PENGERTIAN
Berdasarkan sudut subjek, terdapat dua pandangan utama yaitu tata kelola perusahaan
sebagai prinsip dan sebagai sistem atau cara. Prinsip mengandung arti normatif, sementara
sistem atau cara lebih bersifat praktis berbentuk aturan-aturan. Hal ini jelas disebutkan dalam
objek yang menjadi sasaran penetapan tata kelola. Semua pihak mempunyai pandangan yang
sama yaitu perusahaan sebagai organisasi, manajemennya atau organnya. Jika dilihat
berdasarkan fungsi terdapat berbagai pengertian yang berbeda titik tata kelola perusahaan
dimaksudkan untuk tujuan sebagai berikut:
Konsep tata kelola perusahaan yang dianut Indonesia mengacu pada tujuan akhir
perusahaan yaitu penciptaan nilai tambah. Oleh karena itu, tata kelola perusahaan yang baik
harus mencakup fungsi-fungsi yang akan mendukung tujuan tersebut. Pengertian tata kelola
perusahaan dapat dirumuskan ke dalam berbagai aspek sebagai berikut:
a. Memuat prinsip dasar yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan sistem
tata kelola perusahaan.
b. Membangun sistem atau cara berorganisasi.
c. Mendasarkan pada keseimbangan kekuatan dan kewenangan.
d. Menciptakan sistem pertanggungjawaban bagi perusahaan.
e. Mencapai sasaran berupa peningkatan nilai tambah perusahaan dan pemegang saham,
perlindungan kepada stakeholder lain, dan penurunan biaya keagenan.
PRINSIP DASAR
Daniri (2014: 10-17) menjelaskan tentang lima prinsip dasar yang terkandung dalam tata
kelola perusahaan yang baik yaitu:
Kedelapan lembaga dan institusi tersebut membentuk struktur tata kelola masing-masing
dengan fungsinya sendiri-sendiri. Dalam konteks tata kelola perusahaan para stakeholder
dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu mereka yang mempunyai kontrak dengan
perusahaan dan mereka yang tidak terikat dengan kontrak. Stakeholder yang mempunyai
kontrak terdiri atas pemegang saham, karyawan, konsumen, pemasok dan kreditur.
Lingkungan dan pesaing termasuk dalam stakeholder yang tidak terikat kontrak dengan
perusahaan. Hubungan antara pemegang saham dan dewan komisaris dan direksi didasarkan
atas konsep fiduciary duty.
Sebagai timbal balik atas kepercayaan direksi dan komisaris melaksanakan doktrin
business judgement rule yang mengharuskan mereka untuk menerapkan asas itikad baik,
kehati-hatian, dan bertanggungjawab dalam melakukan tindakan demi kepentingan
perusahaan. Doktrin lain yang mengatur hubungan antara pemegang saham, direksi dan
komisaris adalah piercing the corporate veil. Menurut doktrin ini pemegang saham, direksi
dan komisaris, jika tidak melaksanakan doktrin fiduciary duty sehingga menyebabkan
kerugian bagi perseroan, terhadap mereka dimungkinkan untuk dimintai pertanggungjawaban
sampai dengan aset pribadi.
Sebagai salah satu penunjang dari struktur tata kelola perusahaan profesi akuntan publik
menempati posisi yang cukup dominan. Fungsi akuntan publik adalah sebagai alat monitoring
dalam hubungan antara komisaris dan direksi sebagai agen dan stakeholder sebagai principle.
Selain akuntan publik, undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal
menyebutkan adanya profesi-profesi lain sebagai penunjang pasar modal yaitu konsultan
hukum, penilai, dan notaris.