Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS SARINGAN DAN HIDROMETER

Disusun Oleh:
Muhamad Yazid Gasal Putra

Program Studi Teknologi Pertambangan


Politeknik Energi dan Pertambangan
Bandung
2020-2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i
DAFTAR TABEL...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...........................................................................................1
1.2. ALAT DAN BAHAN..........................................................................................1
1.3. METODE.........................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................4
2.1. SIEVE ANALYSIS..............................................................................................4
2.2. KLASIFIKASI TANAH........................................................................................5
2.3. ANALISIS HIDROMETER..................................................................................6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................7
3.1. HASIL PRAKTIKUM..........................................................................................7
3.2. PEMBAHASAN................................................................................................8
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................11
4.1. KESIMPULAN................................................................................................11
4.2. SARAN..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

i
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.2.1 Hasil Analisis Saringan.....................................................................9


Tabel 3.2.2.2 Hasil Analisis Hidrometer.................................................................9

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.1 Grafik Distribusi Ukuran Butir........................................................7
Gambar 3.1.2 Grafik Distribusi Ukuran Butir Ayakan dan Hidrometer............7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Maksud dan tujuan dari praktikum mekanika tanah dan batuan ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami analisis mekanika tanah, yaitu sieve
analysis.
2. Mengetahui dan memahami analisis hidrometer.
3. Mengetahui bagaimana cara menentukan koefisien keseragaman
dan koefisien gradasi.
4. Mengetahui bagaimana cara menggambarkan kurva distribusi ukuran
butir serta menentukan presentasi gravel, sand, silt, dan clay
berdasarkan pada klasifikasi ASSHTO.

1.2. ALAT DAN BAHAN

1.2.1. Analisis Saringan (Sieve Analysis)


Alat-alat yang digunakan:

1. Satu set ayakan (sieve), yang lengkap dengan saringan


dengan urutan ukuran diameter lubang sesuai dengan
standar, yaitu no 4, 10, 20, 40, 80, 120, 200, dan pan.
2. Stopwatch.
3. Timbangan dengan ketelitian 0.01 g.
4. Kuas.
5. Mesin pengayak (sieve shaker).
6. Palu karet.
Bahan yang digunakan dalam analisis saringan:
Contoh tanah atau sampel tanah merupakan bahan yang
digunakan dalam analisis ini. Sampel tersebut harus dikeringkan
terlebih dahulu (hingga kering udara) dan tidak berbongkah-
bongkah. Gunakan palu karet untuk menghancurkan bongkahan
tanah. Tanah harus kering dan jumlah tanah yang diuji kurang
lebih 500 gr.

1.2.2. Analisis Hidrometer (Hydrometer analysis):


Alat-alat yang digunakan:
1. Satu buah hydrometer tipe ASTM – 152 H.
2. Dua buah tabung gelas dengan volume 1000 cc.
3. Stopwatch.
4. Mixer dan mangkoknya.
5. Air gelas (dispering agent), digunakan dengan tujuan
mencegah penggumpalan butir-butir tanah dalam larutan.
6. Timbangan dengan ketelitian 0.01 g.
7. Termometer.
8. Oven.
9. Aquades.
Bahan yang digunakan dalam analisis hidrometer:
Siapkan sampel yang lolos saringan No.200 Sampel yang
lolos saringan No.200 diberi air dan dicampur dengan dispering
agent berupa sodium hexametaphospate sebanyak 40 gr untuk
tiap liter larutan. Air yang digunakan harus aquades.
1.3. METODE

1.3.1. Analisis Saringan (Sieve Analysis) ASTM D-1140


1. Ayakan dibersihkan dengan menggunakan kuas kering,
sehingga lubang-lubang dari ayakan bersih dari butir-butir
yang menempel.
2. Masing-masing ayakan dan pan ditimbang beratnya.
3. Kemudian ayakan tadi disusun menurut nomor ayakan
(ukuran lubang terbesar diatas).
4. Ambil contoh tanah seberat 500 gram, lalu masukkan ke
dalam ayakan teratas dan kemudian ditutup.
5. Susunan ayakan digoyangkan dengan bantuan sieve
shaker selama kurang lebih 10 menit.
6. Diamkan selama 3 menit agar debu-debu mengendap.
7. Masing-masing ayakan dengan contoh tanah yang
tertinggal ditimbang, diperoleh berat tanah tertahan.

