Zetri Novi Yanti, 18871016
Zetri Novi Yanti, 18871016
Zetri Novi Yanti, 18871016
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada
individu yang belajar. Belajar merupakan proses aktif. Belajar adalah proses mereaksi
Belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada satu tujuan, proses berbuat
memahami sesuatu yang dipelajari. Apabila kita membicarakan tentang belajar, maka
kita membicarakan tentang cara mengubah tingkah laku seseorang atau individu
hidup sejahtera karena belajar. Manusia melakukan kegiatan belajar dengan tujuan
agar dapat memiliki kemampuan untuk menjawab tantangan alam. Manusia belajar
secara mandiri atau secara individual. Belajar mandiri juga merupakan belajar di masa
depan. Di satu sisi tantangan kehidupan semakin keras, dan masalah yang menghadap
kehidupan manusia semakin banyak, di sisi lain biaya pendidikan semakin mahal. 2 Di
samping itu ada pula sisi positifnya dalam masa sekarang ini, yaitu semakin
tersedianya sumber-sumber belajar yang dapat dipelajari sendiri tanpa banyak bantuan
1
Nana Sudjana 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung
2
Nasution, S.2007. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bina Aksara.
dari orang lain. Contoh utamanya berupa pustaka, baik pustaka konvensional maupun
elektronik. Kegiatan belajar mandiri dapat diawali dengan kesadaran adanya masalah,
lain. Maka belajar mandiri secara fisik dapat berupa belajar sendiri atau bersama
orang lain, dengan atau tanpa bantuan guru profesional. Belajar mandiri yang
merupakan kemampuan dasar manusia sedikit terganggu oleh sistem pendidikan yang
segi penumbuhan niat pada diri siswa untuk belajar, dan pengembangan kemampuan
teknis belajar. Kemampuan belajar mandiri yang dikembangkan selama siswa belajar
dalam sistem pendidikan formal, dapat menjadi bekal yang berguna untuk melakukan
Pembelajaran sepanjang hidup diperlukan karena masalah akan selalu timbul di dalam
kelas XI SMK IT RR Rejang Lebong pada bulan Desember 2018. Dari observasi awal
aktifitas belajar mandiri yang tidak ditemukan dari sekolah sekolah lain sehingga
memunculkan fenomena yang baik untuk diteliti. Maka peneliti melakukan penelitian
3
Sutikno, Sobri, M. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect.
tentang Esensi Penumbuhan Belajar Mandiri Dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama
B. Fokus Masalah
penelitian ini difokuskan terhadap guru PAI, siswa kelas XI dan Esensi Penumbuhan
C. Rumusan masalah :
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka Tujuan
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi kepada guru dan perta
didik (murid), dan peneliti, agar dapat menambah wawasan bagaimana Esensi
pemikiran dalam proses belajar mengajar di kelas. Secara praktis sebagai ilmu
atau sebagai bahan informasi bagi siapapun yang mengabdi dalam bidang
pendidikan.
a. Bagi guru
pembelajaran yang ada didalam kelas dan menjadi bahan informasi bagi
b. Bagi siswa
tentang pelaksanaan proses pembelajaran pada materi PAI dan sebagi sumber
A. Belajar Mandiri
kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang
berbagai keputusan.
b. Belajar mandiri dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap
gagasan-gagasan kreatif.
inovatif lainnya.4
kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang
lain, dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu melakukan belajar sendiri, dapat
dengan baik dan mampu untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri.
d. Adanya kegiatan evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan oleh siswa
sendiri.
siswa.
menurut Haris Mudjiman di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa siswa
dan melakukan kegiatan evaluasi diri serta refleksi terhadap proses pembelajaran
menuntut siswa untuk mandiri dan menghasilkan suatu keputusan yang baik. Song
and Hill (2007: 31-32) menyebutkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa
aspek, yaitu :
a. Personal Attributes
5
Haris Mudjiman, 2009. Belajar Mandiri. Universitas Sebelas Maret Press.
