Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI Nn. K S PADA OPERASI TURBINO PLASTY


HIPERTROPI KONKA DENGAN TEKNIK GENERAL ANESTESI

Disusun untuk memenuhi Tugas Individu Praktik Klinik Keperawatan Anestesi IV


Prodi S.T. Keperawatan Anestesiologi Semester VII

Dosen Pembimbing : Ns.Maryana, S.SiT.,S.Psi.,S.Kep.,M.Kep.

Disusun Oleh :

Akhmad Bagus Setiyanto P07130318033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI Nn. K S PADA OPERASI TURBINOPLASTY


HIPERTROPI KONKA DENGAN TEKNIK GENERAL ANESTESI

Diajukan untuk disetujui pada,

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ns.Maryana, S.SiT.,S.Psi.,S.Kep.,M.Kep.) (Tobi’in, Amk.An)


A. Pengkajian
Hari/tanggal : 09 September 2021
Jam : 09:00 WIB
Tempat : IBS RSUD Kardinah Kota Tegal
Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumen
Sumber data : Klien, tim kesehatan, status kesehatan klien
Oleh ` : 1. Akhmad Bagus Setiyanto
Rencana tindakan : Turbinoplasty
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. K S
Umur : 17 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Tegal
No RM : 1003079
Diagosa pre operasi : Hipertropi Konka
Tindakan operasi : Turbinoplasty
Tanggal operasi : 09 September 2021
Dokter bedah : dr.Nurbaiti Sp. THT
Dokter anestesi : dr. Ria Veni, Sp. An.

2. Anamnesis
1. Keluhan Utama :

Pasien merasa kesulitan bernafas karena ada bagian yang mengganjal di dalam
hidungnya , sebelumnya klien mengira itu hanya hidung tersumbat biasa lalu diobati dengan
menggunakan obat tradisional tapi ternyata kondisi nya tidak berubah lalu di periksa ke dokter
dan di putuskan untuk dilakukan Turbinoplasty

2. Riwayat Penyakit Sekarang : Hipertropi konka


3. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
4. Riwayat penyakit Keluarga : Tidak ada
4. Status Gizi
- BB awal : 45 kg
- BB sebelum operasi : 45 kg
- TB : 150 cm
- IMT : -
5. Pemeriksaan Fisik
a. Breath
- RR 22x/menit
- ada sumbatan jalan nafas
- Pasien terlihat sulit bernafas
- Suara nafas vesikuler
- Tidak ada cuping hidung
- Tidak ada retraksi dada
b. Blood
- TD : 120/70
- Nadi : 80x/menit
- Hasil EKG : NSR
c. Brain
- Kesadaran : CM
- GCS : 15 E4V5M6
d. Bladder
Produksi urin : ±50cc
e. Bowel
- Tidak ada pembesaran hepar
- Terdengar bising usus
f. Bone
- Tidak ada kaku kuduk
- Tidak ada fraktur
- Tidak ada kelainan tulang belakang
6. Psikologis
- Klien mengatakan merasa takut akan operasi
- Klien tampak gelisah
- Wajah klien tampak tegang

1. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12 12.3-17.5 g/dl
Leukosit 4.4 – 11.3 ribu/ul
Trombosit 150-400 ribu/ul
Na 135-145 mmol/l
K 3,5-5,3 mmol/l
Cl
Masa Perdarahan (BT) 2.00 <6 menit
Masa Penjendalan (CT) 5.00 <12 menit
Gol Darah
HBsAg Non reaktif Non reaktif
HIV Negatif Negatif
Covid Negatif Negatif

2. Klasifikasi ASA
Ny. K S dengan diagnose Hipertropi konka tidak ditemukan ada nya penyakit sistemik ,
riwayat penyakit , riwayat operasi , dan penyulit operasi maka di simpulkan bahwa Klien
ASA 1

Persiapan penatalaksanaan anestesi

 Informed consent, kita tidak boleh memaksa pasien untuk menyetujui general
Anestesi
 Pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan spesifik seperti kelainan leher
pendek atau penyulit lainnya
 Pemeriksaan laboratorium anjuran, Hemoglobin, Hematokrit, PT
(Prothrombine Time), PTT (Partial Thromboplastine Time)
Persiapan peralatan General anestesi meliputi:

 Peralatan monitor: tekanan darah, nadi, saturasi oksigen, dll.