1.3.2. Analisis Hidrometer (Hydrometer analysis) ASTM – 152 H

1. Larutan dimasukkan kedalam satu tabung gelas dan tambah


air hingga volumenya 1000 cc. tabung gelas yang satu lagi
diisi dengan air untuk tempat hidrometer.
2. Tabung yang berisi larutan sampel digoyangkan selama 30
detik, hidrometer dimasukkan. Pembacaan dilakukan pada
menit ke 0, 1, 2, 4 dengan catatan untuk tiap-tiap
pembacaan, hidrometer hanya diperkenankan 10 detik
dalam larutan, selebihnya hidrometer dimasukkan kedalam
tabung yang berisi aquades. Temperatur juga diukur setelah
pembacaan.
3. Tabung digoyangkan lagi dan pembacaan diulang seperti di
atas, ini dilakukan 3 kali dan diambil harga rata-ratanya.
4. Setelah ini dilanjutkan pembacaan tanpa menggoyangkan
tabung, pembacaan dilakukan pada menit ke 8, 16, 30, 45,
90, 210, 1290, 1440. Pada tiap-tiap pembacaan hidrometer
diangkat dan diukur temperaturnya.
5. Setelah semua pembacaan selesai, larutan dituang ke

2
dalam dish yang telah ditimbang beratnya. Kemudian
dimasukkan dalam oven selama 24 jam pada temperature
105 -110⁰C untuk mendapatkan berat keringnya.
6. Dari percobaan di atas dapat dan dengan menggunakan
chart dapat dibuat ekuivalennya.
7. Dari hasil perhitungan di atas dapat dibuat grain size
distribution curve-nya.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. SIEVE ANALYSIS

Sieve analysis atau bisa juga disebut dengan uji gradasi adalah suatu
praktik atau prosedur yang digunakan (biasanya dalam ilmu teknik sipil)
untuk menilai distribusi ukuran partikel, yang biasa disebut dengan
gradasi, dari bahan granular. Distribusi ukuran ini sangat penting untuk
menentukan material yang mana yang pantas digunakan.
Prosedur ini dapat digunakan untuk bahan non-organik maupun
organik, seperti pasir, batu hancur, lempung, granit, maupun tanah.
Gradasi tanah adalah klasifikasi tanah yang ditentukan berdasarkan
perbedaan ukuran partikel yang terdapat dalam tanah. Gradasi tanah
adalah salah satu property penting dalam ilmu geoteknik dan menjadi
indikator sifat fisik lain seperti kompresibilitas, kekuatan geser, dan
konduktivitas hidraulik. Tanah dengan gradasi yang buruk akan memiliki
drainase yang lebih baik daripada tanah dengan gradasi yang lebih baik.
Gradasi tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu gradasi tanah baik
(well graded) dan gradasi tanah buruk (poorly graded). Gradasi tanah
buruk biasanya adalah gradasi tanah yang seragam (uniformly graded)
atau gradasi tanah gap. Gradasi tanah ini akan didapatkan dengan
melakukan percobaan sieve analysis dan hydrometer analysis.
Proses untuk menganalisis gradasi tanah dapat disesuaikan dengan
sistem klasifikasi Unified Soil Classification System (USCS) atau
AASHTO. Gradasi tanah dapat dibaca dengan melihat kurva gradasi
tanah tersebut dari praktikum yang telah dilakukan di laboratorium. Tanah
terdiri atas tiga unsur yaitu butiran, air, dan udara.
Sifat-sifat suatu tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran
butirannya. Ukuran butiran menentukan klasifikasi macam tanah tersebut.
Untuk butiran yang kasar dipakai metode sieving dalam penentuan
distribusi ukurannya. Tanah dikeringkan dan disaring pada serangkaian
saringan dengan ukuran diameter kisi saringan tertentu mulai dari yang
kasar hingga yang halus.
1. Koefisien Keseragaman

