Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung
Disusun Oleh :
KHAERUNNISA
10080001005
ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT
i
Motto
....
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka…
(Q.S. At Tahriim : 6)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
Muallaf”.
persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana program Strata satu (S-1) Bidang
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari
segala macam kesulitan dan hambatan. Namun kesulitan dan hambatan tersebut
memberikan petunjuk.
rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
1. Ibu DR. Hj. Neni Yulianita Dra., M.S. selaku Dekan FIKOM Unisba periode
pada saat penulis mulai menyusun skripsi ini dan juga sebagai Pembimbing I
ii
2. Bapak Yusuf Hamdan Drs., M.Si selaku Dekan FIKOM Unisba periode
3. Ibu Sri Setiawati Dra., M.Si selaku Dekan FIKOM Unisba periode pada saat
4. Bapak Oji Kurniadi S.Sos., M.Si selaku Dekan FIKOM Unisba periode
5. Bapak Alex Sobur Drs., M.Si., selaku Dosen Wali penulis yang telah
7. Seluruh Staff Tata Usaha khususnya Bu Eli dan Pak Jajang yang telah
8. Ayah dan Mama tercinta… atas doa, dukungan dan semangat. Semoga Ayah
9. Adik-adikku Andra dan Ikhsan. Semoga jadi anak yang bisa membanggakan
10. “Untuk Sahabat” Rheea, Husnul, Jinky, Deni, Chiese, Aniez, Echi, Uli, Boris
dan Bowo. Terima kasih…sudah menjadi yang terbaik selama ini. Terima
kasih untuk kesenangan dan ‘kegilaan’, support dan spirit dari kalian.
11. Leo terima kasih untuk kesediaannya menjadi subjek penelitian, untuk
iii
teman-teman muallaf yang lainnya dan semoga Allah SWT membalas dengan
kebaikan. Amin..
12. Lenny dan ika, terima kasih untuk Leo-nya…Teman-teman Dago Asri
makasih untuk pengertiannya juga Rani untuk pinjaman fax dan doanya.
menyusun skripsi Susan, Fitri, Indri, ‘Mbon, Ulfah & Cucu (kalian buat aku
14. Teman-teman ‘siaga’ Didit, A Irwan, Nazmi, Nando, Iqbal ‘n Tommy (untuk
printernya) yang slalu siap membantu dan dijadikan tempat untuk mengeluh.
15. Ari, Vina dan Venny untuk bantuan kalian selama penulis menyelesaikan
skripsi.
kasih yang tak terhingga dan semoga Allah SWT membalas segala bantuan serta
Penulis
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Khaerunnisa.
NPM : 10080001005.
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Menyetujui,
ABSTRAK ..................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
v
2.1.4 Komunikasi Antarpersona yang Efektif .......................... 25
…………………………………………. ................................. . 31
vi
BAB V PEMBAHASAN
LAMPIRAN.................................................................................................... xi
vii
DAFTAR GAMBAR
14. Transaksi Komplementer Terjadi Antara Dua Sikap yang Sama ............. 92
15. Transaksi Komplementer Terjadi Antara Dua Sikap yang Sama ............. 93
16. Transaksi Komplementer Terjadi Antara Dua Sikap yang Sama ............. 94
17. Transaksi Komplementer Terjadi Antara Dua Sikap yang Sama ............. 95
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga merupakan suatu wadah bagi setiap individu untuk belajar dan
lebih luas yaitu masyarakat. Pendidikan, nilai, aturan dan tata tertib dalam
keluarga tentunya penting dalam membentuk sikap, pemikiran dan tingkah laku
setiap individu. Hal ini dapat terjadi melalui pengertian, perhatian dan tentunya
dengan komunikasi yang terarah sehingga tercipta hubungan yang baik satu sama
lain.
merupakan suatu proses interaksi dan pembagian makna yang terkandung dalam
setiap perasaan dan setiap keinginan satu sama lainnya. Hal tersebut akan
menimbulkan suatu sikap empati antara anggota satu dengan lainnya sehingga
Akan tetapi tidak dapat kita pungkiri bahwa dalam kehidupan berkeluarga
pun tidak terlepas dari adanya konflik, banyak faktor yang dapat memicu
terjadinya konflik keluarga. Salah satu contoh timbulnya konflik dalam keluarga
2
mayoritas sejak kecil di sekolah, di kantor dan di tempat-tempat lain. Ada yang
mengalami hal-hal ghaib (seperti mimpi, mendengar adzan), ada pula yang
para muallaf (secara umum berarti orang yang baru masuk Islam). Masalah yang
dihadapi para muallaf ini tidak hanya menghadapi tekanan keluarga, tetapi juga
Seperti halnya yang terjadi pada para muallaf yang tergabung dalam
Yayasan Haji Karim Oei di mesjid Lautze, Bandung. Tidak sedikit dari mereka
yang tidak diakui lagi sebagai keluarga, di sisihkan dari lingkungan keluarga
atau pelayan, ada yang diputus biaya sekolahnya, ditinggalkan klien dan diputus
hubungan bisnisnya, bahkan ada pula yang selama sepuluh tahun tidak
Tidak sedikit pula yang akhirnya merasa tidak nyaman dengan keadaannya setelah
menjadi muallaf. Ini berkaitan erat dengan proses komunikasi intrapersonal yang
agama, hal ini tentunya dapat dilihat dari cara berpikir muallaf tersebut yaitu
yang cukup besar bagi para muallaf dalam mengambil sikap untuk menjalankan
Dari sekian banyak masalah yang dihadapi mungkin tantangan terbesar bagi
para muallaf adalah menjaga hubungan baik dengan keluarga, karena tidak semua
keluarga bisa mengerti dan menerima apabila salah satu anggota keluarganya
yang tidak mudah bagi seorang muallaf, karena membutuhkan waktu dan proses
yang panjang sampai akhirnya keluarga bisa benar-benar mengerti dan menerima.
Akan tetapi pada kenyataannya ada juga muallaf yang tidak menemukan
karena kesiapan mental muallaf tersebut yang tentunya melalui proses berpikir
yang panjang dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah yang akan
dan mungkin terjadi nantinya, ditambah lagi dengan komunikasi yang efektif yang
4
kita lihat pada diri Dian Sastrowardoyo, seorang public figure yang telah
memeluk agama Islam selama tiga tahun, walaupun Dian seorang anak tunggal
dan tidak seiman dengan ibunya, Dian tetap dapat membina hubungan baik
memutuskan untuk menjadi seorang muallaf tidak sampai terjadi konflik dalam
keluarga karena melalui komunikasi yang baik Leo dapat memberikan pengertian
kepada keluarganya.
sikap positif dan kesetaraan dalam komunikasi untuk membina hubungan baik
dengan keluarga ?
dengan keluarga?
dengan keluarga.
keluarga.
fenomena yang biasa terjadi yang dapat penulis teliti dari aspek komunikasi
persona.
khususnya di Indonesia.
tujuan, maka perlu kiranya penulis melakukan pembatasan masalah. Adapun hal-
hal yang perlu dibatasi dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
8
1. Sumber penelitian difokuskan kepada satu orang muallaf yang bernama Leo.
(penyelesaian masalah).
efektif yang meliputi aspek keterbukaan, empati, dorongan, sikap positif dan
kesetaraan.
1. Komunikasi (Anderson, 1959) adalah suatu proses dengan mana kita bisa
memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang
dinamis dan secara berubah sesuai dengan situasi yang berlaku (Sendjaja,
1994:19).
komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses
5. Definisi berpikir menurut Anita Taylor et al, berpikir adalah proses penarikan
orang kafir yang ada harapan untuk masuk agama Islam. Sebagian yang lain
2003:211).
7. Konflik, menurut Vogel (1986) konflik bisa diartikan sebagai suatu keadaan
yang mantap dan jelas. Adakalanya definisi ini diperluas sehingga mencakup juga
¾ Fungsi Sosial
psikologis
sendiri
berkomunikasi dengan orang lain karena didorong oleh beberapa faktor, yakni: (1)
antarmanusia; (4) pemenuhan akan harga diri, dan (5) kebutuhan atas pengakuan
nya. Menurut Devito, dalam ancangan humanistik ada lima kualitas umum yang
1997:259)
kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus
kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap
pikiran (Bochner & Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui
bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang “milik” anda
seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat
tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu”. Kita
keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang
sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh yang penuh
perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
12
Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam
bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategik, dan (3)
positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi
istilah stroking (dorongan). Dorongan adalah istilah yang berasal dari kosakata
umum, yang dipandang sangat dalam analisis transaksional dan dalam interaksi
Dorongan positif umumnya berbentuk pujian atau penghargaan, dan terdiri atas
perilaku yang kita harapkan, kita nikmati, dan kita banggakan. Dorongan positif
ini mendukung citra-pribadi kita dan membuat kita merasa lebih baik. Sebaliknya,
Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama
bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
proses berpikir ketika menentukan untuk memilih agama mana yang lebih
diyakini-nya.
proses komunikasi yang terjadi dalam diri setiap individu. Proses komunikasi
intrapersonal terjadi karena seseorang memberi arti terhadap suatu objek yang
diamatinya atau terbetik dalam pikirannya. Objek dalam hal ini bisa saja dalam
bentuk benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti
bagi manusia, baik yang terjadi diluar maupun dalam diri seseorang (Cangara,
2000:32).
ruginya suatu keputusan yang akan diambil. Dalam proses pengambilan keputusan
faktor-faktor personal amat menentukan apa yang diputuskan itu, antara lain
kognisi, motif dan sikap. Sedangkan dalam proses memecahkan masalah (problem
kepercayaan dan sikap yang salah, kebiasaan dan emosi (Rakhmat, 2003:69-71).
kepribadian. Yaitu orang tua, dewasa, dan anak. Dalam diri setiap manusia seperti
dikutip Collins (1983) memiliki tiga status ego. Sikap dasar ego yang mengacu
Sikap orangtua yang diwakili dalam perilaku dapat terlihat, terdengar dari
sikap yang nurturing parent (NP). Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang suka
Setiap orang juga menurut Berne memiliki sikap orang dewasa umumnya
yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, bersifat rasional
Sikap lain yang dimiliki juga adalah sikap anak-anak. Dibedakan antara
natural child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif,
maupun orangtua. Dalam hubungan persona, kita juga menampilkan salah satu
aspek tersebut.
