138 265 1 SM

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15

E-Jurnal Obstretika Vol. 3│No. 1

Hubungan Perilaku Merokok Dengan Indeks Masa


Tubuh Remaja Putra

Anita Ilfandari* Anis Ervina**


*
AKBID La Tansa Mashiro, Rangkasbitung
**
STIKes Faletehan, Serang

Article Info Abstract


Keywords: This study aims to determine the relationship of
Smoking Behavior,
Body mass index smoking behavior with body mass index in the
Young Men School of Economics 2014 La Tansa
Mashiro method used in this study is the use of cross
sectional type of analytical approach, a study in
May 2014 to July 2014 with a sample size students
81 men who met the inclusion criteria. Based on the
findings that (90.9%) of respondents who have
smoking behavior has a bad body mass index,
compared with respondents who did not have the
smoking behavior of only a small proportion
Corresponding Author: (16.2%) who had a body mass index that is bad. The
anitailfandari@yahoo.com
anis.ervina87@gmail.com results of statistical tests with α = 0.05 ie (P ≤ .000
α = 0.05) which means that there is a statistically
significant association between smoking behavior
with a body mass index of young men.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan


perilaku merokok dengan Indeks Masa Tubuh
Remaja Putra di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi La
Tansa Mashiro tahun 2014. Metode yang

1
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

digunakan dalam penelitian ini adalah


menggunakan pendekatan analitik tipe cross
sectional, waktu penelitian bulan Mei 2014 sampai
Juli 2014 dengan besar sampel 81 Mahasiswa laki-
laki yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan
hasil penelitian bahwa (90.9%) responden yang
memiliki perilaku merokok mempunyai Indeks masa
tubuh yang buruk , dibandingkan dengan responden
yang tidak memiliki perilaku merokok hanya
sebagian kecil (16.2%) saja yang memiliki Indeks
masa tubuh yang buruk. Hasil uji statistik dengan α=
0,05 yaitu (P : α = .000 ≤0,05) yang berarti bahwa
E-Jurnal Obstretika secara statistik terdapat hubungan yang bermakna
Volume 3 Nomor 1
Januari-Juni 2015 antara perilaku merokok dengan Indeks masa tubuh
hh. 1–15
remaja putra..
©2015 EJOS. All rights reserved.

Pendahuluan perokok. Kanada dan AS


menurunkan rata-rata konsumsi
Menurut World Health
rokok per orangnya selama 15
Organization (WHO) dewasa ini
tahun dari 3.800 batang pertahun di
(Februari 2013) kematian akibat
tahun 1980 menjadi 2.500 di tahun
merokok sebesar 3 juta orang
1990 atau turun sepertiga.
pertahun. Angka ini 10 kali lebih
Penyebabnya adalah dengan
tinggi dari kematian akibat
menaikan pajak rokok federal dan
kecelakaan lalu lintas. Di negara
daerah. Di Indonesia sendiri harga
berkembang laju merokok semakin
rokok tergolong sangat murah bila
tinggi menurut Centre Disease
dibandingkan di Australia.
Control and Prevention (CDC) di
Sebungkus rokok sekarang
Amerika Serikat (AS) rata-rata biaya
berharga sekitar $6 untuk 25
kesehatan pertahun bagi seorang
batang atau bila dirupiahkan
perokok lebih tinggi 6.000 dollar
Rp.60.000, per 20 batang.
dibandingkan dengan yang bukan