4
2. Koefisien Gradasi

Tanah yang bergradasi baik akan mempunyai Cu>4 dan Cc


antara 1 dan 3 untuk tanah berkerikil. Untuk tanah pasir memiliki
Cu>6 dan Cc antara 1 dan 3. Tanah dikatakan bergradasi buruk
(poorly graded) jika sebagian dari butirannya mempunyai ukuran
yang sama, tidak beragam ukurannya. Bergradasi baik (well graded)
jika ukuran butiran tanah terbagi merata artinya ukuran dari yang
besar sampai ke yang kecil ada disana.
2.2. KLASIFIKASI TANAH

Kebanyakan klasifikasi tanah menggunakan indeks tipe pengujian


yang sangat sederhana untuk memperoleh karakteristik tanah.
Karakteristik tersebut digunakan untuk menentukan kelompok klasifikasi
tanah. Umumnya, klasifikasi tanah didasarkan atas ukuran partikel yang
diperoleh dari analisis uji saringan, uji sedimentasi dan plastisitas. Sistem
klasifikasi yang sering digunakan, yaitu Unified Soil Classification System
(USCS) dan American Association of State Highway and Transportation
Officials (AASHTO). Sistem ini menggunakan sifat–sifat indeks tanah
sederhana seperti distribusi ukuran butiran, batas cair dan indeks
plastisitas.
Sistem klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway
and Transportation Officials Classification) digunakan untuk menentukan
kualitas tanah dalam perancangan timbunan jalan, subbase dan
subgrade. Sistem ini terutama ditujukan untuk maksud–maksud dalam
lingkup tersebut. Sistem klasifikasi AASHTO membagi tanah kedalam 8
kelompok, A-1 sampai A-8 termasuk sub–sub kelompok. Pada tiap
kelompoknya dievaluasi terhadap indeks kelompoknya yang dihitung
dengan rumus–rumus empiris. Pengujian yang dilakukan adalah
pengujian lolos saringan dan batas–batas Atterberg. Indeks kelompok
(Group Index) (GI) digunakan untuk mengevaluasi lebih lanjut tanah–
tanah dalam kelompoknya.
Pengujian tanah dilakukan untuk mengetahui karakteristik sifat fisik
tanah yang meliputi pengujian fisik dan mekanik pada tanah. Sifat – sifat
tanah sangat bergantung pada ukuran butirannya. Besarnya butiran
dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Oleh
karena itu, analisis ukuran butiran ini merupakan pengujian yang
digunakan untuk penentuan persentase berat butiran pada satu unit
saringan dengan ukuran diameter lubang tertentu. Pada umumnya,

5
pengujian analisis ukuran butiran dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
analisis ayakan (sieve analysis) dan analisis pengendapan (hydrometer
analysis). Analisis ayakan digunakan untuk menyaring tanah berbutir
kasar yang tertahan pada saringan no. 200 (lebih besar dari 0,075 mm).
Analisis hydrometer digunakan untuk tanah yang berbutir halus yang lolos
saringan no. 200 (lebih kecil dari 0,075 mm) dengan cara sedimentasi.
2.3. ANALISIS HIDROMETER

