Anda di halaman 1dari 4

KLIKMU.

CO Konsep Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


Perlu dipahami oleh seluruh Karyawan rumah sakit atau yang bekerja
dikesehatan bahwa wilayah kerja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) adalah diseluruh area rumah sakit yang targetnya petugas, staf,
Mahasiswa Praktek, Pasien, Pengunjung dan Keluarga Pasien.

Demikian itu disampaikan oleh Infection Prevention and Control Nurse (IPCN)
RS PKU Muhammadiyah Surabaya Ida Setiawati, SKep NS., dalam kegiatan
In House Training PPI di Ruang Lantai 3 RS PKU Muhammadiyah Surabaya
Jl KH Mas Mansyur 180-182 Surabaya. Senin (23/4/2018).

Menurut Ida Setiawati, ada 11 Kewaspadaan Standar dalam Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Pelayanan Kesehatan rumah sakit Muhammadiyah
Surabaya ini yakni:

Pertama, Kebersihan Tangan, yang langkah-langkahnya adalah cuci tangan


dengan air dan sabun jika tangan terlihat kotor, gosok tangan dengan
handrub berbasis alkohol jika tangan tidak terlihat kotor.

Kedua, Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), APD merupakan alat


kesehatan yang terdiri dari masker, topi, sarung tangan, pelindung wajah,
sepatu yang digunakan petugas maupun pasien untuk melindungi diri dari
kontaminasi penyakit infeksi, digunakan sesuai indikasi, segera dilepas jika
sudah selesai tindakan.

Ketiga, kata dia, Penanganan Limbah, untuk limbah padat infeksius dibuang


kekantong plastik kuning dan limbah padat non infeksius dibuang kekantong
plastik hitam “biasanya di bak sampah itu di kasih warna kuning itu berarti
infeksius dan yang warna hitam itu non infeksius atau domestik, jangan
sampai salah ya,” pintanya. “untuk limbah jarum dan benda tajam lainnya
dibuang kewadah tahan tusuk dan tahan air, limbah cair infeksius kesaluran
khusus, kontainer limbah tertutup, sebaiknya membuka menggunakan injakan
kaki.” paparnya.

Keempat, Pengendalian Lingkungan, pertahankan kondisi lingkungan sehat.


“Udara bersih, sistem ventilasi bertekanan negatif, penyediaan air bersih,
permukaan lingkungan bersih, penataan peralatan sedemikian rupa sehingga
tampak rapi dan mudah dibersihkan, Binatang seperti kucing, tikus tidak ada
disekitar ruangan, termasuk lalat, nyamuk dan kecoak.” ujarnya.

Kelima, Peralatan Perawatan Pasien, peralatan non kritikal peralatan yang


hanya dipermukaan tubuh pasien (pembersihan atau disinfeksi). Peralatan
semi kritikal, peralatan yang masuk kedalam membrane mukosa (minimal
disinfeksi tingkat tinggi atau sterelisasi). Peralatan kritikal, peralatan yang
masuk kedalam pembuluh darah atau jaringan steril (sterilisasi).

Keenam, Penanganan Line, menyimpan linen bersih didalam lemari tertutup,


memisahkan penyimpanan linen bersih dengan linen steril, memisahkan
troley linen bersih dan linen kotor, memisahkan linen kotor ternoda darah atau
cairan tubuh dengan linen kotor tidak ternoda, menyimpan linen dilemari
tertutup, membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan tertutp dan
persediaan linen sesuai kebutuhan.

Ketujuh, Perlindungan Kesehatan Karyawan, petugas dilakukan screening


setiap 5 tahun sekali dan dilakukan pemberian vaksin atau pada saat ada
kejadian yang membutuhkan pemeriksaan dan apabila ada kejadian tertusuk
jarum bekas paisen segera dilaporkan.

Kedelapan, Penempatan Pasien, tempatkan pasien dengan jenis kuman yang


sama, beri jarak lebih dari 1 meter antar bed, lalukan kohorting bila tidak
memungkinkan untuk memiliki ruangan yang sesuai dengan standar,
kewaspadaan sesuai cara tranmisi penyebab infeksi.
Kesembilan,  Penyuntikan yang aman, tidak direkomendasikan menggunakan
spuit berulang kali (one needle, one shoot, one time), menggunakan bak
instrumen jika memberikan suntikan, bukan keranjang plastik berlubang-
lubang, memberikan suntikan dengan teknik aseptik.

Kesepuluh, Etika Batuk atau Bersin, menutup mulut dan hidung saat batuk
atau bersin dengan menggunakan lengan bagian dalam, atau krah baju
bagian dalam, kemudian pakai tisu, buang ketempat sampah yang ada warna
kuning bila terkena sekret saluran napas dan lakukan cuci tangan dengan
sabun atau antiseptik dan gunakan air mengalir, alkohol handrub setelah
kontak dengan sekret, jaga jarak terhadap orang dengan gejala infeksi
saluran pernapasan atas (ISPA) dengan demam.

Kesebelas, Praktik Lumbal punksi, masker harus dipakai klinisi saat


melakukan lumbal pungsi, anestesi spinal atau epidural, pasang kateter vena
sentral. Cegah droplet flora orofaring, dapat menimbulkan meningitis
bakterial.

Mbak Ida, panggilan akrabnya menyampaikan bahwa kewaspadaan Isolasi


merupakan bagian dari program pencegahan dan pengendalian infeksi,
bertujuan memutus mata rantai infeksi. “Kewaspadaan standar gabungan dari
Universal Precaution dan Body Substance Isolation, kewaspadaan isolasi
terdiri dari dua lapis yakni kewaspadaan standar dan kewaspadaan
berdasarkan Transmisi kontak, droplet dan udara.” tukasnya. (Habibie)

1. Kebersihan tangan/ hand hygiene


2. Alat pelindung diri ( APD ) set, terdiri dari sarung
tangan, masker, kaca mata Goggle ( kaca mata
pelindung ), Face shield ( pelindung wajah ),
respirator, gaun/ apron, sepatu tertutup.
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penatalaksanaan linen
6. Kesehatan karyawan
7. Penempatan pasien
8. Hygiene resprasi/ etika batuk dan bersin
9. Praktek menyuntik yang aman

Anda mungkin juga menyukai