2
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15

Di Indonesia dengan kebanyakan pada kelompok laki-laki


beberapa lembar rupiah sudah (Sinurat, 2013).
mendapatkan sebungkus rokok Kebiasaan merokok
keretek (Hutapea, 2013). dianggap dapat memberikan
Karakteristik tempat tinggal maka kenikmatan bagi si perokok, namun
prevalensi perokok di pedesaan di lain pihak dapat menimbulkan
meningkat dari 36,6% tahun 2007 dampak buruk bagi dirinya maupun
menjadi sebesar 37,4% pada tahun orang-orang yang ada disekitarnya.
2010. Sedangkan pervalensi Berbagai kandungan zat yang
perkotaan dari 31,2% pada tahun terdapat didalam rokok
2007 meningkat menjadi 32,3% memberikan dampak negatif bagi
pada tahun 2010. Berdasarkan data penggunanya. Pengaruh nikotin
diatas menunjukan bahwa jumlah didalam rokok dapat membuat
remaja perokok setiap tahunya seseorang menjadi pecandu.Perilaku
cenderung mengalami peningkatan merokok pada remaja umumnya
(Aginta, 2011). semakin lama akan semakin
Sebagian perokok mulai meningkat sesuai dengan tahap
merokok pada umur >20 tahun dan perkembanganya yang ditandai
hampir 70% perokok di Indonesia dengan meningkatnya frekuensi dan
mulai merokok sebelum mereka intensitas rokok dan sering
berusia 19 tahun. Hal ini didukung mengakibatkan mereka mengalami
dengan Survey Narkoba Rumah ketergantungan nikotin (Mc
Tangga 2010 yang menunjukan Gee,2005).
bahwa usia pertama kali merokok Masa remaja adalah masa
rata-rata adalah 17 tahun dengan mencari identitas dan jati diri.
rata-rata jumlah batang rokok yang Dengan cara ini remaja menarik
dihisap sebanyak 81 batang perhatian pada diri sendiri agar
perminggu atau 12 batang dipandang sebagai sosok yang
perhari. Mereka yang masih aktif mandiri dan dianggap dewasa.
merokok sampai survei dilakukan Tidak heran apabila sering ditemui

3
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

para remaja putra yang merokok luar seperti obat-obatan atau zat
agar dinilai dewasa oleh orang lain. akditip (Nyoman, 2002).

Remaja perokok biasanya Berdasarkan penelitian


mengalami malnutrisi hal ini dapat beberapa studi epidemiologi
terjadi karena saat pembakaran menunjukan bahwa perokok akan
rokok, nikotin akan masuk srikulasi memiliki berat badan lebih rendah
darah sebesar 25% dan masuk ke dari pada bukan perokok. Perokok
otak manusia ± 15 detik yang mempunyai energi expenditure
kemudian nikotin akan diterima oleh yang lebih tinggi dari pada bukan
reseptor asetilkolin-nikotinik untuk perokok yaitu sebesar 10%. Hal ini
memacu sistem dopaminergik disebabkan karena adanya penurunan
pada jalur imbalan sehingga akan konsumsi energi dan peningkatan
mempengaruhi napsu makan yang hasil pengeluaran energi dapat
menyebabkan terjadinya malnutrisi. menunjukan terjadinya gizi kurang
Perokok pada umumnya mengalami (Aginta, 2011).
penurunan berat badan dari pada Status gizi diukur
bukan perokok meskipun asupan menggunakan Indeks Masa Tubuh
kalorinya sama ataupun lebih tinggi (IMT) dengan IMT diketahui berat
dari pada bukan perokok. badan dinyatakan normal, kurus
Selain itu dampak perilaku atau gemuk. Penggunaan IMT
merokok remaja dapat membawa hanya untuk kisaran usia 18 tahun
akibat buruk terhadap status gizi ke atas (Nyoman, 2002).
seperti kurangnya nafsu makan Status gizi dipengaruhi oleh
dikarenakan zat yang terkandung fakor internal (genetik) dan faktor
dalam rokok ,hal tersebut termasuk eksternal (langsung (asupan
dalam masalah gizi sebagai suatu makanan, penyakit, enfeksi) dan
penyakit timbul karena tidak tidak langsung (ketersediaan
seimbangnya faktor agens. Penyakit pangan, pelayanan kesehatan,
dapat muncul karena zat kimia dari kemampuan daya beli, gaya hidup,
pendidikan dan pengetahuan .

