Oleh :
Mia Ovelia Sianturi
5173550034
Oleh :
Mia Ovelia Sianturi
5173550034
Medan, / April/2021
Ketua Jurusan Pend.Teknik Bangunan Dosen Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan kekuatan tenaga sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan PKLI. Adapun judul Laporan ini “TEKNIK
PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAT LANTAI 2 PADA PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BARU UNIVERSITAS HKBP
NOMMENSEN PEMATANG SIANTAR”. Dalam proses penulisan laporan PKLI
ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak berupa
materi, dukungan moril dan informasi yang sangat membantu. Dalam kesempatan ini
penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada:
ii
9. Buat teman-teman PKLI yang selalu memberi semangat dan membantu
penulis selama PKLI berlangsung.
Dalam pengerjaan laporan ini, penulis juga menyadari bahwa laporan ini
masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 3.6 Alat Penggetar (Vibrator).............................................................. 24
Gambar 3.7(a)Alat pemotong Besi Listrik dan (b)Alat pemotong besi Manual ....... 25
Gambar 3.11 (a) Alat pemotong Kayu Listrik dan (b) Gergaji......................... 27
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Plat lantai merupakan salah satu komponen penting dalam struktur bangunan
bertingkat. Jenis plat yang sering diterapkan di banyak bangunan adalah plat lantai beton
bertulang. Plat lantai adalah bagian lantai yang tidak terletak langsung di atas tanah. Plat
merupakan pembatas antara tingkat satu dengan tingkat lainnya dalam bangunan
bertingkat. Pemasangan plat lantai juga disertai balok- balok yang bertumpu pada kolom
bangunan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketebalan plat lantai, di antaranya
adalah: Besar lendutan, jarak antarbalok, material konstruksi dan pelat lantai.
Plat lantai pada bangunan bertingkat merupakan bagian struktur yang terpasang
mendatar dan berfungsi sebagai tumpuan / berpijak bagi penghuni di atasnya. Plat lantai
umumnya mempunyai ketebalan yang ukurannya relatif sangat kecil bila dibandingkan
dengan panjang bentangnya sehingga sifat kaku dari plat sangat kurang. Kekakuan yang
sangat kurang ini akan mengakibatkan defleksi atau lendutan yang sangat besar
(Puspantoro, 1993).
Berbagai permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaan pelat lantai pada proyek
pembangunan gedung kuliah baru Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar
sangat menarik dan penting untung dicermati dan dipelajari.
Berdasarkan uraian diatas, dalam pelaksanaan Prakter Kerja Lapangan Industri (PKLI)
ini penulis mengambil judul yaitu“ Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Plat Lantai 2 pada
Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Baru Universitas HKBP Nommensen Pematang
Siantar”. Teknik pekerjaan plat lantai memiliki tahapan pekerjaan mulai dari pekerjaan
perancah, pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian dan pengecoran, dalam laporan ini,
penulis melaporkan mengenai teknik pelaksanaan pekerjaan konstruksi plat lantai 2 sesuai
apa yang di lihat dan diamati selama Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI).
1
B. Tujuan
C. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan PKLI pada Proyek Pembangunan
Gedung dan penulisan laporan PKLI ini yaitu :
1. Menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan dan didalam praktek
kerja lapangann
2. Sebagai bahan untuk referensi mahasiswa tentang pelaksanaan konstruksi plat
lantai 2 dilapangan dan dapat menyiapkan diri untuk terjun langsung ke
lapangan pada pekerjaan yang sesungguhnya.
3. Sebagai bahan referensi bagi pembaca dalam pemahaman tentang Teknik
Pelaksanaan Plat Lantai 2 pada Pembangunan Gedung.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
1. Pimpinan pelaksana kegiatan (bouwheer/owner)
Pimpinan pelaksana kegiatan merupakan pihak yang memiliki wewenang
terhadap pembangunan dengan memberikan pekerjaan pada pihak penyedia jasa
(jasa). Pimpinan pelaksana kegiatan dapat berupa pemilik langsung dari proyek yang
dilaksanakan ataupun perorangan yang merupakan perwakilan yang diberrikan
otoritas dari pemilik utama yang dipercayakan dalam pembangunan yang
dilaksanakan.
“Pimpinan pelaksana kegiatan (bouwheer/owner) adalah pihak yang memiliki
gagasan untuk membangun proyek dan memberikan pekerjaan kepada bidang
faslitator dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut” (Ervianto ,2002).
Pimpinan pelaksana memiliki Tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai berikut:
1. Memilih penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Menagih laporan tetang pelaksanaan pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh
penyedia jasa.
3. Menyediakan kebutuhan pihak penyedia jasa selama pembangunan berupa
sarana dan kelancaran pekerjaan.
4. Mempersiapkan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
5. Menyediakan dana yang diperlukan umtuk bangunan kemudian menyetor
kepada pihak penyedia jasa
6. Mengontrol jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan.
7. Memastikan apabila terjadi transformasi dalam pekerjaan.
8. Bertindak untuk menerima dan mengesahkan apabila pekerjaan selesai
dikerjakan oleh distributor jasa jika produknya telah sesuai dengan apa
yang dimaksud.
2. Konsultan
Konsultan yaitu badan yang ditunjuk oleh pengguna jasa (owner) untuk
menunjang perencanaan bangunan dan pengerjaan pelaksanaan dari awal hingga
akhir pekerjaan. Dari penjelasan tersebut konsultan dibagi menjadi dua pihak, yaitu
konsultan perencana dan konsultan pengawas.
