Anda di halaman 1dari 5

“ TUGAS MANAJEMEN PENYAKIT TROPIS II “

OLEH :

NAMA KELOMPOK :

1. APRILIA F. RATU
2. JEVERSON EKO. MAUMUTANG
3. YORDAN SANAM.
4. PRITILIA M. AKOIT
5. SYANE NJURUHAPA
6. MARIA KLARITA MOUW
7. DOMINGGUS NAHAK
8. MELDA SUSAN KRISDA YANTI KOTA
9. PUTRI LILIS TANGPEN
10. TIRSA KASSE
11. IDIARY BANUNAEK

KELAS/SEMESTER :B/V

PODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2021
I. Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Toxoplasmosis Dari
Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah.
Program ini tidak hanya berlaku pada penyakit toxoplasmosis melainkan penyakit
berbahaya yang menular maupun tidak menular yang berlaku di setiap daerah.
a. Pengertian Penyakit Toxoplamosis
Merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang binatang dan manusia yang
disebabkan oleh parasit toxoplasma gondi. Toxoplasma gondi, diperoleh dari
makanan yang tidak dimasak dengan matang, daging yang terinfeksi atau feses
kucing yang mengandung parasit.
b. Program pencegahan dan penaggulangan penyakit toxoplamosis dari
pemerintahan pusat.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia No. 82 Tahun 2014
Tentang Penanggulangan Penyakit Menular.
Sehingga penyakit toksoplamosis termasuk jenis penyakit tular vector dan
binatang pembawa penyakit sebagai mana dimaksud pada ayat 1
 Gerakan masyarakat sehat (Germas)
Adalah suatu tindakan yang sistematis dan terpercaya yang dilakukan
secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas
hidup. Tujuan dari germas adalah meningkatkan partisipasi dan peran serta
masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarkat dan
mengurangi beban biaya kesehatan. Dalam rangka mewujudkan germas
dilakukan melalui peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup
sehat, penyediaan panggan sehat dan percepatan perbaikan gizi,
peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit. Pemeritah pusat dalam
hal ini seluruh kementrian berperan dalam gerakam masyarakat hidup
sehat sesuai dengan kewenangan masing-masing.
 Sistem jaminan social nasional (SJSN)
Jaminan kesehatan nasional ditargetkan pada tahun 2019 semua penduduk
indonesia telah tercakup dalam JKN. Diberlakukannya JKN ini jelas
menuntut dilakukannya peningkatan akses dan mutu pelayan kesehatan,
baik pada fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan
tingkat lanjutan, serta perbaikan system rujukan pelayanan kesehatan.
Untuk mengendalikan beban anggaran Negara yang diperlukan dalam JKN
memerlukan dukungan dari upaya kesehatan masyarakat yang bersifat
promotif dan preventif agar masyarakat tetap sehat dan tidak mudah jatuh
sakit.
c. Program pencegahan dan penaggulangan penyakit toxoplamosis dari
pemerintahan pusat untuk Provinsi Daerah.

 Menguatnya Peran Provinsi.


Dengan diberlakukannya undang – undang nomor 23 tahun 2014 sebagai
pengganti nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, provinsi selain
berstatus sebagai daerah juga merupakan wilayah administratif yang
menjadi wilayah kerja bagi gubernur sebagai wakil pemerintahan pusat.
Standar pelayanan minimal ( SPM ) bidang kesehatan yang telah di atur
oleh mentri kesehatan maka undang – undang nomor 23 tahun 2014
tentang pemerintah daerah yang baru ini telah memberikan peran yang
cukup kuat bagi provinsi untuk menggendalikan daerah – daerah
kabupaten dan kota diwilayahnya guna pengawasan pelaksanaan ( SPM )
di bidang kesehatan dapat diserahkan sepenuhnya ke provinsi.
Berlakunya peraturan tentang system informasi kesehatan pada tahun 2014
juga diberlakukan peraturan pemerintah ( PP ) nomor 46 tentang system
informasi kesehatan. PP ini mensyaratkan agar data keshatan terbuka
untuk diaskes oleh untit kerja instansi pemerintah dan pemerintah daerah
yang mengelolah system informasi kesehatan sesuai dengan kewenangan
masing – masing.
d. Program pencegahan dan penaggulangan penyakit toxoplamosis dari
pemerintahan pusat untuk desa.
 Berlakukanya undang – undang untuk desa
Pada bulan januari 2014 telah disaranka undang-undang nomor 06 tahun
2014 tentag desa. Sejak saat itu, maka setiap desa dari 77.548 desa yang
ada, akan mendapatkan alokasi yang cukup besar setiap tahun. Denga
simulasi APBN 2015 misalnya ke Desa akan mengalir rata – rata Rp. 1 M.
Kecuraan dana sebesar ini akan sangat besar artinya bagi pemberdayaan
masyarakat desa perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ) dan
pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat ( UKBM )
akan mungkin di upayakan ditingkat rumah tangga di desa , karena cukup
tersedianya sasaran – sasaran yang menjadi factor kemungkinannya.
II. Penangan dan Pencegahan Penyakit Toxoplasmosis
 Hewan dan manusia yang didiagnosa menderita Toxoplamosis dapat di
tanggani dengan pemberian terapi berupah kombinasi sulfonamida dan
pirimetamin
 Pencegahan primer, dengan memasak daging yang benar-benar matang,
jangan warnanya masih merah muda. ( pink ).
 Pencegahan sekunder, pentingnya mengidentifikasi wanita selama hamil
dari terinfeksi toxoplasma gondii dan fektal terinfeksi dengan pemeriksaan
selama prenatal, kemungkinan terapi, termasuk mengakhiri kehamilan dan
pemberian antibiotic terhadapat janin yang dikandungperlu didiskusikan
dengan pasien.
 Mengkonsumsi makanan yang matang.
 Menjaga kebersihan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hiswani. Toxoplasmosi penyakit zoonosis yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil.
Universitas Sumatera Utara: 2003
2. Kravetz JD, Federman DG. Prevention of toxoplasmosis in pregnancy: know ledge of
risk factors, infectious diseases in obstetrics and gynccology; 2005.
3. Lopes FMR, Goncalves DD, Mitsuka-Bregano R, Freire RL, Navarro IT.
Toxoplasmosis gondii infection in pregnancy. The Brazillian Journal of infection
Diseases. 2007; 11(5): 496-506.

Anda mungkin juga menyukai