugas Pejabat Keuangan BLUD
Selain melaksanakan tugas sebagai kepala Sub Bagian Tata Usaha, Pejabat
Keuangan BLUD Puskesmas memiliki tugas sebagai berikut :
a) Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
b) Mengoordinaskan penyusunan RBA;
c) Menyiapkan DPA;
d) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e) Menyelenggarakan pengelolaan kas;
f) Melakukan pengelolaan utang, piutang, dan investasi;
g) Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada di
bawah penguasaannya;
h) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan; dan
i) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin BLUD
sesuai dengan kewenangannya.
d. Pejabat Teknis
Dengan mengacu pada Pasal 11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018, Koordinator Pelayanan Kesehatan bertindak
sepagai Pejabat teknis dan berfungsi sebagal penanggung jawab teknis operasional
dan pelayanan di bidangnya.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
a. Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh kepala Daerah ....
b. Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD.
c. Pelabat Teknis BLUD depat terdiri dari pegawai negeri sipil dan/atau
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
d. BLUD Puskesmas dapat mengangkat Pejabat Teknis BLUD dari profesional
lainnya seusai dengan kebutuhan profesionialitas, kemampuan keuangan
dan berdasarkan brinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan.
e. Pejabat Teknis BLUD Puskesmas yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap
f. Pejabat Teknis BLUD Puskesmas dari tenaga profesional lainnya diangkat
untuk masa jabatan paling lama 5 (Iima) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali periode masa jabatan berikutnya jika paling tinggi berusia
60 (enam puluh) tahun.
g. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD yang berasal dari
pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan perundangan-undangan
di bidang kepegawaian.
h. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Teknis BLUD
ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang
sehat. Kompetensi merupakan kemampuan den keahlian yang dimiliki oleh
Pejabat Teknis BLUD berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku
yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang
sehat merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan
kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.
2. Standar Kompetensi:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berijazah setidak-tidaknya D3
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi jabatan,
sesuai perudang-undangan yang berlaku.
e. Menguasal secara umum tentang segala fasilitas dan pelayanan UPT
Puskesmas
f. Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan standar pelayanan
sesuai dengan bidang tugasnya.
g. Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu pelayanan Puskesmas.
3. Tugas Pejabat Teknis
Selain melaksanakan tugas koordinasi pelaksanaan pelayanan medis dan
pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat, tugas Pejabat Teknis berkaitan
dengan mutu, standarisasi administrasi, peningkatan kualitas SDM dan
peningkatan sumber daya lainnya. Adapun Pejabat Teknis BLUD Puskesmas
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan pelayanan di unit
kerjanya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan pelayanan berdasarkan RBA;
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional dan pelayanan di
unit kerjanya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin BLUD
sesuai dengan kewenangannya.
e. Satuan Pengawasan Intern (SPI)
Pemimpin BLUD Puskesmas dapat membentuk Satuan Pengawas Internal yang
merupakan aparat internal puskesmas untuk pengawasan dan pengendalian internal
terhadap kinerja pelayanan keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan Praktek Bisnis Yang Sehat.

Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggung jawab secara
langsung di bawah Pemimpin BLUD Puskesmas, dengan mempertimbangkan :

1. Keseimbangan antara manfaat dan beban;


2. Kompleksitas manajemen; dan
3. Volume dan/atau jangkauan pelayanan.

Satuan Pengawasan Internal terdiri dari tim audit bidang administrasi dan keuangan, tim
audit bidang pelayanan medis, serta tim audit bidang kesehatan masyarakat sesuai
dengan kebutuhan puskesmas.

Satuan Pengawasan Internal terhadap seluruh unit kerja di lingkungan puskesmas


meliputi bidang administrasi dan keuangan, bidang pelayanan medis, dan bidang
kesehatan masyarakat.

1. Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Satuan Pengawas Internal Puskesmas :

a) Sehat jasmani dan rohani;


b) Memiliki keahlian, integritas, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi
yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan BLUD;
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d) Memahami tugas dan fungsi BLUD;
e) Memiliki pengalaman teknis pada BLUD;
f) Berijezah paling rendah D3;
g) Pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
h) Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun den paling tinggi 55 (lima puluh lima)
tahun pada saat mendaftar pertama kali
i) Tidak perneh dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan
negara atau keuangan daerah;
j) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
k) Mempunyai sikap independen dan obyektif
2. Fungsi Satuan Pengawas Internal

a) Membantu Pemimpin BLUD Puskesmas dalam melakukan pengawasan internal


puskesmas
b) Memberikan rekomendasi perbaikan untuk sasaran puskesmas secara ekonomis,
efisien, dan efektif.
c) Membantu efektivitas penerapan tata kelola di puskesmas
d) Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi terjadinya KKN (Kolusi,
Korupsi, dan Nepotisme) yang menimbulkan kerugian puskesmas sama dengan
unit kerja terkait
3. Tugas Satuan Pengawasan Internal
Tugas Satuan Pengawas Internal adalah membantu manajemen Puskesmas untuk :
a) Pengamanan harta kekayaan;
b) Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c) Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan Praktek Bisnis
Yang Sehat

4. Kewenangan Satuan Pengawas Internal

a) Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas terhadap unit-unit kerja
puskesmas, aktivitas, catatan-catatan, dokumen, personel, aset puskesmas, serta
informasi relevan lainnya sesuai dengan tugas yang ditetapkan oleh Pemimpin
BLUD Puskesmas.
b) Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan teknik-teknik audit yang
diperlukan untuk mencapai efektivitas sistem pengendalan internal.
c) Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama dari personel unit kerja
yang terkait, terutama dari unit kerja yang diaudit.
d) Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur Pejabat Pengelola Puskesmas,
tanggapan terhadap laporan, dan langkah-langkah perbaikan.
e) Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai untuk keperluan
pelaksanaan tugasnya.
f) Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam maupun luar puskesmas,
sepanjang hal tersebut diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya.
f. Pegawai BLUD
a) Pegawai BLUD menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung kinerja BLUD
b) Pegawai BLUD berasal dari Pegawai Negeri Sipil dan/atau pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c) Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional lainnya sesuai dengan
kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi,
ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan.
d) Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dipekerjakan secara kontrak atau
tetap dan dilaksanakan sesuai dengan jumlah dan komposisi yang telah
disetujui BPPKAD.
e) Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu
pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan, pengalaman,
dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai
dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat.

B. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja dalam tata kelola Puskesmas menggambarkan hubungan dan
mekanisme kerja antar Posisi Jabatan dan fungsi organisasi. Prosedur kerja puskesmas
dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik pelayanan kesehatan
perorangan maupun pelayanan kesehatan masyarakat, dituangkan dalam bentuk Standar
Operating Prosedur (SOP) pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang kesehatan serta
pelayanan manajemen, meliputi :
1. Ruang Pendaftaran, Administrasi dan Rekam Medis
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang Pemeriksaan Lanjut Usia
4. Ruang Konseling Gizi dan Sanitasi
5. Ruang Pemeriksaan MTBS/Anak
6. Ruang Pemeriksaan Gigi
7. Ruang Pelayanan Kasehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana dan Imunisasi
8. Ruang Pemeriksaan Penyakit Menular
9. Ruang Pemeriksaan IVA, IMS HIV
10. Ruang Pemeriksaan Pre-Eklampsia
11. Ruang Imunisasi
12. Ruang Pelayanan Farmasi
13. Ruang Laboratorium
14. Ruang Pelayanan 24 Jam dan Gawat Darurat
15. Ruang Rawat Inap
16. Ruang PONED
17. Tata Usaha/Administras
18. Pelayanan Kesehatan Mar yarakat
19. Pelayanan Jaringan Puskesmas
SOP diusulkan oleh pelaksana kegiatan sesuai kebutuhan kemudian ditetapkan
oleh Kepala UPT Puskesmas/Pemimpin BLUD. SOP tersebut kemudian disosialisasikan
kepada pihak-pihak terkait, baik internal maupun eksternal. SOP yang telah disusun
dilakukan evaluası secara berkala dan dapat dibuat SOP baru atau revisi jika diperlukan.
Jenis-jenis SOP yang berlaku di Puskesmas lebih lengkap dicantumkan pada
Lampiran.
Selain melalui SOP, mekanisme kerja pelayanan di Puskesmas .... digambarkan juga
dalam Alur Pelayanan yaitu :
(Lampiran):
1. Alur Pelayanan Pendaftaran
2. Alur Pelayanan Pemeriksaan Umum
3. Alur Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
4. Alur Pelayanan Kesehatarı Ibu dan Anak
5. Alur Pelayanan Skrening Pre Eklampsia
6. Alur Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit
7. Alur Pelayanan Ruang Pelayanan Lanjut Usia (Lansia)
8. Alur Pelayanan Kamar Obat
9. Alur Pelayanan Laboratorium
10. Alur Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam
11. Alur Pelayanan Rawat Inap
12. Alur Pelayanan Poned
C. PENGELOMPOKAN FUNGSI (contoh)
Pengelompokan fungsi Puskesmas … menggambarkan pembagian yang jelas dan
rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi. Dari uraian struktur
organisasi tersebut di atas, tergambar bahwa organisasi puskesmas telah dikelompokkan
sesuai dengan fungsi sebagai berikut :
1. Telah dilakukan Pemisahan fungsi yang tegas antara Dewan Pengawas dan Pejabat
Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan dan Pejabat
Teknis.
2. Pembagian fungsi pelayanan kesehatan, fungsi penunjang pelayanan kesehatan dan
fungsi penyelenggaraan administrasi.
3. Pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing-masing fungsi dalam
organisasi yang ditetapkan melalui keputusan Kepala Puskesmas.
4. Fungsi audit internal di lingkungan Puskesmas dengan membentuk Satuan Pengawas
Internal (SPI).

Fungsi Organisasi Puskesmas dijabarkan sebagai berikut :


1. Fungsi pelayanan kesehatan (service)
Fungsi pelayanan di puskesmas dijalankan oleh penanggung jawab dan pelaksana
kegiatan UKM dan UKP sebagai berikut:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1) Upaya promosi kesehatan
2) Upaya gizi masyarakat
3) Upaya kesehatan lingkungan
4) Upaya penceganan dan pengendalian penyakit
a) P2 Tuberkulosis
b) P2 kusta
c) Imunisasi
d) Surveilans
e) P2 Demam Berdarah Dengue
f) Infeksi Saluran Pernafasan Akut & Diare
g) P2 HIV-AIDS
h) P2 Tidak Menular/PTM
i) Kesehatan jiwa
5) Upaya kesehatan ibu dan anak
a) Keluarga Berencana/KB
b) Kesehatan reproduksi
6) Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan


1) Upaya kesehatan sekolah (UKS)
2) Kesehatan gigi dan mulut masyarakat
3) Kesehatan tradisional dan komplementer
4) Kesehatan kerja dan olah raga
5) Kesehatan indera
6) Kesehatan usia lanjut
7) P2 Hepettis
8) Deteksi dini kanker leher Rahim
9) Kesehatan matra/haji
10) Tim reaksi cepat (TRC)
11) Pengawasan obat, makanan dan minuman
c. Upaya Kesehatan Perorangan
1) Pelayanan pendaftaran dan administrasi
2) Pelayanan pemeriksaan umum
3) Pelayanan pemeriksaan lanjut usia
4) Pelayanan konseling gizi dan sanitasi
5) Pelayanan pemeriksaan MTBS/Anak
6) Pelayanan pemeriksaan gigi
7) Pelayanan pemeriksaan kesehatan ibu dan anak dan imunisasi
8) Pelayanan Keluarga Berencana/KB
9) Pelayanan pemeriksaan VA dan IMS-HIV
10) Pelayanan pemeriksaan Pre-eklampsia
11) Pelayanan gawat darurat 24 jam
12) Pelayanan Rawat inap
13) Pelayanan PONED
2. Fungsi Penyelenggaraan Administrasi
Fungsi penyelenggaraan administrasi dilaksanakan oleh sub bagian tata usaha meliputi
kegiatan:
a. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian
b. b.Penyelenggaraan pengelolaan keuangan
c. Penyelenggaraan pengelolaan barang, sarana dan prasarana termasuk gedung dan
kendaraan ambulans
3. Fungsi Pendukung/Penunjang
Fungsi Pendukung/Penunjang di Puskesmas dilaksanakan oleh penanggung jawab dan
pelaksana :
a. Laboratorium dan pemeriksaan penunjang
b. Kefarmasian dan obat-obatan
c. Pengelolaan alat kesehatan/kedokteran

D. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (contoh)


Pengelolaan Sumber Daya Manusia merupakan pengaturan dan pengambilan
kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya manusia
pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun
kualitas yang paling menguntungkan, sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara
efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi
terhormat yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola dengan baik,
mulai penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia meliputi: ABK
No Jenis Tenaga Jumlah Status Standar Perhitungan Kekurangan
Kebutuhan Analisis
Beban Kerja
1 Dokter 4 3 PNS, 1 THL 6 6 2

2 Dokter gigi 3 1 PNS (kapusk), 2 2 Lebih 1


1 CPNS, 1, THL

3 Apoteker 1 1 THL 2 2 1
4 Asisten Apoteker 0 Honorer 2 2 2
5 Administrasi 1 1 PNS 1 1 0
Kepegawaian

6 Bendahara 0 0 3 3 3

7 Pengadministrasi 2 2 PNS 2 2 0
Umum

8 Sistem Informasi 1 1 Honorer 2 2 1


Kesehatan

9 Pengelola Barang 0 0 2 2 2
Aset Negara

10 Pengelola 1 Honorer 1 1 0
Program dan 1
Pelaporan

11 Kasir 1 Honorer 1 1 0
1
12 Perekan Medis 0 2 2 2
0
13 Kebersihan 2 Honorer 4 4 2
2
14 Sopir Ambulan 1 Honorer 2 2 1
1
15 Penjaga 1 THL, 1 3 3 1
Keamanan 2 Honorer

16 Perawat 5 PNS, 4 THL, 4 23 11 0


23 Honorer

Perawat desa (pustu/ 15 PTT, 1 THL 21 16 5


poskesdes) 16

17 Perawat gigi PNS 1 1 0


1
18 Bidan 6 PNS, 5 19 19 8
11 Honorer

Bidan 18 PNS, 2 PTT, 1 THL 21 21 0


Pustu/poskesdes 21

19 Nutrisionist 1 PNS 1 1 1
1
20 Pranata Lab 1PNS, 1 THL 4 4 2
2
21 Sanitarian 1 PNS 2 2 1
1
22 Promkes 0 1 1 1
0
23 Epidemiologi 0 1 1 1
Kesehatan 0
No Jenis Tenaga Jumlah Status Standar Perhitungan Kekurangan
Kebutuhan Analisis
Beban Kerja
JUMLAH 95 51 PNS, 18 THL, 17 117 101 16
PTT, 9 honorer

1. Perencanaan Pegawai
Perencanaan Pegawai merupakan proses yang sistimatis dan Strategis untuk
memprediksi kondisi Jumlah PNS atau Non PNS, jenis Kualifikasi, keahlian dan
kompetensi yang diinginkan di masa depan melalui Analisis Beban Kerja dan
diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik agar pelayanan di Puskesmas
dapat lebih baik dan hasilnya meningkat.

2. Pengangkatan Pegawai
Pola rekruitmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non medis pada UPT
Puskesmas ..... Kabupaten/Kota... adalah sebagai berikut:
a. SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di UPT
Puskesmas ..... Kabupaten/Kota... dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
b. SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS
dilaksanakan sebagai berikut :
1) Pengangkatan pegawai berstatus Non PNS dilakukan sesuai dengan
kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan berdasarkan pada
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam rangka peningkatan
pelayanan.
2) Rekruitmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau
adanya perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang
sangat mendesak yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota.
3) Jumlah dan komposisi pegawai Non PNS telah disetujui oleh BPPKAD.
4) Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional,
jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai dengan
tugas/jabatan yang akan diduduki, sesuai dengan kebutuhan yang
diharapkan serta mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan
nepotisme) dalam rekruitmen SDM.
5) Rekruitmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral, objektif, akuntabel,
bebas dari KKN serta terbuka.
6) Mekanisme pengangkatan pegawai berstatus Non PNS lebih lanjut akan
diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota ....
7) Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi
yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang
Sehat.
c. Penempatan pegawai
Penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu pengetahuan,
keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan
sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan
kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat

d. Sistem Renumerasi
1) Pengaturan Remunerasi
Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi
sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme. Komponen
Remunerasi meliputi :
a) Gaji, yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap bulan;
b) Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji setiap bulan;
c) Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji;
d) Bonus atas prestasi, yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan insentif atas
prestasi kerja, yang dapat diberikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran setelah BLUD memenuhi syarat tertentu;
e) Pesangon, yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna jabatan
sesuai dengan kemampuan keuangan; dan/atau
f) Pensiun, yaitu imbalan kerja berupa uang.

2) Pengaturan Remunerasi ditetapkan oleh Bupati/Walikota berdasarkan


usulan yang disampaikan oleh pemimpin BLUD dengan
mempertimbangkan prinsip proporsioralitas, kesetaraan, kepatutan,
kewajaran dan kinerja dan dapat memperhatikan indeks harga
daerah/wilayah.

3) Bupati/Walikota dapat membentuk tim pengaturan remunerasi yang


keanggotaannya dapat berasal dari unsur:
a) Dinas Kesehatan;
b) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
c) Perguruan Tinggi; dan
d) Lembaga Profesional.

4) Indikator Remunerasi meliputi


a) Pengalaman dan masa kerja;
b) Ketrampilan, ilmu pengetahuarı dan perilaku;
c) Risiko kerja;
d) Tingkat kegawatdaruratan;
e) Jabatan yang disandang; dan
f) Hasil/capaian kinerja.
5) Renumerasi bagi Pejabat Pengelola meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas
prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.

6) Indikator tambahan bagi renumerasi pemimpin BLUD mempertimbangkan


faktor:
a) Ukuran dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan serta
produktivitas
b) Pelayanan sejenis;
c) Kemampuan pendapatan; dan
d) Kinerja operasional berdasarkan indikator keuangan, pelayanan, mutu
dan manfaat bagi masyarakat

7) Remunerasi bagi pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan paling


banyak sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari remunerasi pemimpin.

8) Remunerasi bagi Pegawai meliputi:


a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas
prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil

9) Remunerasi bagi Dewan Pengawas berupa honorarium sebagai imbalan


kerja berupa uang, bersifat tetap dan diberikan setiap bulan. Honorarium
Dewan Pengawas sebagai berikut :
a) Honorarium Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40 (empat
puluh persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin
b) Honorarium anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga
puluh enam persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin, dan
c) Honorarium sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar 15%
(lima belas persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin

10) Pemberian gaji, tunjangan dan pensiun bagi PNS sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

e. Suksesi Manajemen/Jenjang Karir


Kepala Puskesmas mengusulkan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk
jabatan tertentu sesuai dengan kebutuhan Puskesmas dalam menjalankan
strategi.
1) Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk jabatan tersebut
di atas harus dilaporkan kepada Kepala Daerah melalui Kepala Daerah
melalui Kepala Dinas.
2) Kepala Puskesmas mengusulkan program pengembangan kemampuan
pegawai Puskesmas pegawai Puskesmas baik fungsional maupun struktural
secara transparan.

f. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)


Program pengembangan sumber daya manusia Puskesmas lima tahun ke
depan diarahkan pada pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang
ideal. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar
memenuhi kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku agar pelayanan kesehatan kepada pasien/masyarakat dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Program pengembangan SDM pada UPT
Puskesmas dijabarkan sebagai berikut :
1) Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya dalam rangka
rangka memenuhi tenaga medis Gan paramedis sesuai dengan kebutuhan
puskesmas.
2) Mengembangkan tenaga medis dan paramedis yang potensial ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.
3) Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan SDM baik tenaga medis, paramedis maupun administrasi
melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel, seminar,
simposium, lokakarya, pelatihan/diklat, penulisan buku, studi banding dll
4) Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial,
terutama ke jenjang Diploma III dan S1.

g. Pemutusan Hubungan Kerja


1) Hubungan kerja antara Puskesmas dan Pegawai dapat berakhir karena
satu atau lebih sebab-sebab berikut:
a) Pegawai diberhentikan dengan hormat antara lain :
1. Meninggal dunia
2. Atas permintaan sendiri
3. Mencapai batas usia pension
4. Tidak cakap jasmani dan atau rohani
5. Adanya penyederhanaan organisasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b) Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat:
1. Melakukan usaha dan atau kegiatan yang bertujuan mengubah
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 atau terlibat dalam
gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang Negara dan
Pemerintah.
2. Dipidana penjara atau kurungan berdasarkan ketentuan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang ada ataupun
tidak ada hubungannya dengan jabatan.
c) Batas Usia Pensiun sebagai berikut :
1. Batas usia pensiun bagi PNS termasuk yang memangku jabatan
Dokter yang ditugaskan secara penuh pada unit pelayanan kesehatan
sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Bagi Pegawai yang memiliki keahlian tertentu yang dibutuhkan
Puskesmas sebagaimana angka 1, dapat diperpanjang setiap tahun.
3. Keahlian pada angka 2 tersebut ditentukan oleh Kepala Puskesmas.
4. Apabila terjadi penyederhanaan organisasi, Pegawai dapat
diberhentikan dengan hormat setelah mendapat persetujuan Kepala
Puskesmas.
5. Pegawai yang diberhentikan tidak dengan hormat, tidak mendapat
hak-hak kepegawaian
6. Setiap proses pemutusan hubungan kerja akan dilaksanakan dengan
berpedoman pada ketentuan-ketentuan kepegawaian yang berlaku

E. PENGELOLAAN KEUANGAN
1. Struktur Anggaran
Struktur anggaran BLUD Puskesmas terdiri dari:
a. Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUD terdiri dari :
1) Jasa Layanan
Jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh langsung oleh puskesmas dari jasa
layanan yang diberikan kepada masyarakat. Jasa layanan puskesmas diperoleh
dari jenis layanan yang diberikan kepada pasien yang berkunjung atau
mendapatkan pelayanan kesehatan puskesmas meliputi: kunjungan loket,
konsultasi, pemeriksaan, tindakan dan pemeriksaan penunjang. Komponen jasa
layanan puskesmas meliputi : jasa sarana dan jasa pelayanan yang ditetapkan
dalam tarif layanan.
2) Hibah
Pendapatan hibah diperoleh puskesmas dari masyarakat atau badan lain yang
bersifat terikat atau tidak terikat. Pendapatan dari hibah yang bersifat terikat,
digunakan sesuai dengan tujuan pemberi hibah, sesuai dan selaras dengan
tujuan puskesmas, sebagaimana tercantum dalam naskah perjanjian hibah.
3) Hasil kerjasama dengan pihak lain
Pendapatan hasil kerjasama diperoleh puskesmas dari hasil kerjasama dengan
pihak lain.
4) APBD
Pendapatan puskesmas dari APBD diperoleh dari alokasi DPA APBD untuk
puskesmas seperti anggaran operasional puskesmas serta honor subsidi dan non
subsidi puskesmas.
5) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
Pendapatan lain-lain yang sah meliputi:
a) Jasa giro;
b) Pendapatan bunga;
c) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing:
d) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa BLUD;
e) Investasi;
f) Pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilaksanakan dengan cara
pembentukan unit usaha yang merupakan bagian dari puskesmas yang
bertujuan untuk peningkatan dan pengembangan layanan.