15
gambar 1.1
Hubungan baik
dengan keluarga
16
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
Merupakan dasar teori dan ilmu pengetahuan pelengkap yang berkaitan dengan
Bab ini menguraikan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,
studi kasus, desain penelitian, komponen desain penelitian, desain khusus, teknik
belakang subjek penelitian, latar belakang keluarga dan alasan menjadi muallaf.
17
BAB V Pembahasan
BAB VI Penutup
Dalam bab penutup ini, akan diuraikan beberapa kesimpulan mengenai uraian-
uraian yang telah dijabarkan dan dibahas pada bab-bab terdahulu sehingga dari
.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Scramm yang dikutip oleh Liliweri dikatakan bahwa : “Diantara manusia yang
mempengaruhi.
adalah merupakan komunikasi dari mulut ke mulut, terjadi dalam interaksi tatap
dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil
antara dua orang yang memang sedang berdua-duaan seperti suami istri yang
sedang bercakap-cakap, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya
terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi
Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari pelaku komunikasi
antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka. Oleh karena anda dengan
komunikan anda itu saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi
(personal contact); pribadi anda menyentuh pribadi komunikan anda. Oleh karena
teknik komunkasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa
ajakan, bujukan atau rayuan. Tetapi komunikasi persuasif antarpribadi seperti itu
hanya digunakan kepada komunikan yang potensial saja. Artinya tokoh yang
mempunyai jajaran dengan pengikutnya atau anak buahnya dalam jumlah yang
bersifat dialogis, lebih akrab dan terbuka, komunikator dapat melihat feedback
secara langsung. Dari uraian definisi tersebut, maka dapat dikemukakan beberapa
adalah :
siapa anda berhubungan. Di mana dan kapan saja komunikasi itu hadir dalam
Kesinambungan antara masa lalu, kini dan sekarang biasanya dijaga setiap
orang dalam berkomunikasi. Hal ini juga yang sering disebutkan bahwa
maupun eksplisit. Terkadang pada saat berbicara kita tidak tahu apa yang
diinginkan oleh lawan bicara kita secara verbal namun dengan lambang-
lambang tertentu mengetahui apa yang diinginkan oleh lawan bicara kita.
hubungan.
22
seperti gerakan tubuh, raut muka, nada suara sehingga kita mempelajari
hasil yang memuaskan dua belah pihak dan meramalkan apa yang bakal
komunikasi tertentu.
kesalahan.
Misalnya saja pada saat kita berpesta, kita tidak sengaja menabrak seseorang
kemudian kitapun meminta maaf kepada orang yang kita tabrak itu sehingga
• Fungsi Sosial
berinteraksi satu sama lain. Dalam keadaan demikian maka fungsi sosial
psikologis.
melengkapi kebutuhannya.
Setiap orang terikat dalam suatu sistem nilai dan norma yang berlaku dalam
dengan tetangga warganya. Hal demikian karena hal yang menjadi kebutuhan
Dengan komunikasi kita mampu menilai, melihat mutu komunikasi orang lain
Ada dua aspek dari fungsi pengambilan keputusan jika dikaitkan dengan
komunikasi yaitu :
pengambilan keputusan.
berinteraksi untuk mendapatkan umpan balik dari orang lain. Umpan balik terjadi
25
karena kedua belah pihak sama-sama memiliki kebutuhan dan kepentingan untuk
saling dilengkapi oleh satu sama lain. Kebutuhan dan kepentingan tersebut
Begitu pula halnya dengan seorang muallaf terhadap keluarganya, dimana mereka
dapat dicapai dengan komunikasi yang baik diantara keduanya dan komunikasi
yang efektif lah yang dapat membuat komunikasi menjadi lebih baik. Apabila
komunikasi yang telah mereka jalin akan menjadi komunikasi yang baik.
kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus
untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Kita memperlihatkan
Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan
pikiran yang anda lontarkan adalah memang “milik” anda dan anda bertanggung
jawab atasnya.
seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat
tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orng lain itu”.
lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa
mendatang. Pengertian yang empatik ini akan membuat seseorang lebih mampu
menyesuaikan komunikasinya.
memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan
gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur
27
tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian
yang sepantasnya.
Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam
bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategik, dan (3)
sebagai permintaan akan informasi atau uraian mengenai suatu kejadian tertentu,
anda umumnya tidak merasakannya sebagai ancaman. Anda tidak ditantang dan
tidak perlu membela diri. Di pihak lain, komunikasi yang bernada menilai
Orang yang spontan dalam komunikasinya dan terus terang serta terbuka dalam
mengutarakan pikirannya biasanya bereaksi dengan cara yang sama – terus terang
bersedia mengubah posisi jika keadaan mengharuskan. Bila anda bersikap yakin
28
tak tergoyahkan dan berpikiran tertutup, anda mendorong perilaku defensif pada
diri pendengar. Bila anda bertindak secara provisional – dengan pikiran terbuka,
dengan kesadaran penuh bahwa anda mungkin saja keliru, dan dengan kesediaan
untuk mengubah sikap dan pendapat anda – anda mendorong sikap mendukung.
dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif
Sikap. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi
positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi
istilah stroking (dorongan). Dorongan adalah istilah yang berasal dari kosakata
umum, yang dipandang sangat dalam analisis transaksional dan dalam interaksi
Dorongan positif umumnya berbentuk pujian atau penghargaan, dan terdiri atas
perilaku yang kita harapkan, kita nikmati, dan kita banggakan. Dorongan positif
ini mendukung citra-pribadi kita dan membuat kita merasa lebih baik. Sebaliknya,
Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama
29
bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu
saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihk lain. Kesetaraan berarti kita
menerima pihak lain, atau, menurut istilah Carl Rogers, kesetaraan meminta kita
1. Pembentukan hubungan
2. Peneguhan hubungan
3. Pemutusan hubungan
(Rakhmat, 2000:125)
berikut :
1. Informasi demografis
2. Sikap dan pendapat tentang orang dan objek.
3. Rencana yang akan datang.
4. Kepribadian
5. Perilaku pada masa lalu.
6. Orang lain.
7. Hobi dan minat.
(Rakhmat, 2000:126)
kontrol, respons yang tepat, dan nada emosional yang tepat (Rakhmat, 2000:126).
tentang tingkat keakraban yang diperlukan. Faktor yang kedua adalah kesepakatan
tentang siapa yang akan mengontrol siapa dan bilamana. Jika dua orang
yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, siapakah yang
dominan. Konflik terjadi pada umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau
tidak ada pihak yang mau mengalah. Faktor yang ketiga adalah ketepatan respons
suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar
31
emosi.
a. Kompetisi.
b. Dominasi.
c. Kegagalan
d. Provokasi.
e. Perbedaan Nilai.
(Rakhmat, 2000:125)
orang lain. Dominasi, salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain
berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai. Provokasi,
salah satu pihak terus menerus yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain,
Perbedaan nilai, kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata
disini karena adanya seseorang yang memberi arti terhadap sesuatu obyek yang
diamatinya atau terbetik dalam pikirannya. Obyek dalam hal ini bisa saja dalam
bentuk benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti
bagi manusia, baik yang terjadi diluar maupun di dalam diri seseorang.
32
pada pilihan Ya atau Tidak. Keadaan semacam ini membawa seseorang pada
pengaruh besar dalam mengambil sikap, walaupun pada dasarnya proses berpikir
tidak terlepas dari sensasi, persepsi dan memori. Proses berpikir ini meliputi
masalah).
kita harus menentukan keputusan. Sebagian dari keputusan itu ada yang
33
menentukan masa depan kita. Faktor-faktor personal amat menentukan apa yang
mempengaruhi, diantaranya:
membatasi fleksibilitas.
2. Kepercayaan dan Sikap yang Salah. Asumsi yang salah dapat menyesatkan
masalah. Sikap yang defensif misalnya, karena kurang kepercayaan ada diri
melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan
dan tanpa kritis pada pendapat otoritas, menghambat pemecahan masalah yang
efisien. Ini menimbulkan kejumudan pikiran (rigid mental set). Lawan dari ini
persoalan dibatasi oleh cultural setting kita; tidak jarang cara itu kita pandang
4. Emosi. Dalam menghadapi berbagai situasi, kita tanpa sadar sering terlibat
secara emosional. Emosi mewarnai cara berpikir kita. Kita tidak pernah dapat
berpikir betul-betul objektif. Sebagai manusia yang utuh, kita tidak dapat
Tetapi bila emosi itu sudah mencapai intensitas yang begitu tinggi sehingga
hubungan baik dengan keluarga ditinjau dari komunikasi yang efektif dari Devito
beranjak dari konsep dasar transaksi pada ego yang dimiliki setiap orang. Dalam
diri setiap manusia seperti dikutip Collins (1983) memiliki tiga status ego. Sikap
dasar ego yang mengacu pada sikap orangtua (Parent= P, axteropsychic); sikap
orang dewasa (Adult=A, neo psychic); dan ego anak (Child= C,arheopsychic).
Ketiga sikap tersebut dimiliki setiap orang (baik dewasa, anak-anak maupun
orangtua).
Sikap orangtua yang diwakili dalam perilaku dapat terlihat, terdengar dari
sikap yang nurturing parent (NP). Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang suka
Setiap orang juga menurut Berne memiliki sikap orang dewasa umumnya
yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, bersifat rasional
Sikap lain yang dimiliki juga adalah sikap anak-anak. Dibedakan antara
natural child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif,
dimiliki seseorang itu. Terdapat dua hambatan utama yaitu : pertama kontaminasi
keseimbangan itu.