4
1. Konsultan perencana
Konsultan perencana yaitu badan yang mengerjakan perencanaan dan arsitektur
bangunan untuk membentuk sebuah teknik bangunan (Ervianto,2002)
2. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas merupakan badan yang mendukung proses pengerjaan
pelaksanaan pekerjaan pembangunan konstruksi. Konsultan pengawas bertugas
mebimbing dan mengadakan pengawasan terhadap pekerjaan dan memperhitungkan
prestasi pekerjaan, dan membuat laporan kemajuan pekerjaan (Ervianto,2002)
3. Pelaksana (contractor)
Pelaksana (contractor) adalah pihak yang dipercaya menerima pekerjaan untuk
melaksanakan kegiatan pembangunan sesuai anggaran biaya yang ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan syarat-syarat yang telah ditetapkan
Tugas dan tanggung jawab pelaksana (Ervianto 2002), adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung sehingga pekerjaan menjadi lancar.
2. Menyediakan perlengkapan bahan yang akan dibutuhkan pada proyek sesuai
dengan persyaratan bestek.
3. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan
serta tenaga kerja yang sudah berpengalaman
4. Melakukan semua pekerjaan sesuai gambar bestek dan memenuhi sistem
yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
5. Pekerjaan di selesaikan dan di serahkan sesuai waktu yang telah dijadwalkan
dalam kontrak.
6. Melakukan perawatan selama pekerjaan proyek.
7. Bertanggung jawab sepanjang jangka waktu pemeliharaan fisik bangunan.
5
B. Alat
Alat merupakan benda yang gunakan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat kerja memiliki fungsi penting dalam
keberhasilan suatu proyek karena menunjang pelaksanaan pekerjaan yang sulit
dikerjakan dengan tenaga manusia. Waktu pengerjaan semakin cepat dan
memudahkan pengerjaan dengan menggunakakan alat.
6
pengecoran. Truk Pompa beton (concrete pump) membuat pekerjaan lebih maksimal
sehingga proses pengerjaannya bisa lebih cepat, dan lebih efisien.
7
(Gambar 2.5 Pemotong besi)
(Sumber : https://kinghardware.co.id/shop/cut-off-wipro-wp-355/ )
5. Pembengkok Besi
Pembengkok besi berfungsi sebagai alat untuk membengkokan besi tulangan
dalam berbagai jenis sudut sesuai dengan perencanaan. Cara kerja alat ini adalah besi
dimasukkan di antara poros tekan dan poros pembengkok kemudian diatur sudutnya
sesuai dengan sudut bengkok yang dibutuhkan dan panjang pembengkokannya.
6. Katrol Besi
Katrol besi merupakan alat dari besi yang memiliki poros putar dan merupakan
bagian dari pesawat sederhana. Katrol besi berfungsi mengangkut material atau
bahan bangunan dari bawah menuju bagian atas. Katrol Besi juga bisa digunakan
untuk membantu dalam proses pekerjaan dilokasi proyek seperti pengangkatan besi
ke lokasi .
8
(Gambar 2.7 Katrol Besi )
( Sumber : https://www.tokopedia.com/bakulteknik/katrol-besi-2-pully-1-ton )
7. Pemotong Kayu
Pemotong kayu yang digunakan menggunakan mesin yang mata gergajinya
bergerigi dan berbentuk piringan. Penggunaan gergaji dapat disesuaikan sesuai
kebutuhan material kayu bangunan sehingga mempengaruhi proses pemotongan
kayu.
8. Mesin Molen
Mesin molen adalah alat pengaduk beton yang digunakan untuk membantu
proses aduk semen. Mesin pengaduk beton akan menghasilkan adukan semen akan
lebih merata dan efisiensi terhadap waktu dan tenaga pekerja.
9
Gambar : 2.9 Mesin Molen
(Sumber : https://www.teknikmart.com/blog/fungsi-dan-bagian-molen-beton/ )
9. Peralatan Tangan
Ada beberapa peralatan tangan yang biasa digunakan dalam suatu proyek
diantaranya: gergaji kayu, palu, meteran, tang gegep (kakaktua), dan lain lain.
Peralatan tangan digunakan pada pekerjaan bekisting,pengukuran, dan tulangan
pelat.
C. Bahan
10
yang dihasilkan kuat dan sesuai yang diharpkan.
Adapun bahan yang biasa digunakan dalam pekerjaan proyek konstruksi
adalah sebagai berikut:
1. Semen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, semen digunakan untuk
merencanakan beton yang terdiri dari serbuk atau tepung yang terdiri dari
kapur dan bahan yang lain. Semen adalah komponen beton yang berfungsi
sebagai bahan pengikat hidrolis, yang bila dicampur dengan air akan
mengakibatkan proses pengerasan. Semen digunakan sebagai bahan
pengikat butir – butir agregat sehingga membentuk padat dan mengisi
rongga – rongga udara diantara butir – butir agregat. Meskipun komposisi
semen yang terkandung dalam beton kurang lebih 10% tetapi karena
fungsi dari semen sebagai bahan pengikat maka fungsi semen sangat
penting (Mulyono, 2004: 27)
Syarat beton 1989 (SKBI.1.4.53.1989), maka semen portland dibagi
menjadi lima jenis (SK.SNI T-15-1990-03:2) yaitu:
1. Tipe I, semen portland dilihat dari penggunaannya tidak
memerlukan ketentuan spesifik seperti jenis semen lainnya..