4
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15

peneliaian status gizi dapat wanita yang tidak perokok


dilakukan secara langsung dan (Sinurat, 2013).
tidak langsung, salah satunya Berdasarkan masalah di atas,
dengan antopometri yang sering bahwa merokok dapat menurunkan
digunakan yaitu berat badan IMT dan perokok terutama pada
menurut umur (BB/U), tinggi badan usia produktif, maka peneliti
menurut umur (TB/U), dan Indeks merasa perlu dilakukan sebuah
Masa tubuh (IMT). IMT adalah penelitian yang menilai hubungan
suatu cara penilaian terhadap berat antara merokok dengan IMT.
badan yang diperoleh dari
Penelitian ini akan dilakukan
perbandingan antara berat badan dan
di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi La
tinggi badan (Sinurat, 2013).
Tansa Mashiro karena prevelansi
Penelitian Sun Ha Jee et al, perokok mahasiswa Sekolah Tinggi
mendapat hasil bahwa IMT perokok
Ilmu Ekonomi (STIE) La Tansa
di Jepang lebih rendah Mashiro cukup tinggi. Dari hasil
dibandingkan bukan perokok. Hal studi pendahuluan dari tiga kelas
ini juga didukung oleh penelitian regular pagi semester II terdapat
Pragti Chhabra dan Sunil 172 Mahasiswa, 81 laki-laki dan 91
Chabbra, yang mendapatkan hasil perempuan. dari hasil wawancara 10
bahwa perokok di India mempunyai orang mahasiswa perokok, mereka
IMT kategori dibawah normal 30% biasanya merokok hingga 6 batang
lebih banyak dibandingkan bukan perhari. Dari hasil tersebut
perokok dan dari 99 studi termasuk dapat di klasifikasikan
didapatkan hasil pria yang sehari- sebagai perokok sedang. Dan IMT
harinya merokok mempunyai IMT dari 10 mahasiswa, 6 diantaranya
rendah 3% lebih banyak dari pada termasuk kekurang berat badan
pria yang tidak merokok dan tingkat rendah dengan IMT kurang
wanita yang sehari-harinya dari 18,4. 60% memiliki
merokok mempunyai IMT rendah kekurangan berat badan tingkat
5% lebih banyak dari pada rendah. Penelitian dilakukan di

5
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

mahasiswa semester II diukur adalah variabel bebas


dikarenakan penggunaan IMT (independen variable) dan variable
hanya berlaku untuk usia 18 tahun tergantung (depeden variabel).
ke atas, dan batasan remaja akhir Variabel bebas (independen
menurut Depkes 18-20 tahun. variable) adalah variabel yang bila
ia berubah akan mengakibatkan
Berdasarkan latar belakang
perubahan variabel lain.
tersebut maka penelitia ini
bertujuan untuk mengetahui Sastroasmoro, ( 2008)
hubungan perilaku merokok variabel bebas dalam penelitian ini
dengan Indeks Masa Tubuh pada adalahPerilaku merokok. Variabel
Remaja putra Sekolah Tinggi Ilmu terikat (dependent variable) adalah
Ekonomi La Tansa Mashiro. yang berubah akibat perubahan

Metodologi Penelitian variabel bebas (Sastroasmoro,


2008) variabel terikat dalam
Jenis penelitian ini yaitu
penelitian ini adalah status gizi.
survey analtik dengan menggunakan
rancangan cross sectional. Pada Populasi adalah

penelitian cross sectional ialah suatu keseluruhan objek penelitian atau

penelitian untuk mempelajari objek yang diteliti (Notoatmodjo,

dinamika kolerasi antara factor- 2005). Populasi yang digunakan

fakctor resiko dengan efek dengan dalam penelitian ini adalah remaja

cara pendekatan,observasi atau putra Semester II Sekolah Tinggi

pungumpulan data sekaligus pada Ilmu Ekonomi La Tansa Mashirot

suatu saat (point time approach). ahun 2014. Jumlah populasi

Artinya tiap subjek peniliti hanya penelitian ini adalah sebanyak 81

diobservasi sekali saja dan mahasiswa Tehnik Pengambilan

pengukuran dilakukan penelitian Sampel yang digunakan adalah

diamati pada waktu yang sama Total Sampling yaitu tehnik

(Notoatmodjo, 2005). penentuan sampel dengan


mengambil seluruh anggota populasi
Variabel dalam penelitian ini
sebagai responden atau sampel
terdiri dari dua variabel yang akan