Gambar 2.1
Keadaan kontaminasi ego status
P P P P
A A
A
A C
C C
C
masing-masing ego terhadap yang lain. Pada gambar 2.1 terlihat bahwa ketiga ego
status itu berdiri sendiri-sendiri tidak saling mempengaruhi. Pada gambar 2.1a
sikap dewasa dipengaruhi oleh sikap orangtua; dan gambar 2.1b sikap dewasa
yang dipengaruhi sikap anak-anak. Dan gambar 2.1c sikap dewasa yang
Kedua, adalah eksklusif; adalah penguasaan salah satu sikap atau lebih
terlalu lama pada diri seseorang. Misalnya sikap orang tua yang sangat
mempengaruhi seseorang dalam satu waktu yang lama sehingga orang itu terus
Yang paling penting dalam kajian analisis transaksi ini adalah bagaimana
pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain
Gambar 2.2
Model transaksi komplementer
P P P P P P
A A A A A A
C C C C C C
Gambar 2.2.1 menunjukkan transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang
sama, sikap orang tua. Gambar 2.2.2 menunjukkan transaksi komplementer terjadi
antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Dan gambar 2.2.3 menunjukkan
transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua
bersifat komplementer karena diantara mereka dapat memahami pesan yang sama
dalam suatu makna. Kedua, transaksi silang; terjadi mankala pesan yang
Gambar 2.3
Model transaksi silang
P P P P P P
A A A A A A
C C C C C C
gambar 2.3.1 gambar 2.3.2 gambar 2.3.3
38
Keterangan :
Gambar 2.3.1 menunjukkan transaksi silang terjadi antara sikap orang tua dengan
sikap anak-anak. Gambar 2.3.2 menunjukkan transaksi silang terjadi antara sikap
dewasa dengan sikap anak-anak dan gambar 2.3.3 menunjukkan transaksi silang
komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap
tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain
oleh si penerima.
Gambar 2.3.3
Model transaksi tersembunyi angular
P P
A A
C C
dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi namun yang
transaksi itu disebut transaksi tersembunyi 1 segi (angular). Kalau yang terjadi ada
39
4 sikap dasar dari yang disembunyikan 2 sikap dasar disebut dengan dupleks
(Liliweri, 1994:163-167).
- Mazhab Hanafi, muallaf : mereka tidak diberi zakat lagi sejak masa khalifah
pertama.
- Mazhab Maliki, muallaf : sebagian mengatakan bahwa orang kafir yang ada
harapan untuk masuk agama Islam. Sebagian yang lain mengatakan bahwa
orang Islam yang ada harapan imannya akan bertambah teguh, atau ada
kalau ia diberi zakat, maka orang lain dari kaumnya akan masuk Islam.
c. Orang Islam yang berpengaruh terhadap kafir. Kalau dia diberi zakat, kita
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Metode Penelitian
Metode adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk
sebagai suatu metode ilmiah tidak harus menggunakan analisis statistik terhadap
data yang ditemukan, metode ilmiah adalah metode penelitian yang digunakan
berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistic (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan
bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
berbagai sumber. Peneliti kualitatif dituntut untuk sabar dan tekun memasuki
bukanlah perbedaan yang harus dicari siapa yang paling benar atau siapa yang
paling ilmiah. Deddy Mulyana mengatakan dalam disiplin ilmu sosial, orang-
lama yang trend kembali, tetapi kita masih saja berkutat dengan memperdebatkan
yang tidak produktif seperti “metode kualitatif tidak ilmiah atau metode
utuh, memiliki dimensi yang banyak namun bisa berubah-ubah, hal ini berakibat
pada penelitian tidak disusun secara detail seperti lazimnya suatu penelitian.
Metode ini dipilih karena selain tidak menggunkan angka-angka statistik, penulis
seorang muallaf dalam membina hubungan baik dengan keluarga secara lebih
mendalam. Di mana hasil yang diperoleh dari penelitian ini akan sangat akurat
peneliti sebagai instrumen penelitiannya dengan kata lain peneliti mempunyai hak
kenatitaif. Berikut ini adalah karakterisitik yang diungkapkan oleh Guba &
1. Latar Alamiah
suatu keutuhan (entity). Hal ini dilakukan karena ontology alamiah menghendaki
dipisahkan dari konteksnya. Ada beberapa asumsi dasar dari konteks tersebut,
antara lain :
akan dicari.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
merupakan alat pengumpul data yang utama. Hal ini dilakukan, karena jika
sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik. Selain itu “manusia
sebagai alat” sajalah yang dapat berhubungan secara langsung dengan responden
dan hanya manusia yang mampu memahami kenyataan yang terjadi di lapangan
serta berperan serta pada pengumpulan data melalui penelitian berperan serta.
3. Metode Kualitatif
Metode ini digunakan karena metode ini lebih mudah bila berhadapan
langsung dengan kenyataan, selain itu metode ini lebih peka terhadap pola-pola
Dengan analisis data seperti ini, akan lebih dapat menguraikan secara penuh
5. Teori dasar
substansif yang berasal dari data. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain:
b. Penelitian ini mempercayai apa yang dilihat sehingga berusaha untuk sejauh
menyusun teori, arah penyususunan teori tersebut akan menjadi jelas sesudah data
dikumpulkan.
6. Deskriptif
Semua data yang terkumpul menjadi kunci terhadap apa yang diteliti. Dengan
45
laporan tersebut.
Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan
focus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Alasannya, penetapan fokus
dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus.
versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.
dengan keadaan yang terjadi di lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain yang
tersusun secara ketat dan tidak dapat dirubah lagi karena apa yang akan terjadi di
disepakati bersama untuk dijadikan sebagai sumber data. Karena hasil penelitian
ini bergantung pada hakikat dan kualitas hubungan antara pencari dengan yang
dicari.
46
studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu
penelitian berkenaan dengan “how” atau “why” (Yin, 2003:31). Selain itu studi
kasus ini juga menyediakan peluang untuk menerapkan prinsip umum terhadap
sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Singkatnya, studi kasus
suatu program, atau situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah
sejumlah kecil variabel dan memilih suatu sample besar yang mewakili populasi,
peneliti secara seksama mengkaji sejumlah besar variabel mengenai suatu kasus”
(Mulyana, 2002:201)
Jadi alih-alih menelaah sejumlah kecil variabel dan memilih suatu sample
besar yang mewakili populasi, peneliti secara seksama dan dengan berbagai cara
atau satu kasus (bisa juga beberapa kasus), secara rinci setelah melewati waktu
47
tertentu, melalui pengumpulan data secara mendalam yang berasal dari berbagai
waktu dan tempat tertentu mengenai suatu kasus. Kasus yang dipelajari bisa
dibatasi berupa suatu program, peristiwa, kegiatan, atau sejulah individu. Sumber
fisik.
Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk menelaah sebanyak mungkin data
yang disebut kasus-kasus. Salah satu studi kasus yang lazim adalah menegenai
individu yang datanya diperoleh melalui metode sejarah hidup yang dilengkapi
1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi peneliti ernik, yakni menyajikan
2. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang
tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga
kepercayaan.
5. studi kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas
transferabilitas.
6. studi kasus terbuka bagi penilaian konteks yang turut berperan bagi
tunggal. “Desain penelitian adalah logika keterkaitan antara data yang harus
Dalam desain studi kasus yang diungkapkan oleh Yin (2003), ada lima
sebagai berikut :
1. Pertanyaan-pertanyaan penelitian
Berkenaan dengan bentuk pertanyaan yang akan disajikan, antara lain bentuk
2. Proposisi
atau “mengapa”, akan mengarahkan anda kepada study kasus sebagai strategi
yang cocok.
3 Unit-unit analisis
Pengaitan data terhadap proposisi dapat dilakukan dengan banyak cara, tetapi
dideskripsikan.
menyatakan kasus penting dalam menguji satu teori yang telah disusun
menetukan apakah proposisi teori yang digunakan benar, atau ada penjelasan
lain yang lebih relevan. Kasus tunggal juga dapat mengetengahkan suatu
50
2. Rasional kedua untuk studi kasus tunggal ialah jika kasus tersebut menyajikan
3. Rasional yang ketiga untuk studi kasus tunggal adalah kasus penyingkapan
penelitian ilmiah.
Salah satu cara mengumpulkan data pada penelitian ini adalah melakukan
wawancara dengan subjek penelitian atau dengan Leo sebagai seorang muallaf.
sasaran penelitian.
51
mengetahui diri psikologis dan dunia sosial subjek penelitian secara mendalam.
Penulis berusaha untuk mendapatkan data mengenai riwayat hidup dan aktivitas
Leo sebagai seorang muallaf dalam membina hubungan baik dengan keluarganya.
Tidak hanya itu, penulis juga melakukan wawancara dengan keluarganya untuk
mendapatkan informasi yang lebih jelas dan sekaligus melakukan kroscek hasil
pertanyaan yang diajukan oleh penulis adalah seputar permasalahan topik yang
akan dibahas seperti bagaimana kegiatan komunikasi persona Leo sebagai seorang
didalamnya proses komunikasi intrapersonal yang terjadi dalam diri Leo ketika
Langkah ini merupakan ciri khas dari penelitian kualitatif, karena penulislah
komunikasi persona Leo sebagai seorang muallaf dalam membina hubungan baik
dengan keluarga.
walaupun hanya beberapa kali (karena jarak dan kesibukan Leo serta keluarganya)
tetapi penulis dapat melakukan observasi ini dengan baik tanpa kendala yang
berarti, hal ini terjadi karena didukung oleh sikap keluarga Leo yang kooperatif
terhadap penulis.