Pendapatan BLUD dilaksanakan melalui rekening kas BLUD puskesmas dan


dikelola langsung untuk membiayai pengeluaran puskesmas sesuai RBA kecuali
yang berasal dari hibah yang terikat.
b. Belanja BLUD
Belanja BLUD puskesmas terdiri dari:
1) Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan tugas dan fungsi
meliputi:
a) Belanja pegawai;
b) Belanja barang dan jasa;
c) Belanja bunga dan belanja lainnya.
2) Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 (dua belas bulan) untuk digunakan
dalam kegiatan puskesmas.
Belanja modal meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin belanja
gedung dan bangunan, belanja jalan, belanja irigasi dan jaringan, dan belanja
aset tetap lainnya.

c. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD Puskesmas adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1) Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan puskesmas meliputi:
a) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya;
b) Divestasi;
c) Penerimaan utang/pinjaman
2) Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan meliputi :
a) Investasi;
b) Pembayaran pokok utang/pinjaman.
2. Perencanaan dan Penganggaran BLUD
Puskesmas merencanakan anggaran dan belanja BLUD dengan menyusun Rencana Bisnis
Anggaran (RBA) yang mengacu kepada Renstra puskesmas.
RBA puskesmas disusun berdasarkan :
a. Anggaran berbasis kinerja, yaitu analisis kegiatan yang berorientasi pada pencapaian
output dengan penggunaan dana secara efisien.
b. Standar satuan harga, merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku di
Pemerintah Daerah.
c. Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diperoleh
dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, hibah, hasil kerjasama dengan pihak
lain dan/atau hasil usaha lainnya, APBD, dan sumber pendapatan BLUD lainnya.
Belanja dirinci menjadi belanja modal dan belanja operasi.

Penyusunan RBA puskesmas meliputi:


a. Ringkasan pendapatan dan belanja.
b. Rincian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan yang merupakan rencana
anggaran untuk seluruh kegiatan tahunan yang dinyatakan dalam satuan uang yang
tercermin dari rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan.
c. Perkiraan harga, merupakan estimasi harga jual produk barang/jasa setelah
memperhitungkan biaya per satuan dan tingkat margin yang ditentukan seperti
tercermin dalam Tarif Layanan
d. Besaran persentase ambang batas, yaitu besaran persentase perubahan anggaran
bersumber dari pendapatan operasional yang diperkenankan dan ditentukan dengan
mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional BLUD.
e. Perkiraan maju/forward estimate, yaitu perhitungan kebutuhan dana untuk tahun
anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan
program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran
tahun berikutnya.

RBA Puskesmas menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu presentase ambang
batas. RBA juga disertai Standar Pelayanan Minimal.
Konsolidasi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dan
pendapatan lain yang sah, dikonsolidasikan ke dalam RKA puskesmas pada akun
pendapatan daerah pada kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis
lain pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatan dari BLUD;
b. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal Pendapatan BLUD (jasa layanan, hibah,
hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SILPA) BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA puskesmas pada akun belanja daerah
yang selanjutnya dirinci dalam 1 (satu) program, 1 (satu) kegiatan, 1 (satu) output dan
jenis belanja. Belanja BLUD tersebut dialokasikan untuk membiayai program
peningkatan pelayanan serta kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan;
c. Pembiayaan BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA Puskesmas selanjutnya
dikonsolidasikan pada akun pembayaran pada Satuaan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah selaku Bendahara Umum Daerah;
d. BLUD Puskesmas dapat melakukan pergeseran rincian belanja sepanjang tidak
melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja pada DPA untuk selanjutnya
disampaikan kepada PPKD;
e. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA

3. Ketentuan konsalidasi RBA dalam RKA sebagai berikut :


a. RBA dikonsolidasikan dan merupakan kesatuan dari RKA puskesmas.
b. RKA beserta RBA disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusun rancangan
peraturan daerah tentang APBD.
c. PPKD menyampaikan RKA beserta RBA kepada tim anggaran pemerintah daerah
untuk dilakukan penelaahan.
d. Hasil penelaahan antara lain digunakan sebagai dasar pertimbangan alokasi dana
APBD untuk BLUD
e. Tim anggaran menyampaikan kembali RKA beserta RBA yang telah dilakukan
penelaahan kepada PPKD untuk dicantumkan dalam rancang peraturan daerah
tentang APBD, yang selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang
APBD.
f. Tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan RBA mengikuti tahapan dan
jadwal proses penyusunan dan penetapan APBD dan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Kepala Daerah.

4. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan pelaksanaan anggaran BLUD puskesmas meliputi ketentuan sebagai berikut :
a. Puskesmas menyusun DPA BLUD berdasarkan peraturan daerah tentang APBD untuk
diajukan kepada PPKD. DPA memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan BLUD.
b. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD.
c. DPA yang telah disahkan PPKD menjadi dasar pelaksanaan anggaran yang bersumber
APBD yang digunakan untuk belanja pegawai, belanja modal dan belanja barang
dan/atau jasa yang mekanismenya dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pelaksanaan anggaran dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan
yang telah ditetapkan dengan memperhatikan anggaran kas dalam DPA
memperhitungkan jumlah kas yang tersedia, proyeksi pendapatan dan proyeksi
pengeluaran. Pelaksanaan anggaran dilengkapi dengan melampirkan RBA.
d. DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi perjanjian kinerja yang ditandatangani
kesanggupan untuk :
1) meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat;
2) meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan manfaat bagi masyarakat.
e. Pemimpin BLUD menyusun laporan pendapatan BLUD, laporan belanja BLUD dan
laporan pembiayaan BLUD secara berkala dan dilaporkan kepada PPKD. Laporan
dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggungjawab yang ditandatangani pemimpin
BLUD.
f. Berdasarkan laporan BLUD tersebut, Kepala Dinas Kesehatan menerbitkan Surat
Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan untuk disampaikan
kepada PPKD (SP3B).
g. PPKD kemudian mengesahkan dan menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan,
Belanja dan Pembiayaan (SP2B).

Penatausahaan keuangan BLUD dilaksanakan dengan ketentuan :


a. Pemimpin BLUD membuka rekening kas BLUD untuk keperluan pengelolaan kas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Rekening kas BLUD digunakan untuk menampung penerimaan dan pengeluaran kas
yang sumber dananya berasal dari Pendapatan BLUD yaitu jasa layanan, hibah, hasil
kerjasama dan pendapatan lain yang sah.
c. Penyelenggaraan pengelolaan kas BLUD meliputi:
1) Perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas.
2) Pemungutan pendapatan atau tagihan.
3) Penyimpanan kas dan dan mengelola rekening BLUD.
4) Pembayaran.
5) Perolehan sumber dana untuk menutupi defisit jangka pendek.
6) Pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan tambahan.
d. Penerimaan BLUD dilaporkan setiap hari kepada pemimpin melalui Pejabat Keuangan
e. Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat:
1) Pendapatan dan belanja.
2) Penerimaan dan pengeluaran.
3) Utang dan piutang.
4) Persediaan, aset tetap dan investasi.
5) Ekuitas
5. Pengelolaan Belanja
Pengelolaan Belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan volume
kegiatan pelayanan. Fleksibilitas yang dimaksud adalah belanja yang disesuaikan dengan
perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA dan DPA yang telah ditetapkan secara
definitif. Fleksibilitas dilaksanakan terhadap Belanja BLUD yang bersumber dari
Pendapatan BLUD yang meliputi: jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan
lain yang sah serta hibah tidak terikat.
Ambang batas RBA merupakan besaran persentase realisasi belanja yang diperkenankan
melampaui anggaran dalam RBA dan DPA dengan memperhatikan ketentuan sebagai
berikut :
a. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas, terlebih dulu mendapat
persetujuan Bupati/Walikota.
b. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, Puskesmas mengajukan usulan tambahan
anggaran dari APBD kepada PPRD.
c. Besaran persentase ambang batas dihitung tanpa memperhitungkan saldo awal kas.
d. Besaran persentase ambang batas memperhitungkan fluktuasi kegiatan operasional
meliputi :
1) Kecenderungan/tren selisih anggaran pendapatan BLUD selain APBD tahun
berjalan dengan realisasi 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya.
2) Kecenderungan/tren selisih pendapatan BLUD selain APBD dengan prognosis
tahun anggaran berjalan.
3) Besaran perseritase ambang batas dicartumkan dalam RBA dan DPA berupa
catatan yang memberikan informasi besaran persentase ambang batas.
4) Persentase ambang batas merupakan kebutuhan yang dapat diprediksi, dicapai,
terukur, rasional dan dipertanggungjawabkan.
e. Ambang batas digunakan apabila Pendapatan BLUD (jasa layanan, hibah, hasil
kerjasama dan pendapatan lain yang sah) diprediksi melebihi target pendapatan
yang telah ditetapkan dalam RBA dan DPA tahun yang dianggarkan.

6. Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan/atau jasa di puskesmas BLUD mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari APBD dilaksanakan berdasarkan
ketentuan peraturan perundangan mengenai barang/ jasa pemerintah.
b. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari jasa layanan, hibah tidak
terikat, hasil kerjasama dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah, diberikan fleksibilitas
berupa pembebasar. sebagian atau seluruhnya dari peraturan perundangan-undangan
mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
c. c.Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/atau jasa diatur dengan
Peraturan Bupati/Walikota untuk menjamin ketersediaan barang dan/atau jasa yang
lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana, cepat, serta mudah
menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran pelayanan
puskesmas.
d. Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat, dilakukan
sesuai dengan kebijakan pengadaan dari pemberi hibah atau Peraturan
Bupati/Walikota sepanjang disetujui oleh pemberi hibah.

Pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa dengan ketentuan :


a. Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan oleh pelaksana pengadaan yaitu panitia
atau unit yang dibentuk pemimpin untuk BLUD puskesmas untuk melaksanakan
pengadaan barang dan/atau jasa BLUD.
b. Pelaksana pengadaan terdiri atas personil yang memahami tata cara pengadaan,
substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan.
Ketentuan pengelolaan barang BLUD puskesmas mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai barang milik daerah.
7. Tarif Layanan
Puskesmas mengenakan Tarif Layanan sebagai imbalan atas penyediaan layanan
barang/jasa kepada masyarakat berupa besaran Tarif dan/atau Pola Tarif. Penyusunan
Tarif Layanan sesuai ketentuan berikut:
a. Tarif Layanan bisa disusun atas dasar:
1) Perhitungan biaya per unit layanan. Bertujuan untuk menutup seluruh atau
sebagian dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang/jasa atas layanan
yang disediakan puskesmas. Cara perhitungan dengan akuntansi biaya.
2) Hasil per investasi dana. Menggambarkan tingkat pengembalian dari investasi yang
dilakukan oleh puskesmas selama periode tertentu.
3) Jika Tarif Layanan tidak dapat ditentukan atas dasar perhitungan biaya per unit
layanan atau hasil per investasi, maka Tarif ditentukan dengan perhitungan atau
penetapan lain yang berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Besaran Tarif disusun dalam bentuk:
1) Nilai nominal uang; dan/atau
2) Persentase atas harga patokan, indeks harga, kurs, pendapatan kotor/bersih,
dan/atau penjualan kotor/bersih.
c. Pola Tarif merupakan penyusunan Tarif Layanan dalam bentuk formula.

Proses penetapan Tarif Layanan sebagai berikut :


a. Pemimpin BLUD puskesmas menyusun Tarif Layanan puskesmas dengan
mempertimbangkan kebutuhan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan,
dan kompetisi sehat dalam penetapan Tarif Layanan yang dikenakan kepada
masyarakat serta batas waktu penetapan Tarif.
b. Pemimpin BLUD puskesmas mengusulkan Tarif Layanan puskesmas kepada
Bupati/Walikota berupa usulan Tarif Layanan baru dan/atau usulan perubahan Tarif
Layanan.
c. Usulan Tarif Layanan dilakukan secara keseluruhan atau per unit layanan.
d. Untuk penyusunan Tarif Layanan, pemimpin BLUD dapat membentuk tim yang terdiri
dari:
1) Dinas Kesehatan
2) Pengelolaan Keuangan Daerah
3) Unsur Perguruan Tinggi
4) Lembaga profesi
e. Tarif Layanan diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota dan disampaikan kepada
pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

8. Piutang dan Utang/Pinjaman


Ketentuan pengelolaan piutang BLUD puskesmas sesuai ketentuan berikut :
a. Piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi yang
berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLUD puskesmas
b. Penagihan piutang pada saat piutang jatuh tempo, dilengkapi dengan administrasi
penagihan.
c. Jika piutang sulit tertagih, penagihan piutang diserahkan kepada Bupati/Walikota
dengan melampirkan bukti yang sah.
d. Piutang dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat. Tata caranya diatur melalui
Peraturan Bupati/Walikota.
Ketentuan pengelolaan utang BLUD puskesmas sebagai berikut:
a. Utang/pinjaman sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan
pinjaman dengan pihak lain.
b. Utang/pinjaman dapat berupa:
1) Utang/pinjaman jangka pendek. Yaitu utang/pinjaman yang memberikan manfaat
kurang dari 1 (satu) tahun yang timbul karena kegiatan operasional dan/atau yang
diperoleh dengan tujuan untuk menutup selisih antara jumlah kas yang tersedia
ditambah proyeksi jumlah penerimaan kas dengan proyeksi jumlah pengeluaran
kas dalam 1 (satu) tahun anggaran. Dibuat dalam bentuk perjanjian utang
/pinjaman yang ditandatangani oleh pemimpin BLUD puskesmas dan pemberi
utang/pinjaman.
2) Pembayaran kembali utang/pinjaman jangka pendek harus dilunasi dalam tahun
anggaran berkenaan dan menjadi tanggung jawab Puskesmas. Pembayaran bunga
dan pokok utang/pinjaman yang telah jatuh tempo menjadi kewajiban
puskesmas.
Pemimpin BLUD puskesmas dapat melakukan pelampauan pembayaran bunga
dan pokok sepanjang tidak melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan
dalam RBA.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka pendek diatur dengan Peraturan
Bupati/Walikota.
3) Utang/pinjaman panjang. Yaitu utang/pinjaman yang memberikan manfaat lebih
dari 1 (satu) tahun dengan masa pembayaran kembali atas utang/pinjaman
tersebut lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.
Utang/pinjaman jangka panjang hanya untuk pengeluaran belanja modal.
Pembayaran utang/pinjaman jangka panjang merupakan kewajiban pembayaran
utang/pinjaman, bunga, dan biaya lain yang harus dilunasi pada tahun anggaran
berikutnya sesuai dengan persyaratan perjanjian utang/pinjaman yang
bersangkutan.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka panjang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

9. Kerjasama BLUD
Puskesmas dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas pelayanan berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas, ekonomis dan saling
menguntungkan. Prinsip saling menguntungkan dapat berbentuk finansial dan/atau non
finansial.
Bentuk kerjasama tersebut meliputi:
a. Kerjasama operasional. Dilakukan melalui pengelolaan manajemen dan proses
operasional secara bersama dengan mitra kerjasama dengan tidak menggunakan
barang milik daerah.
b. Pemanfaatan barang milik daerah. Dilakukan melalui pendayagunaan barang milik
daerah dan/atau optimalisasi barang milik daerah dengan tidak mengubah status
kepemilikan untuk memperoleh pendapatan dan tidak mengurangi kualitas
pelayanan umum yang menjadi kewajiban Puskesmas. Pelaksanaan kerjasama dalam
bentuk perjanjian. Pendapatan dari pemanfaatan barang milik daerah yang
sepenuhnya untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi kegiatan puskesmas yang
bersangkutan merupakan Pendapatan BLUD. Pemanfaatan barang milik daerah
mengikuti peraturan perundang-undangan. Tata cara kerjasama dengan pihak lain
mengikuti Peraturan Kepala Daerah.

10. Investasi BLUD


BLUD puskesmas dapat melakukan investasi sepanjang memberikan manfaat bagi
peningkatan pendapatan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta tidak
mengganggu likuiditas keuangan dengan tetap memperhatikan rencana pengeluaran.
Investasi yang diperbolehkan adalah investasi jangka pendek. Yaitu investasi yang dapat
segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau
kurang. Investasi jangka pendek dapat dilakukan dengan mengoptimalkan surplus kas
jangka pendek dengan memperhatikan rencana pengeluaran.
Investasi jangka pendek meliputi:
a. Deposito pada bank umum dengan jangka waktu 3 (tiga) sampai dengan 12 (dua belas)
bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis
b. Surat berharga negara jangka pendek
Karakteristik investasi jangka pendek yaitu :
a. Dapat segera diperjualbelikan
b. Ditujukan untuk manajemen kas
c. Instrumen keuangan dengan risiko rendah

11. SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) BLUD


Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) merupakan selisih lebih antara realisasi
penerimaan dan pengeluaran puskesmas selama 1 (satu) tahun anggaran. Dihitung
berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) pada 1 (satu) periode anggaran. Ketentuan
mengenai SiLPA sebagai berikut :
a. SiLPA dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya, kecuali atas perintah
kepala daerah disetorkan sebagian atau seluruhnya ke kas daerah dengan
mempertimbangkan posisi likuiditas dan rencana pengeluaran puskesmas.
b. Pemanfaatan SiLPA dalam tahun anggaran berikutnya dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas
c. Pemanfaatan SiLPA dalam tahun anggaran berikutnya yang digunakan untuk
membiayai program dan kegiatan, harus melalui mekanisme APBD.
d. Dalam kondisi mendesak, pemanfaatan SiLPA tahun anggaran berikutnya dapat
dilaksanakan mendahului perubahan APBD.
e. Kondisi mendesak yang dimaksudkan adalah:
1) Program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya belum
tersedia dan/atau belum cukup anggarannya pada tahun anggaran berjalan.
2) Keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian
yang lebih besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat.

12. Defisit
Defisit anggaran merupakan selisih kurang antara pendapatan dengan belanja BLUD.
Dalam hal anggaran diperkirakan defisit ditetapkan pembiayaan untuk menutupi defisit
tersebut antara lain dapat bersumber dari SiLPA tahun anggaran sebeiumnya dan
penerimaan pinjaman.

13. Laporan Keuangan


Puskesmas menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Laporan keuangan BLUD terdiri atas :
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih
c. Neraca
d. Laporan Operasional (LO)
e. Laporan arus kas
f. Laporan perubahan ekuitas, dan
g. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Laporan
keuangan disertai dengan laporan kinerja yang berisikan informasi pencapaian hasil atau
keluaran BLUD.
Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Penyusunan laporan keuangan memperhatikan ketentuan sebagai berikut :


a. Pemimpin BLUD menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan
b. Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja paling lama 2 (dua) bulan setelah
periode pelaporan berakhir, setelah dilakukan review oleh bidang pengawasan di
Pemerintah Daerah.
c. Laporan keuangan diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah.
d. Hasil review merupakan kesatuan dari laporan keuangan BLUD puskesmas.
F. PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH (contoh)
Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD menetapkan kebijakan pengelolaan
sampah dan limbah baik limbah kimia, fisik dan biologik. Kebijakan pengelolaan
lingkungan dan limbah yang diselenggarakan di UPT Puskesmas yaitu:
1. Pengelolaan limbah di UPT Puskesmas ..... dengan menggunakan IPAL (Instalasi
Pengelolaan Air Limbah). Alur pembuangan limbah di Puskesmas semua dialirkan
menjadi satu saluran pipa pembuangan yang berakhir pada IPAL. IPAL ini terdiri dari
4 tahap, dimulai dengan inlet masuk di tahap 1. Pada sistem ini ada penambahan
bakteri starter, kemudian masuk tahap 2 di sini dilakukan penyaringan dengan bio
bail dan batu zeolit kemudian masuk tahap 3 di sini ada proses aerasi, setelah itu
masuk pada tahap 4 dilakukan penyaringan lagi, setelah itu baru air limbah keluar
melalui outlet. Selama ini di UPT Puskesmas ..... sudah dilakukan uji baku mutu air
limbah ke BTKL Surabaya dengan hasil yang baik dan memenuhi standar kualitas
baku mutu air limbah.
2. Pengelolan sampah di UPT Puskesmas ..... dibedakan menjadi 2, yaitu untuk
pengelolaan sampah medis dan non medis. Untuk pembuangan sampah medis UPT
Puskesmas .... melakukan perjanjian dengan perusahaan pengolah limbah limbah.
Sedangkan Pembuangan sampah Non Medis UPT Puskesmas melakukan
kesepakatan dengan petugas pengambil sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan
tanpa perjanjian tertulis. Setiap 3 hari sekali sampah non medis diambil petugas
untuk dibuang ke TPA.
3. UPT Puskesmas ..... memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Hal ini
diwujudkan dalam upaya pencegahan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh
lingkungan yang tidak sehat. Tidak hanya itu, UPT Puskesmas memiliki komitmen
dalam masalah limbah dan sampah dengan baik agar tidak mencemari lingkungan.
BAB IV
PENUTUP

Tata Kelola yang diterapkan pada Puskesmas yang menerapkan Badan Layanan Umum
Daerah bertujuan untuk :
A. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar puskasmas memiliki daya saing
yang kuat.
B. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesicnal, transparan dan efisien serta
memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ puskesmas.
C. Mendorong agar organisasi puskesmas dalam membuat keputusan dan menjalankan
kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung
jawab sosial puskesmas terhadap stakeholder.
D. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum
masyarakat melalui pelayanan kesehatan.

Untuk dapat terlaksananya aturan dalam Tata Kelola perlu mendapat dukungan dan
partisipasi seluruh karyawan Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah
Kabupaten/Kota ... baik bersifat materiil, administratif maupun politis.

Tata Kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan tata kelola puskesmas sebagaimana disebutkan di
atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organ puskesmas
serta perubahan lingkungan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Puskesmas merupakan unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan yang menyelenggarakan
sebagian dari tugas teknis operasional Dinas
Kesehatan dan ujung tombak pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) mempunyai fungsi sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat
tingkat pertama dan Upaya Kesehatan
Perseorangan tingkat pertama.
Puskesmas dalam menjalankan fungsinya
perlu memiliki arah dan rencana yang jelas sesuai
dengan visi pembangunan kesehatan di daerah.
Arah dan rencana tersebut dituangkan dalam
indikator kinerja dan target yang akan dicapai
dalam periode waktu tertentu.
Setiap tahun rencana tersebut akan
dibuat target kinerja dan dilakukan monitoring
dan evaluasi secara berkala dan
berkesinambungan serta jika perlu dilakukan juga
perubahan rencana sesuai dengan perubahan
situasi dan kebijakan.
Penyusunan rencana strategis Puskesmas
dalam rangka penerapan BLUD, dilaksanakan
oleh tim perencanaan tingkat Puskesmas yang
ditunjuk oleh kepala Puskesmas melalui SK
Kepala Puskesmas.
Sebagai unit pelaksana teknis,
penyusunan rencana strategis Puskesmas
mengacu kepada Rencana Strategis Dinas
Kesehatan dan menyesuaikan dengan kondisi
sumber daya, lingkungan (biologi, psikologi,
sosial, budaya), kebutuhan masyarakat dan peran
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

B. PENGERTIAN RENCANA STRATEGIS

Berdasarkan Pasal 41 Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), rencana
Rencana Strategi BLUD Puskesmas 57
strat an menggunakan teknik analisis bisnis.
egis
Rencana Strategis Puskesmas memuat antara lain:
pada
BLU - Rencana pengembangan layanan
D - Strategi dan arah kebijakan
adal - Rencana program dan kegiatan
ah - Rencana keuangan
pere
ncan
aan
(lima
)
tahu
nan
yang
disus
un
untu
k
menj
elask
an
strat
egi
peng
elola
an
BLU
D
deng
an
mem
perti
mba
ngka
n
alok
asi
sum
ber
daya
dan
kiner
ja
deng

Rencana Strategi BLUD Puskesmas 58


Rencana Strategis BLUD Puskesmas ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah. Sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Kepala Daerah, Rencana Strategis
BLUD Puskesmas tersebut disusun dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas untuk
maju dalam tahap selanjutnya yaitu penilalan.

C. TUJUAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan Rencana Strategis di antaranya
adalah :
1. Sebagai Road Map dalam mengarahkan kebijakan alokasi Puskesmas untuk
pencapaian visi dan misi Organisasi.
2. Sebagai pedoman alat Pengendalian organisasi terhadap penggunaan sumber daya
anggaran.
3. Untuk mempersatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh staf Puskesmas,
meningkatkan kinerja sesuai standar manajemen dan standar mutu layanan yang
telah ditargetkan dalam dokumen perencanaan.
D. DASAR HUKUM RENCANA STRATEGIS
Dasar Hukum untuk menyusun Rencana Strategis Puskesmas adalah :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
b. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah kedua kalinya dengan
Permendagri Nomor 21 Tahun 2011.
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
g. Peraturan Dacrah tentang Perangkat Daerah.
h. Peraturan Kepala Daerah tentang Kedudukan,Susunan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan.
i. Peraturan Kepala Daerah tentang Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas dan Badan
j. Keputusan Kepala Daerah tentang Penetapan Puskesmas Pembantu Menjadi Pusat
Kesehatan Masyarakat.
k. Peraturan Kepala Dinas Kesehatan tentang Rercana Strategis Dinas Kesehatan
l. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Kepala
Daerah tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Dinas Kesehatan.
m. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang Struktur Organisasi Unit Pelaksana
Teknis Puskessmas Dinas Kesehatan
n. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia usaha.
E. PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-uncangan yang terkait dengan rencana strategis puskesmas
sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab,
dan kewenangan organisasi puskesmas serta perubahan lingkungan.

F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penyusunan dokumen Rencana Strategis sebagai berikut :
Pengantar
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS
A. Gambaran Umum Puskesmas
B. Gambaran Organisasi Puskesmas
C. Kinerja Pelayanan Puskesmas

BAB 3 : PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PUSKESMAS


A. Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat
B. Isu Strategis
C. Rencana Pengembangan Layanan

BAB 4 : VISI MISI TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN


A. VISI PUSKESMAS
B. MISI PUSKESMAS
C. TUJUAN (Rencanan pengembangan layanan)
D. SASARAN (Sasaran pengembangan layanan)
E. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 5 : RENCANA STRATEGIS


BAB 6 : PENUTUP
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS

A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS


1. Wilayah Kerja (contoh)
Puskesmas ... merupakan satu-satunya Puskesmas induk di Kecamatan ... dan UPT
Puskesmas ... berada di wilayah desa ....
Puskesmas awalnya dibangun sesuai standar Puskesmas non rawat satu lantai pada
tahun 2000 yang kemudian mengalami renovasi menjadi dua lantai dan ditambahkan
rawat inap serta PONED pada tahun 2007.
Puskesmas .... ditetapkan menjadi Puskesmas Rawat Inap yang berdasar Surat
Keputusan Bupati .... Nomor .... tahun .... tentang penetapan Puskesmas menjadi
Puskesmas perawatan dan Puskesmas mampu menyelenggarakan PONED
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor .... Tahun ...., dengan ijin operasional
Puskesmas Nomor.....
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas ... berada di Kecamatan ....
Kabupaten/Kota ....., terletak di daerah pedesaan (koordinat...... LS, )

Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:


Sebelah Utara : ..........................
Sebelah Timur : ..........................
Sebelah Selatan : ..........................
Sebelah Barat : ..........................
Adapun Luas Wilayah :.........Km2, yang terdiri dari
Sawah :........Ha
Tambak :........Ha
Tegal :........Ha
Tanah Pekarangan :........Ha
Lain-lain :........Ha

Puskesmas .... secara administratif meliputi.....desa, yaitu :


1. Desa .................
2. Desa .................
3. Desa .................
4. Desa .................
5. Desa .................
6. Desa .................
7. Desa .................
8. Desa .................
9. Dst .....
Jarak tempuh dari Puskesmas ke desa :...............km
Jarak Puskesmas ke Kabupaten/Kota.......km
Puskesmas.....merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
.... yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan upaya kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas ..... di Kecamatan .... Kabupaten/Kota......Berdasarkan karakterisistik wilayah,
Puskesmas .... merupakan Puskesmas kawasan pedesaan, sedangkan berdasarkan
kemampuan penyelenggaraan termasuk dalam kategori Puskesmas Rawat Inap.
Puskesmas ... sesuai dengan Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi sebagai :
1. Penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerja.
2. Penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerja.

UPT Puskesmas .... Kabupaten/Kota .... berlokasi di Jl Raya .... No ...., Desa....., Kec.
...., Kabupaten/Kota ...., dengan wilayah kerja sebanyak ... desa di wilayah kecamatan ....
UPT Puskesmas .... didukung jejaring di bawahnya sebanyak .... Pustu,......Poskesdes, dan
...... Posyandu Balita serta....Posyandu Lansia.

Wilayah kerja Puskesmas merupakan kawasan perdesaan dengan iumlah


penduduk vang padat. Hal tersebut karena banyak pembangunan perumahan yang
hingga saat ini masih terus berkembang terutama di wilayah Desa ...

Selain padatnya pemukiman di wilayah kerja Puskesmas..., terdapat juga


beberapa industri rumah tangga di Kecamatan...

Tahun ... Puskesmas... meraih sertifikat ISO 9001:2005 dilanjutkan dengan


sertifikat akreditasi Puskesmas pada tahun ....

2. Pelayanan Puskesmas
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas.....meliputi :
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a) Upaya Promosi Kesehatan
b) Upaya Kesehatan Lingkungan
c) Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
- Keluarga Berencana
- Deteksi Dini Tumbuh Kembang
- Kesehatan Reproduksi
d) Upaya Gizi
e) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pencegahan Penyakit Tuberkulosis
- Pencegahan Penyakit Kusta
- Imunisasi
- Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
- Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
- Surveilans
- Pencegahan dan Pengendalian ISPA/Diare
- Kesehatan Jiwa
f) Perawatan Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a) Pencegahan dan Pengendalian Hepatitis
b) Kesehatan Usia Lanjut
c) Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
d) Usaha Kesehatan Sekolah
e) Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
f) Pengobatan Tradisional Komplementer
g) Kesehatan Kerja dan Olah Raga
h) Kesehatan Indera
i) Kesehatan Matra/Haji
j) Tim Reaksi Cepat
k) Pengawasan Obat & Makmin
Sedangkan Upaya Kesehatan perseorangan tingkat pertama yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas ... meliputi:
a. Rawat Jalan:
a) Pemeriksaan Umum
b) Pemeriksaan Gigi
c Pemeriksaan Lansia
d) Pemeriksaan Anak/MTBS
e) Pemeriksaan Ibu dan Anak
f) Pelayanan Keluarga Berencana
g) Pelayanan Imunisasi Balita
h) Konseling Gizi dan Sanitasi
i) Pemeriksaan Kesehatan Jiwa
j) Pemeriksaan Deteksi Kanker Leher Rahim
k) Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual dan Tes HIV
l) Pelayanan Obat
m) Pelayanan Laboratorium
b. Pelayanan Gawat Darurat 24 jam
c. Pelayanan PONED

Pelayanan Rawat Inap. Selain itu jika diperlukan, UPT Puskesmas juga
melaksanakan pelayanan rujukan rawat jalan dan rujukan Gawat Darurat.

UKM dan UKP yang dilaksanakan oleh Puskesmas dikembangkan melalui


berbagai inovasi untuk menjangkau seluruh masyarakat di wilayah kerja. Beberapa
inovasi JKM yang telah dikembangkan antara lain :
- Poli skrining pre eklampsia
- Kelompok Pendukung ASI di desa Indrodelik dan Mojopuro Gede

Sedangkan pada pelayanan kesehatan perseorangan, terdapat pelayanan


kesehatan dasar non rawat inap seperti pemeriksaan kesehatan umum dan
pemeriksaan kesehatan gigi, serta beraneka ragam layanan yang ditawarkan kepada
pelanggan Puskesmas antara lain :
- Layanan kesehatan Lanjut Usia One Stop Service
- Layanan kesehatan anak (MTBS)
- Layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) melalui inovasi skrining kewaspadaan
terhadap Pre Eklampsia
- Layanan kesehatan penyakit menular Tuberkulosis dan Kusta dengan
mengakomodasi pelayanan terhadap pasien TB-MDR
- Layanan kesehatan Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pelaksanaan
pemeriksaan HIV
- Layanan Klinok Sanitasi yang melayani konsultasi penanganan penyakit berbasis
lingkungan
- Layanan konsultasi gizi dan konseling ASI untuk tatalaksana gizi pada balita, ibu
hamil, ibu menyusui, gangguan metabolik, dan lanjut usia.

Puskesmas ... juga melakukan pelayanan gawat darurat 24 jam rawat inap
tingkat pertama dan PONED.

Selain itu pelanan kesehatan di Puskesmas juga ditunjang dengan dengan


kelengkapan pelayanan penunjang seperti laboratorium yang dilengkapi
pemeriksaan dengan alat canggih dan farmasi.

B. GAMBARAN ORGANISASI PUSKESMAS


1. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok dan Fungsi
Struktur organisasi UPT Puskemas .... Kabupaten/Kota. terdiri dari :
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan Keuangan, Umum dan Kepegawaian serta
Perencanaan dan Pelaporan. Terdiri dari:
1) Pelaksana Keuangan:
- Pelaksana Bendahara Pembantu JKN
- Pelaksana Bendahara Pembantu Penerimaan
- Pelaksana Bendahara Pembantu Pengeluaran
2) Pelaksana Umum dan Kepegawaian :
- Pelaksana Sarana Prasarana Lingkungan/Bangunan
- Pelaksana Pengelolaan Barang
- Pelaksana Sarana Prasarana Kendaraan
- Pelaksana Administrasi dan Kepegawaian
3) Pelaksana Perencanaan dan Pelaporan

c. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Perawatan


Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) bertanggung jawab
membantu Kepala Puskesmas dalam mengkoordinasikan kegiatan.
Pelaksana Upaya yang terbagi dalam :
1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
a) Pelaksana Promosi Kesehatan
b) Pelaksana Kesehatan Lingkungan
c) Pelaksana Gizi
d) Pelaksana Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
- Pelaksana Deteksi Dini Tumbuh Kembang
- Pelaksana Keluarga Berencana
- Pelaksana Kesehatan Reproduksi
e) Pelaksana Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pelaksana pencegahan dan pengendalian penyakit Tuberkulosis
- Pelaksana pencegahan penyakit Kusta
- Pelaksana Imunisasi
- Pelaksana Surveilans
- Pelaksana pencegahan dan pengendalian penyakit Demam Berdaran
Dengue (DBD)
- Pelaksana pencegahan penyakit ISPA/Diare
- Pelaksana Pencegahan dan Pengendalian kasus HIV-AIDS
- Pelaksana Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
- Pelaksana Kesehatan Jiwa
f) Pelaksana Perawatan Kesehatan Masyarakat

2) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan


a) Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah
b) Pelaksana Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
c) Pelaksana Kesehatan Tradisional dan Komplementer
d) Pelaksana Kesehatan Kerja dan Olah Raga
e) Pelaksana Kesehatan Indera
f Pelaksana Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
g) Pelaksana Pencegahan Penyakit Hepatitis
h) Pelaksana Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
i) Pelaksana Kesehatan Matra/Haji
j) Pelaksana Tim Reaksi Cepat (TRC)
k) Pelaksana Pengawasan Obat, Makanan dan Minuman

d. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Kefarmasian dan


Laboratorium
1) Penanggung jawab ruang pendaftaran, administrasi dan rekam medis
2) Penanggung jawab ruang pemeriksaan umum
3) Penanggung jawab ruang pemeriksaan lanjut usia
4) Penanggung jawab ruang pelayanan kesehatan Ibu, Anak, Keluarga
Berencana dan Imunisasi
5) Penanggung Jawab Konseling Gizi dan Sanitasi
6) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan MTBS/Anak
7) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan Gigi
8) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan Penyakit Menular
9) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan IVA, IMS-HIV
10) Penanggung Jawab Ruang Imunisasi
11) Penanggung Jawab Ruang Pelayanan Farmasi
12) Penanggung Jawab Ruang Laboratorium
13) Penanggung Jawab Ruang UGD 24 Jam
14) Penanggung Jawab Rawat Inap
15) Penanggung Jawab PONED

e. Penanggung Jawab Jaringan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas


1) Puskesmas Pembantu
- Penanggung Jawab Puskesmas Pembantu ...
- Penanggung Jawab Puskesmas Pembantu..
- dst...
2) Puskesmas Keliling
3) Penanggung Jawab Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Uraian tugas masing-masing struktur yang terdapat dalam bagan organisasi seperti
diuraikan di atas adalah sebagai berikut :
a. Kepala UPT Puskesmas mempunyai tugas :
- Menyusun rencana kegiatan/rencana kerja UPT
- Menyusun dan menetapkan kebijakan teknis UPT
- Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional dan kinerja UPT
- Menyusun dan renetapkan kebijakan mutu pelayanan UPT
- Melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan tingkat pertama
- Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama
- Melaksanakan pembinaan kesehatan masyarakat
- Melaksanakan kegiatan manajemen Puskesmas
- Melaksanakan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan
petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan
masyarakat
- Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT
b. Kepala Sub Bagian Tata usaha mempunyai tugas:
- Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Tata Usaha
- Menyiapkan bahan-bahan pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan kesehatan
dasar dan pelayanan kesehatan masyarakat
- Menyiapkan bahan pelaksanaan pengendalian dan pelaksanaan norma standar,
pedoman, dan petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan masyarakat
- Menyusun Pedoman Kerja, Pola Tata Kerja, Prosedur dan Indikator Kerja
Puskesmas
- Melaksanakan administrasi keuangan, kepegawaian, surat menyurat, kearsipan,
administrasi umum, perpustakaan, kerumahtanggan, prasarana, dan sarana
serta hubungan masyarakat.
- Melaksanakan pelayanan administratif dan fungsional di lingkungan UPT
- Melaksanakan kegiatan mutu administrasi dan manajemen UPT
- Menyusun laporan kinerja dan laporan tahunan UPT
- Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian Tata
Usaha
c. Penanggung Jawab UKM
- Mengkoordinasikan kegiatan UKM UPT Puskesmas
- Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan kegiatan, kepatuhan prosedur
dan analisis kegiatan UKM
- Melakukan evaluasi capaian kinerja dan mutu kegiatan UKM
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
d. Penanggung Jawab UKP
- Mengkoordinasikan kegiatan UKP UPT Fuskesmas
- Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan pelayanan, kepatuhan
prosedur dan analisis kegiatan pelayanan UKP
- Melakukan evaluasi capaian kinerja dan mutu pelayanan UKP
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
e. Penanggung Jawab Jaringan dan Jejaring
- Mengkoordinasikan kegiatan UKM dan UKP di jaringan pelayanan kesehatan
- Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan kegiatan UKM dan UKP,
kepatuhan prosedur dan analisis kegiatan UKM dan UKP jaringan pelayanan
kesehatan
- Melakukan evaluasi capaian kinerja dan mutu UKM dan UKP di jaringan
pelayanan kesehatan
- Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan di jejaring pelayanan
kesehatan
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
f. Pelaksana Perencanaan dan Pelaporan
- Menyiapkan bahan, dokumen, kebijakan dan hasil kegiatan dalam penyusunan
perencanaan kegiatan UPT Puskesmas/Perencanaan Tingkat Puskesmas
- Menyusun Pedoman Kerja, Prosedur Kerja dan Kerangka Acuan Kegiatan
Perencanaan dan Pelaporan
- Melakukan analisis bahan perencanaan kegiatan
- Menyusun Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Puskesmas
- Menyusun evaluasi dan laporan hasil kegiatan
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
g. Pelaksana Keuangan
- Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan keuangan
- Menyusun Pedoman Kerja, Prosedur Kerja dan Kerangka Acuan Kegiatan
pengelolaan keuangan
- Menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan keuangan
- Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengadministrasian keuangan
- Menyusun evaluasi, analisis dan laporan keuangan
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
h. Pelaksana Umum dan Kepegawaian
- Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kepegawaian, sarana
prasarana dan administrasi umum
- Menyusun Pedoman Kerja, Prosedur Kerja dan Kerangka Acuan Kegiatan
kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi umum
- Menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan kepegawaian, sarana prasarana
dan administrasi umum
- Melaksanakan kegiatan pelayanan kepegawaian dan administrasi umum
- Melakukan analisis kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi umum
- Menyusun Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi umum
- Melakukan evaluasi dan laporan kepegawaian, sarana prasarana dan
administrasi umum
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
i. Pelaksana UKM
- Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kegiatan UKM
- Menyusun Pedoman Kerja dan Prosedur Kerja UKM
- Menyusun perencanaan kegiatan UKM, Rencanan Usulan Kegiatan, Rencana
Pelaksanaan Kegiatan dan Kerangka Acuan Kegiatan UKM
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Melaksanakan evaluasi hasil kegiatan dan membuat rencana tindak lanjut
- Melaksanakan rencana tindak lanjut
j. Penanggung Jawab UKP
- Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan di ruang pelayanan
- Bertanggungjawab dalam penyiapan bahan, dokumen dan kebijakan
perencanaan kegiatan pelayanan
- Bertanggung jawab dalam penyusunan pedoman dan prosedur kerja setiap
jenis pelayanan
- Menyusun rencana kebutuhan sarana kerja, alat kerja dan bahan kerja
- Melaksanakan pemenuhan indikator mutu, kinerja dan evaluasi hasil kegiatan
pelayanan
k. Pelaksana Pelayanan UKP
- Menyiapkan bahan dan alat kerja pelayanan
- Melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai dengan prosedur yang berlaku
- Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan
- Melaporkan hasil kegiatan kepada Penanggung Jawab pelayanan dan membuat
rencana tindak lanjut
l. Penanggung Jawab Pustu dan Poskesdes
- Bertanggung jawab dalam penyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan
perencanaan kegiatan pelayanan di Pustu dan Poskesdes
- Menyusun Pedoman Kerja dan Prosedur Kerja
- Menyusun perencanaan kegiatan, Rencaran Usulan Kegiatan, Rencana
Pelaksanaan Kegiatan dan Kerangka Acuan Kegiatan
- Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan
- Melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan
- Melakukan evaluasi hasil kegiatan
- Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
m. Pelaksana Pelayanan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling
- Menyiapkan bahan dan alat kerja kegiatan
- Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan dan
prosedur yang berlaku
- Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
- Melaporkan hasil kegiatan kepada Penanggung Jawab
- Membuat rencana tindak lanjut

2. Sumber Daya Puskesmas (contoh)


a) Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia di Puskesmas meliputi tenaga kesehatan dan tenaga
non kesehatan. Puskesmas .... sudah memenuhi tenaga dokter, dokter gigi, tenaga
kefarmasian, perekam medis, Ahli Teknologi, Laboratorium Medik, Tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan lingkungan dan nutrisonis. Tetapi masih ada
kekurangan jumlah dokter, jumlah bidan, tenaga administrasi, tenaga kebersihan dan
sopir. Sebagian besar tenaga masih berstatus non PNS.
Berikut ini profil keterangan di Puskesmas ... :
No Jenis Tenaga Jumlah Status Standar Perhitungan Kekurangan
Kebutuhan Analisis
Beban Kerja
1 Dokter 4 3 PNS, 1 THL 6 6 2

2 Dokter gigi 3 1 PNS (kapusk), 2 2 Lebih 1


1 CPNS, 1, THL

3 Apoteker 1 1 THL 2 2 1
4 Asisten Apoteker 0 Honorer 2 2 2
5 Administrasi 1 1 PNS 1 1 0
Kepegawaian

6 Bendahara 0 0 3 3 3

7 Pengadministrasi 2 2 PNS 2 2 0
Umum

8 Sistem Informasi 1 1 Honorer 2 2 1


Kesehatan

9 Pengelola Barang 0 0 2 2 2
Aset Negara

10 Pengelola 1 Honorer 1 1 0
Program dan 1
Pelaporan

11 Kasir 1 Honorer 1 1 0
1
12 Perekan Medis 0 2 2 2
0
13 Kebersihan 2 Honorer 4 4 2
2
14 Sopir Ambulan 1 Honorer 2 2 1
1
15 Penjaga 1 THL, 1 3 3 1
Keamanan 2 Honorer

16 Perawat 5 PNS, 4 THL, 4 23 11 0


23 Honorer

Perawat desa (pustu/ 15 PTT, 1 THL 21 16 5


poskesdes) 16

17 Perawat gigi PNS 1 1 0


1
18 Bidan 6 PNS, 5 19 19 8
11 Honorer

Bidan 18 PNS, 2 PTT, 1 THL 21 21 0


Pustu/poskesdes 21

19 Tenaga Gizi 1 PNS 1 1 1


1
20 Ahli Tenaga 1PNS, 1 THL 4 4 2
2
No Jenis Tenaga Jumlah Status Standar Perhitungan Kekurangan
Kebutuhan Analisis
Beban Kerja
Laboratorium
Medis Sanitarian/
21 Tenaga kesehatan 1 1 PNS 2 2 1
lingkungan

Tenaga kesehatan
22 masyarakat 0 0 1 1 1
Epidemiologi
23 Kesehatan 0 0 1 1 1

JUMLAH 95 51 PNS, 18 THL, 17 117 101 16


PTT, 9 honorer

b) Sumber Daya Keuangan


Sumber daya keuangan Puskesmas berasal dari Kapitasi JKN Puskesmas,
Operasional APBD dan Bantuan Operasional Kesehatan. Dana operasional yang
didapatkan dari APBD masih tergolong kecil dan hanya mencukupi kebutuhan air
dan listrik.
Berikut ini realisasi keuangan Puskesmas dari berbagai sumber dana:
No Sumber Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

1 Operasional APBD 114.446.129 115.531.440 108.122.930 115.363.799

2 Bantuan Operasional Kesehatan 149.000.000 322.000.000 569.607.200 785.124.000

3 Kapitasi JKN 1.069.950.020 2.258.003.058,52 2.457.078.667 2.608.400.805

4 Non Kapitasi 302.117.000 389.647.500 458.983.060 258.854.020

5 Subsidi 30.871.750 35.871.750 32.190.500 0

6 Non Subsidi 5.175.500 66.631.750 34.523.500 24.877.250

7 Jumlah 1.671.560.399 3.187.685.498,52 3.660.505.857 3.792.610.874

c) Sumber Daya Sarana Prasarana


Sarana dan prasarana Puskesmas.....cukup lengkap dengan kondisi gedung
yang baru dibangun pada tahun 2014. Beberapa sarana masih perlu perhatian
karena mengalami kerusakan sedang.
Puskesmas ... belum memiliki mobil jenazah dan ambulans yang memadai
meskipun memiliki pelayanan 24 jam dan melayani rujukan kegawadaruratan.

No Sumber Jumlah / Kondisi


Dana Kecukupan Baik Rusak Sedang Rusak Berat
1 Gedung Puskesmas 1 1
2 Gedung Pustu 5 5
3 Gedung Poskesdes 16 7 9
4 Mobil Operasional
5 Pusling 1 1
6 Ambulans 2 1 1
7 Mobil Jenazah 0
8 Motor Operasional 6 6
9 Alat kesehatan 614 67

Puskesmas... memiliki sarana pemeriksaan laboratorium canggih antara lain


Fotometer, Hematology Analyzer (HA), dan Rotator.

C. KINERJA PELAYANAN PUSKESMAS (contoh)


1. Capaian Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat
a) Upaya Promosi Kesehatan
b) Upaya Kesehatan Lingkungan
c) Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan KB
d) Jpaya Gizi Masyarakat
e) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

2. Capaian Kinerja Upaya Kesehatan Perorangan


Penduduk di wilayah kerja Puskesmas ..... meningkat dari tahun ke tahun.
Selain karena adanya perkembangan perumahan/pemukiman baru juga karena
banyak pendatang dari luar kecamatan hingga luar Kabupaten/Kota. Hal tersebut
memiliki pengaruh terhadap peningkatan jumlah kunjungan pasien di Puskesmas
dan jaringannya.

Tingkat kunjungan di Puskesmas .... makin meningkat setiap tahun. Pasien


non gawat darurat juga banyak berkunjung pada sore hari. Hal ini karena
Puskesmas berada di wilayan perkotaan di mana banyak penduduknya yang
bekerja pada pagi hari.