6
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15

(Sugiyono, 2009). Dengan yaitu mahasiswa laki-laki yang


demikian, maka peneliti merokok maupun tidak merokok
mengambil sampel dari seluruh yang berusia 18 sampai 21 tahun
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu yang mengikuti kegiatan belajar
Ekonomi La Tansa Mashiro mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu
Semester II tahun 2014. Jumlah Ekonomi La Tansa Mashiro dan
sampel dalam penelitian ini adalah bersedia menjadi responden
81 orang. penelitian. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi La Tansa Mashiro dipilih
Melakukan pengukuran
sebagai sampel penelitian karena
terhadap masing-masing data
sebelumnya belum pernah
responden yang ditampilkan dalam
dilakukan penelitian mengenai
table distribusi frekuensi kemudian
hubungan perilaku merokok
dicari besarnya persentase untuk
dengan Indeks Masa Tubuh remaja
masing-masing data responden.
putra di sekolah tinggi ilmu
Analisa data yang telah
ekonomi La Tansa Mashiro dan
dikumpulkan secara kuantitatif
bersedia untuk dijadikan tempat
dianalisis secara univariat dan
penelitian. Jumlah responden adalah
bivariat.
81 Mahasiswa. Pengambilan data
Hasil Penelitian
dilakukan dengan cara pengisian
Responden pada penelitian kusioner dan pengukuran berat
ini diambil dari populasi penelitian badan yang diberikan kepada siswa
yang sesuai dengan kriteria inklusi pada periode Juli 2014.

Tabel 1
Distribusi frekuensi Remaja Putra
Perilaku merokok Frekuensi Persentasi
Ya 44 54.3%
Tidak 37 45.7%
Total 81 100.0%

7
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

Tabel 2
Distribusi frekuensi Remaja Putra
Indeks Masa Tubuh Frekuensi Persentasi

Buruk 46 56.8%
Baik 35 43.2%
Total 81 100.0%

Tabel 3
Hubungan antara Perilaku Merokok dengan Indeks Masa Tubuh
Indek Masa Tubuh
Perilaku NILAI
Jumlah OR
merokok Buruk Baik P
40 4 44
Ya
(90.9%) (9.1%) (100.0%)
6 31 37 51.667
Tidak
(16.2%) (83.8%) (100.0%) (13.404-
.000 199.157)
Jumlah 46 35 81
(56.8%) (43.2%) (100.0%)

Berdasarkan tabel 1 menunjukan merokok (16.2%) dan kelompok


bahwa sebagian besar (54.3%) yang memiliki Indeks Masa Tubuh
responden berperilaku merokok. yang baik proposinya lebih besar
Berdasarkan tebel 2 menunjukan pada kelompok yang tidak merokok
bahwa besar (56.8%) responden yaitu (83.8%) di bandingkan dengan
memiliki Indeks Masa Tubuh buruk. yang merokok (9.1%).
Pada Tabel 3 Secara deskriptif Hasil uji statistik dengan α=
hubungan perilaku merokok dengan 0,05 yaitu (P : α = .000 ≤ 0,05)
Indeks Masa tubuh pada remaja. yang berarti bahwa secara statistik
Menunjukan Indeks Masa Tubuh terdapat hubungan yang bermakna
yang buruk lebih banyak pada antara perilaku merokok dengan
responden yang memiliki perilaku indeks masa tubuh. Adapun nilai
merokok (90.9%) dibandingkan
Odds Ratio yang diperoleh dalam
dengan responden yang tidak analisis penelitian ini adalah