Semen Tipe I biasanya digunakan untuk bangunan-bangunan
umum tertentu antara lain bangunan perumahan, gedung-gedung
bertingkat, jalan raya dan landasan pacu karena tidak memerlukan
ketentuan khusus.
2. Tipe II, semen portland dimana penggunaanya memerlurkan
kekuatan terhadapan sulfat dan panas hifrasi sedang. Semen Tipe
II digunakan untuk jenis konstruksi bangunan dan beton yang
selalu berhubungan dengan air kotor atau air tanah atau untuk
pondasi tertanam di dalam tanah yang memiliki kandungan air
agresif (garam-garam sulfat) dan saluran air buangan atau
bangunan yang berkaitan secara langsung dengan rawa.
3. Tipe III, semen portland dalam penggunaannya membutuhkan
ketahanan dasar yang cukup tinggi untuk tahap permulaan setelah
pengikatan dilakukan.
11
Semen Tipe III dimanfaatkan pada daerah yang memiliki suhu
lingkungan rendah, terutama pada daerah yang daerahnya
mempunyai musim dingin.
4. Tipe IV, semen portland untuk penggunaanya membutuhkan
panas hidrasi yang.
5. Tipe V, semen portland membutuhkan kekuataan yang tinggi
akan sulfat ketika digunakan. Semen Tipe V dimanfaatkan
untuk bangunan yang berkaitan langsung dengan air laut, air
limbah pembuangan pabrik atau industri, dan bangunan yang
terdampak akibat pengaruh gas atau uap kimia yang berlebihan
dan untuk bangunan yang berhubungan langsung dengan air
tanah yang mengandung sulfat dalam persentasi yang tinggi
(Mulyono, 2004 : 38).
(Gambar 2. 11 Semen)
(Sumber: https://www.victorynews.id/editorial-menyikapi-kelangkaan-
semen/)
2. Agregat
Agregat merupakan butiran – butiran batu pecah, kerikil, pasir atau
mineral lain yang berasal dari alam maupun batuan yang berbentuk mineral
padat berbentuk ukuran besar atau kecil atau fragmen – fragmen. Campuran
beton agregat berkisar 60% - 70% dari berat campuran beton.Agregat yang
dimanfaatkan dalam campuran atau mix beton biasanya berukuran lebih
kecil dari 40 mm.
12
Gambar 2.12 Agregat
(Sumber: https://www.victorynews.id/editorial-menyikapi-kelangkaan-
semen/
3. Air
Dalam pembuatan campuran agregat pada beton diperlukan air untuk memicu
reaksi kimiawi kandungan semen. Dalam pembuatan beton air bermanfaat untuk
menimbulkan proses proses reaksi kimiawi yang terdapat dalam semen,
melembabkan agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton. Air
yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari kandungan zat
berbahaya, yang terkontaminasi garam atau bahan kimia lainnya agar kualitas beton
tidak menurun dan mampu mengubah sifat-sifat beton yang dihasilkan. Karena
pasta semen adalah hasil reaksi kimia antara semen dengan air, maka bukan
perbandingan jumlah air terhadap total campuran yang perlu, tetapi perbandingan
antara air dengan semen atau biasa disebut dengan faktor dari air semen.
Menggunakan air terlalu banyak dapat menimbulkan banyaknya gelembung air
setelah proses hidrasi selesai,
13
sedangkan air yang digunakan terlalu sedikit dapat menimbulkan proses
hidrasi tidak tercapai seluruhnya, sehingga akan mempengaruhi kekuatan
beton.
4. Baja Tulangan
14
5. Kawat Pengikat
Kawat pengikat digunakan untuk mengikat baja tulangan agar tetap pada
tempatnya, tidak berubah jaraknya dan sesuai dengan konstruksi yang
dikehendaki. Kawat pengikat wajib tersusun dari baja lunak yang berdiameter
minimum 1 mm yang telah dibentuk terlebih dahulu dan tidak berlapis seng.
D. Teknik Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi plat lantai beton dilakukan setelah pekerjaan
kolom sudah selesai. Semua pekerjaan plat lantai ini dilaksanakan di tempat kerja
atau lokasi yang telah direncanakan. Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan
15
meliputi pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran, dan perawatan. Untuk
mendapatkan hasil kerja yang bagus, semua pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai
dengan SNI-03-2847 Tahun 2002
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam pekerjaan ini, antara lain :
1. Persiapan
Persiapan dimulai dengan membuat bekisting plat lantai. Bekisting tersebut
harus sesuai dengan gambar kerja. Pemotongan plywood yang akan digunakan
sebagai bekisting harus cermat sehingga hasilnya sesuai dengan luasan plat lantai
yang akan dibuat. Setelah itu, proses pembesian plat lantai dilaksanakan di atas
bekisting.
2. Pekerjaan
Pekerjaan plat lantai dimulai dari proses pembekistingan plat. Perancah kayu
atau bambu disusun secara berjajar bersama-sama dengan Perancah kayu atau bambu
untuk balo dan pelatk.
Penggunaan material bambu atau kayu sebagai pembuatan perancah semakin
sedikit, namun penggunanya tetap ada, apalagi untuk pekerjaan konstruksi bangunan
rumah ataupun bangunan yang tidak terlalu tinggi dan berat.