Berikut gambaran kenaikan kunjungan rawat jalan di Puskesmas.......setiap


tahun:
No Unit Pelayanan Jumlah
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Puskesmas ... 31012 27005 31055 42269 42040 51464
2 Pustu ... 4114 4156 4198 4240 4283 4326
3 Poskesdes ... 4245 4288 4330 4374 4418 4463
4 Poskesdes ... 2925 2955 2985 3015 3045 3076
5 Pustu ... 6387 6452 6517 6583 6649 6716
6 Poskesdes ... 2180 2202 2224 2256 2269 2292
7 Poskesdes ... 3656 3693 3730 3768 3806 3844
8 Poskesdes ... 1782 1800 1818 1836 1855 1874
9 Poskesdes ... 3128 3160 3191 3223 3256 3289
10 Poskesdes ... 2712 2739 2767 2795 2823 2852
11 Poskesdes ... 6327 6390 6455 6520 6586 6653
12 Poskesdes ... 5323 5377 5431 5486 5541 5597
13 Pustu ... 1597 1613 1629 1645 1662 1679
14 Pustu ... 7897 7977 8058 8139 8221 8304
15 Poskesdes ... 5645 5702 5760 5818 5877 5936
16 Poskesdes ... 3015 3045 3076 3107 3138 3170
17 Poskesdes ... 2806 2834 2863 2892 2921 2951
18 Poskesdes ... 1619 1635 1652 1669 1686 1703
19 Poskesdes ... 2961 2991 3021 3052 3083 3414
20 Poskesdes ... 1690 1707 1724 1741 1759 1777
21 Pustu ... 2380 2404 2428 2453 2478 2503
22 Poskesdes ... 2590 2616 2642 2669 2696 2723
Jumlah 105991 102741 107554 119540 120092 130606

Kunjungan tiap poli digambarkan pada grafik berikut ini:

Grafik kunjungan poli lansia


4000
3401
3500
30002379
2500
2000
1401
1500
1000
500
0 0 0

20132014 2015 2016 2017


Tahun

Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien Ruang Pelayanan Lansia Puskesmas


Tahun 2013-2017
Grafik Kunjungan Poli umum
30000
24033
25000 21977 21424

20000 17963
16265
15000

10000

5000

0
2013 2014 2015 2016 2017
TAHUN

Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien Ruang Pelayanan Umum Puskesmas


Tahun 2013-2017

Grafik kunjungan PoliMTBS


4199
4500
4000 3594 3693

3500 3029
3000 2547
2500
2000 3
1500

1000
500
0

2013 2014 2015 2016 2017


Tahun

Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien Ruang Pelayanan MTBS Puskesmas


Tahun 2013-2017
Grafik Kunjungan Poli Gigi
3000
2635

2500 2290
2151
1987 2009
2000

1500

1000

500

2013 2014 2015 2016 2017

Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien Ruang Pelayanan Gigi Puskesmas


Tahun 2013-2017

Grafik Kunjungan laboratorium


8000 7033
6982
7000
6000
4871
5000
3962
4000
3000 2876
8
2000
1000
0

2103 2014 2015 2016 2017


Tahun

Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien Ruang Pelayanan Laboratorium Puskesmas


Tahun 2013-2017
Grafik Kunjungan Poli KIA/KB
2363
2500

1939
2000

1500 1316
1209
1117

1000 2

500

0
1 2 3 4 5
Tahun

Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien Ruang Pelayanan KIA/KB Puskesmas


Tahun 2013-2017

Grafik kunjungan Poli IVA


630
700
547
600
500
400
300
309
200 266
243
100
0

12 3 4 5
Tahun

Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien Ruang Pelayanan IVA dan IMS Puskesmas
Tahun 2013-2017
Grafik kunjungan UGD, rawat inap & PONED
9000 7176
6910
8000

7000 4969
6000

5000 2669
4000 2470
3000
2000
1000 1213
868 832 782 616
0
90 99 170 234 282

12 3 4 5
Tahun

UGD Rawat Inap PONED

Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien UGD, rawat inap & PONED Puskesmas
Tahun 2013-2017

3. Capaian Kinerja Administrasi dan Manajemen


Puskesmas .... melaksanakan Survey Kepuasan Masyarakat untuk melihat
tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas. Rata-rata tingkat
kepuasan masyarakat di Puskesmas ... cukup tinggi dengan nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) mencapai lebih dari 80%.

Hasil survei kepuasan masyarakat


4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0

U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9

tahuntahuntahun
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PUSKESMAS

A. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT


Wilayah kerja Puskesmas......yang berada di kawasan perdesaaan dengan tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi, memilki potensi berbagai masalah kesehatan. Selain
itu terdapat juga peluang yang besar untuk penyelesaiannya.
Berapa masalah kesehatan masyarakat berkaitan dengan kinerja Puskesmas ...
pada tahun 2018 di antaranya sebagai berikut:

Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana


Capaian beberapa kegiatan Kesehatan Ibu, Anak dan KB pasca salin masih
mengalami beberapa masalah yaitu:
- Rendahnya capaian penanganan komplikasi kebidanan
- Tingginya penemuan bumil risiko tinggi
- Rendahnya capaian penanganan komplikasi pada neonatus
- Rendahnya capaian KB pasca salin

FAKTOR PENGHAMBAT FAKTOR PENDORONG


1. Luas wilayah dan jumlah penduduk yang 1. Tingkat pendapatan penduduk
tinggi 2. Kemudahan mengakses sarana
2. Banyak penduduk pendatang/urban dengan pelayanan kesehatan dengan
mobilisasi tinggi dukungan infrastruktur dan sarana
3. Tingkat persaingan ekonomi yang tinggi
4. Penduduk pendatang yang tidak memiliki
jaminan kesehatan atau jaminan kesehatan
terdaftar di wilayah lain

Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan


Beberapa masalah penyakit menular dan kesehatan lingkungan yang masih
menjadi masalah di wilayah kerja Puskesmas.....adalah :
- Desa Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan)/ODF (Open Defecation Free)
kurang dari target
- Tingginya kasus TBC
- Tingginya kasus DBD

FAKTOR PENGHAMBAT FAKTOR PENDORONG


1. Kepadatan penduduk yang tinggi 1. Tingginya kunjungan rawat jalan
2. Fasyankes swasta di wilayah kerja yang tidak Puskesmas
melaksanakan program UKM 2. Adanya jaminan kesehatan bagi
3. Populasi berisiko yang tersembunyi dan masyarakat miskin
belum terjangkau
4. Lingkungan dan paparan pencemaran

Penyakit Tidak Menular


Masalah penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas.. .di antaranya :
- Masih rendahnya cakupan penemuan kasus Hipertensi dan Diabetes Mellitus
- Masih rendahnya cakupan pemeriksaan skrining kanker leher rahim
- Tingginya prevalensi obesitas dan risiko penyakit tidak menular lainnya.

FAKTOR PENGHAMBAT FAKTOR PENDORONG


1. Kesadaran skrining kesehatan yang masih 1. Tingkat kesejahteraan penduduk
rendah 2. Kemudahan akses saryankes
2. Masyarakat masih berpola pemikiran
paradigma sakit
3. Kesadaran gaya hidup sehat masih rendah
4. Keterbatasan petugas

Kualitas Pelayanan dan Upaya Kesehatan Perorangan


Puskesmas .... dengan jaringan (lima) Puskesmas Pembantu serta 16 (enam
belas) Poskesdes bersaing dengan beberapa klinik swasta, Dokter Praktek Mandiri dan
Bidan Praktik Swasta yang menjadi jejaring Puskesmas ...... Selain itu terdapat juga
beberapa Puskesmas yang berbatasan wilayah atau dekat dengan wilayah kerja
Puskesmas .... seperti : puskesmas ...., puskesmas ...., dan puskesmas .....
Hal-hal tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat persaingan pelayanan
kesehatan sangat tinggi. Hal tersebut menjadikan Puskesmas bertekad untuk terus
meningkatkan mutu pelayanan dan menangkap peluang potensi pengembangan
layanan dan peningkatan kapasitas pelayanan dengan mempelajari perilaku pencarian
pengobatan (health seeking behaviour) masyarakat.
Masalah kualitas pelayanan kesehatan pada UKP di Puskesmas sebagai berikut:
- Ketersediaan obat, alkes dan BMHP masih belum mencukupi
- Jumlah dokter belum sesuai Analisic Beban Kerja
- Angka Kontak Komunikasi yang masih rendah
- Tingkat Kepuasan Masyarakat
FAKTOR PENGHAMBAT FAKTOR PENDORONG
1. Tingkat persaingan dengan fasyankes swasta 1. Tingkat kesejahteraan masyarakat
tinggi 2. Kemudahan akses terhadap fasyankes
2. Jumlah peserta JKN Puskesmas yang masih
rendah dibanding jumlah penduduk
3. Keterbatasan jumlah tenaga dokter, perawat
dan bidan

B. ISU STRATEGIS
1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Lansia dan Gizi Masyarakat
2. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
3. Perbaikan Pencegahan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan
4. Perbaikan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
5. Peningkatan Kualitas Pelayanan Melalui Penerapan Standar Akreditasi Puskesmas
dan Perkembangan Teknologi Informasi
a) Budaya Organisasi
Rangkaian manajemen perubahan yang dilakukan oleh UPT Puskesmas ....
telah membentuk suatu budaya organisasi baru. Sinergisme kegiatan yang
dipadukan dengan implementasi BLUD akan meningkatkan kualitas pelayanan
melalui budaya menjunjung tinggi etika dan hukum kesehatan, menjunjung
tinggi kejujuran serta meningkatkan kepuasan pelanggan, profesionalisme,
kompetensi dan kerjasama
b) Sumber Daya Keuangan
Persiapan penerapan BLUD di Puskesmas dilaksanakan melalui : persiapan
SDM, persiapan pengelolaan keuangan, persiapan perubahan sistem akuntansi,
persiapan data dan dokumen pendukung serta persiapan sarana dan prasarana.
c) Sumber Daya Manusia
Secara umum terjadi perubahan pola pikir sumber daya manusia di
Puskesmas ..... yang disebabkan oleh peningkatan kapasitas dan kapabilitas
sumber daya manusia secara umum baik melalui pendidikan formal maupun non
formal berupa pelatihan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ...., Dinas
Kesehatan Propinsi dan Kementerian Kesehatan.
Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia dilakukan melalui proses
perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta perencanaan anggaran
pendidikan dan pelatihan.
d) Sumber Daya Informasi
Implementasi Sistem Informasi (SIP) di Puskesmas sudah dilaksanakan sejak
tahun 2015 dan akan digantikan dengan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
(SIKDA) pada tahun 2019 untuk seluruh Kabupaten/Kota............Sedangkan
pelayanan pasien JKN sudah menggunakan aplikasi P-Care dari BPJS Kesehatan.
Dukungan perangkat hardware, software dan jaringan di Puskesmas sudah
terpenuhi melalui anggaran Dinas Kesehatan maupun anggaran Kapitasi JKN
Puskesmas.
Selain Sistem Informasi yang dikembangkan sendiri oleh Puskesmas, sistem
pelaporan berbasis teknologi informasi sudah dilaksanakan oleh beberapa
program seperti TB, Posbindu PTM, HIV, Pengelolaan barang daerah dan
kepegawaian.
e) Sumber Daya Teknologi
Pemenuhan peralatan kedokteran canggih sudah sebagian besar dimiliki oleh
Puskesmas ... seperti unit Fotometer untuk pemeriksaan laboratorium kimia
klinik, unit Hematology Analizer untuk pemeriksaan laboratorium darah lengkap,
unit USG untuk pemeriksaan ibu hamil, unit ECG untuk pemeriksaan rekam
jantung, unit diagnostik vital sign untuk pemeriksaan fisik pasien, unit nebulizer
untuk tindakan gawat darurat serta autoclave untuk proses sterilisasi peralatan
medis.
Selain peralatan kedokteran canggih, Puskesmas ..... perangkat penunjang
berbasis teknologi seperti perangkat komunikasi internal dan perangkat
pengawasan kamera CCTV.
Pengadaan peralatan kedokteran dan perangkat berbasis teknologi tersebut
berasal dari anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota .... dan anggaran
kapitasi JKN Puskesmas.
f) Sumber Daya Fasilitas Fisik (Bangunan dan Peralatan)
Sarana bangunan Puskesmas sejak tahun 2014 telah mengalami beberapa
renovasi yang signifikan baik berupa perbaikan, penambahan ruangan,
penambahan sarana penambahan dan penggantian perabot dan peralatan
kantor.
Meskipun demikian, masih ada sarana bangunan yang belum terpenuhi yang
telah masuk dalam perencanaan Puskesmas yaitu penambahan ruang rekam
medis dan pengadaan genset.
Seluruh anggararı pengadaan dan pemeliharaan sarana berasal dari anggaran
Dinas Kesehatan dan Kapitasi JKN Puskesmas.

C. RENCANA PENGEMBANGAN LAYANAN


Isu strategis berdasarkan analisis internal dan eksternal di Puskesmas adalah
sebagai berikut:
1. Related Diversification (keanekaragaman)
Diversifikasi pada UPT Puskesmas .... dapat dilihat dari berbagai macam jenis
layanan yang sudah dikembangkan. Setiap layanan didukung oleh tenaga kesehatan
profesional dan kompeten di bidangnya seperti dokter gigi, perawat, bidan, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium
medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apoteker, ), perawat gigi,
analis. Dengan demikian ada 11 (sebelas) jenis tenaga kesehatan yang dapat
memberikan diversifikasi layanan kesehatan rawat jalan, rawat inap dan 24 jam.
Keanekaragaman layanan pada jam kerja pagi hari tergolong lengkap mulai
pelayanan loket, pemeriksaan umum, pemeriksaan lansia, pemeriksaan gigi,
pemeriksaan penyakit menular, pemeriksaan anak/MTBS, pemeriksaan ibu dan anak,
pemeriksaan penyakit menular seksual, konsultasi gizi, konsultasi sanitasi,
pemeriksaan laboratorium dan pelayanan farmasi.
Sedangkan keanekaragam layanan 24 jam yang ditunjang oleh tenaga perawat
dan bidan profesional menyediakan layanan rawat jalan sore, gawat darurat, rujukan,
persalinan dan rawat inap.
Semua keanekaragaman layanan di atas dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yaitu masyarakat, akan layanan kesehatan yang lengkap.

2. Market Development (pengembangan pasar)


Pengembangan pasar yang dilakukan oleh Puskesmas .... adalah dengan
menjangkau konsumen atau masyarakat melalui pendekatan akses layanan kesehatan
misalnya peningkatan ragam layanan di Puskesmas Pembantu, layanan Posyandu
lansia, Posbindu di khusus di instansi dan sebagainya.
Jangkauan konsumen lanjut usia dengan karakteristik yang mandiri,
dikembangkan melalui Ruang Pelayanan Lansia yang mengambil konsep one
stop service di mana lansia dilayani secara terpadu dalam satu ruangan dengan antrian
khusus tanpa harus melakukan mobilisasi berlebihan.
Selain itu dengan karakteristik masyarakat perdesaan yang banyak didominasi
petani dan buruh pabrik maka Puskesmas membuka layanan gawat darurat 24 jam
meskipun belum lengkap seperti pelayanan pagi hari.
Akses terhadap Puskesmas yang mudah karena berada di lokasi strategis, jalan
raya yang dilewati sarana transportasi umum, dekat dengan pemukiman dan dekat
dengan sarana tempat-tempat umum lainnya merupakan alasan tersendiri bagi
konsumen untuk memilih Puskesmas .... sebagai tempat mendapatkan layanan
kesehatan.
Keterjangkauan biaya pelayanan di Puskesmas menjadikan Puskesmas ....
memiliki rentang karakteristik konsumen dengan tingkat ekonomi kurang, menengah
hingga tingkat ekonomi atas. Kelengkapan fasilitas, kenyamanan ruang pelayanan,
profesionalitas petugas, kejelasan prosedur dan kelengkapan produk menjadi salah
satu alasan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah atas memilih Puskesmas
.....
Perkembangan pemukiman dan kawasan industri yang masih terus berjalan di
wilayah Puskesmas, masih menyimpan potensi besar bagi Puskesmas untuk
meningkatkan pengembangan pasar.

3. Product Development (pengembangan produk)


Pengembangan produk pelayanan yang dilaksanakan oleh Puskesmas... dengan
memperhatikan kebutuhan konsumen melalui hasil identifikasi kebutuhan dan umpan
balik masyarakat. Beberapa produk layanan yang menjadi unggulan antara lain:
a. Layanan pemeriksaan infeksi menular seksual seperti Gonore, Sifilis dan
pemeriksaan HIV.
b. Layanan pemeriksaan laboratorium lengkap meliputi pemeriksaan Darah Lengkap
menggunakan alat Hematology Analizer, Urine analyzer, kimia klinik
menggunakan alat fotometer dan pengiriman spesimen pemeriksaan Tes Cepat
Molekuler (TCM) untuk deteksi penyakit Tuberkulosis.
c. Layanan pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker leher rahim.
Selain mengembangkan modelling dan special services seperti: Layanan lansia one
stop service, layanan pemeriksaan ibu hamil terpadu (ANC Terpadu), layanan
pemeriksaan anak dengan pendekatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), Kelas
ibu hamil, program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) dan Posbindu khusus di
instansi (sekolah).

4. Vertical Integration (integrasi vertikal)


Pengembangan pelayanan melalui strategi integrasi vertikal dilaksanakan dengan
meningkatkan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota......melalui koordinasi
perencanaan anggaran, pembinaan dan pengawasan serta integrasi kegiatan yang
menjadi prioritas di Kabupaten/Kota .....
Laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan pemukiman apabila
diikuti dengan perilaku pencarian pengobatan yang baik maka Puskesmas akan menjadi
salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang akan dimanfaatkan oleh
masyarakat.
Lokasi Puskesmas yang strategis merupakan kondisi yang menguntungkan untuk
mengembangkan keanekaragaman pelayanan kesehatan karena memiliki pangsa pasar
yang juga beraneka ragam.
Rencana pengembangan program pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas ....
sampai dengan tahun .... yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
bidang kesehatan sehingga rencana pengembangan program pelayanan kesehatan.

5. Pengembangan Jenis Pelayanan


Peningkatan jumlah kunjungan rawat jalan Puskesmas ... setiap tahun
mengharuskan Puskesmas untuk mencari inovasi agar lebih efisien dalam memberikan
pelayanan pada pasien. Mengurangi waktu tunggu di unit pendaftaran maupun di poli
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi pelayanan sehingga kepuasan
pasien lebih meningkat. Oleh karena itu, Puskesmas akan mengembangkan electronic
medical record (E-medical record).
Selain itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien, Puskesmas juga
akan membuka layanan pemeriksaan USG oleh dokter umum dan pengobatan tradisonal.
Berdasarkan latar belakang di atas, jenis pelayanan yang akan dikembangkan di
Puskesmas. yaitu :
a. E-medical record
b. Pemeriksaan USG Abdomen oleh dokter umum
c. Pojok herbal

6. Peningkatan Sarana Prasarana Pelayanan


Kebutuhan sarana dan prasarana di Puskesmas meningkat seiring dengan
pemenuhan standar akreditasi Puskesmas dan peningkatan kunjungan Puskesmas.
Sistem antrian loket yang lebih mudah dan transparan akan dibutuhkan jika tingkat
kunjungan makin meningkat.
Ruang tunggu khusus pasien lansia diperlukan sebagai perwujudan Puskesmas
santun lansia. Sedangkan ruang tunggu pasier menular digunakan untuk tempat pasien
TB Sensitif Obat maupun Resisten Obat yang harus meminum obat di bawah pengawasan
petugas.
Kebutuhan akan lahan parkir roda 2 (dua) di lahan Puskesmas yang terbatas
menyebabkan Puskesmas dapat mendesain tempat parkir di lantai atas.
Beberapa rencana terkait penambahan sarana maupun pengembangan sarana
meliputi:
a. Sistem pendaftaran loket menggunakan sidik jari
b. Ruang tunggu khusus pasien lansia
c. Ruang tunggu pasien penyakit menular (TB)
d. Tempat Parkir kendaraan roda 2
7. Peningkatan Mutu SDM Pelayanan
Seiring dengan meningkatnya kunjungan dan upaya antisipasi program UHC
(Universal Health Coverage) yang akan meningkatkan jumlah peserta BPJS Kesehatan,
maka Puskesmas ... perlu melakukan rencana pengembangan SDM pelayanan meliputi :
a. Penambahan dokter umum
b. Penambahan tenaga analis medis
c. Pelatihan tenaga medis dan paramedis
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN

A. VISI PUSKESMAS (contoh)


Visi Puskesmas adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang
ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Visi Puskesmas disusun berdasarkan visi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota .... pada dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan...
Tahun 20... -20.... . Jika terjadi perubahan visi Pemerintah Kabupaten/Kota , yang dalam
hal ini diterjemahkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ...., maka visi Puskesmas
juga akan dilakukan revisi sesuai dengan perubahan tesebut.

Visi Puskesmas ... Tahun 20.... - 20.... :

"Menuju masyarakat.. . .mandiri untuk hidup sehat"

Menuju masyarakat .... mandiri untuk hidup sehat yang dimaksud adalah dengan
pelayanan Puskesmas UKM dan UKP dapat memfasilitasi masyakat sehingga menyadari
kebutuhan akan kesehatan, mau dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi
permasalahan kesehatannya sendiri.

Visi Puskesmas memiliki keterkaitan dengan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


... yaitu : "TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA YANG MANDIRI UNTUK
HIDUP SEHAT”. Puskesmas .... mendukung visi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ....
dengan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan menjadi lebih bermutu.

Keterkaitan visi Puskesmas dengan Visi Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu:


"TERWUJUDNYA.... YANG AGAMIS, ADIL, SEJAHTERA DAN BERKEHIDUPAN YANG
BERKUALITAS. Visi tersebut akan diwujudkan dengan Misi ke-4 yaitu: "Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui pemerataan layanan kesehatan, mewujudkan
pendidikan yang berkelanjutan dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya".

Visi Puskesmas .... sejalan dengan cita-cita Pemerintah Kabupaten/Kota ...


mewujudkan kehidupan berkualitas melalui pemerataan layanan kesehatan. Selain
melalui pemerataan, layanan kesehatan harus lebih bermutu sehingga masyarakat
menerima pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kehidupan masyarakat lebih baik dan
terdorong untuk berperan aktif dan mandiri untuk menjadi lebih sehat.