8
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15

sebesar 51.667 (13.404-199.157) ataupun lebih tinggi dari pada


yang berarti bahwa responden bukan perokok.
yang memiliki perilaku merokok Perilaku pada dasarnya
mempunyai resiko hampir 52 kali berorientasi pada tujuan. Dengan
lebih besar untuk memiliki Indeks perkataan lain, perilaku kita pada
masa tubuh yang buruk. umumnya dimotivasi oleh suatu
Pembahasan keinginan untuk mencapai tujuan
tertentu. Tujuan spesifik tersebut
Berdasarkan hasil penelitian
tidak selalu diketahui secara sadar
hubungan perilaku merokok dengan
oleh individu yang bersangkutan
Indeks masa tubuh remaja putra di
(Winardi, 2004). Begitu pula
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi La
dengan perilaku merokok Perilaku
Tansa Mashiro tahun 2014.
merokok merupakan aktivitas
1. Gambaran Perilaku merokok pada
yang dilakukan oleh seseorang
remaja
berupa membakar dan menghisap
Hasil univariat menunjukan serta menimbulkan asap yang dapat
bahwa sebagian besar (54.3%) terhisap oleh orang-orang
remaja putra memiliki perilaku disekitarnya. (levy, 2004).
merokok, dan (56.8%) Indeks masa
Ada berbagai faktor
tubuh yang buruk. (24.72%), Hal
mengapa seseorang memiliki
tersebut dimungkinkan karena zat
perilaku merokok diantarannya
yang terkandung di dalam rokok
faktor sosial, faktor ini menjadi
dapat menurunkan napsu makan
dominan dalam mempengaruhi
dan menjadi pecandu bagi
keputusan untuk memulai
seseorang yang telah memiliki
merokok dan hanya menjadi
perilaku merokok Seperti yang
faktor sekunder dalam
diungkapkan oleh Aginta (2011)
memelihara kelanjutan kebiasaan
Perokok pada umumnya
merokok. Kelas sosial, teladan dan
mengalami penurunan berat
izin orangtua serta kakak-kakak,
badan dari pada bukan perokok,
jenis sekolah, dan usia
meskipun asupan kalorinya sama

9
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

meninggalkan sekolah semua merokok hanya sebagian kecil


menjadi faktor yang kuat, tetapi (16.2%) saja yang memiliki Indeks
yang paling berpengaruh adalah masa tubuh yang buruk.
jumlah teman-teman yang Hasil uji statistik dengan α=
merokok. Pada penelitian ini 0,05 yaitu (P : α = .000 ≤ 0,05)
bahwa sebagian besar (90.9%) yang berarti bahwa secara
remaja putra yang merokok statistik terdapat hubungan yang
memiliki Indeks masa tubuh yang bermakna antara perilaku
buruk, pihak perguruan tinggi merokok dengan Indeks masa
dapat menerapkan bebas asap tubuh remaja putra. Adapun nilai
rokok di lingkunga perguruan Odds Ratio yang diperoleh
tinggi agar dapat meminimalisir dalam analisis penelitian ini adalah
perilaku merokok dan bahaya asap sebesar 51.667 (13.404-199.157)
rokok di lingkungan kegiatan yang berarti bahwa responden yang
belajar-mengajar di lingkungan mempunyai perilaku merokok
perguruan tinggi. mempunyai resiko hampir 52 kali
2. Hubungan perilaku merokok lebih besar untuk memiliki Indeks
dengan Indeks masa masa tubuh yang buruk.
tubuh remaja putra di Tanpa disadari orang yang
Sekolah tinggi ilmu Ekonomi merokok umumnya memiliki berat
La Tansa Mashiro Tahun 2014 badan lebih kurus dibandingkan
Secara deskriptif hubungan yang non-perokok. Hal ini ternyata
perilaku merokok dengan Indeks dipengaruhi oleh kandungan
masa tubuh remaja putra. nikotin di dalam rokok yang bisa
Menunjukan bahwa sebesar mengganggu perilaku makan.
(90.9%) responden yang memiliki Penelitian yang dilakukan oleh
perilaku merokok mempunyai peniliti dari Yale Univeristy,
Indeks masa tubuh yang buruk, Amerika serikat telah
dibandingkan dengan responden menemukan penyebab orang yang
yang tidak memiliki perilaku merokok memiliki berat badan