Perancah bambu pada bagian tumpuan haruslah berukuran > Ø 7 cm atau kayu
berukuran 5 cm x 7 cm agar cukup mampu menahan faktor tekuk yang ditimbulkan.
Bambu yang dimanfaatkan atau bisa digunakan harus bambu tua yang memiliki ciri-
ciri bewarna kuning jernih atau hijau tua, berserat padat, berbintik-bintik putih pada
pangkalnya, permukaannya mengkilap, dan khusus pada bagian buku-bukunya tidak
boleh pecah.
Proses pemasangan perancah dari kayu atau bambu ini harus selalu ditanam ke
dalam tanah bagian kaki-kaki tiangnya atau saling dihubungkan agar tidak mudah
bergeser. Selain itu, tiang perancah diikat pada setiap batang pegangan/vertikal dan
batang memanjang horizontal sehingga kekuatan perancah lebih terjamin.
Dalam menopang pekerja dibutuhkan papan sebagai lantai kerja perancah yang
harus dipotong sejajar dengan serat kayu agar mampu menahan beban dengan tebal
minimal 8 mm. Untuk memudahkan pekerja menyelesaikan item pekerjaan
konstruksinya, maka jarak antara papan lantai kerja dengan dinding bangunan
dianjurkan tidak boleh melebihi 30 cm.
16
Kelebihan dari penggunaan perancah material kayu atau bambu untuk pekerjaan
konstruksi bangunan adalah proses pemasangan yang tidak memerlukan alat
pengangkat dan harga material cukup murah. Sedangkan kekurangannya adalah
memiliki kemampuan daya topang yang masih rendah dan daya serap air tinggi
sehingga mudah retak/patah/busuk serta kemungkinan untuk penggunaan berulang
sangat kecil.
Langkah berikutnya yaitu pemasangan balok kayu 6/12 sebagai girder sejajar
dengan arah cross brace. Kemudian pasang juga suri-suri dengan arah melintangnya
di atas girder tersebut. Setelah itu, plywood dipasang sebagai alas dari plat lantai.
Tak lupa, pasang pula dinding untuk tepi plat yang dijepit menggunakan siku.
Plywood ini harus dipasang serapat mungkin untuk mencegah terbentuknya rongga
yang menyebabkan kebocoran saat dilakukan pengecoran.
Agar beton yang sudah jadi nantinya tidak menempel pada bekisting,
disarankan untuk mengolesi solar sebagai pelumas di semua bekisting yang sudah
terpasang dengan rapat. Cara ini akan memudahkan kita dalam melakukan pekerjaan
pembongkaran bekisting. Manfaat yang lainnya yaitu bekisting tersebut akan
terhindar dari kerusakan yang fatal dan cenderung utuh sehingga masih dapat
digunakan untuk pekerjaan yang selanjutnya.
Tahap selanjutnya yaitu pembesian plat lantai yang dilaksanakan setelah
pengerjaan pembesian pada balok. Proses pembesian ini dilakukan secara langsung
di atas bekisting plat. Untuk mempermudah pekerjaan, tulangan-tulangan besi dapat
dipindahkan menggunakan alat tower crane untuk dipasang di atas bekisting plat.
Lakukan perakitan tulangan besi ini dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Setelah
itu, pasang tulangan besi yang berukuran Ø 10.
Pembesian berikutnya dilakukan secara menyilang, lalu ikat menggunakan
kawat. Letakkan beton deking antara tulangan bawah plat dan bekisting alas plat.
Kemudian pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas serta bagian
bawah plat. Lakukan proses ini sampai pekerjaan pembesian plat lantai selesai.
Kemudian lakukan pengecekan untuk memeriksa hasil kerja pembesian tulangan.
Periksalah penyaluran pembesian plat pada balok, jumlah dan jarak antar
tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di plat lantai, beton decking,
kaki ayam, dan kebersihannya. Pembongkaran bekisting plat dilakukan setelah 28
hari pengecoran.
17
3. Pengecoran
Engineering akan melakukan pengecekan ke lokasi yang akan di cor setekah
pengejaan bekisting dan pembesian sudah selesai dan siap dilakukan pengecoran.
Jika hasilnya bagus, kemudian engineer membuat surat izin pengecoran untuk
diajukan kepada konsultan pengawas. Konsultan pengawas lalu melakukan survei ke
lokasi yang diajukan di dalam surat tersebut. Setelah dipastikan sudah bagus
semuanya, maka konsultan pengawas akan menandatangani surat izin pengecoran.
Proses pengecoran pada plat lantai harus dilakukan secara bersamaan dengan
pengecoran pada balok juga. Peralatan pendukung yang digunakan dalam pengerjaan
pengecoran balok antara lain bucket, truck pengaduk beton, vibrator, lampu kerja,
dan papan perata. Setelah engineer mendapatkan izin pengecoran dari konsultan
pengawas, engineer kemudian mengkonfirmasi pihak beaching plan untuk mengecor
sesuai dengan mutu dan volume yang diperlukan.
Area yang akan di cor dilakukan pembersihan ulang menggunakan alat air
kompresor sampai benar-benar bersih. Bucket disiapkan dan dibersihkan dari debu
atau bekas pengecoran sebelumnya. Setelah itu, siapkan satu keranjang dorong untuk
mengambil ready mix sebagai sampel dan test slump cor yang diawasi oleh engineer
dan pihak pengawas. Apabila sudah dinyatakan bagus, maka pekerjaan pengecoran
pun telah siap untuk dilaksanakan.