B. MISI PUSKESMAS (contoh)


Misi Puskesmas adalah langkah-langkah yang akan diambil untuk mewujudkan visi
Puskesmas. Adapun misi untuk mencapai visi Puskesmas adalah dengan :
1. Memberikan pelayanan prima yang berkualitas demi kepuasan pelanggan.
2. Melayani pelanggan dengan 5 S (senyum, sapa, sopan, santun, sabar).
3. Menciptakan lingkungan sehat yang merupakan sumber kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat.
Agar dapat memberikan pelayanan prima yang berkualitas maka, Puskesmas...
membuat perencanaan peningkatan sarana prasarana dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia melalui perencanaan tingkat Puskesmas. Monitoring dan evaluasi kegiatan
Puskesmas dilaksanakan melalui penilaian kinerja Puskesmas.
Menciptakan lingkungan sehat yang merupakan sumber kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat dapat dicapai dengan mengoptimalkan kegiatan promkes dan
kesling serta meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.
C. TUJUAN PUSKESMAS (contoh)
Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi
organisasi yang mengandung makna :
- Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
sampai tahun terakhir renstra.
- Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin
diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi.
- Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah saran dan strategi
organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok organisasi
selama kurun waktu renstra
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan Puskesmas adalah sebagai berikut :
"Meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, status gizi dan pengendalian dengan
pelayanan kesehatan bermutu"
D. SASARAN PUSKESMAS (contoh)
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal
yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional.
Sasaran dan indikator sasaran Puskesmas berdasarkan tujuan sebagai berikut :
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
Meningkatan derajat Meningkatkan kesehatan 1 Angka Kematian Ibu (AKI)
kesehatan ibu dan keluarga, perbaikan gizi, 2 Angka Kematian Bayi (AKB)
anak, status gizi dan kesehatan lingkungan, 3 Persentase balita gizi buruk
pengendalian dengan pengendalian penyakit 4 Pelayanan kesehatan usia
pelayanan kesehatan menular dan tidak menular sekolah dan remaj
bermutu. serta kualitas pelayanan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
kesehatan 5 Pelayanan kesehatan pada usia
lanjut >60 tahun
6 Persentase desa siaga aktif
Purnama Mandiri
7 Persentase desa STBM dan
PHBS
8 Persentase desa yang mencapai
UCI
9 Persenase KLB yang
ditanggulangi < 24 jam
10 Persentase keberhasilan
pengobatan TB
11 RFT penderita kusta
12 Case Fatality Rate DBD
13 Orang berisiko terinfeksi HIV
mendapatkan pemeriksaan HIV
14 Cakupan temuan kasus
pemasungan pada ODGJ berat
15 Persentase desa yang memiliki
Posbindu PTM
16 Penyehatan makanan dan
minuman
17 Fasilitas pelayanan kesehatan
tenaga kesehata dan
fasyankestrad memiliki ijin
18 Mutu Pelayanan Puskesmas
19 Mutu Pelayanan Pustu dan
Poskesdes

E. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PUSKESMAS


Strategi dan kebijakan dibentuk untuk mencapai tujuan dan sasaran. Strategi
dirumuskan dengan menentukan langkah pilihan yang tepat melalui analisis metode
SWOT.
Adapun interaksi dan hasil interaksi dapat diikuti pada tabel berikut :
Analisis SWOT untuk meningkatnya kesehatan keluarga, perbaikan gizi,kesehatan
lingkungan, pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kualitas pelayanan
kesehatan.
Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Adanya Sistem 1. keterbatasan jumlah
manajemen yang berlaku tenaga dokter, tenaga
(akreditasi FKTP) perawat, bidan, tenaga
2. Adanya Komitmen administrasi umum dan
pimpinan pelaksana program
3. Adanya Alat Kesehatan dibanding beban kerja
yang mencukupi untuk pelayanan
Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
beragam jenis layanan (alat UKP dan program UKM
pemeriksaan umum,
pemeriksaan penunjang EKG,
pemeriksaan penunjang USG,
pemeriksaan laboratorium
canggih)
4. Adanya sarana yang memadai 2. Kurangnya jenis
(gedung, kendaraan pusling, peningkatan kapasitas
sarana IPAL) (pelatihan) petugas yang
5. Adanya jenis ketenagaan yang sudah terpenuhi
mencukupi ( dokter, apoteker, 3. Keterbatasan anggaran
dokter gigi, perekam medis, operasional (listrik, air,
perawat, bidan, ahli gizi, internet, kebersihan, dll)
perawat gigi, sanitarian, analis 4. Keterbatasan anggaran
medis, kesehatan masyarakat pemeliharaan sarana
dan administrasi) (gedung, alat kesehatan,
6. Adanya akses yang mudah kendaraan, IPAL, dll)
terjangkau masyarakat 5. rendahnya gaji/jasa
7. Adanya tarif pelayanan yang pelayanan pegawai non
terjangkau dengan subsidi dan PNS
non subsidi 6. rendahnya kemampuan
8. Adanya layanan program Puskesmas menjangkau
yang mendukung promotif, peserta JKN di luar wilayah
preventif, kuratif dan Puskesmas
rehabilitatif (pencegahan HIV,
kanker leher rahim, hepatitis,
tuberkulosis, dll

Faktor Eksternal
Peluang (O) SO WO
1. Menigkatkan daya 1. Mengoptimalkan mutu 1. Mengatasi keterbatsan
beli masyarakat pelayanan melalui sistem jumlah tenaga kesehatan
terhadap kesehatan manajemen mutu yang baik melalui peluang
dan peningkatan strata peningkatan pendapat
akreditasi Puskesmas (S1,O1) Puskesmas (W1, O1)
2. Mengoptimalkan ketersediaan 2. Mengatasi keterbatasan
alat kesehatan dan jenis anggaran operasional
layanan yang dapat dipenuhi melalui peluang
(S3, O1) peningkatan pendapatan
3. Mengoptimalkan kondisi Puskesmas (W3, O1)
sarana pelayanan melalui 3. Mengatasi keterbatasan
pemeliharaan dan perawatan anggaran pemeliharaan
yang baik (S4, O1) sarana
4. Mengoptimalkan tenaga
pelayanan dengan
Peluang (O) SO WO
Panduan SOP Pelayanan (S5, Melalui peluang
O1) peningkatan pendapatan
5. Mengoptimalkan informasi Puskesmas (W4, O1)
tarif pelayanan yang 4. Mengatasi rendahnya
terjangkau kepada masyarakat gaji/jasa pelayanan
luas (S7, O1) pegawai Non PNS memalui
peluang peningkatan
pendapatan Puskesmas
(W5, O1)
2. Adanya dukungan Mengoptimalkan adanya 1. Mengatasi keterbatasan
kebijakan daerah komitmen pimpinan dengan anggaran operasional
tentang pemenuhan memanfaatkan adanya dukungan melalui perencanaan
sarana dan kebijakan daerah melalui sesuai kebijakan daerah
operasional perencanaan dan manajemen (W3,O2)
Puskesmas yang baik (S2, O2) 2. Mengatasi keterbatasan
anggaran pemeliharaan
sarana melalui
perencanaan sesuai
kebijakan daerah (W4,O2)
3. Adanya Kebijakan 1. Mengoptimalkan ketersediaan 1. Mengatasi keterbatasan
Universal Health alat kesehatan dan jenis jumlah tenaga melalui
Coverage (UHC) layanan yang dapat dipenuhi peluang peningkatan
Sistem Jaminan (S3, O3) pendapatan kapitasi JKN
Kesehatan Nasional 2. Mengoptimalkan kondisi (W1, O3)
tahun 2020 sarana pelayanan melalui 2. Mengatasi keterbatasan
pemeriksaan yang baik (S4, kapasitas petugas
O3) kesehatan melalui peluang
3. Mengoptimalkan tenaga peningkatan pendapatan
pelayanan dengan panduan kapasitas JKN (W3, O3)
SOP Pelayanan (S5, O3) 3. Mengatasi keterbatasn
4. Mengoptimalkan informasi anggaran operasional
keberadaan, layanan JKN dan melalui peluang
keunggulan Puskesmas peningkatan pendapatan
melalui berbagai sarana kapitasi JKN (W3,O3)
informasi (S6, O3) 4. Mengatasi keterbatasan
5. Mengoptimalkan informasi anggaran pemeliharaan
layanan program yang dapat melalui peluang
diperoleh masyarakat di peningkatan pendapatan
Puskesmas (S8,O3) kapasitas JKN (W4, O3)
Ancaman (T) ST WT
1. Tingginya jumlah 2. Mengoptimalkan adanya 1. Mengatasi keterbatasan
Fasilitas Kesehatan sistem manajemen mutu tenaga kesehatan untuk
Tingkat Pertama akreditasi Puskesmas (S1, T1) mengatasi Jarak Fasilitas
(FKTP) kompetitor 3. Mengoptimalkan jenis layanan Kesehatan yang terlalu
dan jarak yang dan keunggulan Puskesmas dekat (W1, T1)
terlalu dekat antar (S6, T1) 2. Mengatasi keterbatasan
FKTP 4. Mengoptimalkan layanan Puskemas menjangkau
program dan kegiatan luar peserta JKN di luar wilayah
gedung sebagai differensiasi dengan teknologi
layanan Puskesmas (S8, T1) komunikasi untuk
mengatasi kompetitor FKTP
(W6, T1)
2. Kesadaran 1. Mengoptimalkan mutu Mengatasi rendahnya
masyarakat tentag pelayanan melalui sistem gaji/jasa pelayanan
hukum manajemen mutu, panduan pegawai Non PNS untuk
SOP pelayanan dan mengatasi kesadaran
pelaksanaan akreditasi masyarakat tentang hukum
Puskesmas sebagai dasar (W5, T2)
hukum kinerja pelayanan
Puskesmas (S1, T2)
2. Mengoptimalkan komitmen
pimpinan tentang masalah
perlindungan hukum (S2, T2)
3. Kebijakan pelayanan 1. Mengoptimalkan mutu 5. Mengatasi rendahnya gaji/
JKN yang berubah- pelayanan melalui, sistem jasa pelayanan pegawai
ubah dan tidak manajemen mutu, panduan non PNS untuk mengatasi
menguntungkan SOP pelayanan dan kebijakan pelayanan yang
pelaksanaan akreditasi berubah-ubah dan tidak
Puskemas sebagai kebijakan menguntungkan (W2, T2)
pelayanan JKN di Puskesmas
(S1, T3)
2. Mengoptimalkan komitmen
pimpinan tentang kebijakan
pelayanan JKN di Puskesmas
(S2, T3)
Strategi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagai berikut:

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN


Menigkatkan Meningkatnya 1. Peningkatan 1. Menetapkan Layanan One
derajat kesehatan pelayanan Stop Service untuk lansia
kesehatan ibu keluarga, kesehatan ibu, dan posyandu lansia
dan anak, status perbaikan gizi, anak, remaja, dengan pemenuhan alkes
gizi dan kesehatan dan lansia dan Bahan Habis Pakai
pengendalian lingkunga, posyandu lansia
dengan pengendalian 2. Penangan 2. Menetapkan layanan untuk
pelayanan penyakit menular masalah gizi ibu dan anak seperti ANC
kesehatan dan tidak menular kurang dan buruk terpadu, persalinan 24 jam,
bermutu. serta kualitas pada bayi, balita, konseling laktasi, konseling
pelayanan ibu hamil dan ibu gizi, pemeriksaan MTBS, KB
kesehatan menyusui pasca salin, skiring resti pre
eklampsia
3. Peningkatan 3. Menetapkan anggaran
upaya promosi peningkatan kapasitas
kesehatan dan kader setiap tahun dan
pemberdayaan meningkatkan promosi
masyarakat kesehatan melalui media
sosial
4. Peningkatan 4. Menetapkan layanan
Pengendalian pemeriksaaan infeksi
penyakit menular menular seksual dan HIV,
dan tidak layanan IVA, Posbindu
menular serta
kesehatan
lingkungan
5. Peningkatan 5. Membentuk jajaring
pembinaan dan kerjasam dengan BPM,
kerjasama klinik dan RS melalui
jejaring dan supervisi dan pembinaan
jaringan
Puskesmas
6. Peningkatan 6. Menganggarkan pelatihan
mutu Pelayanan, SDM kesehatan,
kecukupan dan mencukupi kebutuhan jenis
kualitas SDM, SDM sesuai standar
sarana prasarana akreditasi Puskesmas dan
dan perbekalan pengadaan obat serta
kesehatan perbekalan kesehatan
melalui kapitasi JKN
7. Pengembangan 7. Menetapkan layanan klinik
layanan sesuai IMS-HIV dan UGD dan
kebutuhan persalinan 24 jam
masyarakat dan
kebijakan bidang
kesehatan
BAB V
PENUTUP

Rencana Strategis pada Puskesmas yang menerapkan Badan Layanan Umum Daerah
digunakan sebagai acuan dalam melakukan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Penerapan
BLUD pada Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kinerja layanan dengan didukung
adanya fleksibilitas pengelolaan anggaran.
Terlaksananya Rencana Strategis perlu mendapat dukungan dan partisipasi pengelola
Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah baik bersifat materiil,
administratif maupun politis.
Rencana strategis BLUD merupakan rencana lima tahunan Puskesmas sebagaimana
yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016 tentang
Manajemen Puskesmas. Rencana strategis akan diuraikan dalam dokumen Rencana Bisnis
Anggaran BLUD dan digunakan oleh Puskesmas di dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan sebagai upaya mencapai target kinerja pelayanan dan manajemen Puskesmas
yang berkualitas.
BAB VI
RENCANA STRATEGIS
Rencana strategis yang meliputi Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja,
Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif dapat dilihat dalam Lampiran (contoh),
disesuaikan dengan masa jabatan Kepala Daerah.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut masyarakat umum. Pemberi
pelayanan publik selalu dihadapkan dengan norma, aturan, standar, dan ukuran yang
harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan dapat diberikan secara akuntabel,
bisa dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi.
UPT Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPT) dari Dinas Kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) tingkat
pertama (FKTP).
Di samping pelayanan yang berkualitas, fasilitas pelayanan publik juga dituntut
untuk memberikan pelayanan yang aman (safety), sehingga tidak terjadi sesuatu
tindakan yang membahayakan maupun mencederai pelanggan, oleh karena itu perlu
disusun sistem manajemen untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan,
yang meliputi: identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko,
monitoring yang berkesinambungan, dan komunikasi. Untuk melakukan monitoring
yang berkesinambungan diperlukan adanya indikator (tolak ukur) dan target
(threshold) yang harus dicapai atau dipenuhi.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan dan menjamin
keamanan pasien dapat dilakukan dengan standardisasi pelayanan. Bagaimana
penerapan standar pelayanan tersebut apakah telah dapat menjamin kepuasan
pelanggan dan keamanan pasien harus dapat ditunjukkan dengan fakta, oleh karena
itu pengukuran (indikator) dan target pencapaian untuk tiap indikator perlu disusun,
disepakati, dan ditetapkan sebagai acuan.
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu/dapat
menjamin kepuasan pelanggan dan keamanan pasien, maka UPT Puskesmas perlu
mengembangkan Standar Pelayanan Minimal yang juga merupakan salah satu syarat
administrasi Puskesmas BLUD dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2
tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100
Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, dijelaskan bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) memuat
batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang

Standar Pelayanan Minimal BLUD Puskesmas 112


harus dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan
menerapkan BLUD.
Standar pelayanan minimal diatur dengan Peraturan Kepala Daerah untuk
menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan
kualitas layanan umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah
yang akan menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Puskesmas mengemban tugas atas dua jenis SPM tersebut, karena Puskesmas
sebagai bagian dari Pernerintah Daerah yang harus memenuhi hak-hak konstitusional
masyarakat, juga sebagai UPTD yang menerapkan BLUD. Sebuah Puskesmas BLUD
melaksanakan selain sejumlah jenis pelayanan dasar (JPD) SPM Kesehatan, juga
melaksanakan SPM Pelayanan lain, dan SPM Pendukung yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas BLUD tersebut. Dalam menyusun SPM Puskesmas BLUD
tersebut, harus mempergunakan bahasa mudah dimengerti dan dipahami sehingga
Puskesmas dan masyarakat penerima pelayanan memiliki pemahaman tentang ukuran
kinerja yang sama.
SPM Kesehatan dapat diuraikan secara sederhana ke dalam butir-butir sebagai
berikut:
1. Merupakan kewajiban bagi semua Pemerintah Daerah;
2. Hak setiap warga Negara untuk memperoleh Jenis Pelayanan Dasar yang
ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018;
3. Sebagai bagian dari Alat ukur kinerja Kepala Daerah;
4. Semua Daerah melaksanakan Jenis Pelayanan Dasar yang sama;
5. Kaitannya dengan Puskesmas, adalah bahwa melalui Puskesmas, Kepala Daerah
Kesehatan SPM Kesehatan, masing-masing Puskesmas sesuai kemampuan.
Puskesmas melayani Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018, sedangkan secara keseluruhan Puskesmas di
Daerah tersebut melalui Puskesmas-puskesmas tersebut harus mampu melayani
seluruh Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
dimaksud;
6. Terbatas Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor
2 Tahun 2018;
7. Pelaksanaan SPM Kesehatan dievaluasi secara nasional dan dapat dilakukan
perubahan jika dinilai perlu diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah;
8. Diutamakan untuk pelayanan Preventif promotif, sebagaimana dirumuskan dalam
Standar Teknis, yang dibuat oleh Kementerian Teknis mengikuti perintah Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018, dalam hal ini yang diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan;
9. Dapat berbeda antar Puskesmas tergantung kondisi, karakteristik, cakupan layanan
masing-masing puskesmas;
10. Tidak terbatas pada pelayanan kesehatan, dapat melakukan pelayanan lain yang
secara jelas dapat disediakan oleh Puskesmas, dan dibutuhkan oleh
konsumen Puskesmas (masyarakat, pasien termasuk keluarganya) sebagai
pendukung layanan utamanya;
11. Termasuk JPD SPM Kesehatan sesuai kemampuan, berakibat akan dilakukan
penyesuaian SPM Kesehatan, maka dilakukan penyesuaian SPM Puskesmas BLUD;
12. Dapat dilakukan Perubahan SPM Puskesmas BLUD ketika dinilai perlu untuk
masing-masing Puskesmas, terutama ketika Rencana Pengembangan Pelayanan
Puskesmas BLUD yang tertera dalam Renstra Puskesmas BLUD telah dapat
direalisasikan dan menjadi layanan rutin, maka layanan itu bisa dijadikan SPM
Puskesmas BLUD;
13. Ditetapkan oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah meliputi
pelayanan kesehatan komprehensif sesuai Tugas dan Fungsi (Tusi) Puskesmas,
bahkan dapat mencakup pelayanan non-kesehatan.
B. TUJUAN
Adapun tujuan disusunnya Standar Pelayanan Minimal adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman bagi puskesmas dalam penyelenggaraan layanan kepada
masyarakat.
2. Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.
3. Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi anggaran yang dibutuhkan
4. Alat Akuntanbilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan layanannya.
5. Mendorong terwujudnya checks and balance.
6. Terciptanya transparasi dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
puskesmas.
C. PENGERTIAN
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh
setiap warga negara secara minimal. SPM di Puskesmas menjadi acuan Puskesmas
dalam mencapai standar kinerja, membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP).
Ada 2 (dua) Jenis SPM yaitu SPM Kesehatan dan SPM (Puskesmas) BLUD:
1. SPM Kesehatan, sebagaimana diatur dalam PERATURAN PEMERINTAH Nomor 2
Tahun 2018, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018, dan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019, adalah :
a. Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara
secara minimal.
b. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar
Warga Negara.
c. Jenis Pelayanan Dasar adaiah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan
barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap
Warga Negara secara minimal.
d. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau
jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan
Dasar sesuai standar teknis agar hidup secara layak.
e. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh semua Daerah.
2. SPM BLUD, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79
Tahun 2018 adalah Standar pelayanan minimal memuat batasan minimal
mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus dipenuhi oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD, untuk menjamin
ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas
layanan umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah
yang menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangar. SPM BLUD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Sebelum
ditetapkan rmenjadi Peraturan Kepala Daerah,SPM BLUD Puskesmas tersebut
disusun dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas untuk maju dalam tahap
selanjutnya yaitu penilaian.
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Namor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolan Keuangan
Badan Layanan Umum yang telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 Tentang Badan Layanan
Umum Daerah.
8. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal.
12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/25/M.PAN/2/2012 Tentang Pelayanan Publik.
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 7/PER/25/M.PAN
/2/2010 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik.

E. PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS


SPM BLUD puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan tugas, fungsi,
tanggung jawab, dan kewenangan organisasi puskesmas serta perubahan lingkungan.

F. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM) UPT
Puskesmas adalah sebagai berikut :
Bab I : PENDAHULUAN
Bab II : STANDAR FELAYANAN MINIMAL.
A. Jenis Pelayanan
B. Prosedur Pelayanan
C. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Bab III : RENCANA PENCAPAIAN SPM
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM
B. Strategi Fencapaian SPM
Bab IV : SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
Memuat tentang rencana strategis dan penganggaran SPM,
monitoring dan pengawasan pelaksanaan SPM serta Pengukuran
capaian dan evaluasi kinerja.
Bab V : PENUTUP
Lampiran

G. CARA MENYUSUN DOKUMEN SPM PUSKESMAS BLUD


1. Puskesmas mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang saat ini telah mampu
disediakan bagi semua warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas, atau
pengguna Puskesmas. Jenis Pelayanan itu mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi Puskesmas BLUD, yaitu Fungsi Pelayanan dan Fungsi Pendukung. Untuk
semua jenis pelayanan tersebut agar dituliskan Standar Pelayanan Minimal-nya,
yaitu bagaimana setiap pelaksanaan tersebut dilaksanakan.
2. Memperhatikan Modul Penilaian dan Penetapan Badan Layanan Umum Daerah
(sesuai SE Menteri Dalam Negeri Nomor 981/1010/SJ dan Nomor 981/1011/SJ)
tertanggal 6 Februari 2019, di mana Surat Edaran ini merupakan tindak lanjut dari
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentarig BLUD, maka
bagian SPM ini agar memperhatikan adanya:
a. Penjelasan Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas PERATURAN PEMERINTAH
BLUD :
- Fokus mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya
tugas dan fungsi BLUD;
- Terukur merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan;
- Dapat dicapai merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional, sesuai dengan kemampuan dan tingkat
pemanfaatannya;
- Relevan dan dapat diandalkan merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan
dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD;
- Tepat waktu atau kerangka waktu merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan
yang telah ditetapkan.
a. Kelengkapan jenis pelayanan sesuai dengan SPM yang diberlakukan di Puskesmas.
b. Keterkaitan yang kuat antara SPM dengan Renstra Dinas Kesehatan dan Anggaran
Tahunan.
c. Pengesahan SPM oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah.
Seluruh unsur di atas dapat dipahami dalam kebijakan Manajemen Puskesmas
(sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016). Tim Puskesmas yang
menyusun dan menyiapkan rancangan Renstra Puskesmas perlu memahami
kebijakan ini dan mengikuti pedoman tersebut.
3. Puskesmas juga mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang akan dikembangkan untuk
dapat disediakan bagi semua warga di wilayah kerja Puskesmas di masa mendatang.
Jenis pelayanan ini yang akan dimasukkan ke dalam Renstra Puskesmas sebagai
Rencana Pengembangan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
4. Puskesmas memilih Jenis Pelayanan angka 1, yang dapat dipastikan pelaksanaannya
dengan kualitas terbaik, untuk ditetapkan sebagai SPM Puskesmas BLUD. Pemilihan
ini dilaksanakan dengan pendampingan oleh Dinas Kesehatan setempat.
5. Puskesmas menyusun Rancangan Peraturan Kepela Daerah (Perkada), dan
mengusulkannya untuk diterbitkannya Perkada tentang SPM Puskesmas BLUD.
Proses ini dilaksanakan dengan pendamping an oleh Dinas Kesehatan setempat.
6. Satu Perkada untuk satu Puskesmas BLUD, atau Satu Perkada untuk semua atau
beberapa Puskesmas BLUD. Dalam Perkada tersebut diuraikan dengan jelas SPM
masing-masing Puskesmas.
7. Kepala Daerah melakukan kajian yang diperlukan dalam menerbitkan Peraturan
Kepala Daerah (Perkada) SPM Puskesmas BLUD.
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. JENIS
PELAYANAN
Puskesmas menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama
dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) meliputi:
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a. Pelayanan Promosi Kesehatan.
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
c. Pelayanan Kesehatan Keluarga
1) Pelayanan Kesehatan reproduksi
2) Pelayanan Kesehatan anak (bayi baru lahir, balita, usia pendidikan dasar)
3) Pelayanan kesehatan usia produktif
4) Pelayanan kesehatan usia lanjut
5) Keluarga Berencana.
d. Pelayanan Gizi
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
1) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit menular
2) Pelayanan pencegahan dan perigendalian penyakit tidak menular
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang kegiatannya bersifat inovatif
dan/atau disesuaikan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja, dan
potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas.
Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama dilaksanakan
dalam bentuk:
1. Rawat Jalan, baik kunjungan sehat maupun kunjungan sakit
2. Pelayanan gawat darurat
3. Perawatan di rumah (home care)
4. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
Dalam melaksanakan UKM dan UKP tersebut, Puskesmas harus menyelenggarakan
kegiatan:
1. Manajemen Puskesmas
2. Pelayanan kefarmasian
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Pelayanan laboratorium
5. Kunjungan keluarga
B. PROSEDUR PELAYANAN
Prosedur pelayanan di Puskesmas disusun dalam bentuk Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang dituangkan dalam dokumen Tata kelola yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas.
SOP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan aktivitas. Tujuan penyusunan Standar Operasional Prosedur di
puskesmas adalah agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/seragam dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku.
Manfaat SOP bagi puskesmas adalah memenuhi persyaratan standar pelayanan
puskesmas, mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan dan memastikan staf
puskesmas memahami bagaimana melakukan pekerjaannya.