3. Kepustakaan
dalam berbagai media yang relevan dengan masalah yang diteliti oleh penulis.
telah dilakukan oleh orang-orang sebelum penulis sebagai rujukan agar penelitian
non kualitatif. Khususnya analisis data ciri khasnya sudah dimulai sejak awal
penafsiran data serta penulisan laporan dalam meneliti masalah yang ingin
diketahui penulis.
dari kehidupan Leo sebagai seorang muallaf, dimana dia dapat membina
hubungan baik dengan keluarganya walaupun hanya dia yang berbeda agama
di keluarganya. Hal ini dinilai unik karena fenomena yang biasa terjadi adalah
c. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti
mempersiapkan diri baik fisik maupun mental serta apa-apa yang dibutuhkan
latar penelitian. Informan adalah orang yang dipilih dan dimanfaatkan untuk
sikap, dan lain-lain yang menjadi latar belakang seorang Leo yang
perlengkapan yang menunjang penelitian seperti alat tulis, buku catatan dan
jika memungkinkan menyediakan pula tape recorder dan kamera foto. Tapi
keluarganya diketahui orang karena alasan tertentu, maka penulis hanya bisa
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Dalam hal ini peneliti pun harus
tahu menempatkan diri, mengenal adanya latar terbuka dan latar tertutup dari
tempat tinggal Leo pada latar tertutup. Latar ini memiliki ciri antara lain:
orang yang menjadi subjek perlu diamati secara teliti dan wawancara secara
tata cara, dan kultur subjek penelitian. Selain itu, penulis juga harus
berlaku di tempat tinggal Leo. Peneliti juga harus menjalin hubungan baik
dengan subjek penelitian agar dapat bekerja sama dengan saling bertukar
Sedangkan pada latar terbuka menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong
2004: 94). Latar terbuka terdapat di lapangan umum seperti tempat berpidato,
orang berkumpul di taman, toko, bioskop dan ruang tunggu rumah sakit. Pada
dengan cara mengajak Leo untuk hangout dan biasanya wawancara dilakukan di
cafe. Hal ini dilakukan agar pengamatan dan wawancara yang hendak dilakukan
oleh penulis tidak terlalu serius dan akhirnya data bisa didapatkan lewat obrolan
santai tanpa keadaan yang kaku dan serius dalam obrolan tersebut.
56
kekhawatiran penulis yaitu jika keluarga Leo tidak welcome dan tidak
Cukup banyak uang yang dikeluarkan penulis untuk mendapatkan data dari
Leo. Itu karena jarak antara penulis (tinggal di Bandung) dan Leo di Jakarta.
Karena waktu luang yang dimiliki Leo tidak banyak, tidak jarang penulis
melakukan percakapan melalui telepon dan e-mail bila ada data yang dirasa
kurang oleh penulis. Dalam penulisan skripsi ini, penulis membutuhkan waktu
sekitar enam bulan, terhitung dari akhir bulan November sampai awal bulan mei
untuk mendapatkan data. Mulai dari pra riset sampai akhirnya masuk lapangan
memberi arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan
lapangan, memberi kode pada pembicaraan tertentu pada saat wawancara dengan
hubungan baik dengan keluarga, lalu membaca kepustakaan yang ada kaitannya
efektif dari Devito, serta teori-teori yang digunakan untuk mengkaji kegiatan
Yang terakhir adalah menganalisis sesuai dengan data yang didapatkan. Data
Leo. Semua itu dilakukan agar mendapatkan hasil analisis sesuai seperti yang
diharapkan.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif,
yang hasilnya berupa laporan yang bersifat deskriptif (Nasution, 1991:128). “studi
tertentu seperti yang tampil dalam pernyataan ungkapan atau pemikiran individu
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
58
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh
(Herawaty, 2001) yang membagi analisis data menjadi tiga alur kegiatan yang
terjadi pada saat bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan atau verifikasi, yang didalamnya tidak dalam bentuk angka tapi
berupa kata-kata yang dideskripsikan. Tiga alur kegiatan yang terjadi dalam
1. Reduksi Data
Peneliti memilih data yang dibutuhkan dan membuang data yang tidak
2. Penyajian Data
Peneliti menyusun data yang sudah direduksi dengan baik agar memudahkan
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
(literature), serta gambar atau foto. Setelah di baca atau dipelajari, langkah
data, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting
“tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
2004:190).
60
BAB IV
SUBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Leo yang
penelitian karena Leo adalah seorang muallaf yang mampu membina hubungan
baik dengan keluarganya melalui kegiatan komunikasi persona, apa yang terjadi
pada kehidupan Leo sebagai seorang muallaf berbeda dengan fenomena yang
terjadi pada kehidupan seorang muallaf pada umumnya yaitu terjadi konflik dalam
keluarga. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan melihat
keluarganya..
Alasan lain tidak dipilihnya muallaf selain Leo adalah karena jarang sekali
ada muallaf lain yang mau menceritakan kehidupan pribadinya kepada orang yang
baru dikenalnya apalagi untuk keperluan penelitian. Selain itu juga butuh waktu
kegiatan komunikasi persona yang dilakukan Leo dalam membina hubungan baik
dengan keluarganya. Maka dari itulah penulis memilih Leo sebagai sumber karena
selain sebagai teman walaupun hubungannya tidak terlalu dekat, penulis juga bisa
mendapatkan data dengan sangat detail. Hal ini disebabkan karena sifat Leo yang
sumber, akan tetapi beberapa muallaf yang pernah penulis temui dan penulis
minta untuk menjadi sumber penelitian menolak karena berbagai alasan, apalagi
yang berkaitan dengan keluarga. Pada saat itu penulis mulai mencari informasi
kepada orang-orang yang penulis kenal sampai pada akhirnya ada seorang teman
yang memberitahu bahwa dia memiliki teman yang pacarnya seorang muallaf.
maka otomatis penulis mencari informasi lebih dalam tentang keberadaan muallaf
mencoba melakukan pendekatan yang lebih personal agar dia bersedia dijadikan
Pada saat pertama kali mengkonfirmasi judul skripsi penulis kepada Leo,
dia tidak lantas setuju jika akan dijadikan sebagai subjek penelitian karena
dosen pembimbing dan akhirnya judul dapat diganti tanpa merubah arah
penelitian, akhirnya Leo bersedia untuk dijadikan subjek penelitian asal tidak ada
identitas lengkap dari Leo dan keluarganya dalam skripsi penulis (Wawancara
mengkhususkan pada satu orang muallaf saja untuk menjadi subjek penelitian, hal
Leo adalah anak pertama dari tiga bersaudara, Leo tinggal bersama orangtua
dan kedua adik perempuannya di daerah Bekasi. Saat ini Leo sedang
bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam
adalah penganut Katholik yang taat. Ayahnya S. Bere adalah seorang pegawai
negeri dan Ibunya Wahyuni seorang ibu rumah tangga. Didikan orang tua Leo
“Kalau didikan ortu sih keras, terutama bokap. Mungkin karena bokap dari
Atambua, NTT (perbatasan RI dengan Timor Timur), kalau nyokap dari
Solo. Tapi dari kecil gue enggak pernah dilarang-larang buat ini itu,
dibebasin aja. Cuma kalau ada sesuatu yang enggak beres biasanya nyokap
ngomong (kalau gak bisa diomongin karena gue-nya tetap bandel ya
dicubit) kalau bokap langsung main tangan. Itu berlangsung sampai gue
SMP. Setelah SMA nyokap engggak pernah nyubit gue lagi. Kalo bokap
sampe umur gue 17 tahun, setelah itu enggak pernah main tangan lagi”
(Wawancara, 22 Januari 2006).
Dengan didikan yang keras tidak lantas membuat Leo menjadi anak yang
tidak patuh. Sebagai anak laki-laki, sejak kecil Leo sudah diajarkan tanggung
jawab oleh kedua orangtuanya. Bentuk dari tanggung jawab Leo adalah
“Bokap keras banget dalam hal-hal pribadi sebagai cowok, intinya gue tuh
enggak boleh sembarangan jadi cowok, gue punya adik cewek dua, jadi
kalau gue kasar sedikit aja sama mereka bokap udah marah banget. Yang
gue dapat dari bokap, cowok itu harus lembut sama cewek enggak boleh
kasar. Dari situ gue tau kalo bokap itu lembut juga perasaannya. Jadi cowok
itu harus punya prinsip, engggak boleh plin-plan dan karena bokap itu dari
kecil udah ngerantau ke Jakarta, bokap tegas banget kalau gue meminta
sesuatu” (Wawancara, 22 Januari 2006).
63
Walaupun didikan orang tua Leo cukup keras dan disiplin, Leo tidak merasa
berkecil hati atas perlakuan orangtuanya, sebaliknya Leo justru merasa bahagia
karena dibalik didikan yang keras itu orangtuanya memberikan Leo kebebasan
sebagai bentuk tanggung jawab Leo, dia tidak pernah diberi batasan untuk
melakukan apapun.
“Kalau elu tanya gue bahagia atau senang punya ortu seperti mereka gue
akan bilang Ya!! Soalnya gue kadang secara enggak langsung bandingin
ortu gue dengan ortu temen-temen gue. Gue enggak pernah dilarang
kemana-mana, enggak pernah dilarang buat ngapa-ngapain, enggak pernah
dilarang-larang buat milih-milih temen. Ada beberapa hal yang masih gue
pegang dari omongan mereka sampai sekarang, misal: kalau gue ijin mau
pergi-pergi ke puncak atau jalan-jalan kemana gitu sama teman-teman gue,
mereka cuma bilang hati-hati dan jangan macem-macem, walaupun teman-
teman main gue enggak semuanya benar, mereka bilang temenan boleh
sama siapa aja, tiap orang punya sisi baik dan buruk bahkan yang paling
bandel sekalipun. Ambil baik-baiknya dan jangan ikutin yang buruk-
buruknya” (Wawancara, 22 Januari 2006).