Contoh pada saat melakukan proses pengecoran maka benda uji diambil secara
bersamaan. Sampel beton ready mix cukup diambil beton yang keluar dari truk saja.
Kemudian sampel dituangkan ke bucket. Dari bucket ini, sampel tersebut diangkut
menggunakan TC. Setelah bucket sudah sampai di lokasi yang akan dicor,
selanjutnya petugas bucket akan membuka katup bucket untuk mengeluarkan beton
segar ke area pengecoran.
Pekerjaan dilanjutkan oleh pekerja cor yang akan meratakan beton segar ke
bagian balok terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke plat. Khusus untuk plat lantai, beton
diratakan memakai scrub secara manual. Tahap berikutnya yaitu pemadatan dengan
vibrator. Tujuannya untuk mencegah terbentuknya rongga-rongga udara yang dapat
mengurangi mutu beton. Pekerja vibrator akan memasukkan alat ini ke dalam adukan
selama 5-10 menit di setiap bagian yang dicor.
Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan beton, pekerjaan
berikutnya yaitu meratakan permukaan beton segar menggunakan balok kayu yang
18
panjang. Lakukan pekerjaan ini dengan memperhatikan batas ketebalan plat yang
telah ditentukan. Proses ini dilakukan berulang-ulang kali hingga seluruh area cor
telah terisi beton. Untuk mendapatkan hasil yang bagus, proses pengecoran
sebaiknya dilakukan maksimal selama 6-8 jam.
4. Perawatan
Wajib hukumnya melakukan perawatan terhadap adonan beton selama proses
pengeringan berlangsung. Sebab adonan beton yang mengering terlalu cepat
mengakibatkan hasilnya tidak bagus, retak-retak, dan tidak sesuai rencana. Maka
setelah dilaksanakan pengecoran, lakukan upaya perawatan untuk menjaga mutu
beton. Proses perawatan beton ini dilakukan dengan menjaga agar kondisinya
senantiasa basah dengan menyiraminya. Perawatan ini dilaksanakan selama 7 hari
berturut-turut dengan menyirami tanaman sebanyak 2-3 kali/hari.
19
BAB III
PELAKSANAAN PKLI
A. Gambaran Umum Proyek
1. Lokasi Proyek
Pembangunan Gedung Nomensen berlokasi di Jl. Sangnawaluh No.4,
Siopat Suhu, Kec. Siantar Tim., Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Proyek ini merupakan pembangunan Gedung Perkuliahan Baru Universitas
HKBP Nommensen Pematang Siantar
2. Data Proyek
Adapun rincian data teknis proyek pembangunan Gedung Perkuliahan
Baru Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar dan pihak-pihak
yang terlibat dalam proyek ini disampaikan sebagai berikut.
a. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Perkuliahan Baru HKBP
Nommensen Pematang Siantar
b. Pemilik Proyek : Yayasan Universitas HKBP Nomensen
c. Luas Tanah Bangunan :1200 mᵌ
d. Panjang Bangunan : 54 M
e. Lebar Bangunan : 20 M
f. Tinggi Bangunan : 16 M
20
g. Jumlah Lantai : 4 lantai
h. Lokasi : Jl.Sangnawaluh No.4, Siopat Suhu,
Kec.Siantar Tim., Kota Pematang
Siantar,Sumatera Utara
i. Fungsi Bangunan : Sebagai Gedung Perkuliahan
j. Jenis Pekerjaan : Swakelola
k. Persiapan/ Perencanaan : CV. Sarana Teknik Consultant
l. Penanggung Jawab : Ir. Maruli B Pardede
m. Pengawasan Pekerjaan : Ir. Ros Anita Sidabutar Msc
Yetti Riris Saragi S.T., MT
OWNER
Yayasan Universitas HKBP Nommensen
PANITIA
PERENCANA PENGAWAS
Cv. Sarana Teknik Consultant JAWAB
Ir. Ros Anita Sidabutar Msc
Nicholas Pardede S.T., M.T Ir. Maruli Pardede
Yetti Riris Saragi S.T., MT
21
Berdasarkan data dan fakta dilapangan :
1. Owner dari proyek ini adalah Yayasan Universitas HKBP Nommensen,yang
dibantu oleh Rektor Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar
Bapak Dr.Sianggam Siahaan, M. Hum. setiap bulannya survey lokasi untuk
mengetahui seberapa jauh perkembangan bangunan.
2. Ir Maruli Padede adalah dosen senior Nommensen yang dipercaya oleh owner
karena pengalaman dan kemampuannya dalam mengatasi proses
pembangunan.
3. Nicholas Pardede S.T., MT memiliki tugas sebagai konsultant perencana
proses pelaksanaan pembangunan dilapangan.
4. Ir. Ros Anita Sidabutar Msc & Yetti Riris Saragi S.T., MT beliau ditunjuk
sebagai pengawas lapangan dari pihak nommensen yang mengawasi setiap 2
minggu sekali.
Peralatan adalah suatu alat kerja yang digunakan dalam membantu proses
pembangunan proyek. Adapun alat pada pelaksanaan proyek Pembangunan
Gedung Perkuliahan Baru Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar
yang disediakan oleh kontraktor adalah.
1. Truk Pengaduk Beton (Concrete Mixer Truck)
Concrete Mixer Truck digunakan pada proyek pembangunan Gedung
Perkuliahan Baru Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar untuk
mengangkut beton ready mix ke lokasi proyek.Concrete Mixer Truck yang
digunakan berasal dari PT. Mitra Beton sendiri dengan jenis truck mixer
standart, adapun kapasitas truk pengaduk beton sebesar 6 m3 beton ready mix.
