Anda di halaman 1dari 9

c cc

cc 
c  c ccc 

cÊ c cccc


ñÊ Tujuan : Menentukan Mr zat berdasarkan penurunan titik beku larutan.
ñÊ ari , tanggal : Sabtu, 12 Dewsember 2010
ñÊ Tempat : Laboraturium Kimia Dasar, lantai III FMIPA Universitas Mataram.
Ê c c c
Kondisi kesetimbangan untuk sembarang system yaitu bahwa potensial kimia dari
tiap konstituen pada seluruh system harus sama. Bila ada beberapa fase dari tiap
konstituen, maka potensial kimia setiap konstituen pada tiap fase harus mempunyai nilai
yang sama. Misalnya bila temperature dan tekanan sembarang larutan air berada dalam
kesetimbagan dengan uap air dan es padat, maka :
µ(es) = µ(2O)(l) = µ(2O)(uap)
Bila suatu zat terlarut yang tidak menguap dilarutkan dalam suatu pelarut titik beku
pelarut berkurang. Berkurangnya ǻTf ditentukan sebagai :
  
[ 
[

Jika ǻTf tidak besar sekali dan larutan tersebut ideal.
ǻĤ peleburan adalah panas peleburan molar dari pelarut, x2 adalah fraksi mol zat terlarut
dan Tf adalah titik beku sebenarnya. Untuk larutan sangat encer dan bersifat ideal,
persamaan diatas menjadi lebih sederhana, yaitu :
ǻTf = Kim
Dimana Kf adalah konstanta penurunan titik beku molal dan dinyatakan sebagai (Dogra,
1990 :223).
 
  
[   
Dimana M adalah bobot molekul pelarut, dan M adalah molalitas zat terlarut.
Untuk setiap setiap zat padat tekanan tertentu ada suhu tertentu dimana cairan dan
zat padatnya dapat berada dalam keadaan setimbang. Suhu ini disebut titik beku atau titik
leleh, tergantung dari arah mana pendekatan yang ditempuh, dari suhu tinggi atau suhu
rendah. Pada titik beku (titik leleh) kecepatan partikel meninggalkan keadaan padat dan
memasuki keadaan cair dan memasuki keadaan padat. Bila panas ditambahkan, sebagian
zat padat akan meleleh sehingga lebih banyak cairan terbentuk, tetepi suhunya akan tetep
sama selagi kedua fase masih tetap ada. Demikian juga bila sebagian panas diambil,
sebagian cairan akan membeku, jadi zat padatnya akan lebih banyak terbentuk (Brady,
1999 : 144).
Atom adalah partikel yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat walaupun
dengan mikroskop. Kita tidak dapat mengambil satu atau beberapa atom lalu
menimbangnya, dan juga tidak ada timbangan untuk itu. Menurut Dalton, massa atom
adalah sifat sifat utama unsure yang membedakan satu unsure dengan yang lain. Karena
atom sangat ringan, maka tidak digunakan satuan gram dan kilogram untuk massa atom,
dan harus dicari suatu atom sebagai massa standar. Perbandigan massa satu atom dengan
atom standar disebut massa atom relative ( Ar ). Menurut Dalton dua unsure ( lebih )
dapat bergabung berbentuk senyawa dengan perbandingan tertentu. Partikel terkecil
senyawa disebut molekul yang mempunyai massa tertentu. Perbandingan massa molekul
dengan massa standar disebut massa molekul relative (Mr) (Syukri, 1999 : 234).
Ê cc c cc
Ê Alat
Ê Calorimeter
Ê Thermometer
Ê Pengaduk
Ê Tabung reaksi besar
Ê Gelas kimia 250 ml
Ê Gelas kimia 1000 ml/1L
Ê Pipet volum 10 ml
Ê Neraca analitik
Ê Bulb
ëÊ Bahan
Ê Asam asetat glacial
Ê Urea
Ê Es batu
Ê Aquades
Ê Kertas saring
Ê cc
Ê Proses pembentukan pelarut murni (asam asetat glacial)
10 ml asam asetat glasial
ñÊ Dimasukkan kedalam tabung
reaksi besar
ñÊ Diukur suhu awal asam asetat
glasial
asil

Air + Es batu
 ñÊ Dimasukkan kedalam gelas kimia
ñÊ Dibuat agar suhunya 170C
ñÊ Catat suhu selama 10 menit selang
waktu 1 menit
asil
ñÊ asil tabung reaksi besar
ñÊ Atur suhu dengan penambahan es
batu sehingga asam asetat beku
asil
Ê Proses pembekuan Urea
Tabung reaksi besar
ñÊ Cairan asam asetat
ñÊ 0,5 gr zat X (urea)
ñÊ Diaduk hingga larut
asil
ñÊ Dimasukkan kedalam
calorimeter
ñÊ Diukur suhu dengan
thermometer
ñÊ Diatur suhu dengan es batu agar
larutan dapat membeku
asil
Ê c ccc
Ê Suhu asam asetat glacial dengan waktu (menit)
Menit ke Suhu (0C) Suhu (K)
0 17 290
1 15 288
2 15 288
3 15 288
4 15 288
5 15 288
6 14 287
7 14 287
8 14 287

