Acfroga4n3qk8p5nagw33wrio9fp3ohqjm1minqg7h Kd5ny 3i5zosrtyteh5z1boog3afosape5xeqj Z912bmn1weonn168qb08rfu Mwbhlrc28gryt5myulbelhof1rwagzcbw1whkzib4t
Acfroga4n3qk8p5nagw33wrio9fp3ohqjm1minqg7h Kd5ny 3i5zosrtyteh5z1boog3afosape5xeqj Z912bmn1weonn168qb08rfu Mwbhlrc28gryt5myulbelhof1rwagzcbw1whkzib4t
5
Cara pemeriksaan fisik – inspeksi
Dada dan perut Vulva Ekstremitas
▪ Perut membesar ▪ Keadaan perineum ▪ Varises
kedepan/kesamping ▪ Tanda chadwick
▪ Keadaan pusat ▪ Ada/tidak flour
▪ Pigmentasi linea albus
alba
▪ Strie gravidarum
6
Cara pemeriksaan fisik – palpasi
• Utk menentukan besarnya rahim dgn
menentukan usia kehamilan dan menentukan
letak janin dlm rahim
• Digunakan dgn metode leopold
Leopold I
• Digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan
bagian apa yang ada dalam fundus,
• Dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan
menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu di
tekuk pada lutut dan lipat paha, lengkungkan
jari-jari kedua tangan pemeriksa untuk
mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa
yang ada dalam fundus. Bila kepala sifatnya keras,
bundar dan melenting. Sedangkan bokong lunak,
kurang bundar dan kurang melenting.
Leopold II
• Menentukan bagian janin (letak punggung
dan bagian kecil janin) yg berada pd kedua sisi
uterus. Letak lintang tentukan di mana kepala
janin.
• Letakkan 2 tangan pada sisi uterus dan
tentukan dimana bagian kecil janin
Leopold III
• Menentukan bagian janin apa (kepala/bokong) yg
terdapat di bagian bawah perut ibu serta apakah
bagian janin tersebut sudah masuk pintu atas
panggul (PAP).
• Caranya, tekan dengan ibu jari dan jari tengah
pada salah satu tangan secara lembut dan masuk
ke dalam abdomen pasien di atas simpisis pubis.
Kemudian peganglah bagian presentasi bayi, lalu
bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut.
Leopold IV
• Mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yg terdapat
dibagian bawah perut ibu serta mengetahui seberapa
jauh bagian bawah janin telah memasuki PAP
• Letakkan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan
ke dalam dan gerakan jari-jari ke arah rongga panggul,
dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian
presentasi telah masuk. Pemerisaan ini tidak dilakukan
bila kepala masih tinggi.
• Pemeriksaan Leopold lengkap dapat dilakukan bila
janin cukup besar, kira-kira bulan 6 ke atas.
Cara pemeriksaan fisik – auskultasi
• Dilalukan umumnya dengan stetoskop
monoaural untuk mendengarkan bunyi
jantung anak, bising tali pusat, gerakan anak,
bising rahim, bunyi aorta, serta bising usus.
• Bunyi jantung janin mulai didengar akhir bln
ke-5 (monoaural), dgn ultrasongrafi akhir
bulan ke-3
• Bila persentasi kepala, DJJ terdengar di kiri
dan kanandi bawah pusar ibu
Cara pemeriksaan fisik – auskultasi
• Bila persentasi bokong, DJJ terdengar di kiri
dan kanan di atas pusar ibu.
• DJJ normal 120 -160 kali per menit. Bila ≤120
kali per menit atau ≥ 160 kali per menit
kemungkinan dalam keadaan gawat janin
• DJJ dihitung selama 1 menit penuh.
• Selain mendengar DJJ, dpt didengarkan bising
usus. Bising usus frekuensinya sama dgn nadi
ibu dan sifatnya tidak teratur
Cara pemeriksaan fisik – perkusi
• Perkusi biasanya dilakukan pada reflek patella
yaitu dengan mengetukkan pada tendon
patella dengan hammer.
Langkah-langkah pengukuran dan
pemeriksaan
1. vital sign : TD, nadi suhu respirasi
2. Berat badan
3. Tinggi badan
4. lingkar lengan atas (LILA)
5. Kepala dan leher : edema di wajah, ikterus pd
mata, mulut pucat, pembengkakan saluran
limfe atau pembengkakan kelenjar thyroid
6. Pemeriksaan ekstremitas atas untuk melihat
adanya edema pada jari. Perhatikan apakah
cincin menjadi terlalu sempit dan tanyakan
apakah lebih sempit dari biasanya.
• Tanyakan juga apakah ia tidak mengenakan
cincin yang biasa ia kenakan karena sudah
terlalu sempit, atau apakah ia memindahkan
cinicin tersebut ke jari yang lain.
• Dpt dilakukan dgn menekan punggung
tangan , inspeksi edema cekungan kembali
sangat lambat (≥2 detik).
7. Pemeriksaan ekstermitas atas dan bawah utk
menilai edema
8. Payudara, ukuran simetris/ tidak; putting susu
menonjol/datar/masuk; ASI sdh keluar/belum;
kebersihan areola mamae; hiperpigmentasi pd
areola mamae/tidak
9. Abdomen, mengetahui letak, presentasi,
posisi dan jumlah, engagement (masuknya
bagian terbesar kepala janin (diameter
bipareteral) ke dlm PAP), Pengukuran TFU (jika
UK ˃ 12 mg), evaluasi kasar volume cairan
amnion, observasi/palpasi gerakan janin
10. Perkiraan BB janin (bandingkan dgn
perkiraan BB pd kunjungan sebelumnya)
11. DJJ, catat frekunsi dan lokasinya (dpt
dilakukan jika UK > 18 mg)
12. Genetalia luar (externa), varises,
perdarahan, luka, cairan yg keluar,
pengeluaran dari uretra, bengkak kelenjar
bartholini
13. Genetalia dalam (interna) (jarang dilakukan
kecuali ada indikasi)
Serviks , cairan , luka, kelunakan, posisi,
mobilitas, tertutup/terbuka
Vagina, cairan yg keluar, luka dan darah
Ukuran adneksa, bentuk, posisi, nyeri,
kelunakan, massa (pd trimeester I)
Uterus, ukuran, bentuk, mobilitas,
kelunakan, massa (pd trimester I)
14. Pemeriksaan Panggul (jarang dilakukan jika
ada indikasi)
15. Pengukuran panggul luar , dilakukan UK 36
mg untuk mengetahui luasnya jalan lahir.
Indikasi : dugaan disroorsi bayi besar dan
ukuran panggul ibu, memiliki riwayat penyakit
TBC tulang, rakhitis/polio, kelainan letak bayi
16. Menghitung taksiran persalinan
• HPHT (hari pertama haid terakhir) dgn
rumus naegele.
• Gerakan janin, gerakan janin mulai terasa
memasuki UK 18-20 mg. Kehamilan ke 2 dst
terasa UK 16-18 mg
• TFU , jika jarak tuang kemaluan hingga
fundus sekitar 28 cm berarti UK 28 mg.
• Menggunakan USG