Pengujian analisis hidrometer adalah untuk menentukan distribusi ukuran


butir-butir untuk tanah yang tidak mengandung butir tanah tertahan oleh
saringan no. 200. Pengujian ini dilakukan dengan analisa sedimen menggunakan
hidrometer.
Pada percobaan Hydrometer analysis, diselidiki sifat sifat butiran tanah
halus dengan cara mengukur specific gravity yang berubah-ubah dari sebuah
suspensi tanah pada saat butiran tanah sedang mengalami proses pengendapan.
Dengan dasar hukum Stokes dapat ditentukan ukuran butiran dengan
mendasarkan kepada kecepatan jatuh dari partikel.
Agar persamaan Stokes dapat diterapkan pada percobaan Hidrometer
diasumsikan: a. Masing-masing butir tanah dianggap berbentuk bola. b. Tidak
ada interferensi antar partikel dan antara partikel dengan dinding. Untuk tujuan
ini digunakan jumlah tanah yang relatif sedikit yaitu 50 gr/liter dan juga dipakai
tabung gelas dengan 1000 cc campuran.

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL PRAKTIKUM

Grafik Distribusi Ukuran Butiran


100
90
80
70
Percent Passing

60
50
40
30
20
10
0
10 1 0.1 0.01
Ukuran Ayakan mm - Log Scale

Gambar 3.1.1 Grafik Distribusi Ukuran Butir

Grafik Distribusi Ukuran Butiran


(Ayakan dan Hidrometer)
120
100
100 92
80
75
80 100-92 68
62
% Finer

60
43
38
40 31 31
21 31-10
16
20 92-31 11 9

0
10 1 0.1 0.01 0
Ukuran Ayakan (mm)

Gambar 3.1.2 Grafik Distribusi Ukuran Butir Ayakan dan Hidrometer

7
3.2. PEMBAHASAN
3.2.1 Analisis Saringan
Analisis saringan pada dua sampel tanah A dan B di lokasi penelitian
dengan tanah A adalah 6000 kg dan dicampur dengan tanah B sebanyak
4000 kg menunjukkan data sebagai berikut:

Tabel 3.2.1.1 Data Analisis Saring


Sieve Mass Mass Sieve Mm Percent
number retained retained Opening (%) Passin
soil A, soil B, (mm) g
Ma (g) Ma (g)
4 36,0 45,0 4,75 7,92 92,08
10 100,2 78,6 2,0 18,32 73,76
20 50,8 120,8 0,850 15,76 58
40 66,4 100,7 0,425 16,02 41,98
60 110,4 60,4 0,250 18,08 23,9
100 61,0 39,5 0,106 10,48 13,42
200 43,0 30,0 0,075 7,56 5,86
Pan 32,2 25,0 5,86 0
Total Σ M A =¿5 Σ M A =¿5
00 00

Dikarenakan sampel tanah A dan B dicampur, total tanah menjadi


berjumlah 10.000 Kg. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan jumlah
masing – masing tanah dalam persen.
6.000 Kg
Tanah A (%) = x 100 = 60%
10.000 Kg
4.000 Kg
Tanah B (%) = x 100 = 40% Atau 100 – 60 = 40%
10.000 Kg
Kemudian, pada sampel tanah A dan B yang berada di tiap ayakan
perlu di hitung terlebih dahulu berat yang tertahan di masing-masing
ayakan dengan rumus berikut:
MA MB
Mm = 0,6( ΣMA ) (
x 100 + 0,4
Σ MB
x 100 )
36 45
No ayakan 4 = 0,6( 500 x 100 ) + 0,4(
500
x 100 ) = 7,92

100,2 78,6
No ayakan 10 = 0,6( x 100 ) + 0,4( x 100) = 18,32
500 500
50,8 120,8
No ayakan 20 = 0,6( x 100 ) + 0,4( x 100 ) = 15,76
500 500
66,4 100,7
No ayakan 40 = 0,6( x 100 ) + 0,4( x 100) = 16,02
500 500