10
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15

lebih kurus dan akan menjadi nikotin terhadap reseptor beta 4


gemuk setelah ia berhenti, yang terdapat di sel-sel saraf
merokok yaitu pengaru dari pada wilayah otak hipotalamus
nikotin. yang dikenal berperan pada perilaku
makan, pengaruh itu bisa menekan
Kondisi ini yang kadang
nafsu makan seseorang sehingga
membuat beberapa orang tidak mau
membuat tubuh perokok lebih
berhenti merokok, karena akan
kurus dibandingkan non-perokok.
membuat berat badanya meningkat
Reseptor initidak diperuntukkan
menjadi gemuk, padahal
bagi nikotin, tapi untuk asetil
mencegah obesitas dengan
kolin, yaitu suatu neurotransmitter
merokok hanya akan memberi efek
yang terlibat dalam sejumlah
yang sangat kecil, tapi akan
proses termasuk untuk aktivasi
memberikan banyak kerugianyaitu
otot. (Picotto, 2011).
Timbulnya penyakit kanker
(kanker darah, kankerotak, kanker Selain merokok itu sendiri
kulit), Terjangkitnya penyakit bahaya untuk kesehatan, asap
jantung (kelainan jantung), rokok juga tidak kalah
Timbulnya bercak-bercak di berbahayanya. Asap yang
paru-paru (paru-paru dihembuskan para perokok dapat
berlubang), Penyakit ginjal dibagi atas atas asap utama (main
(karena tidak berfungsinya stream smoke) dan asap samping
ginjal) sedangkan Asap rokoknya (side stream smoke). Asap utama
dapat melumpuhkan peralatan adalah asap yang dihirup langsung
pembersih pada saluran napas yang oleh peroko, sedangkan asap
menyebabkan napas sesak. samping merupakan asap
tembakau yang disebarkan ke
Picotto tahun 2011
udara bebas yang akan dihirup oleh
menemukan bahwa, Para perokok
orang lain atau perokok pasif.
rata- rata memiliki berat badan 2,5
kg lebih ringan dibandingkan Asap rokok yang baru mati
dengan non- perokok. Pengaruh di asbak mengandung 3 kali lipat

11
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

bahan pemicu kanker di udara mendorong perokok untuk


dan 50 kali mengandung bahan mengurangi kudapan. Merokok
pengiritasi mata dan pernapasan. juga membuat makanan kurang
Seseorang yang mencoba bercita rasa bagi beberapa
merokok biasanya akan ketagihan perokok, yang pada akhirnya
karena rokok bersifat candu mengekang selera makan. Sebagai
(Yudshistira, 2008). penekan selera makan, nikotin
berfungsi sebagai bagian dari
Selain itu nikotin yang
otak yang bernama hipotalamus,
terkandung dalam rokok
setidaknya pada percobaan dengan
merupakan zat penekan selera
tikus, seperti yang terungkap dari
makan. Ini sudah diketahui
penelitian di Universitas Yale
berabad-abad lalu, setidaknya
dan diterbitkan di Journal
merujuk ke kebudayaan asli di
Science 10 Juni 2011.
Amerika sebelum zaman Columbus.
Perusahaan rokok lalu Dari pendapat ini kita tahu
memanfaatkan hal itu dengan bahwa asap rokok mengandung
sasaran wanita yang menginginkan komponen-komponen dan zat-zat
tubuh langsing. yang berbahaya bagi tubuh. Selain
itu merokok sudah jelas
Penelitian yang diterbitkan
memberikan dampak berupa
di Journal Physiology & Behavior
turunnya berat badan seseorang.
pada Juli 2011 menyatakan bahwa
Apabila terdapat seorang perokok
salah satu pengalang orang berhenti
namun memiliki berat badan yang
merokok adalah begitu berhenti
ideal bahkan obesitas, hal itu
berat badan akan naik. Hubungan
memang merupakan kondisi
antara merokok dan berat badan
fisik seseorang tersebut, bukan
memang rumit. Nikotin sendiri
diakibatkan oleh dampak dari
merupakan perangsang dan
perilaku merokok. Dengan
penekan selera makan; dan
demikian, menurut peneliti perlu di
tindakan merokok memicu
adakanya lingkungan bebas asap
perubahan perilaku yang
rokok di lingkungan pendidikan