Mutu beton diangkut sesuai dengan pesanan yang dibutuhkan suatu proyek,
pada pekerjaan ini yang digunakan adalah mutu beton K-300.
22
Gambar 3.3 Concrete Mixer Truck
3. Mesin Molen
Mesin molen digunakan untuk pengadukan semen dan pasir pada proses
pembuatan tahu beton dengan perbandingan 1:3.
23
Gambar 3.5 Mesin Molen
24
(a) (b)
Gambar 3.7 (a) Alat pemotong Besi Listrik dan (b) Alat pemotong besi Manual
6. Pembengkok Besi
Pekerjaan pelat lantai dalam proyek pembangunan gedung Perkuliahan
HKBP Nommensen Pematang Siantar menggunakan alat pembengkok
besi secara manual sesuai kebutuhan.Pada pekerjaan pelat lantai 2
pembengkokan besi bertujuan untuk mengikat besi yang satu dengan yang
lain agar lebih kuat.
7. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur panjang atau lebar bahan yang
akan digunakan pada pekerjaan balok atau pekerjaan apapun yang sesuai
dengan yang diinginkan dilapangan serta berfungsi untuk mengukur atau
mengecek jarak antar tulangan.
25
Gambar 3.9 Meteran
8. Katrol Besi
Katrol besi pada proyek pembangunan Gedung Perkuuliahan Baru
Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar digunakan untuk
mengangkut muatan atau material ketempat yang lebih tinggi. Pada pekerjaan
pelat lantai 2 Katrol Besi digunakan untuk mengangkut besi tulangan dari
tempatnya ke lantai 2 yang sedang dikerjakan.
9. Pemotong kayu
Alat pemotong kayu pada proyek pembangunan Gedung Perkuliahan Baru
Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar dalam pembuatan bekisting
pelat terdiri dari 2 alat yaitu alat pemotong listrik dan gergaji.
26
(a) (b)
Gambar 3.11 (a) Alat pemotong Kayu Listrik dan (b) Gergaji
10. Palu
Palu digunakan untuk memaku kayu dan multipleks dalam pembuatan
bekisting pelat lantai.
27
Perkuliahan Baru Universitas HKBP Nommesen Pematang Siantar ini adalah bambu Ө
6-10 inchi dengan tinggi 3,5 m. Material bambu yang digunakan harus bambu tua yang
memiliki ciri-ciri berwarna kuning jernih atau hijau tua, berserat padat, berbintik-bintik
putih pada pangkalnya, permukaannya mengkilap, dan khusus pada bagian buku-
bukunya tidak boleh pecah.
Bahan-bahan yang dipakai untuk membangun suatu harus bermutu baik sehingga
bangunan yang dihasilkan kuat dan sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan plat lantai 2 Pada
pembangunan Gedung Perkuliahan Baru Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar
adalah:
1. Beton ready mix
Beton ready mix dalam proyek pembangunan Gedung Perkuliahan Baru Universitas
HKBP Nommensen Pematang Siantar salah satunya dipakai untuk pekerjaan Plat lantai 2
yang dipesan oleh pihak kontraktor. Beton ready mix yang dipesan diangkut langsung dari
pabrik menggunakan truk molen oleh PT. Mitra Beton. Adapun mutu beton yang digunakan
pada pekerjaan ini adalah K-300.
2. Semen
Selain pada campura raedy mix, Semen digunakan pada proyek pembangunan Gedung
Perkuliahan Baru Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar untuk
28
pembuatan tahu beton (decking). Semen yang digunakan pada proyek ini adalah
semen merek Merah Putih, semen ini dipilih karena sudah memenuhi syarat sesuai
dengan SNI 15-2049-2004 dan ASTM C 150- 07.
3. Air
Air digunakan untuk perawatan setelah pengecoran dan digunakan untuk
campuranbeton tahu
4. Besi tulangan
Menurut bentuk fisiknya, besi tulangan yang digunakan yaitu besi polos ( plain
bar). Besi tulangan yang dipergunakan pada proyek ini untuk pelat yaitu besi polos
10 dan besi ulir D10.
(a) (b)
Gambar 3.16 (a) besi polos dan (b) Ulir
29
5. Kawat Besi
Kawat besi pada pembangunan Gedung Perkuliahan Baru Universitas HKBP
Nommensen Pematang Siantar digunakan sebagai pengikat antar besi tulangan yang
satu dengan yang lainnya agar tetap pada tempatnya dan tidak berubah jaraknya.
Pada pekerjaan plat lantai 2 kawat digunakan untuk mengikat tulangan, kawat yang
digunakan dilipat 3 lapisan lalu diikat dengan memutar kawat besi diantara kedua
tulangan.
30
7. Kayu dan Multipleks
Kayu adalah bahan bangunan konstruksi yang paling banyak digunakan dalam
pengerjaan bekisting, kayu memiliki banyak kelebihan karena mudah ditemukan dan
mudah untuk dibentuk sesuai kebutuhan. Pada proyek ini digunakan kayu berukuran 1½
x 3 inch dan 2 x 3 inchi. Multipleks merupakan kayu olahan yang tersusun dari
beberapa lapisan-lapisan kayu tipis yang direkatkan dengan tekanan tinggi. Pada
proyek ini multipleks digunakan sebagai bekisting dengan ukuran sesuai kebutuhan.
Ukurannya sesuai dengan kebutuhan bekisting. Dalam proyek ini bekisting pelat
mengunakan multipleks dengan 9 mm.
(a) (b)
Gambar 3.19 (a) Multipleks dan (b) Kayu
8. Paku
Pake yang digunakan untuk melekatkan dua bahan antara kayu dengan multipleks
dengan menembus keduanya.
31
D. Proses Pelaksanaan dan Pembahasan
Pelat lantai yaitu lantai tingkat pembatas setiap tingkatan dan tidak terletak diatas
tanah langsung. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-
kolom bangunan.
Adapun tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan plat lantai 2 pada proyek
pembangunan Gedung Perkuliahan Baru Universitas HKBP Nommensen Pematang
Siantar adalah sebagi berikut:
1. Tahapan Persiapan
1) Dalam pekerjaan persiapan kolom pada pembangunan Geduh Kuliah Baru
Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar yang dilakukan adalah
pelaksana membaca gambar untuk mengetahui setiap pekerjaan.
2) Proses pekerjaan pelat dapat dilakukan apabila ketersediaan alat dan bahan
dilapangan, adapun alat-alat yang digunakan dalam proses pekerjaan plat pada
proyek pembangunan Gedung Kuliah Baru Universitas HKBP Nommensen
Pematang Siantar adalah sebagai berikut:Gergaji, meteran, palu, tang potong,
pemotong besi, pembengkok besi, concrete vibrator, concrete pump dan mixer
truc. Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:papan multipleks, kayu, paku,
perancah/scaffolding, besi tulangan polos dan besi tulangan ulir.
2. Pemasangan perancah (scaffolding)
Scaffolding yang digunakan pada proyek pembangunan Gedung Perkuliahan Baru
Universitas HKBP Nommesen Pematang Siantar ini adalah bambu Ө 6- 10 inchi
dengan tinggi 3,5 m dan jarak antar bambu 40cm .
3. Pekerjaan bekisitng
Pemasangan bekisting pelat kerja memasang kayu penyangga dan bekisting.
bekistis pelat menggunakan kayu ukuran 1½ x 3 inchi dan multipleks ukuran 9
mm.Bekisiting berupa lembaran-lembaran multipleks disatukan dan pada beberapa
bagian sepeti sisi pinggir dan sudut plat, bekisting dipotong dan dibentuk sesuai
ukuran. Pada penggunaan lembaran multipleks tidak hanya digunakan sekali pakai,
namun lembaran nantinya akan digunakan kembali untuk lantai elevasi berikutnya.
32
Gambar 3.21 Pekerjaan Bekisting pelat
4. Pekerjaan Pembesian
Perakitan tulangan yang dilakukan pada proyek pembangunan Gedung
Perkuliahan Baru Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar adalah dua lapis.
Lapis pertama dan kedua dipasang menggunakan polos dan ulir secara vertikal dan
horizontal 10-250 mm dan ulir D10-250 diberi jarak antar tulangan sebesar 12,5
cm. Pada pemasangan tulangan Plat lantai 2 tulangan dibuat sesuai spesifikasi
tulangan lapangan dan tumpuan pada plat yang direncanakan, lalu dilanjutkan
pemasangan , digunakan tahu beton untuk memberi jarak antara lantai kerja dan
tulangan plat lantai. Setelah pemasangan tulangan masing-masing tulangan diikat
satu dengan yang lain menggunakan kawat baja yang dibuat 3 lapis agar masing-
masing tulangan tetap pada posisi yang direncanakan.
33
5. Pengerjaan Pengecoran
Sebelum melakukan pekerjaan pengecoran, lokasi plat lantai yang akan dicor
harus dibersikan terlebih dahulu agar tidak terdapat kotoran lain pada saat
pengecoran.
Pengecoran pada proyek pembangunan Gedung Perkuliahan Baru Universitas
HKBP Nommesen Pematang Siantar digunakan beton ready mix yang ditentukan
jumlahnya dari PT. Mitra Beton dengan mutu K-300. Beton ready mix yang sudah
dipesan diantar langsung dari pabrik ke lokasi proyek menggunakan Concrete Mixer
Truck. Beton ready mix yang tiba di lokasi proyek dilakungan pengujian slump,
bertujuan untuk menentukan kekuatan dari beton tersebut.
Pengecoran plat lantai yang memiliki elevasi tinggi perlu menggunakan concrete
pump sehingga pekerjaan pengecoran lebih efisien terhadap waktu pekerjaan . Pada
proyek ini tebal plat lantai adalah 120 mm. Untuk mendapatkan kepadatan beton
yang baik maka penggunaan concrete vibrator diperlukan untuk memberikan getaran
pada beton cair guna menghilangkan gelembung yang mungkin masih terperangkap
didalamnya.