Hubungan Leo dengan kedua adik perempuannya pun cukup baik, sebagai
kakak tertua Leo sangat menjaga kedua adik perempuannya. Walaupun Leo anak
lelaki satu-satunya, tidak membuat Leo bertindak seenaknya terhadap kedua adik
“Kalo adik-adik gue cewek semua dan gue lumayan dekat sama mereka,
mereka baik-baik semua ke gue, pokoknya asik aja deh punya adik kayak
mereka, karena gue doyan banget baca buku, mereka juga doyan. Kalo sama
adik gue yang pertama, cuma beda 2 tahun tapi sama adik gue yang kedua
gue beda 14 thn, jauh banget.. Tapi dia paling nurut ma gue” (Wawancara,
22 Januari 2006).
Bagi Leo Islam bukanlah agama yang asing, karena ibunya berasal dari
keluarga Islam. Ibu Leo sendiri menganut agama Katholik sebelum menikah
64
dengan Ayahnya, selain itu Leo menempuh pendidikannya di sekolah Negeri yang
perbedaan agama, di benaknya dia berpikir bahwa mengapa harus ada berbagai
agama kalau pada akhirnya semua agama menyatakan kalau Tuhan itu Esa.
Karena salah satu hobby Leo adalah membaca, Leo mulai membaca buku-buku
tentang keagamaan.
Leo merasa mulai serius berpikir tentang kebenaran ketika mulai menginjak
sekolah menengah umum. Pada saat itu Leo sering bertukar pikiran dengan
Pada tahun 1999 ketika Leo sudah mulai bekerja, Leo ditugaskan di
orang dan hanya Leo satu-satunya yang non-muslim. Di tempatnya bekerja Leo
Pada tahun 2002, Ika (teman dekat) Leo memberinya buku Ahmad Deedat
tentang dialog Islam-Kristen, pada saat itu Ika sering memberi masukan kepada
Leo. Buku Ahmad Deedat ini membuat hati Leo terbuka, selain itu juga banyak
buku-buku tentang Islam lainnya yang Leo baca, terutama buku-buku yang
berisikan pandangan Islam tentang Jesus (Nabi Isa). Leo pun semakin intensif
terhadap agama yang dianutnya (Katholik). Hingga pada akhir tahun 2002 Leo
65
sekerjanya.
Setelah menerima banyak masukan dari berbagai sumber dan melalui proses
berpikir yang cukup panjang, akhirnya pada tanggal 22 Januari 2003 dengan
diantar kedua temannya, Leo mengucapkan dua kalimat syahadat di Mesjid Al-
BAB V
PEMBAHASAN
Leo dilahirkan dua puluh delapan tahun yang lalu tepatnya tanggal 1
Bere yang cukup keras. Mungkin hal ini disebabkan oleh background S. Bere
yang berasal dari Atambua, NTT yang telah merantau ke Jakarta sejak kecil.
Menurutnya anak-anak harus dididik untuk hidup disiplin dan belajar prihatin,
karena segala sesuatunya harus didapatkan dengan usaha. Oleh karena itu
sikapnya dalam mendidik anak cukup tegas dan agak sedikit keras. Ibundanya
Wahyuni merupakan sosok seorang ibu yang juga tegas, namun beliau tetap
memposisikan dirinya sebagai seorang ibu yang harus dekat dengan anak-
Dulu waktu Leo masih kecil, kalau ada sesuatu yang enggak beres nyokap
pasti ngomong, kalau udah enggak bisa dikasi tau biasanya dicubit. Tapi Leo
juga cukup dekat kok sama nyokap, kalau ada apa-apa pasti Leo cerita sama
nyokap (Wawancara dengan Leo, 22 Januari 2006).
didikan orangtuanya cukup keras tetapi tidak menjadikan Leo menjadi anak yang
tidak bertanggung jawab. Ketika duduk di bangku sekolah, Leo merupakan salah
Walaupun keluarga Leo menganut agama Katholik, akan tetapi Leo juga
tidak asing dengan agama Islam karena keluarga ibunya pun berasal dari keluarga
yang beragama Islam. Ketertarikan Leo terhadap agama Islam dimulai ketika dia
Islam bukanlah agama yang asing bagi Leo, kerena ibunya berasal dari
keluarga yang beragama Islam. Selain itu Leo juga selalu bersekolah di sekolah
negeri yang mayoritas muridnya beragama Islam. Walaupun begitu bukan hal
yang mudah bagi Leo untuk pindah ke agama Islam dari agama Katholik yang
Ketika itu Leo sering melihat neneknya shalat dan berpuasa, dari neneknya-lah
Leo tahu tentang shalat, sahur dan juga puasa. Dari sini penulis dapat melihat
‘sensasi’ sebagai salah satu faktor dari komunikasi intrapersonal yang terjadi pada
diri Leo, dimana ‘sensasi’ yang terbentuk sedikit banyaknya mempengaruhi Leo
Ketertarikan Leo pada agama Islam telah ada sejak Leo beranjak remaja,
tepatnya ketika Leo duduk di bangku SMP. Pada saat itu Leo mulai beranggapan
bahwa semua agama sama, karena semua agama pasti mengajarkan kebaikan
kepada umatnya dan semuanya berujung pada yang satu yaitu Tuhan YME . Saat
itu Leo mulai sering membahas berbagai ajaran dari agama-agama lainnya
bersama teman-temannya dan ini berlanjut sampai Leo duduk dibangku SMU.
68
dengan teman-temannya, akhirnya Leo mulai tertarik pada agama Islam dan
berniat untuk mempelajarinya. Hal ini bukanlah sesuatu yang sulit bagi Leo
karena Leo memiliki cukup banyak pengalaman yang berkaitan dengan ajaran
agama Islam ketika Leo masih kecil ditambah lagi dengan hobby Leo membaca
Proses komunikasi intrapersonal pada diri Leo melalui beberapa faktor, yang
kegiatan alat indera“ (Rakhmat, 2003:49). Sensasi pada diri Leo awalnya ditandai
dengan pengalaman Leo ketika melihat neneknya melakukan ibadah (shalat dan
puasa).
Hal ini kemudian menimbulkan persepsi pada diri Leo tentang agama Islam.
informasi dan menafsirkan pesan”. Persepsi pada diri Leo ditandai dengan
dibacanya. Semua yang Leo diskusikan dengan temannya membuat Leo semakin
penasaran dan semakin ingin mencari tahu lebih dalam tentang agama Islam. Dari
benak Leo akan awal ketertarikannya terhadap agama Islam. Definisi memori
menurut Schlessinger dan Groves (1976:352), “memori adalah sistem yang sangat
2003:62).
Sampai akhirnya Leo kuliah keingintahuan Leo akan agama Islam semakin
kuat, hal ini berlangsung terus sampai Leo bekerja. Banyak sekali input
(masukan) yang Leo terima dari rekan-rekan maupun dari buku yang dibacanya.
Sensasi, persepsi dan memori yang terjadi pada diri Leo akhirnya membuat
berpikir yang terjadi pada diri Leo tentunya bukanlah sesuatu yang mudah bagi
bahwa agama adalah sesuatu yang fundamental dalam hidup manusia, maka
tidaklah juga mudah bagi Leo untuk melewati masa-masa sulit dalam
berpikir, hasil usaha intelektual, (2) keputusan selalu melibatkan pilihan dari
memenuhi tiga tanda tersebut ; (1) keputusan merupakan hasil berpikir, hasil
70
usaha intelektual. Dalam hal ini ketika memutuskan untuk menjadi seorang
muslim Leo telah melalui proses berpikir yang cukup panjang. Dapat dilihat dari
lamanya Leo mempelajari ajaran agama Islam (dari ramaja hingga dewasa). Leo
memiliki banyak pengalaman yang berkaitan dengan ajaran agama Islam, dimulai
ketika Leo sering melihat neneknya melakukan ibadah (seperti shalat, sahur dan
setiap pagi sebelum pelajaran dimulai Leo dan murid-murid lainnya selalu
membaca doa. Keputusan Leo untuk menjadi muallaf pun melalui hasil diskusi
dan konsultasi yang seringkali Leo lakukan selain dari membaca buku.
Waktu Leo kecil, nenek Leo yang dari nyokap sering tinggal di rumah. Jadi
pertama tau sholat dan puasa ya karena nenek Leo..leo sih waktu SD sering
ikut-ikutan puasa juga, sahur..trus abis sahur jalan-jalan ma temen-temen.
Waktu SD, karena sekolahnya di SD Negeri sebelum belajar pasti baca Al-
Fathihah, sampai hapal juga tuh walau enggak tau banyak artinya
(Wawancara dengan Leo, 22 Januari 2006).
sebelum menjadi muallaf Leo menganut agama Katholik, Leo sempat merasakan
dipelajarinya. Emosi Leo pada saat itu dapat dikatakan terguncang, karena Leo
Sepanjang tahun 2002 adalah masa-masa sulit Leo dalam menentukan agama
mana yang akan menjadi pedoman hidupnya sehingga pada akhirnya Leo
kemudian memilih agama Islam yang diyakininya benar dan memutuskan untuk
pelaksanaannya boleh ditinggalkan atau dilupakan. Dalam hal ini tindakan nyata
Islam dengan berbagai cara, seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa Leo
mempelajari agama Islam melalui buku-buku yang dibacanya juga sharing dan
dalam memilih agama, Leo sempat merasa bimbang dan ragu, karena Leo merasa
dengan banyak mencari tahu tentang Islam baik melalui buku, diskusi, maupun
konsultasi dengan rekan sekerjanya yang dinilai Leo cukup paham tentang agama
Islam.
“Selain itu faktor-faktor personal pun amat menentukan apa yang diputuskan
itu, antara lain kognisi, motif dan sikap. Karena pada kenyataannya, kognisi,
Kognisi artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki, dalam hal
ini Leo banyak mempelajari tentang agama Islam, oleh karenanya Leo lebih
(dorongan) amat mempengaruhi keputusan, motif Leo adalah Leo mengikuti kata
hatinya selama ini karena Leo telah menilai agama Islam adalah ajaran yang benar
maka Leo memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Sikap, dalam buku
objek, ide, situasi atau nilai. Kedua, sikap mempunyai daya pendorong atau
motivasi. Ketiga, sikap relatif lebih mantap. Keempat, sikap mengandung aspek
Kelima, sikap timbul dari pengalaman; tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan
hasil belajar. Karena sikap itu dapat diperteguh atau diubah” (Rakhmat, 2003:71).
Dalam kasus Leo, sikap Leo selama proses berpikir ketika mempertimbangkan
untuk memilih agama adalah selalu mencari tahu lebih dalam tentang agama Islam
melalui konsultasi, diskusi dan membaca. Walaupun Leo sudah cukup paham
dengan ajaran agama Islam, tapi bukan hal yang mudah bagi leo untuk
Kira-kira akhir tahun 2002 itu antara bulan Novamber dan Desember
perasaan Leo semakin campur aduk, Leo tetap ke gereja tiap hari minggu,
tapi sama sekali enggak bisa tenang disana. Leo mikir ini bukan yang
terbaik. Nah pas Natal 2002 Leo cuti, balik ke bekasi. Leo semakin enggak
tenang, bingung aja mau ngomong sama keluarga masih takut. Ya…
akhirnya Leo tetap ikut misa Natal di gereja, tapi itu pun udah enggak berasa
lagi waktu itu (Wawancara dengan Leo, 12 Maret 2006).
Islam dan merasa benar-benar mantap Leo memutuskan untuk pindah ke agama
Leo banyak mencari tahu dan mendalami tentang agama Islam dari berbagai
kesempatan. Bukan hal yang mudah bagi Leo untuk memutuskan berpindah
agama walaupun pada akhirnya Leo lebih memilih Islam sebagai agama yang
diri Leo sendiri bahwa Islam adalah agama yang benar-benar diyakininya.
Bagaimana pula Leo harus bertindak pada saat itu tanpa ada dukungan
membatasi fleksibilitas. Dalam kasus Leo, Leo memiliki motivasi yang tinggi
...soalnya pas kita saat-saat remaja gitu pasti selalu penasaran dengan segala
sesuatu kan? kenapa ini begini, kenapa begitu, nah itu juga yang jadi pikiran
Leo, kenapa Islam kok begini, kenapa Katholik begini, kenapa Hindu dan
Budha kok begini. Nah, karena Leo sering ngebahas tentang agama-agama
lain, pasti timbul pertanyaan-pertanyaan kan? kadang pertanyaan-pertanyaan
yang enggak bisa Leo jawab sendiri tentang Islam, Leo tanya ke teman-
teman Leo di rumah (Wawancara dengan Leo, 12 Maret 2006)
Akan tetapi Leo juga tidak ada motivasi dari keluarga untuk mendalami
agama Islam.
Waktu Leo jujur ma nyokap kalau Leo ada niat untuk pindah agama, nyokap
bilang sebenarnya keluarga tahu kalau Leo lagi belajar agama Islam. Nyokap
sering berandai-andai sama bokap kalau seandainya Leo memang masuk
Islam, tapi bokap enggak peduli, beliau gak mau berandai-andai gitu. Tapi
setiap ada kesempatan atau suasana hati bokap lagi senang pasti nyokap
ngomong kearah itu, mungkin dari situ nyokap ngasih pengertian ma bokap.
74
Mereka juga lihat buku-buku tentang agama yang Leo beli (Wawancara
dengan Leo, 12 Maret 2006).
2. Kepercayaan dan sikap yang salah. Asumsi yang salah dapat menyesatkan
diri kita. Hal ini berkaitan dengan keyakinan dari diri Leo terhadap agama
semuanya berujung pada yang satu yaitu Tuhan YME . Karena asumsinya
tentang konsep agama itulah akhirnya Leo berpikir untuk mencari kebenaran
yang hakiki. Leo sempat merasa kecewa pada dirinya sendiri karena pernah
…Mas Pur ngomong gini ” Eh Leo, kamu kan suka baca? ceritanya gini..aku
kan mau beli buku, misal buku A, nah di toko buku itu ada 4 cetakan buku
A, klo kamu jadi aku, kamu beli yg mana?”. Leo jawab “ya beli cetakan
terakhir Mas, itu pasti udah banyak revisi”. Mas Pur bilang lagi “tuh kamu
udah tahu jawabannya, kenapa mesti bingung-bingung lagi sekarang?”. Gue
langsung diam tuh abis dia ngomong gitu, yah pokoknya ada yang meledak-
ledak aja di otak dan di hati gue, kok selama ini gue bisa buta gitu ya?
padahal gue tuh sering banget beli buku tentang agama” (Wawancara
dengan Leo, 12 Maret 2006).
melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan
dan tanpa kritis pada pendapat otoritas, menghambat pemecahan masalah yang
pragmatis, baginya segala sesuatu pasti ada hikmah dan pelajaran yang dapat
diambil. Leo juga tidak melihat sesuatu hanya karena hal itu sudah menjadi
suatu keharusan. Seperti halnya dalam mengambil sikap untuk memilih agama
4. Emosi. Dalam berbagai situasi kita menghadapi berbagai situasi, kita tanpa
sadar sering terlibat secara emosional. Situasi yang dihadapi Leo cukup
yang fundamental baginya. Cukup lama waktu yang Leo butuhkan untuk
Kira-kira akhir tahun 2002 itu antara bulan Novamber dan Desember
perasaan Leo semakin campur aduk, Leo tetap ke gereja tiap hari minggu,
tapi sama sekali enggak bisa tenang disana. Leo mikir ini bukan yang
terbaik. Nah pas Natal 2002 Leo cuti, balik ke bekasi. Leo semakin enggak
tenang, bingung aja mau ngomong sama keluarga masih takut. Ya…
akhirnya Leo tetap ikut misa Natal di gereja, tapi itu pun udah enggak berasa
lagi waktu itu (Wawancara dengan Leo, 12 Maret 2006).
Walaupun Leo terguncang secara emosi, Leo tetap objektif melihat semuanya
dari berbagai sisi. Leo termasuk orang yang cukup open minded (berpikiran
terbuka) sehingga Leo tetap menghadapi semuanya secara logis dan tidak
Leo mengalami proses yang cukup panjang dalam pencarian jati dirinya
hingga menjadi seorang muallaf, dimulai ketika dia remaja sampai pada akhirnya
Persoalan yang akhirnya timbul pada saat itu adalah bagaimana dia tahu
kalau dirinya benar-benar yakin terhadap ajaran agama Islam, ditambah lagi tanpa
agama secara diam-diam). Tetapi ternyata Leo mampu melewatinya dengan baik
76
melalui proses berpikir yang panjang sehingga keputusan yang Leo ambil tidak
memutuskan untuk memeluk agama Islam. Tentu ada berbagai pertimbangan dan
sosial” (www.google.com).
Dalam hal ini urusan sosial yang paling kecil lingkupnya adalah dengan
keluarga, karena keluarga merupakan tempat dimana setiap individu lebih banyak
melakukan interaksi dan komunikasi. Masalah atau konflik yang dapat muncul
untuk menjadi muallaf ditinjau dari aspek keterbukaan, empati, sikap positif,
dorongan dan kesetaraan dapat dikaji dengan teori analisis transaksional dimana
dalam diri setiap manusia memiliki tiga status ego, yaitu sikap dasar ego yang
mengacu pada sikap orangtua, sikap orang dewasa dan ego anak.
77
dengan komunikasi setiap anggota dapat saling mengerti dan mengetahui setiap
terhadap keluarganya saat memutuskan untuk berpindah agama, Leo tidak terbuka
kepada ibu-nya bahwa dia memutuskan untuk berpindah agama, sikap yang
Tante sih udah ada feeling sebelumnya Leo akan masuk Islam, Tante cuma
bilang sama Leo kalau memang Leo sudah mantap untuk menjadi seorang
muslim, Leo harus serius menjalaninya (Wawancara dengan Ibu Leo, 8
April 2006)
bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Ketika Leo menyampaikan
Waktu gue bilang pertama kali ma nyokap, bokap juga kayaknya tahu kalau
gue mau jadi muallaf dari nyokap, pokoknya waktu gue mau pindah agama
gue cuma bilang sama nyokap aja. Reaksi nyokap waktu itu enggak terlalu
78
kaget. Enggak seperti apa yang gue pikirkan, justru nyokap malah nasehatin
dan ngedukung gue. Gue sendiri waktu nyokap nasehatin cuma diem aja
(Wawancara dengan Leo, 12 Maret 2006).
Kelly, 1974), Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan
pikiran yang anda lontarkan adalah memang “milik” anda dan anda bertanggung
jawab atasnya. Sesuai dengan pengertian tersebut, Leo hanya berusaha ikhlas dan
pasrah dengan apapun yang akan terjadi jika dia menyampaikan keinginannya
Jika dikaji dengan teori analisis transaksional, sikap Leo ketika mencoba
untuk terbuka kepada ibunya pada saat memutuskan untuk berpindah agama
keyakinan yang mantap. Sedangkan sikap yang ditunjukkan ibunya mengacu pada
sikap orang tua yang bersifat nurturing parent (NP). Karena beliau memberikan
nasehat dan dukungan kepada Leo untuk menjalani keyakinannya dengan serius.
terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu
Gambar 5.1
Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang berbeda
P P
A A
C C
79
Sedangkan terhadap ayahnya Leo tidak terbuka karena Leo merasa sungkan
dan tidak berani untuk menyampaikannya, akan tetapi Leo berusaha untuk
bersikap wajar. Sementara ayahnya sendiri sebenarnya saat itu mengetahui niat
Leo dari ibunya, namun beliau diam saja dan tidak memberika respon apapun.
Waktu itu Om tahu kalau Leo punya niat untuk pindah agama dari ibunya,
walupun ada perasaan sedikit kecewa tapi Om berusaha ikhlas karena Leo
sudah dewasa, dia berhak memilih agama mana yang lebih diyakininya
(Wawancara dengan Ayah Leo, 8 April 2006).