Personal attributes merupakan aspek yang berkenaan dengan
motivasi menurut Worrel dan Stillwell dalam Harliana (1998) antara lain:
waktu secepat dan seefisien mungkin), (d) menetapkan tujuan yang realitas
b. Processes
studi, tanggal penyerahan tugas makalah, tugas PR, dan tanggal penting
lainnya, mempersiapkan buku, alat tulis, dan peralatan belajar lain), (b)
menentukan prioritas dan manata diri (mencari tahu mana yang paling
pendapat pada saat diskusi berlangsung, (c) aktif bertanya saat menemui
kesulitan baik terhadap teman maupun guru, (d) membuat catatan apabila
antara lain, (a) memperhatikan umpan balik dari tugas yang telah
c. Learning Context
6
Tahar, I. (2006). Hubungan kemandirian belajar dan hasil belajar pada pendidikan jarak jauh. Jurnal
Pendidikan dan Jarak Jauh, 7(2), 91-101.
menentukan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Aspek
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi
atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh
sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa
adalah keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh -tumbuhan, manusia atau hal-hal
ta’lim, ta’bid, riyadhah, irsyad, dan tadris7. Masing-masing istilah tersebut memiliki
keunikan makna tersendiri ketika sebagian atau semuanya disebut secara bersamaan.
Namun, kesemuanya akan memiliki makna yang sama jika disebut salah satunya,
sebab salah satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah yang lain. Atas dasar itu,
dalam beberapa buku pendidikan Islam, semua istilah itu digunakan secara
Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan
peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui
7
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), hal. 132
kegiatan bimbingan pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan."8 GBPP PAI menjelaskan sebagaimana yang dikutip
oleh Muhaimin dan Sutiah bahwa: Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar
Jadi Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan sistematis yang
dilakukan orang lain atau pendidik untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sehingga pada akhirnya dapat mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat sehingga antara dunia dan akhirat dapat
dan kemampuan dalam mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari sesuai dengan yang diharapkan oleh tujuan pendidikan agama Islam. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan dampak atau manfaat bagi dunia pendidikan,
baik secara teoritis maupun praktis di lapangan yang kemudian dapat dijadikan
8
Abdul Majid dan Dian Andayani,... h. 132.
9
Muhaimin dan Suti'ah, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 76.
10
Yasin, A. F. (2012). Pengembangan Kompetensi Pedagogik guru pendidikan Agama islam di
madrasah (studi kasus di MIN Malang I). El-QUDWAH.
agama Islam di sekolah harus mempunyai dasar yang kuat. Dasar pelaksanaan
1) Dasar Religius
Islam adalah al-Qur'an dan Hadits, maka pendidikan agama yang tertanam
dalam jiwa seseorang, tak semudah digoyahkan oleh keadaan maupun situasi
apapun. Sehingga mereka dapat mentaati kedua dasar tersebut dengan selamat
dan sejahtera.
2) Dasar Yuridis
hal ini dasar dari segi yuridis seperti dasar ideal, dasar structural, dan dasar
operasional. Dan termasuk dalam UUD 1945 dalam bab XI pasal 29 ayat1 dan
itu.
c) Dasar Kemanusiaan Yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam
Pendidikan agama Islam baik sebagai bagian dari pendidikan maupun sebagai
penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt, serta berakhlak mulia
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara,
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.12
Berbicara tentang pendidikan agama Islam, baik makna atau tujuan haruslah
mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika
sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai
keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu
11
Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar: Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama,
(Surabaya: Citra Media, 1996), hal. 2.
12
Majid dan Andayani,... h. 135.
mempunyai kepribadian yang mulia, dan bertakwa kepada Allah dengan melalui
akan menentukan arah, target, dan sasaran yang ingin dicapai. Tujuan yang yang
disusun untuk proses belajar mengajar Telah diungkapkan dalam ayat pertama Surat
Al-Alaq bahwa perintah yang langsung diikuti dengan menyebut nama Allah SWT,
bukan nama yang lain. Pada susunan seperti ini memberikan isyarat bahwa tujuan
keridoan Allah SWT, bukan yang lain. Selama pekerjaan yang dimulai dengan niat
ikhlas dan mengharapkan ridho Allah semata merupakan ibadah yang tak ternilai
harganya. Jika demikian tujuan pendidikan yang dicanangkan dalam ayat ini adalah
beribadah, yaitu mengabdikan jiwa raga semata-mata untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Hal ini sesuai dengan tujuan Allah menciptakan manusia sebagaimana
“Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”
sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas maupun seluruh umat
kepada Allah SWT. Apapun materi yang diajarkan dan cara apapun yang ditempuh
untuk mengerjakannya, tujuannya hanya satu, yaitu untuk mengharapka ridho Allah
nasional.
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
idealis (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agama.
untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan anatar antar umat
13
Zahara Idris dan Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan,(Jakarta, Grasindo, 1992), h. 116.
14
Hm. Arifin,..h. 224.
15
Patoni,...h. 74.