8
No ayakan 60 = 0,6 ( 110,4
500
x 100 ) + 0,4(
60,4
500
x 100 ) = 18,08

61 39,5
No ayakan 100 = 0,6( x 100 ) + 0,4( x 100 ) = 10,48
500 500
43 30
No ayakan 200 = 0,6( x 100 ) + 0,4( x 100 ) = 7,56
500 500
32,2 25
Pan = 0,6( x 100 ) + 0,4( x 100 ) = 5,86
500 500
Kemudian dari data Mm dapat menentukan persen lolos dengan Mm
dikurangi 100%, kemudian sisa persen lolosnya dikurangi kembali dengan
Mm. Lalu, dari data diameter ayakan dan data persen lolos, dapat dibuat
kurva seperti pada gambar 3.1.1 grafik distribusi ukuran butir.
Dari grafik tersebut dapat di plot nilai D10 = 0,13; D30 = 0,3; dan D60 =
1. Kemudian dapat dihitung koefisien keseragaman dan koefisien gradasi
sebagai berikut:

a. Koefisien Keseragaman (Cu)


D60 1
Cu = = = 7,69
D10 0,13
b. Koefisien Gradasi (CC)
D 3 02 0,32
CC = = = 0,692
D60 xD 10 1 x 0,13

3.2.2. Analisis Hidrometer dan Saringan


Hasil uji saringan dan hydrometer pada sampel tanah
menunjukkan data sebagai berikut:
a. Analisis Saringan
Tabel 3.2.2.1 Hasil Analisis Saringan

Sieve Sieve opening (mm) Percent Passing


number
4 4,75 100
10 2,0 92
20 0,850 80
30 0,600 75
40 0,425 68
60 0,250 62
100 0,106 43
200 0,075 31

b. Analisis Hidrometer
Tabel 3.2.2.2 Hasil Analisis Hidrometer

Grain diameter (mm) Percent finer

9
0,08 38
0,05 31
0,025 21
0,013 16
0,004 11
0,0017 9

Jika data analisis saring dan hidrometer digabung maka akan


memiliki kurva seperti gambar 3.1.4 distribusi ukuran butir ayakan
dan hidrometer. Kemudian dapat dilakukan klasifikasi menurut
AASTHO yaitu dengan mengurutkan dari diameter ayakan ukuran
2mm berada di batas 92%, 0,075 mm berada di batas 31%, dan
0,002 mm berada di batas 10%

Tabel 3.2.2.3 Klasifikasi Tanah Menurut AASTHO

Sehingga klasifikasi tanah yang didapatkan yaitu:

Gravel = 100% - 92% = 8%

Sand = 92% - 31% = 61%

Silt = 31% - 10% = 21%

Clay = 10%

10
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Dari kegiatan praktikum yang dilakukan yaitu analisis saringan adalah


suatu praktik atau prosedur yang digunakan (biasanya dalam ilmu teknik
sipil) untuk menilai distribusi ukuran partikel, yang biasa disebut dengan
gradasi, dari bahan granular. Dari hasil analisis saringan dapat dibuat
kurva yang akan dapat menentukan hasil koefisien keseragaman dan
koefisien gradasi.
Analisis Hidrogen merupakan pengujian untuk menentukan distribusi
ukuran butir-butir untuk tanah yang tidak mengandung butir tanah
tertahan oleh saringan no. 200. Pengujian ini dilakukan dengan analisa
sedimen menggunakan hidrometer. Dari hasil analisis hidrogen serta
saringan dapat dibuat kurva grafik distribusi ukuran, dan dari grafik
tersebut dapat menentukan klasifikasi dari setiap sampel tanah.
4.2. SARAN

Berikut saran yang penulis dapat sampaikan sebagai berikut:

1. Proses analisis baik analisis saringan dan analisis hidrometer


setiap tahapnya perlu dilaksanakan sesuai dengan prosedur
secara benar, agar data yang didapatkan bernilai valid.
2. Kedua proses analisis ini menjadi prosedur uji untuk
mengklasifikasikan tanah di laboratorium mekanika tanah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mauldiah, N., Anggraeni, R. D. & Sativa, T. P., 2013. Laporan Praktikum Mekanika Tanah
Dasar, Depok: Universitas Indonesia.

Subaganata, B., n.d. Mekanika Tanah II, Kuala Pembuang: Universitas Darwan Ali.

12

Anda mungkin juga menyukai