 Persiapan Mesin anestesi
 Peralatan resusitasi
 Persiapan Alat (STATICS):
1) Scope : Laringoscope, Stetoscope
2) Tubes : Endotrakheal Tube (ETT) Non Kinking ukuran 5.5, 6, 6.5
3) Airway : Pipa orofaring / OPA atau hidung-faring/NPA
4) Tape : Plester untuk fiksasi dan gunting
5) Introducer : Mandrin / Stylet, Magill Forcep
6) Conector : Penyambung antara pipa dan pipa dan peralatan anestesi.
7) Suction : Penghisap lendir siap pakai.
8) Bag dan masker oksigen (biasanya satu paket dengan mesin anestesi yang
siap pakai, lengkap dengan sirkuit dan sumber gas).
9) Sarung tangan steril
10) Xylocain jelly/ Spray 10%
11) Gunting plester
12) Spuit 20 cc untuk mengisi cuff

B. Persiapan obat
a. Obat untuk Premedikasi
b. Obat induksi Anestesi
Propofol 200 mg / 20 cc
c. Obat Analgetik
Fentanyl 100 mcg / 2 cc
Ketorolac 30 mg / 1 cc
d. Muscle relaxan
Roculax 50 mg / 5 cc
e. Obat Anti Emetik
Ondansentron 8 mg/ 4 cc
f. Obat vassopresor
Efedrin 10 mg
g. Antidotum
Sulfas Atropine 0,5 mg / 2 ml
Neostigmin 1 mg / 2 ml
Nokoba 0,8 mg / 2 ml
h. Cairan infus
Kristaloid : Ringer laktat 500 ml
i. Volatile Agent
Sevoflourane : 2

C. Pengkajian Durante Anestesi

Anestesi mulai : pukul 09.35 WIB


Anestesi selesai : pukul 09.40 WIB
Operasi mulai : 10.15 WIB
Operasi Selesai : 10.10 WIB
Gas : O2 = 4 lpm

Tabel Monitoring Durante Anestesi


No. Waktu TD HR SpO2 Tindakan
1. 09.35 110/80 83x/mnt 100% Injeksi Propofol
mmHg 200 mg/iv , fentanyl
100 mcg/iv
2. 09.37 90/70 84x/mnt 98% Injeksi roculax 30
mmHg mg/iv
3. 09.40 95/60 86x/mnt 100%
mmHg
4. 09.50 97/50 82x/mnt 98%
mmHg
5. 10.00 98/53 83x/mnt 100% Keterolac 60 mg/ iv
mmHg
6. 10.10 98/60 87x/mnt 98%
mmHg
7. 10.20 92/56 81x/mnt 100%
mmHg
D. Pengkajian Post Anestesi
Masuk RR pukul 10.20 WIB
Kesadaran : CM
Aldrette score : 10
A: clear
B: vesikuler, spontan, 14x/mnt
C: 105/73 mmHg, 90%, 82x/mnt, akral dingin
D: GCS 15, mobilisasi terbatas
Skala morse : risiko sedang

E. Analisa Data

Data Masalah Penyebab


PRE ANESTESI
Ds: -
Do:
- Klien tampak gelisah Ansietas Stressor Operasi
- Wajah klien tampak
tegang

DS :
- Klien mengatakan badannya
dingin
Hipotermi Paparan Suhu Ruangan Operasi
DO :
- Kulit teraba dingin

INTRA OPERASI
Ds : -
Do : Risiko gangguan
Prosedur Pembiusan
- Klien diinjeksi Induksi pertukaran gas
anestesi
POST ANESTESI
DS :
- Klien mengatakan badannya
dingin
Hipotermi Paparan Suhu Ruangan Operasi
DO :
- Kulit teraba dingin

DS : - Risiko Jatuh Efek Obat Anestesi


DO :
- Klien belum sadar penuh
Morse score : risiko jatuh sedang

F. Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah


1. Pre Anestesi
a. Ansietas karena Stressor operasi
b. Risiko infeksi karena rencana tindakan operasi
c. Shivering karena suhu operasi
2. Durante Anestesi
a. Risiko syok hipovolemi yang disebabkan prosedur pembiusan
b. Risiko gangguan patensi nafas disebabkan prosedur pembiusan
3. Post Anestesi
a. Hipotermi karena Paparan suhu ruangan operasi
b. Resiko jatuh disebabkan oleh efek sisa obat anestesi
KESIMPULAN

Setelah dilakukan Asuhan Kepenataan Anestesi pada Ny. K S didapatkan masalah yang muncul,
antara lain:
1. Pre Anestesi
a. Cemas karena stressor dan khawatir karena pertama kali operasi teratasi.
2. Intra Anestesi
a. Risiko syok pernafasan karena efek obat induksi anestesi teratasi.
b. Risiko gangguan haemodinamik karena prosedur pembiusan teratasi.
c. Risiko Shivering karena suhu ruangan teratasi.
3. Post Anestesi
a. Risiko nyeri karena pembedahan teratasi.
b. Risiko infeksi karena efek prosedur invasive teratasi.
c. Risiko jatuh karena efek obat anestesi teratasi.

Untuk masalah keperawaan anestesi yang masih teratasi sebagian diperlukan implementasi
lanjutan sesuai dengan rencana keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai