Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Anggkatan/Kelas :
Nama Agenda : Etika Publik
Nama Peserta : Dewi Handayani, S.Pd
No. Daftar Hadir :
Widyaiswara :
Lembaga Penyelenggara :
A. POKOK PIKIRAN
Dalam upaya menciptakan pelayanan publik yang profesional, tidak hanya
dibutuhkan kompetensi teknik dan leadership saja, namun dibutuhkan juga
kompetensi etika. Tanpa kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak
peka, tidak peduli dan diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan
bawah. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana
nilai-nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam
wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau
kebaikan orang lain. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah
laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Dengan kata
lain, kode etik merupakan aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat
berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan
akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan
yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari
kode etik. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu. Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN yakni sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan


berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
6. Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
7. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
8. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
9. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
10. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
11. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
12. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
13. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN

Etika publik memberikan aturan atau standar pelayanan yang sesuai


dengan norma yang berlaku. Terdapat tiga dimensi etika publik yaitu
1. Dimensi kualitas pelayanan publik : etika publik menekankan pada aspek
nilai dan norma, serta prinsip moral, sehingga etika publik membentuk
integritas pelayanan publik
2. Dimensi Modalitas: unsur-nsur modalitas dalam etika publik yakni
akuntabilitas, transparansi dan netralitas.
3. Dimensi Tindakan integritas publik: tindakan yang sesuai dengan nilai,
tujuan dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang tercermin
dalam kesederhanaan hidup.

Aktualisasi nilai-nilai etika publik merupakan hal yang wajib bagi seorang
ASN karena pada dasarnya fungsi ASN menurut UU No 5 tahun 2014 adalah
sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik. Tugas seorang ASN
adalah melayani masyarakat sesuai etika publik yang ada. Nilai-nilai dasar etika
publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN adalah sebagai
berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir
Etika dalam konteks birokrasi merupakan suatu panduan norma bagi
aparat birokrasi dalam menjalankan tugas pelayanan terhadap masyarakat.
Etika birokrasi harus menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan
pribadi, kelompok, dan organisasinya. Etika harus diarahkan pada pilihanpilihan
kebijakan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas
Nilai-nilai etika harus selalu melekat baik sebagai ASN maupun sebagai
anggota masyarakat. Setiap aktivitas, baik sebagai ASN maupun masyarakat
biasa harus selalu menerapkan nilai-nilai etika dan berhati-hati agar aktivitas
tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai etika yang harus selalu dijunjung
dan ditegakkan. Etika publik menekankan akuntabilitas, transparansi, dan
netralitas para ASN untuk mencapai pelayanan publik yang berkualitas,
relevan, dan berpihak pada kepentingan rakyat. Seorang ASN diharapkan
memiliki kekuatan integritas moral publik. Secara singkat, pelayan publik itu
dituntut memiliki karakter-karakter moral publik seperti kejujuran, tanggung
jawab, ketulusan dan melayani.
.
PROFIL TOKOH
Merujuk pada buku Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan yang ditulis oleh
Suhartono pada 2013 lalu, tergambar bagaimana sosok Jenderal Polisi ini
berdedikasi dalam menjalankan tugasnya dengan penuh kedisiplinan dan
menolak 'upeti' baik di institusi kepolisian ataupun lembaga negara lain. Beliau
adalah Hoegeng Imam Santoso yang merupakan tokoh satu-satunya Jenderal
Polisi yang kerap disanjung Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus
Dur sebagai polisi yang jujur.

Nilai-nilai etika publik yang beliau pegang teguh salah satunya ketika bertugas


di Medan beliau disuguhkan sebuah rumah beserta kendaraan untuk dirinya
dan keluarga. Bahkan, panitia penyambutan telah menyiapkan sebuah hotel
untuknya beristirahat. Namun, semua itu ditolak secara halus, termasuk
sejumlah perabotan rumah tangga yang dikirimkan ke rumah dinasnya di
Medan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk bagaimana menjaga agar
tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya. Kemudian
ketika beliau ditugaskan sebagai kepala Jawatan Imigrasi. Sehari sebelum
diangkat, ia menutup usaha kembang istrinya di jalan Cikini karena khawatir
orang-orang yang berurusan dengan imigrasi sengaja memborong bunga untuk
mendapatkan fasilitas tertentu. Apa yang mendorong Hoegeng menjadi tokoh
yang bersih dan antikorupsi, mungkin pesan yang ditanamkan oleh ayahnya
bahwa "yang penting dalam kehidupan manusia adalah kehormatan. Jangan
merusak nama baik dengan perbuatan yang mencemarkan". Ayahnya seorang
birokrat yang sampai akhir hayatnya tidak sempat punya tanah dan rumah
pribadi
B. PENERAPAN
Pencapaian pelayanan publik yang baik dan berkualitas sesuai dengan
tuntutan zaman salah satunya ditentukan oleh kemampuan pelayanan dan etika
public yang digunakan dalam pelayanan tersebut. Dalam menjalankan
profesinya, seorang guru harus berpedoman pada Kode Etik Guru di Indonesia.
Adapun implementasi etika publik yang dapat saya lakukan pada instansi
tempat saya bekerja yaitu :
1. Sopan serta santun baik dalam berperilaku maupun berpenampilan
2. Menjadi pribadi yang disiplin dalam bekerja
3. Mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dan
melaksanakannya sebagaimana aturan yang berlaku.
4. Etika guru terhadap siswa
a. membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
b. memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional serta berusaha
menjadi teladan yang baik
c. berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik misalnya
potensi yang dimiliki sebagai bahan melakukan bimbingan dan
pembinaan
d. menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar dengan menghargai potensi yang
ada dalam keberagaman siswa
5. Memelihara hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan
6. Secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya
7. Memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial

Anda mungkin juga menyukai