Alur pelayanan di Puskesmas disusun untuk memberikan kejelasan dan kemudahan


bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan di puskesmas. Terdapat beberapa alur
pelayanan yang berlaku di Puskesmas

C. STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS


Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas mengacu kepada Standar Pelayanan
Minimal yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal.
Tabel 1. Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten JKL.
Profil Indikator Standar Pelayanan Minimal yang mengacu kepada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 meliputi
12 (dua belas) indikator yang harus dipenuhi puskesmas dengan keterlibatan jejaring
Puskesmas dan dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota. Selain itu terdapat 7 (tujuh)
indikator SPM untuk puskesmas BLUD di Kabupaten yang dapat dijadíkan contoh sebagai
berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Judul Pelayanan kesehatan ibu hamil di Puskesmas
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya pelayanan
pemeriksaan antenatal ibu hamil di puskesmas
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Ibu Hamil meliputi:
1) Satu kali pelayaran pada trimester pertama;
2) Satu kali pelayanan pada trimester kedua;
3) Dua kali pelayanan pada trimester ketiga;

dengan pelayanan kesehatan sesuai dengan usia kehamilan, yang


secara keseluruhan mencakup 10 T, yaitu:

1) Pengukuran berat badan.


2) Pengukuran tekanan darah.
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5) Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
6) Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
8) Tes Laboratorium
9) Tatalaksana/penanganan kasus.
10)Temu wicara (konseling).
Penangangan ibu hamil sesuai standar dilakukan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan jaringannya, Praktik Mandiri Bidan, klinik pratama,
klinik utama, Rumah Sakit) mengikuti acuan Asuhan Persalinan
Normal dan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 1 tahun
Numerator Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu
satu tahun.
Denumerator Jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut
yang telah berakhir masa kehamilannya dalam kurun waktu satu
tahun yang sama.
Sumber Data Register Kohort ibu, buku KIA
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung jawab upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Pengumpul Data
Langkah-langkah a. Setiap orang yang mengaku hamil atau patut diduga hamil perlu
Kegiatan dipastikan yang bersangkutan status kehamilannya;
b. Setiap ibu yang dipastikan bahwa hamil, maka memperoleh
pelayanan sebagaimana ditetapkan dalam Standar Jumlah dan
Kualitas Barang dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil;
Jika dinyatakan tidak hamil, maka diberikan promosi kesehatan
yang sesuai;
c. Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan sebagai ibu
hamil mengalami penyulit dilakukan rujukan, sampai dipastikan
bahwa telah memperoleh pelayanan rujukan;
d. Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Dokter (termasuk dokter spesialis kebidanan dan kandungan), Bidan,
Manusia Perawat serta tenaga kesehatan penolong.

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Judul Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin di Puskesmas


Dimensi Mutu Keselamatan dan Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya penanganan ibu
bersalin sesuai standar di wilayah puskesmas.
Definisi Operasional Persalinan sesuai standar yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas dan
jaringannya, Praktik Mandiri Bidan, klinik pratama, klinik utama,
Rumah Sakit) mengikuti acuan Asuhan Persalinan Normal dan Buku
Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar
dan Rujukan.

Pelayanan meliputi 5 (lima) Aspek Dasar Pelayanan Pertolongan


Persalinan kepada Ibu bersalin, yaitu:
1) Membuat keputusan klinik
2) Asuhan sayang Ibu dan sayang bayi
3) Pencegahan infeksi
4) Pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan, dan
5) Persalinan dilakukan dengan standar Asuhan Persalinan Normal,
yaitu:
a) asuhan kebidanan pada persalinan normal yang mengacu
kepada asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan
setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi.
b) proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37 - 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi, baik pada Ibu maupun pada janin.

Ibu dengan penyulit/komplikasi persalinan, dilakukan rujukan,


mengacu kepada Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 bulan
Numerator Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai
standar di fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun.
Denumerator Jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut
yang telah berakhir masa kehamilannya dalam kurun waktu satu
tahun yang sama.
Sumber Data Register Kohort Ibu, Buku KIA
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1) Setiap ibu yang telah memperoleh pelayanan kehamilan,
Kegiatan mengetahui perkiraan persalinan, dan mengetahui tanda-tanda
awal persalinan, bahkan mengetahui perlangkapan yang
diperlukan menghadapi kelahiran bayinya, diharapkan Ibu hamil
datang ke Fasyankes pada saat yang tepat untuk
bersalin dengan perlengkapan yang cukup, sehingga bisa
melahirkan dengan lancar dan selamat dengan pertolongan
tenaga kesehatan yang sesuai dengan standar
2) Setiap Ibu menjelang persalinan, yang dijumpai di Fasilitas
pelayanan kesehatan, memperoleh pelayanan kesehatan ibu
bersalin sesuai standar.
3) Ibu dengan penyulit/komplikasi persalinan, dilakukan rujukan,
mengacu kepada Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan.
4) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Dokter/dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Bidan, Perawat
Manusia serta tenaga kesehatan penolong

3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

Judul Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir di Puskesmas


Dimensi Mutu Keselamatan dan Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya penanganan bayi
baru lahir sesuai standar di wilayah puskesmas.
Definisi Operasional Pelayanan yang diberikan kepada bayi usia 0-28 dan sesuai standar
mengacu kepada Pelayanan Neonatal Essensial oleh tenaga
kesehatan (bidan, perawat, dokter, dokter spesialis anak) di fasilitas
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan (Puskesmas dan jaringannya, Praktik Mandiri
Bidan, klinik pratama, klinik utama, Rumah Sakit) serta di Posyandu
dan kunjungan rumah.

Standar 1: Pelayanan neonatal esensial saat lahir, diberikan kepada


bayi saat lahir sampai dengan 6 Jam (0-6 jam), yaitu:
1) pemotongan dan perawatan tali pusat;
2) Inisiasi Menyusu Dini (IMD);
3) Injeksi Vitamin K;
4) Pemberian salep/ tets mata antibiotik
5) Pemberian imunisasi (injeksi) vaksin Hepatitis-B0.
Standar 2: Pelayanan neonatal esensial setelah lahir diberikan
kepada bayi setelah lahir (Usia 6 Jam-28 hari), meliputi:
1) Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif
2) Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM
3) Pemberian Vitamin K bayi yang lahir tidak di fasyankes atau belum
mendapatkan injeksi Vitamin K
4) Imunisasi Hebatitis B injeksi untuk bayi < 24 jam, yang lahir tidak
ditolong tenaga kesehatan
5) Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir sesuai dengan standar dalam kurun waktu
satu tahun.
Denumerator Jumlah sasaran bayi baru lahir di wilayah kerja kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu satu tahun yang sama
Sumber Data Register Kohort Ibu, Register Posyandu, Buku KIA
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Pengumpul Data
Langkah-langkah a. Berdasarkan data kependudukan yang selalu diupdate, dapat
Kegiatan diketahui ibu yang hamil, dan akan melahirkan pada tahun ini,
sehingga dapat perhitungkan siapa saja yang pada tahun ini akan
menjadi Sasaran Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir, Persebaran
sasaran menurut wilayah (desa/kelurahan, RT/RW) dipetakan
oleh Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan
menyediakan tempat dan tim pelayanan kesehatan Bayi Baru
Lahir.
b. Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut diinformasikan
kepada pejabat wilayah administrasi setempat (Kepala Desa dan
Camat, serta pihak lain yang terkait) agar para pihak tersebut
membantu menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat-
tempat pelayanan terdekat.
c. Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan Sumber Daya
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan;
d. Setiap Bayi Baru Lahir diberikan pelayanan sebagaimana
ditetapkan dalam Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan atau
Jasa Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
e. Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan sebagai Bayi
Baru Lahir mengalami penyulit atau gangguan kesehatan lebih
berat besar, maka dilakukan rujukan, sampai dipastikan bahwa
telah memperoleh pelayanan rujukan;
f. Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Dokter/dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Bidan, Perawat
Manusia serta tenaga kesehatan penolong

4. Pelayanan Kesehatan Balita (0-59 bulan)

Judul Pelayanan Kesehatan Balita di Puskesmas


Dimensi Mutu Keselamatan dan Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya penanganan bayi
baru lahir sesuai standar di wilayah puskesmas.
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anak berusia 0-59 bulan
oleh tenaga kesehatan (bidan, perawat, dokter, dokter spesialis anak)
di fasilitas pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan jaringannya, Praktik Mandiri Bidan, klinik pratama,
klinik utama, Rumah Sakit) serta di Posyandu dan kunjungan rumah
(termasuk oleh tenaga / kader kesehatan terlatih).
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada setiap Balita, yaitu:

1) Standar-1 bagi Balita Usia 0-11 bulan;


2) Standar-2 bagi Balita Usia 12-35 bulan;
3) Standar-3 bagi Balita Usia 36-59 bulan.

Standar-1, meliputi:
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun.
b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
d) Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun.
e) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
f) Pemberian Edukasi dan informasi.

Standar-2, meliputi :
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun
b) Pengukuran panjang/tinggi badan kali/tahun.
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
d) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
e) Pemberian Imunisasi Lanjutan.
f) Pemberian Edukasi dan informasi
Standar-3:
a) Penimbangan minimal 8 kali
b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun
d) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
e) Pemantauan perkembangan balita.
f) Pemberian kapsul vitamin A
g) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
h) Pemberian imunisasi lanjutan.
i) Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan
j) Pemberian Edukasi dan informasi

Frekuensi Setiap 1 bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang mendapatkan Pelayanan
Kesehatan sesuai Standar 1 + Jumlah Balita usia 24-35 bulan
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 2 + Balita usia 36-
59 bulan mendapatkan pelayanan sesuai standar 3.
Denumerator Jumlah semua balita 0-59 bulan di wilayah puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama.

Jumlah Balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja Kabupaten/kota


tersebut pada kurun waktu satu tahun yang sama.
Sumber Data Register Kohort Ibu, Register Posyandu, Buku KIA
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang di dalamnya tercantum
Kegiatan tanggal lahir penduduk, berdasarkan data tersebut dapat
diperhitungkan siapa saja yang pada tahun ini termasuk Balita,
sebagai Sasaran Pelayanan Kesehatan Balita; Persebaran wilayah
(desa/kelurahan, RT/RW) dipetakan oleh Puskesmas untuk
mengukur beban pelayanan dan menyediakan tempat dan tim
pelayanan kesehatan Balita; Peta juga memperhitungkan
terjadinya penambahan sasaran pelayanan, yaitu bayi yang lahir
pada tahun ini.
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut diinformasikan
kepada pejabat wilayah administrasi setempat (Kepala Desa dan
Camat, serta pihak lain yang terkait) agar para pihak tersebut
membantu menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat-
tempat pelayanan terdekat.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan Sumber Daya
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan;
4) Setiap Balita diberikan pelayanan sebagaimana ditetapkan dalam
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan atau Jasa Pelayanan
Kesehatan Balita;
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan sebagai Balita
mengalami penyulit atau gangguan kesehatan, maka dilakukan
rujukan, sampai dipastikan bahwa telah memperoleh rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Dokter (termasuk dokter anak), Bidan, Perawat serta ahli gizi dan
Manusia tenaga kesehatan terlatih (guru PAUD, kader kesehatan)

5. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar

Judul Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar di Puskesmas


Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya pelayanan pada
uisa pendidikan dasar sesuai standar di wilayah puskesmas.
Definisi Operasional Pelayanan skrining/penjaringan kesehatan, dan pemeriksaan
kesehatan berkala kepada setiap peserta didik kelas 1 (satu) sampai
dengan kelas 9 (sembilan) pendidikan dasar (di lembaga pendidikan
SD/MI, SMP/MTs, dan Jenis Lain yang sederajat), dan kepada anak
usia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun di luar
lembaga pendidikan dasar seperti pondok pesantren, panti/ LKSA,
lapas/ LPKA, dan lainnya, yang dilakukan satu kali per tahun, yaitu
meliputi :
a. Skrining kesehatan, dan
b. Tindak lanjut sesuai hasil skrining kesehatan.

Skrining kesehatan, meliputi:


1) Penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda klinis
anemia); dan
2) Penilaian tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan napas);
dan
3) Penilaian kesehatan gigi dan mulut; dan
4) Penilaian ketajaman indera penglihatan dengan poster Snellen,
garpu talla; serta
Tindak lanjut sesuai hasil skrining, meliputi :
1) Memberikan umpan balik hasil skrining kesehatan
2) Melakukan rujukan jika diperlukan;
3) Memberikan penyuluhan kesehatan

KIE disesuaikan dengan kebutuhan/kondisi setiap murid, sehingga


setiap murid memperoleh informasi tentang bagaimana mengatasi
masalahnya, dan memelihara kesehatannya; termasuk pelayanan
tindak lanjut sesuai kondisinya;
Pelayanan dilakukan oleh Dokter/Dokter Gigi, Perawat Tenaga
Kesehatan Gizi, Tenaga Kesehatan Masyarakat serta tenaga
kesehatan terlatih tertentu (Guru, Kader Kesehatan/dokter kecil/
peer counselor)
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah anak usia pendidikan dasar (kelas 1 sampai kelas 9) yang
mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada di wilayah
kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun ajaran.
Denumerator Jumlah semua anak usia pendidikan dasar (kelas 1 sampai kelas 9)
yang ada di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun
waktu satu tahun ajaran yang sama.
Sumber Data Register Anak Sekolah
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Anak Sekolah
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1) Berdasarkan data dari Dinas Kependidikan atau atau lembaga
Kegiatan DikDas (SD/SDIT/MI, dan SMP/SMPIT/MTs) termasuk pondok
pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan tempat lainnya, dapat
dipetakan oleh Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan
menyediakan tempat dan tim pelayanan kesehatan Udiksar pada
Lembaga-lembaga pendidikan dasar tersebut.
Berdasarkan data kependudukan dapat diketahui anak usia 7
tahun sampai dengan 15 tahun pada tahun ini dan jika terdapat
anak-anak yang tidak terdaftar pada lembaga-lembaga pendidikan
dasar, maka dipetakan juga di mana anak-anak tersebut berada,
untuk mengerahkan pelayanan.
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut diinformasikan
kepada pejabat wilayah administrasi setempat (Kepala Desa dan
Camat, kepala sekolah
atau pimpinan pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan
tempat lainnya serta pihak lain yang terkait) dan jadual pelayanan
ke lembaga pendidikan; dan agar para pihak tersebut membantu
menghadirkan sasaran pelayanan (anak-anak yang tidak berada
pada lembaga pendidikan dasar) pada tempat-tempat pelayanan
terdekat.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan Sumber Daya
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan;
4) Setiap Udiksar diberikan pelayanan sebagaimana ditetapkan
dalam Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan atau Jasa
Pelayanan Kesehatan Udiksar;
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan sebagai
Udiksar mengalami penyulit atau gangguan kesehatan, dipastikan
bahwa telah memperoleh pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Dokter/Dokter gigi, Bidan, Perawat dan serta tenaga kesehatan
Manusia terlatih (Gizi, guru, kader kesehatan, dokter kecil, peer counselor)

6. Pelayanan Kesehatan pada usia produktif

Judul Pelayanan Kesehatan pada usia produktif


Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya pelayanan pada
usia produktif 15-59 tahun sesuai standar di wilayah puskesmas.
Definisi Operasional Pelayanan Standar-1, diberikan kepada semua warga negara usia
produktif (diatas 15 tahun sampai dengan 59 tahun), meliputi
1) Edukasi kesehatan yang berisi tentang:
a) Cara meningkatkan kesehatan dan pencegahan penyakit
dengan pola hidup sehat (olah raga dan aktivitas fisik, gizi yang
baik dan sesuai, istirahat cukup, manajemen stres, tidak
merokok dan minum minuman beralkohol);
b) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;
c) Kesehatan reproduksi laki-laki dan perempuan;
d) Imunisasi pada usia produktif;
e) Penyakit yang sering terjadi pada usia produktif serta Tanda
dan gejala penyakit tersebut;
f) Infeksi dan penyakit menular seksual termasuk HIV dan AIDS
g) Perkembangan dan pertumbuhan badan di usia produktif dan
usia reproduksi;
h) Kesenatan gigi dan mulut;
i) Kesehatan reproduksi dan hidup;
j) Kesehatan jiwa dan NAPZA (narkoba dan zat adiktif lainnya);
k) Persiapan pernikahan dan kehidupan berumah tangga;
I) Kontrasepsi;
m) Informasi kesehatan lain yang diperlukan

2) Paket Pelayanan skrining kesehatan usia 15-59 tahun, yang terdiri


dari :
a) Deteksi Obesitas dengan cara penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan (penilaian Indeks Massa Tubuh) dan
pengukuran lingkar perut
b) Deteksi Hipertensi, yang dilakukan dengan memeriksa tekanan
darah, dan
c) Deteksi Diabetes Melitus, yang dilakukan dengan pemeriksaan
gula darah puasa atau sewaktu;
d) Pelayanan tindaklanjut hasil skrining : (1) merujuk jika
diperlukan, dan (2) pemberian penyuluhan pendekatan siklus

Pelayanan Standar-2, diberikan kepada wanita usia 30-50 tahun


menikah, dan wanita dengan riwayat seksual berisiko, meliputi :
1) Pemeriksaan Payudara Klinis Sendiri;
2) Pemeriksaan IVA, sebagai upaya deteksi dini kanker

Frekuensi Setiap 1 bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah orang usia 15-59 tahun di kab/kota yang mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.
Denumerator Jumlah orang usia 15-59 tahun di kab/kota dalam kurun waktu satu
tahun yang sama.
Sumber Data Register Posbindu, Register Rawat Jalan, Register IVA, Register Anak
Sekolah.
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Surveilans PTM
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang di dalamnya tercantum
Kegiatan tanggal lahir penduduk, berdasarkan data tersebut dapat
diperhitungkan siapa saja yang pada tahun ini termasuk Usia
Produktif, sebagai Sasaran Pelayanan Kesehatan pada Usia
Produktif; Persebaran sasaran menurut wilayah
(Desa/Kelurahan, RT/RW) dipetakan oleh Puskesmas untuk
mengukur beban pelayanan dan menyediakan tempat dan tim
pelayanan kesehatan Pada Usia Produktif;
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut diinformasikan
kepada pejabat wilayah administrasi setempat (Kepala Desa
dan Camat, serta pihak lain yang terkait) agar para pihak
tersebut membantu menghadirkan sasaran pelayanan pada
tempat-tempat pelayanan terdekat;
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan Sumber
Daya yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan;
4) Setiap Usia Produktif diberikan pelayanan sebagaimana
ditetapkan dalam Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan atau
Jasa Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif;
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan sebagai Usia
Produktif mengalami penyulit atau gangguan kesehatan, maka
dilakukan rujukan, sampai dipastikan bahwa telah memperolah
pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.

Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas


Evaluasi
Sumber Daya Dokter/Dokter gigi, Bidan, Perawat dan serta tenaga kesehatan
Manusia terlatih lainnya. (Gizi, kader kesehatan, peer counselor)

7. Pelayanan Kesehatan pada Lanjut Usia

Judul Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut > 60 Tahun di Puskesmas


Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya pelayanan pada
usia lansia >60 tahun sesuai standar di wilayah puskesmas.
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan bagi semua penduduk/warga negara Usia
Lanjut (usia 60 tahun ke atas) oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan,
perawat, nutrisionis, kader posyandu lansia/posbindu) di puskesmas
dan jaringan Posbindu di wilayah Puskesmas minimal 1 tahun sekali
meliputi pelayanan: edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan
skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular,
yaitu:
1) Pelayanan edukasi tentang PHBS yang dilaksanakan pada
fasyankes dan atau UKBM, dan atau saat Kunjungan Rumah;
2) Paket Pelayanan skrining faktor risiko, minimal sekali dalam satu
tahun, yang terdiri dari :
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut;
b) Deteksi Hipertensi, yang dilakukan dengan mengukur tekanan
darah;
c) Deteksi kemungkinan Diabetes Melitus dengan menggunakan
tes cepat gula darah;
d) Deteksi gangguan merital emosional dan perilaku, termasuk
kepikunan menggunakan mini cog atau Mini Mental Status
Examination (MMSE/Test Mental Mini atau Abreviated Mental
Test (AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS);
e) Deteksi gangguan kognitif;
f) Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut;
g) Amnesia perilaku berisiko.

Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:


a) Melakukan rujukan jika diperlukan
b) Memberikan penyuluhan kesehatan

Frekuensi Setiap 1 bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapat
skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali yang ada di suatu
wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun.
Denumerator Jumlah semua warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang ada di
suatu wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun
yang sama.
Sumber Data Register Posbindu, Register Rawat Jalan, Register Posyandu Lansia
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Surveilans PTM
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang di dalamnya tercantum
Kegiatan tanggal lahir penduduk, berdasarkan data tersebut dapat
diperhitungkan siapa saja yang pada tahun ini termasuk Usia
Lanjut, sebagai Sasaran Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut,
Persebaran sasaran menurut wilayah (desa/ kelurahan, RT/RW)
dipetakan oleh Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan
menyediakan tempat dan tim pelayanan kesehatan Pada Usia
Lanjut
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut diinformasikan
kepada pejabat wilayah administrasi setempat (Kepala Desa dan
Camat, serta pihak lain yang terkait) agar para pihak tersebut
membantu menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat-
tempat pelayanan terdekat;
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan Sumber Daya
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan;
4) Setiap Usia Lanjut diberikan pelayanan sebagaimana ditetapkan
dalam Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan atau Jasa
Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut;
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan sebagai Usia
Lanjut mengalami penyulit atau gangguan kesehatan, maka
dilakukan rujukan, sampai dipastikan bahwa telah memperoleh
pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Dokter, Bidan dan Perawat termasuk ahli Gizi, tenaga Kesehatan
Manusia Masyarakat dan Kader Kesehatan.