Ê Suhu asam asetat setelah penambahan 0,5 gr Zat X


Menit ke Suhu (0C) Suhu (K)
0 17 290
1 15 288
2 8 281
3 11 284
4 9 282
5 9 282
6 1 274
7 -4 269
8 -3 268

^Ê cc c cc


Ê pelarutan asam asetat glacial
ñÊ Tabel analog
Menit ke Suhu (K)
0 290
1 288
2 288
3 288
4 288
5 288
6 287
7 287
8 287



ñÊ Grafik hubungan suhu (K) dan waktu (menit)

ë

ë

ë 

ë 

ë 

ë 

ë 

ë 
 ë      




Ê Larutan asam asetat glacial setelah penambahan zat X


ñÊ Table analog
Menit ke Suhu (K)
0 290
1 288
2 281
3 284
4 282
5 282
6 274
7 269
8 268
ñÊ Grafik hubungan suhu (K) dan waktu (menit)
ë Ê

ë

ë 

ë 

ë

ë

ë
  ë     

Ê Penentuan nilai Mr zat


ȡ = 1,049 gr/cm3
ó
1,294 =


gr = 0,01049

ó!"#!$%&
  )
'%&ó!"(!$
,&
*++ *+*  )/0
'%&-.
.,
1
'%&-.

6 x 10,49 Mr X = 1950
.,
2 
3.-

Mr X = 30,98
Ê  cc c
pada praktikum kali ini yaitu penetapan Mr zat berdasarkan penurunan titik beku
yang bertujuan untuk menentukan Mr suatu zat berdasarkan penurunan titik beku larutan.
Titik beku larutan adalah suhu tertentu dimana cairan dan zat padatnya dapat berada
dalam keadaan setimbang.
Dalam praktikum ini digunakan asam asetat glacial. Asam asetat glacial tabung
reaksi yang dimasukkan kedalam tabung reaksi dan suhunya diukur kemudian tabung
reaksi yang berisi asam asetat glacial dimasukkan kedalam calorimeter yang berisi es
batu untuk di inkubasi hingga suhunya menjadi 170C dan kemudian dihitung suhunya
sebanyak 8 kali pengukuran dengan selang 1 menit, terlihat adanya penurunan suhu asam
asetat glacial setelah diinkubasi dengan suhu 170C berubah menjadi 150C hingga 140C.
setelah itu terjadi suhu yang konstan pada asam asetat glacial yaitu pada suhu 150C yaitu
terjadi selama 5 menit pertama yang menandakan asam asetat glacial telah membeku
karena suhunya sulit diturunkan lagi. al ini terjadi karena pengaruh es batu yang
menurunkan suhu asam asetat glacial tersebut.
Percobaan selanjutnya yaitu dengan menambahkan zat x kedalam asam asetat
glacial. Sebelum ditambahkan asam asetat dicairkan terlebih dahulu kemudian zat x
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi asam asetat glacial, dilakukan perlakuan
yang sama seperti pada percobaan yang pertama dapat terlihat penurunan suhu yang
terjadi pada asam asetat setelah ditambahkan dengan Zat X selama 8 kali yaitu 150C,80C,
110C, 90C, 10Cdan ± 40C dan ± 30C tedapat dua kali suhu yang konstan suhu akhir pada
percobaan yang kedua lebih kecil dari pada percobaan pertama. al ini, dipengaruhi oleh
penambahan zat X, bila suatu zat terlarut yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam
suatu pelarut maka titik beku pelarutnya berkurang (Dogra, 1990). Dari hasil pengukuran
suhu terhadap waktu didapatkan suhu konstanyayaitu pada suhu 288K dan 282K, dan
dari hasil tersebut dapat ditentukan Mr Zat X dengan rumus
4256758)
  )
2)4256952:8

Yaitu sebesar 30,89


Ê  c
Ê titik beku larutan adalah suhu tertentu dimana cairan dan zat padatnya dapat
berada dalam keadaan setimbang
Ê penambahan zat X dapat mengakibatkan penurunan titik beku suatu larutan,
karena zat terlarut yang tidak mudah menguap
Ê terdapat suhu yang konstan menandakan larutan telah membeku
Ê perubahan suhu disebabkan oleh adanya es batu
Ê nilai Tp yang diperoleh yaitu 150C (288K)
Ê nilai Tl yang diperleh yaitu 90C (282K)
Ê massa molekul relative yang diperoleh yaitu sebesar 30,49
c^c cc

Brady. 1999. Kimia Universitas, Jakarta : Banipura Aksara.

Dogra. 1990. Kimia Fisik Dan Soal ± soal. Jakarta : UI press.

Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB.

Anda mungkin juga menyukai