34
Gambar : 3.24 Pengecoran dan pemadatan menggunakan vibrator
6. Perawatan (curing)
Perawatan beton yang dilaksanakan pada proyek pembangunan Gedung
Perkuliahan Baru Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar dilakukan
setelah beton mengeras. Pada proyek Gedung curing dilakukan dangan menyiramkan
air mengggunakan selang. Tujuan melakukan perawatan beton bertujuan agar beton
tidak terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan
suhu beton.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi pasti ada permasalahan atau kendala yang
dihadapi, untuk itu perlu adanya pengendalian proyek agar proyek dapat berjalan
dengan lancar. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:
a. Alat
Kendala yang terjadi pada saat pengecoran plat lantai 2 terjadi pada alat untuk
concrete vibrator diperlukan untuk memberikan getaran pada beton cair guna
memadatkan beton dan menghilangkan gelembung yang mungkin masih
terperangkap didalamnya sehingga alternatif lain menggunakan besi sebagai
pengganti untuk pemadatan .
b. Bahan
Kendala yang terjadi saat pemasangan scafolding (perancah) ketersediaan
bambu yang terbatas sehingga memperlambat proses bekisting pelat.
35
c. Teknik Pelaksana
Faktor cuaca/alam menjadi salah satu kendala yang terjadi, terutama pada saat
hujan yang tidak menentu menghambat pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan
pekerjaan pengecoran lantai tidak dapat dilakuan dikarenakan apabila beton
yang masih cair bercampur air dengan hujan maka mutu betonnya akan
berkurang.
Adapun solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebuta
adalah sebagai berikut:
1. Alat
Kerusakan mesin vibrator diakibatkan kerusakan mesi, oleh karena itu perlu
adanya perawatan pada setiap alat selain itu perlu dilakukan pengecekan
sebelum dan sesudah alat digunakan.
2. Bahan
Keterlambatan pekerjaan pelaksanaan bekisting pelat akibat ketersediaan
bambu yang kurang maka dilakukan altefnatif lain dengan menggunakan
sebagian bambu yang digunakan untuk pelat lantai 2 dan memesan dari luar
daerah.
3. Teknik Pelaksana
Faktor cuaca atau alam menjadi salah satu kendala yang terjadi,terutama
pada saat hujan yang tidak menentu menghambat pelaksanaan pekerjaan, solusi
yang tepat adalah pengalihan waktu pekerjaan agar target dan alokasi waktu
terlaksana secara maksimal.Pelaksanaan pekerjaan pengecoran tidak bisa
dilakukan karena apabila beton yang masih cair bercampur air hujan maka
mutu beton akan berkurang dan begitu juga pekerjaan pembesian jika terjadi
hujan yang menghambat pekerjaan, solusi yang tepat adalah pengalihan
pekerjaan agar target dan alokasi waktu terlaksana secara maksimal.
36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan PKLI pada Pembangunan Gedung Perkuliahan Baru
Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar, dapat disimpulkan bahwa:
1. Struktur organisasi diterapkan adalah Swakelola yang mana pemilik
proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksana proyek
bertindak sebagai konsultan perencana dan kontraktor.
2. Penggunaan alat dan bahan dalam pembangunan Gedung Kuliah Baru
Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar sudah sesua dengan
kebutuhan dalam pekerjaan dan dibandingkan teori Rostiyanti (2002)
sudah sesuai.
3. Pelaksanaan pekerjaan plat lantai 2 pada proyek pembangunan Gedung
Kuliah Baru Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar sudah
sesuai SNI 03 – 2847 Tahun 2002 tentang tahapan pekerjaan plat lantai,
dimana pekerjaan dimulai dari tahap persiapan, tahap pekerjaan plat
lantai, tahap pengecoran dan perawatan.
4. Pada ketebalan pelat lantai yang dipelajari dibangku kuliah yaitu 12 cm
dan pelaksanaan langsung pengukuran ketebalan pelat lantai di lapangan
sesuai pada teori yaitu 12cm. Nilai slump test beton k-300 yaitu 7,5cm-
15cm dan pada kenyataan pengukuran nilai slump test beton k300 masih
memenuhi yaitu 10cm- 12cm.
37
B. Saran
Pada saat pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Kuliah Baru Universitas
HKBP Nommensen Pematang Siantar beberapa hal yang menjadi penghambat
dalam pelaksanaan di proyek tersebut, oleh karena itu penulis memberikan
beberapa saran, antara lain :
1. Dalam hal penyimpanan dan penempatan alat dan peralatan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan proyek perlu ditingkatkan dalam segi
perawatan secara rutin sehingga tidak terjadi kerusakan pada saat pekerjaan
berlangsung.
2. Dalam melakukan suatu pekerjaan , sebaiknya operator memeriksa keadaan
mesin terlebih dahulu, agar tidak terjadi kendala yang dapat menyebabkan
keterlambatan penyelesaian pada setiap pekerjaan.
3. Agar mencegah terjadinya kecelakaan pada pelaksanaan pekerjaan di
proyek,sebaiknya disediakan kelengkapan K3 setiap pihak yang terlibat
dalam proyek tersebut.
38
DAFTAR PUSTAKA
Adhyaksa. 2019. Apa itu Truk pengaduk Sumber : http://www.patria.co.id/product-
detail/construction/concrete-mixer.html (di akses 8 Maret).
ASTM C 618, 2003. Standard Specidication for Coal Fly Ash and Raw or Calcined
Natural Pozzlan for Use in Concrete. United States: Association of Standard
Testing Material.
Rostiyanti, S. F. 2002. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
SNI-07-0663-1995, Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton, Jakarta: Badan
Standarisai Nasional.
39
Tokopedia. 2020. Katrol https://www.tokopedia.com/bakulteknik/katrol-besi-2-
pully -1-to .org ( di akses 9 maret).
40
41
42
43
44
45
1. Pelat Lantai 2
2. Tampak Depan
46
3. Tampak Belakang
47
48
49
50
51
52
53