Sikap Leo yang berusaha bersikap sewajar mungkin mengacu pada sikap
orang dewasa sedangkan diam dan tidak berani-nya (sikap tersembunyi) Leo
yang bersifat adapted child (AC). Sedangkan sikap ayahnya mengacu pada sikap
orang dewasa yang ditandai dengan bersikap rasional dan tidak emosional. Tetapi
juga ada sikapnya yang tersembunyi yaitu ketika beliau merasa sedikit kecewa
dan ini mengacu pada sikap orang tua yang bersifat critical parent. .
Jenis transaksi yang terjadi antara Leo dengan ayahnya adalah transaksi
tersembunyi, dimana ada empat sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam
Gambar 5.2
Transaksi tersembunyi
P P
A A
C C
memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka serta
harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Pengertian yang empatik
(Devito, 1997:160).
seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat
tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu”.
(Devito, 1997:260)
Dalam kasus Leo pada saat memutuskan untuk berpindah agama, tidak
hanya keluarga saja yang Leo harapkan untuk mengerti keinginan dan
keputusannya, tetapi juga Leo menyadari bahwa dirinya harus dapat ber-empati
Karena bagaimanapun orang tua Leo pasti merasa sedikit kecewa karena Leo
dalam keluarga yang sudah terbentuk pasti akan menjadi sedikit berbeda jika Leo
berbeda keyakinan.
untuk berpindah agama kepada ibunya, dimana Leo juga menyadari dan
merasakan mungkin orang tuanya akan sedikit sedih dan kecewa dengan
keinginannya.
Gue tau…mungkin orangtua gue merasa sedikit kecewa, tapi gue berusaha
positive thinking aja dan mencoba untuk mengerti perasaan mereka, jadi gue
enggak worry kalau orangtua gue bakalan marah atau gimana, karena
kalaupun orangtua gue marah gue pikir itu satu hal yang wajar (Wawancara
dengan Leo, 12 Maret 2006)
Begitu juga halnya dengan orangtua Leo (ibu Leo) mencoba untuk
Jika dikaji dengan teori analisis transaksional, Leo dan ibunya sama-sama
mengacu kepada sikap orang dewasa dimana mereka bersikap objektif dan tidak
emosional. Transaksi dalam faktor empati yang terjadi antara Leo dan ibunya
merupakan transaksi komplementer yang terjadi antara dua sikap yang sama, yaitu
sikap dewasa.
82
Gambar 5.3
Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama
P P
A A
C C
dengan adanya dukungan setiap anggota keluarga pasti akan termotivasi dan
membanggakan.
sikap mendukung. Ketika Leo memutuskan untuk berpindah agama, ibu dan adik-
adik Leo bersikap biasa saja, tidak terkesan menghakimi Leo apalagi langsung
83
menyisihkan Leo dari keluarganya, mereka juga tidak bertanya hal-hal yang dapat
menyinggung perasaan.
Kita mendukung sepenuhnya keputusan Mas Leo, karena apa yang Mas Leo
pilih itu pasti yang terbaik untuk dia. Walaupun Mas Leo sudah berbeda
keyakinan dengan kita, hubungan Mas Leo dengan kita baik-bak aja kok..
enggak ada yang berubah (Wawancara dengan Adik Leo, 8 April 2006)
spontan dalam komunikasinya dan terus terang serta terbuka dalam mengutarakan
pikirannya biasanya bereaksi dengan cara yang sama – terus terang dan terbuka.
Ketika Leo mengutarakan niatnya kepada ibunya, Leo hanya berusaha untuk
ikhlas dan menerima apapun respon dari orangtuanya, dan ternyata respon yang
Leo dapatkan saat itu dari ibunya justru menguatkan Leo dan memberi dukungan
jika kedaaan mengharuskan. Dalam kasus ini, Leo berusaha untuk bersikap
Disini terlihat dukungan yang diberikan oleh keluarga Leo ketika Leo
memutuskan untuk menjadi muallaf, hanya ayahnya saja yang belum memberi
dapat terlihat sikap Leo terhadap keluarganya mengacu kepada sikap orang
dewasa begitu pula sebaliknya. Jenis transaksi yang tepat di antara mereka adalah
transaksi komplementer, dimana terjadi transaksi antara dua sikap yang sama,
Gambar 5.4
P P
A A
C C
Dengan bersikap positif setiap kegiatan yang kita lakukan pasti akan
menimbulkan dampak yang positif pula, karena orang yang memiliki sikap positif
dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif
positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi
komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif” (Devito,
1997:263).
85
Sikap positif dalam diri Leo adalah Leo merasa yakin bahwa apa yang Leo
inginkan tidak melanggar norma atau aturan apapun, karena berpindah agama
dengan baik. Sedangkan sikap positif keluarga Leo (ibu dan adik-adiknya)ditandai
Sikap positif dapat dijelaskan lebih jauh dengan istilah stroking (dorongan).
Perilaku mendorong menghargai keberadaan dan pentingnya orang lain:
perilaku ini bertentangan dengan ketidakacuhan. Dorongan positif ini
mendukung citra pribadi dan membuat kita merasa lebih baik. Sebaliknya,
dorongan negative bersifat menghukum dan menimbulkan kebencian
(Devito, 1997:263).
untuk berpindah agama, karena ibu dan adik-adiknya mendukung Leo atas
tersendiri bagi Leo untuk membuktikan nya, bahwa ia memang benar-benar serius
Dikaji dengan teori analisis transaksional, sikap Leo mengarah kepada sikap
orang dewasa yang menerima, rasional dan objektif. Sedangkan sikap keluarganya
(ibu dan adik-adiknya) mengarah kepada sikap orang tua yang memberikan
terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu
Gambar 5.5
Transaksi komplementer terjadi pada dua sikap yang berbeda
P P
A A
C C
harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai
dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting
Dalam kasus Leo, suasana setara ketika Leo memutuskan untuk berpindah
agama adalah ketika Leo menyampaikan niatnya kepada ibunya. Dimana Leo
sendiri bersikap terbuka dalam menceritakan apa yang dirasakannya selama ini
kepada ibunya begitu juga sebaliknya ibunya memberikan respons yang cukup
keputusan tersebut.
….pokoknya waktu gue mau pindah agama gue cuma bilang ma nyokap aja.
Reaksi nyokap waktu itu biasa aja, ga seperti apa yang gue pikirkan, justru
nyokap malah nasehatin dan ngedukung gue. Gue sendiri waktu nyokap
nasehatin cuma diem aja” (Wawancara dengan Leo, 12 Maret 2006).
87
Disini terlihat bahwa dalam faktor kesetaraan yang terjadi antara Leo dengan
keluarganya mengarah pad sikap yang dewasa tapi disisi lain juga keluarganya
cenderung mengarah kepada sikap orang tua. Jenis transaksi yang terjadi adalah
transaksi komplementer dimana transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda
namun komplementer, kedua sikap itu adalah sikap orangtua dan sikap ornag
dewasa.
Gambar 5.6
Transaksi komlementer terjadi pada dua sikap yang berbeda
P P
A A
C C
mereka merasakan sambutan dan kehangatan dari sesama muslim hanya sesaat,
diantaranya karena tidak diakui lagi sebagai keluarga, di sisihkan dari lingkungan
pembantu atau pelayan, ada yang diputus biaya sekolahnya, ditinggalkan klien
Leo adalah salah satu contoh kasus muallaf yang mampu membina
hubungan baik dengan keluarganya. Kehidupan Leo sebagai seorang muallaf tidak
jauh berbeda dengan kehidupannya sebelum menjadi muallaf. Hal ini dikarenakan
Pada saat Leo baru memutuskan untuk menjadi muallaf, Leo hanya
Leo beritahu karena pada saat itu Leo belum berani untuk menyampaikan niatnya.
Banyak hal yang menjadi pertimbangan bagi Leo mengapa tidak memberitahukan
Leo baru memberitahu kepada ayahnya setelah Leo menjadi muallaf, dengan
harapan ayahnya mau mengerti dan bisa menerima keputusan Leo setelah Leo
menjadi muallaf. Pada saat Leo baru memutuskan untuk berpindah agama
89
sebenarnya ayah Leo sudah mengetahui keinginan anaknya untuk menjadi seorang
muslim.
setelah berpindah agama. Leo mencoba untuk jujur dan terbuka kepada ayahnya
setelah Leo menjadi muallaf. Pada saat itu ayahnya mengerti dan menerima
keputusan Leo walaupun mungkin ada sedikit rasa kecewa karena anaknya
berbeda keyakinan dengannya dan anggota keluarga yang lainnya. Tapi akhirnya
ayah Leo memberikan dorongan serta nasehat kepada Leo agar Leo menjalani
Waktu itu Om tahu kalau Leo punya niat untuk pindah agama dari ibunya,
walupun ada perasaan sedikit kecewa tapi Om berusaha ikhlas karena Leo
sudah dewasa, dia berhak memilih agama mana yang lebih diyakininya. Leo
baru bicara jujur sama om waktu Leo sudah menjadi muslim, om hanya
bilang sama Leo untuk menjalankan agama yang telah diyakininya itu
dengan sepenuh hati, jangan setengah-setengah (Wawancara dengan Ayah
Leo, 8 April 2006).
Leo merasa lega setelah berbicara jujur kepada ayahnya kalau sebenarnya
Leo telah berpindah agama. Leo merasa lebih bertanggung jawab terhadap
antarpersona yang terjadi antara Leo dengan keluarganya tidak banyak berubah.
Jika ditinjau dari aspek keterbukaan, Leo lebih sering membicarakan masalah
pribadinya.
Yang pasti kalau yg bener-bener pribadi leo jarang cerita-cerita, tapi kalau
tentang teman-teman Leo dan kerjaan di kantor biasanya suka cerita-cerita
ma nyokap, Leo memang suka banget cerita ke nyokap, anak mami
kayaknya (Wawancara dengan Leo, 22 Januari 2006).