Begitu juga dengan pendidikan agama Islam berfungsi memperkuat
keimanan kepada Allah SWT sesuai dengan ajaran agama Islam serta
berikut:
keluarga.
dan akhirat.
fungsionalnya.
dibidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri serta bagi orang lain.16
16
Majid dan Andayani,...h. 134.
Kesimpulannya mata pelajaran pendidikan agama Islam berfungsi untuk
keagamaan kepada siswa. Jadi guru yang mengajar mata pelajaran pendidikan agama
Islam disyaratkan harus orang yang beragama bukan hanya orang yang mengerti
agama.
A. Jenis Penelitian
subjek dan objek pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada.
pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah, dan
dilakukan oleh orang atau penelitih yang tertarik secara alamiah, selain itu Denzin dan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang
ada.
Semua data yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang
sudah diteliti. Penelitian ini berisi tentang kutipam-kutipan data untuk member
1. Tempat Penelitian
Oktober.
C. Subjek Penelitian
Subjek atau simple penelitian adalah sebagian dari objek yang akan diteliti.
informan kunci yang syarat informasi sesuai dengan fakta penelitian. Adapun subjek
dalam penelitian ini adalah guru, maka penelitian menggunakan purposive sampling.
pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang
kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
pelitian menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. Adapun subjek dari
D. Sumber Data
paling utama kedudukannya. Maka penelitian menggunakan dua sumber data, yaitu :
Data primer adalah data yang diambil dari sumber primer atau sumber
pertama di lapangan. Data ini diperoleh secara langsung dari guru dan siswa yang
sekunder, misalnya dari keterangan atau publikasi lain. Adapun dalam data
sekunder ini, seperti buku-buku, artikel, dan dokumen yang berkaitan dengan
1. Teknik Wawancara
dilakukan oleh kedua bela pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
Tentang hidup manusia dalam suatu masyarakat serta pendiri-pendiri itu merupakan
suatu pembantu utama dari dalam metode observasi (pengamatan). Adapun jenis
tujuan wawancara jenis ini adalah untuk menentukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak pihak yang mewancarai dimintak pendapat dan ide-idenya.
Dalam melakukan wawancara ini pendengar secara teliti dan mencatat apa yang
alat untuk wawancara seperti: pena, buku, hp (alat rekaman) dan lain-lain.
2. Teknik Observasi
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek ditempat terjadi
dalam artian peneliti berada bersama objek yang diselidiki. adapun jenis observasi
yang peneliti gunakan adalah observasi nin partisipan, dimana observer hanya
bertindak sebagai penonton saja tanpa harus ikut terjun langsung ke lapangan.
3. Teknik Dokumentasi
sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat. Dokumentasi
akan menjadi pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian ini deskriptif kualitatif. Adapun dokumen yang akan diperoleh berupa data
akan digunakan untuk memperoleh data dan catatan mengenai jalannya pembelajaran
tersebut dan data-data lain yang akan membantu penelitian terhadap objek dalam hal
Rejang Lebong. Oleh karena itu, data kualitatif dalam penelitian ini dengan
dirangkum, dipilih hal-hal pokok, dan akan difokuskan pada hal-hal pokok
kemudian dicari tema atau polanya. Dengan demikian, data yang akan direduksi
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan akan mempermudah penelitih
Data dalam penelitian kualitatif, penyajian data akan dilakukan dalam bentuk data
penelitian.
Langkah ketiga dalam data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah
dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat. Dalam penelitian
ini, data yang akan dikumpulkan akan dianalisis oleh penelitih, sehingga akan
Dalam hal ini peneliti memili teknik pemeriksaan kebenaran Data dalam
multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data.
Ide dasar adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga
diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekatkan dari berbagai sudut pandang.
diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu, tringulasi ialah usaha mengecek
kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang
yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin biasa yang terjadi pada saat
Tetapi dalam hal ini peneliti hanya menerapkan dua teknik tringulasi sengan uraian
sebagai berikut:
1. Tringulasi Sumber
Tringulasi sumber yaitu teknik yang digunakan untuk mencari data sejenis dengan
mengecek data dari berbagai sumber informan. Dari data-data yang diperoleh
pandangan yang sama, yang berbeda maupun yang spesifik. Sehingga, analisis
data lebih mudah dilakukan oleh peneliti dengan menggali dari berbagai sumber
yang ada baik bersifat dokumen maupun kegiatan yang sedang berlangsung.
2. Tringulasi Teknik
Tringulasi teknik adalah teknik untuk menguji keabsahan data yang dilakukan
dengtan cara mengecek data kepada sumber dengan menggunakan metode yang
berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari hasil wawancara dikroscek kembali
dengan observasi.