12
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15

atau disebut dengan kawasan bebas stiker di lingkungan kampus untuk


asap rokok (KTR). Kawasan tanpa lebih meningkatkan kesadaran
rokok adalah ruangan atau area tentang bahaya merokok dan asap
yang dinyatakan di larang untuk rokok.
melakukan kegiatan merokok,
Simpulan
atau kegiatan yang memproduksi,
1. Sebagian besar Mahasiswa
menjual, mengiklankan, promosi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
atau mempromosikan produk
La Tansa Mashiro merokok.
tembakau.
2. Sebagian besar Mahasiswa
Pihak perguruan tinggi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
perlu membuat peraturan tentang
La Tansa Mashiro memiliki
kawasan bebas asap rokok di
Indeks Masa Tubuh yang buruk.
lingkungan pendidikan yang telah
tercantum di dalam peraturan 3. Terdapat hubungan yang
bersama Menteri Kesehatan dan bermakna antara Perilaku
Menteri Dalam Negeri No. merokok dengan Indeks Masa
188/Menkes/PB/2011 No. 7 tahun Tubuh.
2011 Tentang Pedoman Kawasan Saran
tanpa rokok. Selain itu peran
1. Bagi Lahan Penelitian. Hasil
dosen dan mahasiswa dalam
dari penelitinan ini dapat
mengadakan peraturan bebas asap
dijadikan sebagai informasi dan
rokok di lingkungan pendidikan
bahan pertimbangan untuk
sangatlah penting, Seperti, staff dan
mengambil kebijakanyang
mahasiswa seluruh perguruan tinggi
berhubungan dengan Perilaku
tidak di perkenankan merokok di
merokok dengan cara membuat
kawasan lingkungan pendidikan.
Peraturan tentang Kawasan
Serta peraturan tersebut dapat
Bebas Asap rokok(KTR) di
sebagai progam kerja Badan
lingkungan perguruan tinggi
Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk
dan diterapkan sanksi yang
mensukseskan progam pendidikan
tegas terhadap mahasiswa yang
seperti memasang spanduk dan

13
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

merokok di lingkungan kampus Gunarsa, SD,. & Gunarsa, Y.S.D


(2006). Psikologi
serta di jadikan ke dalam
Perkembangan anak dan
penilaian softskill. Remaja. Jakarta : PT BPK
Gunung Mulia.
2. Bagi Institusi Pendidikan.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1
Penelitian ini sebagai bahan /145/jtptunimus-gdl-
masukan terhadap perpustakaan huswatunkh-7236-2- babi.pdf
[Accesed 14 Juni 2014]
untuk menambah bahan bacaan
tentang kesehatan lingkungan. http://eprints.undip.ac.id/35839/1/40
7_Efa_Aginta_G2C07026.pdf
3. Bagi Peneliti lain. Dapat [ Accesed 12 Juni 2014]
dijadikan bahan penelitian http://www.bbc.co.uk/indonesia/maj
kembali dengan jenis alah/2011/06/110610_nicotine
obesity.shtml [Ascced 25
penelitian yang berbeda Agustus 2014]
(secara kualitatif) dan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
variabel yang berbeda pula 123456789/31260/4/Chapter%
20II.pdf [Accesed 15 Juni
Daftar Pustaka 2014]
Almatsier,S. (2004.) Prinsip Dasar http://repository.usu.ac.id/bitstream/
Ilmu Gizi. Jakarta : PT 123456789/31260/4/Chapter%
Gramedia Pustaka Umum. 20II.pdf [Accesed 15 Juni
Apriadji,WH. (1986). Gizi 2014]
Keluarga. Seri Kesejahteraan
Keluarga. Indri Kemala Nasution : Perilaku
Merokok Pada Remaja, 2007
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode USU Repository © 200
Penelitian . Yogyayakarta:
Pustaka Pelajar Offset. http://repository.usu.ac.id/bitstream/1
23456789/3642/3/132316815.p
CDC. 2009. Overweight and df.tx m [Accesed 17 Juni
Obesity. Available from: 2014]
http://www.cdc.gov [Accesed
10 Juni 2014] jbptunikompp-gdl-andrisetia-19481-
6-babii.rtf [Accesed 12 Juli
CDC. 2011. Healthy Weight it's not 2014]
a diet, it's a lifestyle! Available
from: Mc Gee, dkk. (2005). Is Cigarette
http://www.cdc.gov/healthywei Smoking Associated With
ght/physical_activity/index.htm Suicidal Ideation Among
l [Accesed 14 Juni 2014] Young People? : The

14
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15

American Journal of
Psychology. Washington.
http://www.proquest.com/ [on-
line].

15

Anda mungkin juga menyukai