90
Tapi walaupun Leo cukup terbuka, untuk hal-hal tertentu Leo jarang
membicarakannya dengan keluarga apalagi jika masalah itu cukup pelik dan
pribadi. Leo lebih memilih untuk menyimpannya sendiri daripada harus terbuka
bingung.
kalau masalah yang bikin orang lain (keluarga) ikut bingung juga sih
mendingan enggak usah Leo ceritain deh, disimpen sendiri aja (Wawancara
dengan Leo, 1 Juni 2006)
Jika dikaji dengan teori analisis transaksional, dalam aspek keterbukaan Leo
lebih mengarah kepada sikap orang dewasa dan ayahnya mengarah kepada sikap
orang tua. Aspek keterbukaan Leo terhadap ayahnya termasuk ke dalam jenis
transaksi komplementer, dimana transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda
namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap orang
dewasa.
Gambar 5.6
Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang berbeda
P P
A A
C C
Sedangkan terhadap ibunya Leo menunjukkan sikap anak kecil (manja) dan
dimana transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer.
Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak kecil.
Gambar 5.1
Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang berbeda
P P
A A
C C
memiliki masalah. Mereka juga terbiasa sharing (berbagi) dengan sesama anggota
keluarga. Jika Leo menghadapi masalah Leo lebih sering bercerita kepada ibunya,
karena menurut Leo ibunya cukup menyenangkan untuk menjadi tempat curhat.
Kalau ada masalah, paling yang tau nyokap, itu juga masalah yang kadang
Leo cuma butuh pendapat aja, ya… enaknya cerita ke nyokap tuh bisa
ngasih pandangan-pandangan yg beda (Wawancara dengan Leo, 1 juni
2006)
Walaupun Leo lebih dekat kepada ibunya, bukan berarti anggota keluarga
lain tidak peduli jika Leo menghadapi masalah atau juga sebaliknya. Begitu pun
92
jika ada salah satu anggota keluarga yang melakukan kesalahan Leo biasanya
Jika dikaji dengan teori analisis transaksional, Leo dan keluarganya sama-
sama mengacu kepada sikap orang dewasa dimana mereka bersikap objektif dan
tidak emosional. Transaksi dalam faktor empati yang terjadi antara Leo dan
Gambar 5.3
Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama
P P
A A
C C
Keluarga Leo merupakan keluarga yang selalu saling mendukung satu sama
lain. Hal ini terlihat dari kehidupan keluarga Leo yang cukup harmonis walaupun
ada perbedaan didalamnya. Sikap saling mendukung juga terlihat ketika Leo
Kini setelah menjadi seorang muallaf pun sikap saling mendukung diantara
keluarga masih diterapkan. Contohnya ketika adik bungsu Leo akan menginjak
93
bangku SMA, Leo ikut terlibat dalam memberikan masukan kepada orangtua dan
adiknya.
Kalau sekarang sih tiap ada sesuatu Leo pasti dilibatkan juga. Contohnya
kayak sekarang nih pas adik Leo mau lulus SMP. Kira-kita nanti mau masuk
SMA mana terus mau kuliah dimana (Wawancara dengan Leo 1 Juni 2006).
puasa, walaupun hanya Leo satu-satunya anggota keluarga yang berpuasa tetapi
keluarganya mendukung Leo dengan cara tidak melakukan kegiatan yang dilarang
dilakukan pada bulan puasa, selain itu ibunya pun selalu menyiapkan sahur jika
dapat terlihat sikap Leo terhadap keluarganya mengacu kepada sikap orang
dewasa begitu pula sebaliknya. Jenis transaksi yang tepat di antara mereka adalah
transaksi komplementer, dimana terjadi transaksi antara dua sikap yang sama,
Gambar 5.4
P P
A A
C C
94
keluarganya. Hal ini terlihat dari cara Leo melakukan sesuatu atau bertindak. Leo
konsisten terhadap ajaran Islam yang baru diyakininya. Walaupun baru menjadi
terhadap keputusannya.
Begitu juga sebaliknya, keluarga bersikap positif kepada Leo, mereka sangat
Dikaji dengan teori analisis transaksional, sikap Leo mengarah kepada sikap
orang dewasa yang menerima, rasional dan objektif begitu pula halnya dengan
terjadi antara dua sikap sama. Kedua sikap itu adalah sikap orang dewasa.
Gambar 5.5
Transaksi komplementer terjadi pada dua sikap yang sama
P P
A A
C C
95
tetap terasa dalam keluarga Leo. Hal ini ditandai dengan sikap terbuka dan
keadaan yang saling mendukung diantara sesama anggota keluarga. Sebagai anak
kepentingan keluarga.
Disini terlihat bahwa dalam faktor kesetaraan yang terjadi antara Leo dengan
keluarganya mengarah pada sikap orang dewasa. Jenis transaksi yang terjadi
adalah transaksi komplementer dimana transaksi terjadi antara dua sikap yang
Gambar 5.6
Transaksi komplementer terjadi pada dua sikap yang sama
P P
A A
C C
96
BAB VI
Bab ini merupakan bab akhir yang menguraikan mengenai kesimpulan dari
6.1 Kesimpulan
Proses komunikasi intrapersonal pada diri Leo melalui beberapa faktor, yang
pertama adalah sensasi. Sensasi pada diri Leo awalnya ditandai dengan
pengalaman Leo ketika melihat neneknya sering melakukan ibadah (shalat dan
puasa). Hal ini kemudian menimbulkan persepsi pada diri Leo tentang agama
Islam. Persepsi pada diri Leo ditandai dengan bertambahnya pengetahuan dan
pemahaman Leo tentang agama Islam melalui proses diskusi bersama teman-
Islam. Sampai akhirnya Leo kuliah keingintahuan Leo akan agama Islam semakin
kuat, hal ini berlangsung terus sampai Leo bekerja. Banyak sekali input (masukan)
yang Leo terima dari rekan-rekan maupun dari buku yang dibacanya.
97
niatnya kepada ayahnya. Tetapi melalui aspek komunikasi yang efektif, akhirnya
untuk berpindah agama, empati Leo terhadap keluarganya dan juga sebaliknya,
dukungan yang diberikan oleh keluarga terhadap Leo, sikap positif Leo dalam
menghadapi permasalahan yang ada juga kesetaraan dalam keluarga Leo yang
Leo adalah salah satu contoh kasus muallaf yang mampu membina
hubungan baik dengan keluarganya. Walaupun ada perbedaan agama antara Leo
dengan keluarganya akan tetapi kehidupan Leo sebagai seorang muallaf tidak jauh
berbeda dengan kehidupannya sebelum menjadi muallaf. Hal ini terjadi karena
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada pihak-pihak yang terkait
1. Pengembangan Keilmuan
disarankan untuk lebih menggali sisi-sisi lain dari kehidupan seorang muallaf.
etnisnya sendiri.
dapat menimbulkan sikap sinis terhadap agama Islam atau agama lain dan dapat
2. Subjek Penelitian
Ketika Leo tertarik untuk mempelajari agama Islam, akan lebih baik jika
Leo juga bertanya langsung atau berkonsultasi dengan orang yang lebih paham
agama seperti Ustadz Karena tidak semua muslim benar-benar memahami agama
Islam itu sendiri, sehingga khawatir dapat menimbulkan salah persepsi terhadap
agama Islam.
99
Berpindah Agama.
menyampaikan niatnya kepada ibu dan adik-adiknya, tetapi tidak kepada ayahnya.
yang mungkin terjadi tetapi itu merupkan konsekwensinya. Mungkin saja dengan
adanya sedikit konflik justru akan keluar perasaan-perasaan yang selama ini
Agama.
yang baik dalam keluarga tetap dipertahankan. Leo juga dapat berbagi cerita atau
akan menambah rasa toleransi dan menghargai antar umat beragama walaupun
3. Masyarakat / Instansi
merupakan suatu kebutuhan yang nyata, namun selama ini masih dirasakan sangat
muallaf berbeda dengan muslim yang sudah ber-Islam sejak lahir. Mereka
masyarakat luas. Bagi para muallaf, menjadi seorang muslim yang concern
yang tidak ringan. Oleh karena itu sebagai sesama umat muslim ada baiknya kita
untuk lebih memperhatikan dan peduli pada muallaf yang tidak seberuntung Leo.
DAFTAR PUSTAKA
Persada.
Devito Joseph A., 1997. Komunikasi Antar Manusia. Alih bahasa: Ir. Agus
Rosdakarya.
Bandung
Rosdakarya.
Bandung
Rakhmat, Jalaluddin, 2001, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung
Rosdakarya.
Singarimbun, Masri & Sofian Effendy. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
Yin, R., 2000, Studi Kasus (Desain dan Model), RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Sumber Lain :
www.google.com
DATA PRIBADI
Nama : Khaerunnisa
Tempat/tanggal Lahir : Karawang/ February 7th , 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Purnawarman D5/A2 Karawang
Tawa Barat, Indonesia
Phone: (0267) 403958
E-mail : mincheweitche@lycos.co.uk
NPM : 10080001005
PENDIDIKAN FORMAL
17. Menurut Anda, apa yang menyebabkan Anda tidak mau membicarakan
18. Bagaimana Anda bertanggung jawab, ketika tahu bahwa Anda telah
melakukan kesalahan ?
19. Bagaimana sikap anggota keluarga lain, ketika Anda menghadapi masalah ?
20. Bagimana sikap Anda ketika salah satu anggota keluarga melakukan
kesalahan ?
21. Masukan seperti apa yang biasanya dianggap sesuai dalam keluarga Anda ?
mengevaluasi ?
23. Bagaimana sikap keluarga Anda ketika Anda melakukan pekerjaan atau
25. Apakah dalam keluarga Anda sering menuntut agar pendapat Anda dapat
2. Apa yang Anda rasakan ketika mengetahui Leo memutuskan untuk berpindah
agama ?
3. Bagaimana sikap Anda terhadap Leo setelah mengetahui bahwa Leo telah
berpindah agama ?
Leo