8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi


Judul Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi di Puskesmas
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya pelayanan
Penderita Hipertensi sesuai standar di wilayah puskesmas.
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan bagi semua penduduk/warga negara Penderita
Tekanan Darah Tinggi dengan usia 15 tahun ke atas, sebagai upaya
pencegahan sekunder (agar yang bersangkutan tidak mengalami
kondisi kesehatan lebih lanjut), di mana pelayanan kesehatan
tersebut meliputi:
a) Pengukuran tekanan darah; dilakukan minimal setiap bulan satu
kali, di fasyankes.
b) Edukasi perubahan gaya hidup (diet seimbang dan aktivitas fisik),
dan kepatuhan minum obat.
c) Terapi Farmakologi, ketika ditemukan hasil pemeriksaan Tekanan
Darah Sewaktu (TDS) lebih dari 140 mmHg.
d) Penderita Hipertensi dengan komplikasi dan tekanan darah tidak
bisa dipertahankan terkendali, maka penderita dirujuk ke
fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah Penderita Hipertensi usia ≥ 15 tahun di dalam wilayah
kerjanya yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun.
Denumerator Jumlah seluruh Penderita Hipertensi usia ≥ 15 tahun yang berada di
dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun yang
sama.
Sumber Data Register rawat jalan, register posbindu
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Surveilans PTM
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang dimiliki oleh pemerintah
Kegiatan daerah (Kepala Daerah hingga Desa/Kelurahan), dan data yang
dimiliki oleh Puskesmas dapat diidentifikasi penduduk yang
termasuk dalam sasaran Penderita Hipertensi, Persebaran sasaran
menurut wilayah (desa/kelurahan, RT/RW) dipetakan oleh
Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan menyediakan
tempat dan kesehatan Penderita Hipertensi.
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut diinformasikan
kepada pejabat wilayah administrasi setempat (Kepala Desa dan
Camat, serta pihak lain yang terkait) agar para pihak tersebut
membantu menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat tempat
pelayanan terdekat.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan Sumber Daya
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan.
4) Setiap Penderita Hipertensi diberikan pelayanan sebagaimana
ditetapkan dalam Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan atau
Jasa Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi.
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan sebagai
Penderita Hipertensi mengalami penyulit atau gangguan
kesehatan dilakukan rujukan, sampai dipastikan bahwa telah
memperoleh pelayanan rujukan.
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Dokter, Bidan, Perawat dan Tenaga Kesehatan Masyarakat.
Manusia

9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus

Judul Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus di Puskesmas


Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya pelayanan
Penderita Diabetes Melitus di puskesmas.
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita Diabetes
Melitus dengan usia 15 tahun ke atas, sebagai upaya pencegahan
sekunder (agar yang bersangkutan tidak mengalami kondisi
kesehatan lebih lanjut), di mana pelayanan kesehatan tersebut
meliputi:
1) Pengukuran gula darah sewaktu (GDS); dilakukan setiap bulan satu
kali;
2) Edukasi perubahan gaya hidup dan atau nutrisi serta aktivitas fisik;
3) Terapi Farmakologi, ketika ditemukan hasil pemeriksaan GDS lebih
dari 200 mg/dl.

Pelayanan kesehatan penyandang Diabetes Melitus di wilayah kerja


Puskesmas sesuai standar oleh tenaga kesehatan sesuai
kewenangannya (dokter, perawat, nutrisionis).
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah penderita Diabetes Melitus usia ≥ 15 tahun di dalam wilayah
kerjanya yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun.
Denumerator Jumlah seluruh penderita Diabetes Melitus usia ≥ 15 tahun yang
berada di dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun yang sama.
Sumber Data Register rawat jalan, register posbindu
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Surveilans PTM
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang dimiliki oleh pemerintah
Kegiatan daerah (Kepala Daerah hingga Desa/ Kelurahan), dan data yang
dimiliki oleh Puskesmas dapat diidentifikasi penduduk yang
termasuk dalam sasaran Penderita Diabetes Melitus, Persebaran
sasaran menurut wilayah (desa/ kelurahan, RT/RW) dipetakan
oleh Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan
pelayanan kesehatan Penderita Diabetes Melitus
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut diinformasikan
kepada pejabat wilayah administrasi setempat (Kepala Desa dan
Camat, serta pihak lain yang terkait) agar para pihak tersebut
membantu menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat
tempat pelayanan terdekat.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan Sumber
Daya yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan;
4) Setiap Penderita Diabetes Melitus diberikan pelayanan
sebagaimana ditetapkan dalam Standar Jumlah dan Kualitas
Barang dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes
Melitus;
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan sebagai
Penderita penyulit atau gangguan kesehatan lebih berat/ besar
maka dilakukan rujukan, sampai dipastikan bahwa telah
memperoleh pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Dokter, Bidan, Perawat, Tenaga Kesehatan Gizi dan tenaga kesehatan
Manusia masyarakat (yang terlatih).

10. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat

Judul Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat


Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya pelayanan
kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat di wilayah
puskesmas.
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan oleh dokter atau perawat terlatih atau tenaga
kesehatan terlatih lainnya kepada ODGJ Berat meliputi :
1) pemeriksaan kesehatan jiwa, yang mencakup:
a) pemeriksaan status mental, dan
b) Wawancara;
2) Edukasi kepatuhan minum obat (serta kebersihan
diri 3) Melakukan rujukan, jika diperlukan

Frekuensi Setiap 1 bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja Puskesmas yang mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun.
Denumerator Jumlah seluruh penderita ODGJ berat di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
Sumber Data Register harian rawat jalan, register kesehatan jiwa
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung jawab kesehatan jiwa
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang dimiliki oleh pemerintah
Kegiatan daerah (Kepala Daerah hingga Desa/Kelurahan) dapat
diidentifikasi penduduk yang termasuk dalam sasaran Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat, Persebaran sasaran
menurut wilayah (desa/ kelurahan, RT/RW) dipetakan oleh
Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan menyediakan
tempat dan tim pelayanan kesehatan Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ) Berat
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut diinformasikan
kepada pejabat wilayah administrasi setempat (Kepala Desa dan
Camat, serta pihak lain yang terkait) agar para pihak tersebut
membantu menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat-
tempat pelayanan terdekat;
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan Sumber
Daya yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan;
4) Setiap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat diberikan
pelayanan sebagaimana ditetapkan dalam Standar Jumlah dan
Kualitas Barang dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat;
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan sebagai
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat mengalami penyulit
atau gangguan kesehatan lebih berat besar, maka dilakukan
rujukan, sampai dipastikan bahwa telah memperoleh pelayanan
rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Dokter, Perawat dan Tenaga Kesehatan terlatih (untuk kesehatan
Manusia jiwa).
11. Pelayanan kesehatan orang terduga Tuberkulosis (TB)

Judul Pelayanan kesehatan orang terduga Tuberkulosis (TB) di puskesmas


Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya pelayanan
penderita TB di puskesmas
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan berupa pelayanan penapisan bagi orang
terduga tuberkulosis untuk memastikan bahwa yang bersangkutan
mengalami/menderita tuberkulosis atau tidak, yang meliputi :
1) Pemeriksaan Klinis, mencakup pemeriksaan gejala dan tanda,
2) Pemeriksaan penunjang, mencakup pemeriksaan dahak dan atau
bakteriologis dan atau radiologis;
3) Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan;
4) Pelayanan merujuk orang yang sudah positif Tuberkulosis untuk
memperoleh pengobatan Anti Tuberkulosis (OAT) dan
Pemantauan Pengobatan;
di mana pelayanan tersebut diberikan kepada setiap orang yang
terduga Tuberkulosis, yaitu orang yang menunjukkan tanda-tanda
batuk selama lebih dari 2 (dua) minggu, disertai gejala lainnya.

Pelayanan diberikan oleh dokter/perawat terlatih, analis serta tenaga


kesehatan lainnya sesuai kewenangan dan kompetensinya.

Frekuensi Setiap 1 bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah orang terduga TB yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar di wilayah puskesmas selama periode waktu 1 tahun.
Denumerator Jumlah seluruh orang terduga TB di wilayah Puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama.
Sumber Data Register harian rawat jalan, register TB
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung jawab kesehatan jiwa
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1) Berdasarkan data yang dimiliki oleh Puskesmas atas penduduk
Kegiatan yang berada di wilayah kerjanya, diketahui penderita
persebarannya menurut wilayah (desa/ kelurahan, RT/RW);
berdasarkan data itu dapat dipetakan orang-orang yang kontak
erat dengan penderita Tuberkulosis tersebut, pemetaan oleh
Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan menyediakan
tempat dan tim pelayanan kesehatan Orang Terduga
Tuberkulosis.
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut diinformasikan
kepada pejabat wilayah administrasi setempat (Kepala Desa dan
Camat, serta pihak lain yang terkait) agar para pihak tersebut
membantu menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat-
tempat pelayanan terdekat;
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan Sumber
Daya yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan;
4) Setiap Orang Terduga Tuberkulosis diberikan pelayanan
sebagaimana ditetapkan dalam Standar Jumlah dan Kualitas
Barang dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan Crang Terduga
Tuberkulosis
5) Setelah dipastikan bahwa yang bersangkutan adalah positif
menderita Tuberkulosis, maka dilakukan rujukan, sampai
dipastikan bahwa telah memperoleh pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Dokter (termasuk dokter spesialis paru atau penyakit dalam),
Manusia perawat, analis laboratorium, penata rontgen dan tenaga kesehatan
masyarakat (terlatih).

12. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV

Judul Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV


Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam upaya pelayanan Orang
Dengan Risiko Terinfeksi HIV di puskesmas.
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang dilakukan meliputi :
1) edukasi perilaku berisiko, dan
2) skrining, dengan pemeriksaan tes cepat HIV, minimal satu kali
dalan satu tahun.
Pelayanan tersebut diberikan kepada orang dengan risiko terinfeksi
virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human
Immunodeficiency Virus), yaitu:
1) perempuan hamil, sekali selama kehamilan, sebelum kehamilan
berakhir, utamakan ketika kontak pertama dengan petugas;
2) Pasien Tuberkulosis, yang sedang dalam pengobatan
Tuberkulosis;
3) Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS), selain HIV, yang sedang
dalam pengobatan IMS tersebut;
4) Penjaja seks, yaitu seseorang yang melakukan hubungan seksual
dengan orang lain sebagai sumber kehidupan utama maupun
tambahan, dengan imbalan tertentu berupa uang, barang, atau
jasa.
5) Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) yaitu lelaki
yang pernah berhubungan seks dengan lelaki lainnya; sekali,
sesekali atau secara teratur, apapun orientasi seksnya
(heteroseksual, homoseksual atau biseksual).
6) Transgender/waria, yaitu orang yang memiliki identitas gender
atau ekspresi gender yang berbeda dengan jenis kelamin atau
seksnya yang ditunjukkan saat lahir. Kadang disebut juga
transeksual.
7) Penggunan napza suntik (penasun), yaitu orang yang terbukti
memiliki riwayat menggunakan narkotika dan atau zat adiktif
suntik lainnya;
8) Warga Binaan Permasyarakatan (WBP), yaitu orang yang dalam
pembinaan pemasyarakatan KemKumHAM dan telah
mendapatkan vonis tetap.

Pelayanan diberikan oleh dokter/perawat terlatih, analis serta tenaga


kesehatan lainnya sesuai kewenangan dan kompetensinya.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Indikator SPM Persentasi orang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan
HIV sesuai standar.
Numerator Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar 1 tahun.
Denumerator Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV di wilayah Puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama.
Sumber Data Register harian rawat jalan, register HIV
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung jawab P2 HIV
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang dimiliki oleh pemerintah
Kegiatan daerah (Kepala Daerah hingga Desa/Kelurahan dapat dilakukan
oleh Puskesmas identifikasi penduduk yang termasuk dalam
sasaran Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV. Persebaran sasaran
menurut wilayah (desa/ kelurahan, RT/RW) dipetakan oleh
Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan menyediakan
tempat dan tim pelayanan kesehatan Orang Dengan Risiko
Terinfeksi HIV.
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut diinformasikan
kepada pejabat wilayah administrasi setempat (Kepala Desa dan
Camat, serta pihak lain yang terkait seperti LSM dan organisasi
komunitas) agar para pihak tersebut membantu menghadirkan
sasaran pelayanan pada tempat-tempat pelayanan. Informasi
tentang sasaran, harus disesuaikan dengan strategi pelayanan
Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV, tidak semua data-informasi
disampaikan kepada semua orang.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan Sumber
Daya yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan;
4) Setiap Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV diberikan pelayanan
sebagaimana ditetapkan dalam Standar Jumlah dan Kualitas
Barang dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko
Terinfeksi HIV
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan sebagai
Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV mengalami penyulit atau
gangguan kesehatan lebih berat/besar maka dilakukan rujukan,
sampai dipastikan bahwa telah memperoleh pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Dokter (termasuk dokter spesialis paru atau penyakit dalam),
Manusia perawat, bidan, analis laboratorium, penata rontgen dan tenaga
kesehatan masyarakat (terlatih).

13. Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Puskesmas

Judul Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Puskesmas


Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya Kinerja UPT Puskesmas dalam upaya pelayanan
pasien.
Definisi Operasional Hasil pengukuran dari kegiatan Survey Kepuasan Masyarakat yang
berupa angka.
Survey Kepuasan Masyarakat
Kegiatan pengukuran komprehensif tentang tingkat kepuasan
masyarakat terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Indikator SPM Nilai Indeks Kesehatan Masyarakat
Sumber Data Kuesioner Survey Kesehatan Masyarakat
Standar 80%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Administrasi Manajemen
Pengumpul Data
Langkah-langkah
Kegiatan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter.
Manusia

14. Pencapaian desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)


Judul Pencapaian desa/kelurahan (UCI)
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam mewujudkan desa UCI.
Definisi Operasional Desa/kelurahan di mana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa
tersebut sudah mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap. Imunisasi Dasar
Lengkap pada bayi meliputi:
- Imunisasi Hepatitis B diberikan pada bayi 0-7 hari
- Imunisasi BCG dan Polio diberikan pada bayi usia 1 bulan
- Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2 diberikan pada bayi usia 2 bulan
- Imunisasi DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3 diberikan pada bayi usia 3 bulan
- Imunisasi DPT-HB-Hib 3 dan Polio 4 dan IPV diberikan pada bayi usia 4
bulan
- Imunisasi Campak/MR diberikan pada bayi usia 9 bulan
- Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2 diberikan pada bayi usia 2 bulan
- Imunisasi DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3 diberikan pada bayi usia 3 bulan
- Imunisasi DPT-HB-Hib 3 dan Polio 4 dan IPV diberikan pada bayi usia 4
bulan
- Imunisasi Campak/MR diberikan pada bayi usia 9 bulan
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Indikator SPM Persentase desa yang mencapai UCI.
Numerator Jumlah desa/kelurahan yang mencapai UCI.
Denumerator Jumlah seluruh desa/kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
Sumber Data Register imunisasi, kohort bayi.
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung jawab imunisasi.
Pengumpul Data
Langkah-langkah
Kegiatan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter.
Manusia
15. Pencapalan desa/kelurahan siaga aktif PURI (Purnama Mandiri)
Judul Pencapaian desa/kelurahan siaga aktif PURI
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam mewujudkan
desa/kelurahan siaga aktif PURI
Definisi Operasional Desa/kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
secara mandiri dengan kriteria sebagai berikut:

Purnama:
- Forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan
- Kader kesehatan 6-8 orang
- Ada kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar
- Ada posyandu dan 3 UKBM lainnya aktif
- Ada dana dari pemerintah desa/kelurahan serta dua sumber dana
lainnya
- Ada peran aktf masyarakat dan peran aktif dua ormas
- Ada peraturan Kepala Desa/kelurahan atau peraturan bupati yang
sudah direalisasikan
- Pembinaan PHBS minimal dari 40% rumah tangga yang ada

Mandiri :
- Forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan
- Kader kesehatan 9 orang atau lebih
- Ada kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar
- Ada posyandu dan 4 UKBM lainnya aktif
- Ada dana dari pemerintah desa/kelurahan serta dua sumber dana
lainnya
- Ada peran serta aktif masyarakat dan peran aktif lebih dari dua
ormas
- Ada peraturan kepala desa/kelurahan atau peraturan bupati yang
sudah direalisasikan
- Pembinaan PHBS minimal 70% rumah tangga yang ada

Frekuensi Setiap 1 tahun


Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Indikator SPM Persentase desa/kelurahan siaga aktif PURI
Numerator Jumlah desa/kelurahan siaga aktif PURI.
Denumerator Jumlah seluruh desa/kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
Sumber Data Formulir Strata UKBM
Standar 50%
Penanggung Jawab Penanggung jawab UKBM.
Pengumpul Data
Langkah-langkah
Kegiatan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat, dan Dokter
Manusia

16. Pencapaian desa/ kelurahan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan PHBS
Judul Pencapaian desa/kelurahan STBM dan PHBS
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam mewujudkan
desa/kelurahan STBM.
Definisi Operasional Desa yang melaksanakan kegiatan STBM 5 (lima) pilar yaitu:
- Stop Buang Air Besar sembarangan
- Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
- Pengelolaan air minum, makanan rumah tangga
- Pengelolaan sampah rumah tangga
- Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Dan melaksanakan kegiatan PHBS
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Indikator SPM Persentase desa/kelurahan STBM dan PHBS
Numerator Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan STBM dan PHBS.
Denumerator Jumlah seluruh desa/kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
Sumber Data Laporan kesling, laporan PHBS
Standar 15%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung jawab kesehatan lingkungan,
Pengumpul Data penanggung jawab Promosi Kesehatan.
Langkah-langkah
Kegiatan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter.
Manusia

17. Penanggulangan KLB (Kejadian Luar Biasa)


Judul Penanggulangan KLB di bawah 24 Jam
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam menanggulangi
Kejadian Luar Biasa < 24 jam.
Definisi Operasional Penanggulangan Kejadian Luar Biasa penyakit menular (Difteri, DBD,
Campak, Tetanus, dll) kurang dari 24 jam sejak laporan W1 diterima
sampai penyelidikan dengan catatan selain formulir W1 dapat juga
berupa faximili, email, telepon, dll. Penanggulangan berupa upaya
untuk menemukan penderita atau tersangka penderita,
penatalaksanaan penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan
menghentikan suatu KLB.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Indikator SPM Persentase Kejadian Luar Biasa ditangani < 24 jam.
Numerator Jumlah Kejadian Luar Biasa ditangani <24 jam dalam periode satu
tahun.
Denumerator Jumlah seluruh Kejadian Luar Biasa yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dalam periode tahun yang sama.
Sumber Data Laporan KLB, ...
Standar 90%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Surveilans
Pengumpul Data
Langkah-langkah
Kegiatan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter.
Manusia
BAB III
RENCANA PENCAPAIAN SPM

A. RENCANA PENCAPAIAN INDIKATOR SPM


Jadwal rencana pencapaian indikator SPM dibuat berdasarkan dokumen Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten JKL untuk mencapai target sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatar Nomor 4 Tahun 2019.

No Indikator Capaian 20XX 20XX 20XX 20XX


PKM 20XX
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil (K4) ... % ... % ... % ... % ... %
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin ... % ... % ... % ... % ... %
3 Pelayanan Kesehatan Bayi baru ... % ... % ... % ... % ... %
lahir (KN lengkap)
4 Pelayanan kesehatan balita (0-59 ... % ... % ... % ... % ... %
bulan )
5 Pelayanan kesehatan pada usia ... % ... % ... % ... % ... %
pendidikan dasar (penjaringan
pada kelas 1 dan 7)
6 Pelayanan kesehatan pada usia ... % ... % ... % ... % ... %
produktif (15-59 tahun )
7 Pelayanan kesehatan pada usia ... % ... % ... % ... % ... %
lanjut (<60 tahun)
8 Pelayanan kesehatan penderita ... % ... % ... % ... % ... %
hipertensi
9 Pelayanan kesehatan diabetes ... % ... % ... % ... % ... %
melitus
10 Pelayanan kesehatan orang dengan ... % ... % ... % ... % ... %
gangguan jiwa (ODGJ) berat
11 Pelayanan kesehatan orang ... % ... % ... % ... % ... %
terduga tuberkulosis (TBC)
12 Pelayanan kesehatan orang dengan ... % ... % ... % ... % ... %
risiko terinfeksi HIV
13 Kepuasan masyarakat terhadap ... % ... % ... % ... % ... %
pelayanan Puskesmas
14 Pencapaian desa/kelurahan UCI ... % ... % ... % ... % ... %
15 Pencapaian desa/ kelurahan siaga ... % ... % ... % ... % ... %
aktif PURI
16 Pencapaian desa/ kelurahan STBM ... % ... % ... % ... % ... %
17 Penanggulangan KLB <24 jam ... % ... % ... % ... % ... %
18 CFR Demam berdarah dengue ... % ... % ... % ... % ... %
19 Fasyankes dan Fasyankestrad ... % ... % ... % ... % ... %
memiliki ijin

Tabel 2. Rencana Pencapain Indikator Standar Pelayanan Minimal


Bidang Kesehatan Kabupaten JKL
B. STRATEGI PENCAPAIAN SPM BERDASARKAN RENCANA STRATEGIS
Strategi pencapaian SPM dilaksanakan melalui program kegiatan yang disusun dalam
Rencana Strategis puskesmas. Kesesuaian Rencana Strategis puskesmas dengan SPM
sebagaimana dalam Lampiran.
C. RENCANA ANGGARAN BIAYA

No JENIS LAYANAN DASAR SATUAN TAHUN (Rp)


20XX 20XX 20XX
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil Rupiah
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin Rupiah
3 Pelayanan Kesehatan Bayi baru lahir Rupiah
4 Pelayanan kesehatan balita Rupiah
5 Pelayanan kesehatan pada usia Rupiah
pendidikan dasar
6 Pelayanan kesehatan pada usia Rupiah
produktif
7 Pelayanan kesehatan pada usia Rupiah
lanjut
8 Pelayanan kesehatan penderita Rupiah
hipertensi
9 Pelayanan kesehatan diabetes Rupiah
melitus
10 Pelayanan kesehatan orang dengan Rupiah
gangguan jiwa (ODGJ) berat
11 Pelayanan kesehatan orang terduga Rupiah
tuberkulosis (TBC)
12 Pelayanan kesehatan orang dengan Rupiah
risiko terinfeksi HIV

Tabel 3. Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar

No JENIS BELANJA TAHUN (Rp)


20XX 20XX 20XX
1 Belanja Pegawai / Jaspel dan
Honor (PNS)
2 Belanja Barang dan Jasa (Jaspel
non PNS)
3 Belanja Modal

Tabel 4. Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Belanja


BAB V
PENUTUP

Standar Pelayanan Minimal (SPM) disusun untuk memberikan panduan arah kebijakan
pelayanan kesehatan di Puskesmas untuk dapat terlaksananya kebijakan dalam Standar
Pelayanan Minimal, perlu mendapat dukungan dan partisipasi seluruh pegawai/karyawan
Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah baik bersifat materiil,
administratif maupun politis.
Standar Pelayanan Minimal puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola puskesmas
sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan
kewenangan organ puskesmas serta perubahan lingkungan.
BAB IV
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Sesuai dengan karateristiknya, entitas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan


Badan Layanan Umum diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan, antara lain pengelolaan
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, pengelolaan utang-piutang, dan pengelolaan
investasi. Fleksibilitas pengelolaan keuangan tersebut antara lain dapat menerima dan
menggunakan secara langsung pendapatan yang diperolehnya tanpa disetor terlebih dahulu
ke kas daerah. Entitas BLUD juga memiliki kewenangan pengelolaan kas secara mandiri
dengan menyimpan maupun melakukan investasi jangka pendek dengan memanfaatkan kas
yang ada. Kedua hal ini mempunyai dampak terhadap transaksi keuangan dan akuntansi
BLUD yang pada akhirnya tercermin dalam Laporan Keuangan BLUD.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah salah satu syarat untuk menerapkan Badan Layanan Umum Daerah
membuat 5 komponen Laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat oleh BLUD
tersebut sebagai Laporan Keuangan awal karena BLUD nantinya akan menjadi entitas
pelaporan yang akan membuat 7 komponen laporan keuangan. Kepala Unit Pelaksana
Telknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD harus membuat laporan
keuangan sesuai dengan sistem akuntansi yang diterapkan pada pemerintah daerah.
Dikarenakan Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan bukan merupakan entitas akuntansi, maka
dalam penyusunan 5 komponen laporan keuangan Laporan keuangan dimaksud harus
memecah dari laporan keuangan SKPD. 5 komponen laporan keuangan terdiri atas:
a) Laporan Realisasi Anggaran;
b) Neraca;
c) Laporan Operasional;
d) Laporan Perubahan Ekuitas; dan
e) Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam hal Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan baru dibentuk dan akan menerapkan
BLUD maka Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan baru tersebut tidak menyusun komponen
laporan keuangan tetapi hanya menyusun prognosis/proyeksi keuangan berupa laporan
realisasi anggaran dan laporan operasional sesuai dengan sistem perencanaan dan
penganggaran yang diterapkan oleh pemerintah daerah.

Laporan Keuangan BLUD Puskemas 158


Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Maksud penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas
selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan digunakan untuk membandingkan
realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi
keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi kinerja dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Setiap entitas mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepada entitas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan entitas dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, ekuitas, dana pemerintah
daerah untuk kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggung-jawaban entitas dalam pengelolaan
sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan pemerintah
daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang
dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut.
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik di Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten/Kota
.... pada khususnya dan Pemerintah Kabupaten/Kota pada umumnya dengan :
1. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi
dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan peraturan perundang-
undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan-kegiatan di SKPD dalam kerangka Pemerintah Kabupaten/Kota ....
serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana SKPD di Pemerintah Kabupaten/Kota ....
mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi SKPD di Pemerintah
Kabupaten/Kota berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
6. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi SKPD di Pemerintah
Kabupaten/Kota ...., apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan SKPD di Pemerintah
Kabupaten/Kota .... menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, aset,
kewajiban dan ekuitas dana.
B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Landasan hukun penyusunan laporan keuangan di Puskesmas.........Pemerintah
Kabupaten/Kota.....adalah :
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang mengatur
Keuangan Negara.
2. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah 71 Tahun
2010 tentang Standlar Akuntansi Pemerintahan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang telah diubah
keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalan Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Berbasis Aktual pada Pemerintah Daerah.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 20XX tentang Badan Layanan
Umum Daerah.
15. Peraturan Daerah ... Nomor ... Tahun... tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah.
16. Peraturan Bupati/Walikota.... Nomor .... Tahun .... tentang Sistem dan Kebijakan
Akuntansi.

C. SISTEMATIKA
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika

Bab II : PROFIL PUSKESMAS....


A. Gambaran Umum Puskemas ....
B. Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola Puskesmas....

Bab III : KEBIJAKAN AKUNTANSI


A. Entitas Akuntansi
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan
Laporan D.Penerapan Kebijakan Akuntansi
Bab IV : PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
A. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B. Penjelasan Pos-pos Neraca
C. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional
D. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

Bab V : PENUTUP
Kesimpulan
BAB II
PROFIL PUSKESMAS ...

A. Gambaran Umum Puskesmas....


1. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang
paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan
yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepeda masyarakat adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas
merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban
tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh penyelenggaraan
kesehatan di Puskesmas perlu diarahkan pada tujuan nasional di bidang kesehatan.
Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Mengingat bahwa
sebuah negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung
oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.
Adanya desentralisasi dan otonomi daerah memberlakukan Undang Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan peraturan terkait
Badan Layanan Umum Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Peraturan perundangan tersebut mendasari terbitnya
Peraturan Manteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 Badan Layanan Umum
Daerah.
Peraturan tersebut dimaksudkan untuk memangkas ketidakefisienan
pengambilan keputusan dalam organisasi publik di daerah. Peraturan tersebut
mendorong fleksibilitas perangkat daerah yang tugas dan fungsi memberikan
pelayanan masyarakat untuk mengelola keuangannya sendiri dan mengembangkan
kegiatan operasionalnya dalam bidang pelayanannya. Pola pengelolaan yang
dimaksud adalah Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Puskesmas yang pada awalnya hanya sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) di Dinas Kesehatan di lingkungan Kabupaten/Kota .... kini dapat diajukan
statusnya menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan lebih fleksibel, termasuk membuat
Puskesmas harus melakukan banyak penyesuaian, khususnya dalam pengelolaan
keuangan maupun penganggarannya, termasuk penentuan biaya.
Puskesmas yang telah menjadi BLUD menggunakan standar pelayanan
bupati/walikota .... sesuai dengan kewenangannya harus mempertimbangkan
kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk
mendapatkan layanan.
Standar pelayanan minimal tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
a. Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan yang
menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLUD;
b. Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai dengan standar
yang telah ditetapkan;
c. Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;
d. Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan
dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD;
e. Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah
ditetapkan.
Puskesmas yang telah menjadi BLUD dapat memungut tarif kepada
masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas
barang/jasa layanan yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang
disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan. Tarif layanan diusulkan oleh
kepala puskesmas kepada Bupati/Walikota melalui kepala SKPD Dinas Kesehatan
sesuai dengan kewenangannya, dan kemudian ditetapkan oleh kepala daerah
dengan peraturan kepala daerah. Tarif layanan yang diusulkan dan ditetapkan
tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut ini :
a. Kontinuitas dan pengembangan layanan.
b. Daya beli masyarakat;
c. Asas keadilan dan kepatutan; dan
d. Kompetisi yang sehat.
Berdasarkan Pasal 31 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79
Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah penerapan BLUD diutamakan
pelayanan kesehatan, maka Puskesmas didorong untuk menerapkan BLUD.
2. Sejarah Puskesmas ...
Puskesmas .... adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di sebagian wilayah
kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis, Puskesmas melaksanakan sebagian tugas
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Puskesmas berdasarkan kebijakan dasar pusat
kesehatan masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam sistem
kesehatan nasional dan sistem kesehatan kota. Puskesmas memiliki fungsi yang
penting dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional.
Fungsi penting tersebut antara lain :
a. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan. Dalam hal ini, Puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan
dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan
berwawasan kesehatan. Puskesmas ikut aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
b. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini
puskesmas berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
c. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal ini
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Perundang-undangan bidang kesehatan
mengenai standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota, telah
ditetapkan indikator kinerja dan target pembangunan kesehatan yang mencakup
pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan kejadian luar biasa serta promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat.
Puskesmas .... berdiri di tanah seluas.... m 2, mulai beroperasi tahun .... dan yang
dilaksanakan hanya sebagian program, antara lain: pengobatan umum dan KIA atau
KB (karena personil yang terbatas yang waktu itu tidak sampai orang). Saat ini luas
bangunan Puskesmas ..... m2 terdiri dari dua lantai. Lantai pertama untuk ruang
pelayanan terhadap masyarakat, lantai kedua untuk ruang pertemuan dan
administrasi.
3. Visi dan Misi
Visi Puskesmas ... sesuai visi Kepala Daerah adalah: "Terwujudnva Masyarakat
yang mandiri untuk hidup sehat"
Misi Puskesmas .... adalah ....
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
2. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan masyarakat
3. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu sesuai standar
Motto Puskesmas ....
“Kesehatan Anda adalah Tujuan Kami"

Janji Layanan Puskesmas ...


"Kami Siap Melayani Anda Dengan Ramah dan Nyaman"
Budaya Kerja/Tata Nilai
“RAJIN (Ramah, Aman, Jujur, Inisiatif, Nyaman) "

4. Kegiatan Utama Puskesmas....


Sebagai suatu unit pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
.... serta sesuai dengan tupoksi dari Puskesmas, di mana Puskesmas mengemban
tugas sebagai pelayanan umum kepada masyarakat yang tercermin dalam kegiatan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang bersirat preventif dan pelayanan khusus
berupa kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan yang bersifat kuratif. Kegiatan yang
dilaksanakan yaitu:
1. Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Esensial
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan KB
4) Upaya Pelayanan Gizi
5) Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit b.Pengembangan
1) Pelayanan Perkesmas
2) Pelayanan Kesehatan Jiwa
3) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
4) Pelayanan Kesehatan Tradisional
5) Pelayanan Kesehatan Olahraga
6) Pelayanan Kesehatan Indera
7) Pelayanan Kesehatan Lansia
8) Pelayanan Kesehatan Kerja
9) Kesehatan Matra

2. Upaya Kesehatan Perorangan


a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan Kegawatdaruratan
c. Pelayanan Kefarmasian
d. Pelayanan Laboratorium
e. Pelayanan KIA-K3 bersifat UKP
f. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
g. Pelayanan Gizi bersifat UKP

5. Jumlah Pegawai
Tabel Perkembangan Jumlah SDM
No Indikator 20XX-1 20XX
PNS Non PNS Non
1 Dokter Umum
2 Promkes
3 Kesling
4 Gizi
No Indikator 20XX-1 20XX
PNS Non PNS Non
5 Rekam Medik
6 Keuangan
7 Administrasi
8 Perawat
9 Bidan
10 Dokter Gigi
11 Perawat Gigi
12 Apoteker
13 Asisten Apoteker
14 Analis Kesehatan
15 Pendukung lainnya
Jumlah

Tabel SDM berdasarkan tingkat pendidikan


No Indikator 20XX-1 20XX
PNS Non PNS Non
1 S2/Spesialis
2 S1/D4
3 Diploma 3
4 SMA/sederajat
5 SMP/sederajat
6 SD
Jumlah

6. Alamat dan Letak Puskesmas...


Puskesmas .... terletak di Jl. .... No .... kelurahan ...., Kecamatan ...., kode pos ...,
telepon .... Provinsi.....
a. Jarak Puskesmas.....dengan :
 Kelurahan terjauh yaitu ......,......km
 Ibu ....,......km
 RSUD ....,.....km
 RSUD ....,.....km
 Puskesmas ....,.....km
 Kelurahan ....,.....km
 Kelurahan ....,.....km
b. Wilayah kerja Puskesmas...., berbatasan dengan :
 Sebelah timur : Kelurahan ....
 Sebelah utara : Kelurahan ....
 Sebelah selatan : Kelurahan ....
 Sebelah barat : Kelurahan ....
c. Wilayah kerja Puskesmas.....ada 2 kelurahan:
1) Kelurahan
2) Kelurahan
3) Sarana Penunjang di wilayah kerja
a) Sarana Pendidikan
- PAUD : .....
- Taman kanak-kanak (TK) : .....
- Sekolah Dasar (SD/ MI) : .....
- Sekolah Menengah Pertama (SMP/ MTs): .....
- Sekolah Menengah Atas (SMA) : .....
- Perguruan Tinggi : .....
- Pondok Pesantren : .....
b) Tempat-tempat umum
- Pasar : .....
- Supermarket Mini : .....
- Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) : .....
- Hotel : .....
- Stasiun : .....
c) Sarana kesehatan
- Dokter Praktek Swasta : .....
- Bidan Praktek Swasta : .....
- Klinik Swasta : .....
- Rumah Sakit : .....
d) Sarana Ibadah
- Gereja : .....
- Masjid : .....
- Mushola : .....
e) Perkantoran : .....

d. Karakteristik Wilayan
Wilayah kerja Puskesmas .... merupakan daerah perkotaan yang mayoritas
masyarakatnya sebagai pegawai dan karyawan perusahaan. Transportasi antar
kelurahan dapat dilalui oleh semua kendaraan baik roda 2 ataupun roda 4. Luas
Wilayah kurang lebih .... km 2 yang terbagi ke dalam .... (...) kelurahan seperti
terlihat pada tabel dan gambar berikut :

Tabel SDM berdasarkan tingkat pendidikan


NO KELURAHAN LUAS WILAYAH (km2)
1 .......... ..........
2 .......... ..........
JUMLAH
e. Data Kependudukan
Jumlah penduduk Wilayah Puskemas .... Tahun 20XX adalah .... jiwa yang terdiri
dari :
- Laki-laki :.........Jiwa
- Perempuan :.........Jiwa
Secara umum profil penduduk, dari wilayah Puskeamas ...... adalah sebagai
berikut :
- Jumlah KK :.........KK
- Jumlah Masyarakat Miskin :.........Jwa
- Jumlah Rumah :.........Rumah
- Jumlah Kelurahan ODF : .......
- Jumlah Ibu Hamil :.........Orang
- Jumlah Bayi :.........Bayi
- Jumlah anak balita (1-4 Tahun) :.........Balita
- Angka Kematian Ibu : .......
- Angka Kematian Bayi :.........Bayi
- Jumlah Balita Gizi Buruk : .......
- Jumlah PUS : .......
- Jumlah KB Aktif : .......
- Jumlah Peserta JKN : ....... (... % dari Jml penduduk.....jiwa)
Profil penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan adalah sebagai berikut :
- Tidak/ belum tamat SD : .......
- SD/MI : .......
- SLTP/MTS : .......
- SLTA/MA : .......
- Akademi/PT : .......
- Pasca Sarjana : .......
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI

A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa
asumsi yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah :
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang
mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga
tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan. Salah
satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan yang diberikan
kepada entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung
jawab penuh. Entitas bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di
luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan
atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat
pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program dan kegiatan yang
telah ditetapkan.

2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.

3. Keterukuran Dalam Satuan Uang


Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai
dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan
pengukuran dalam akuntansi. Satuan uang yang digunakan adalah rupiah.

B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusurian Laporan Keuangan


Basis akuntansi yang digunakan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan,
belanja dalam laporan realisasi anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dana dalam naraca.
Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti pendapatan diakui pada saat
kas diterima oleh kas daerah atau bendahara penerimaan, serta belanja diakui pada saat
kas dikeluarkan dari kas daerah atau bendahara pengeluaran. Pemerintah daerah tidak
menggunakan istilah laba, melainkan menggunakan sisa perhitungan anggaran
(lebih/kurang) untuk setiap tahun anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada
selisih realisasi penerimaan pendapatan dengan pengeluaran belanja.
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui
dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan entitas, bukan pada saat kas diterima atau
dibayar oleh kas daerah.
c. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara
kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.

D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam SAP
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan pada Rekening Kas Umum Daerah atau
bendahara penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah daerah. Pendapatan diakui pada saat diterimanya
kas oleh bendahara penerimaan atau pada Rekening berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netto (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara Pengeluaran/Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah
daerah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran
atau Rekening Kas Umum Daerah.

3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui pada saat kas diterima oleh
bendahara penerima/Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan oleh
bendahara pengeluaran/Rekening Kas Umum Daerah. Kas dan setara kas dicatat
sebesar nilai nominal.

4. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain
termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Piutang
dikelompokkan menjadi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar
Pinjaman kepada BUMN/D, Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Piutang Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang
diakui sebesar nilai nominal dari piutang.

5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berwujud:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam
rangka kegiatan pemerintahan.

Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan inventarisasi fisik.


Inventarisasi fisik terhadap persediaan dapat berupa penghitungan, pengukuran atau
penimbangan barang pada akhir masa pembukuan untuk menghitung jumlah suatu
persediaan. Berdasarkan jumlah tersebut diperoleh suatu nilai rupiah persediaan yang
bersangkutan untuk dimasukkan ke dalam pembukuan. Inventarisasi fisik dilakukan
pada setiap akhir periode akuntansi.

6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah. Aset tetap
diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut :
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor alat
elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi
siap pakai
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan
pada nilai wajar pada saat perolehan.

7. Pengeluaran Setelah Perolehan


Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomis di masa yang akan
datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja,
harus ditambahkan/dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

8. Ekuitas
Ekuitas dana adalah pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu :
a. Ekuitas Dana Lancar
b. Ekuitas Dana Investasi.
c. Ekuitas Dana Cadangan.
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka
pendek. Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari Cadangan Piutang dan
Cadangan Persediaan.
Ekuitas Dana Invertasi merupakan selisih antara investasi jangka panjang, aset tetap
dan aset lainnya dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini antara lain terdiri dari:
a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang.
b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
c. Dinvestasikan dalam Aset Lainnya.
d. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk
tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN POS-POS LAPORAN REALISASI


1. Pendapatan
Puskemas .... Pemerintah Kabupaten/Kota .... memiliki pendapatan senilai Rp ....
Pendapatan tersebut merupakan Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari :
a. Pendaratan Retribusi Daerah
b. Lain-lain PAD yang sah
Pendapatan retribusi daerah senilai Rp.......dengan rincian sebagai berikut :
Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun 20XX
Pendapatan Asli Daerah Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
Pendapatan Restribusi
Daerah
JUMLAH

Pendapatan retribusi daerah adalah retribusi pelayanan kesehatan berupa


penerimaan yang berasal pungutan atas pelayanan kesehatan yang diberikan
secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan.
c. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah senilai Rp ....
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berupa Pendapatan Dana Kapitasi JKN
dan Dana Klaim Non-Kapitasi JKN.
2. Belanja
Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota .... memiliki belanja senilai Rp.......Belanja
tersebut terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak
Langsung berupa gaji PNS adalah sebagai berikut :
Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung
Tahun 20XX
Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
Belanja Pegawai
Jumlah
Selanjutnya rincian Belanja Langsung adalah sebagai berikut :

Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung


Tahun 20XX
No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1 Belanja Pegawai
2 Belanja Barang dan Jasa
3 Belanja Modal
Jumlah

Belanja di Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota .... diklasifikasikan menjadi


belanja operasi dan belanja modal. Perincian belanja operasi adalah sebagai berikut :
Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Operasi
Tahun 20XX
No Belanja Operasi Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1 Belanja Pegawai
2 Belanja Barang dan Jasa
Jumlah

Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan barang daerah
yarg memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun Anggaran, yang terdiri dari
tanah, peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan, bangunan dan aset lainnya yang
dikategorikan menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 20XX mencapai nilai total
Rp Rinciannya dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut ini :
Tabel Realisasi Anggaran Belanja Modal
Tahun Anggaran 20XX
No Belanja Modal Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1 Belanja Modal Tanah
2 Belanja Modal Peralatan dan
Mesin
3 Belanja Modal Gedung dan
Bangunan
4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan
5 Belanja Modal Aset Tetap
Lainnya
Jumlah
B. PENJELASAN POS-POS
1. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari saldo uang tunai dan simpanan di bank yang setiap saat
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan Puskesmas. Puskesmas ... Pemerintah
Kabupaten/Kota .... memiliki saldo kas sebesar Rp. per 31 Desember 20XX.
2. Piutang
Piutang merupakan tagihan Puskesmas kepada pihak lain sehubungan dengan
transaksi di masa yang lalu. Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai
piutang senilai Rp.....per 31 Desember 20XX.
3. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang
untuk dijual ataupun diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan di Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota .... adalah persediaan obat
senilai Rp per 31 Desember 20XX
4. Aset Tetap
Aset tetap yang terdapat di Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota.......senilai Rp
.... per 31 Desember 20XX.
Aset tetap Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota.....terdiri dari :
a. Tanah
Tanah yang dikuasai dan atau dimiliki adalah senilai Rp.......Untuk aset tetap tanah
tahun 20XX Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota .... tidak ada penambahan
ataupun penghapusan.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin yang dimiliki adalah senilai Rp.....terdiri dari :
Tabel Daftar Peralatan dan Mesin
Per 31 Desember 20XX

No Uraian Saldo 20xx-1 (Rp.) Mutasi Saldo 20XX (Rp.)


Selama Tahun 20XX (Rp.)
Pengadaan Penghapusan
A B C D E F=(C+D)-E
1 Alat-alat Besar
2 Alat-alat Angkutan
3 Alat Bengkel dan
Ukur
4 Alat Pertanian
5 Alat Kantor dan
Rumah Tangga
6 Alat Studio dan
Komunikasi
7 Alat-Alat Kedokteran
8 Alat Laboratorium

Rincian detil peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran Daftar
Inventarisir Aset.

c. Gedung dan Bangunan


Nilai Gedung dan Bangunan adalah senilai Rp.. . .yang terdiri dari :

Tabel Daftar Gedung dan Bangunan


Per 31 Desember 20XX

No Uraian Saldo 20xx-1 (Rp.) Mutasi Saldo 20XX (Rp.)


Selama Tahun 20XX (Rp.)
Pengadaan Penghapusan
A B C D E F=(C+D)-E
1 Gedung dan
Bangunan
Jumlah

Selama Tahun Anggaran 20XX belum terdapat penambahan aset Gedung dan
Bangunan pada Puskesmas ....
d. Jalan Irigasi Jaringan
Nilai Jalan Irigasi aringan adalah senilai Rp ....

e. Konstruksi dalam Pengerjaan


Nilai Konstruksi dalam Pengerjaan adalah senilai Rp ....

f. Akumulasi dan Penyusutan


Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 20XX adalah Rp ....
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu
aset tetap yang disusutkan, selama masa manfaat aset yang bersangkutan selain
untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan.

5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp ....
6. Kewajiban
Kewajiban yang terdapat di Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota......merupakan
Utang Perhitungan Pihak Ketiga senilai Rp...

7. Ekuitas
Saldo Ekuitas Dana per 31 Desember 20XX sebesar Rp .... Ekuitas Dana merupakan
kekayaan bersih UPTD Puskesmas ....

C. PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL (LO)


1. Pendapatan
Jumlah Pendapatan LO Puskesmas per 31 Desember 20XX sebesar Rp........dengan
rincian sebagai berikut :

Tabel Pendapatan LO Puskesmas ....


Per 31 Desember 20XX

PENDAPATAN Jumlah (Rp.)


Retribusi Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Pendapatan Lainnya
Jumlah

a. Retribusi Daerah
- Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp .... berasal dari Retribusi Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (PAD).
- Sebesar Rp.....Pendapatan Non Kapitasi
- Sebesar Rp.....Pendapatan Pasien Kamkesda/Lainnya
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (Kapitasi) sebesar Rp .... berasal dari
Pendapatan Dana Kapitasi JKN.

2. Beban
Jumlah beban Puskesmas .... per 31 Desember 20XX sebesar Rp Beban merupakan
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban. Beban UPTD Puskesmas .... per 31 Desember 20XX adalah
sebagai berikut:
a. Beban Pegawai
Beban Pegawai Puskesmas .... sebesar Rp yang terdiri dari Beban Pegawai Tidak
Langsung dan Beban Pegawai Langsung seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel Beban UPTD Puskesmas ....
Per 31 Desember 20XX

Beban Pegawai Jumlah (Rp.)


Beban Pegawai Tidak Langsung
Beban Pegawai Langsung
Jumlah
b. Beban Barang dan Jasa
Beban Barang dan Jasa sebesar Rp .... setelah dikoreksi dengan Beban Persediaan
Puskesmas .... per 31 Desember 20XX sebesar Rp ....

c. Beban Penyusutan dan Amortisasi


Beban Penyusutan dan Amortisasi UPTD Puskesmas .... per 31 Desember 20XX
sebesar Rp ....

d. Beban Penyisihan Piutang Lain-lain


Behan Penyisihan Piutang lain-lain merupakan beban untuk mencatat astimasi atas
resiko kemungkinan piutang tidak tertagih yang ditentukan oleh kualitas piutang
berdasarkan umur piutang dan upaya penagihan dalam suatu periode. Jumlah
Beban Penyisihan Piutang per 31 Desember 20XX sebesar Rp ....

e. Beban Lain-lain
Beban lain-lain Puskesmas .... per 31 Desember 20XX sebesar Rp ....

D. PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Ekuitas akhir Puskesmas .... per 31 Desember 20XX menunjukkan surplus sebesar Rp ....
Perubahan tersebut dikarenakan adanya surplus LO sebesar Rp......nilai RK PPKD sebesar
Rp .... koreksi nilai Aset tetap sebesar Rp... koreksi persediaan GFK sebesar Rp.......dan
koreksi lainnya sebesar Rp ....

Rincian Perubahan Ekuitas Puskesmas .... per 31 Desember 20XX terlihat pada tabel
berikut:

Tabel 4.10
Perubahan Ekuitas Puskesmas ....
Per 31 Desember 20XX

Puskesmas....
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20XX-1 Dan 31 Desember 20XX
Uraian 20XX-1 (Rp.) 20XX (Rp.)
Ekuitas Awal

Surplus/Defisit Lo

Koreksi Lebih (Kurang) Ekuitas


RK PPKD
Koreksi Aset Tetap
Koreksi Persediaan GFK
Uraian 20XX-1 (Rp.) 20XX (Rp.)
Koreksi Lainnya

Ekuitas Akhir
BAB V
PENUTUP

Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisí riil aspek
keuangan Tahun Anggaran 20XX yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 20U5 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan daerah yang disempurnakan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kebijakan
Akuntasi Pemerintah Daerah seperti tertuang di Galam Peraturan Kepala Daerah tentang
Sistem dan Kebijakan Akuntansi.
Uraian 20XX-1 (Rp.) 20XX (Rp.)
Koreksi Lainnya

Ekuitas Akhir

Anda mungkin juga menyukai