Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Klimatologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mencari
gambaran dan keterangan-keterangan dari sifat-sifat iklim dan hubungannya
dengan aktivitas manusia, atau bisa juga ilmu pengetahuan yang mempelajari
macam-macam iklim di muka bumi serta faktor-faktor penentunya (Tjasyono,
2004). Unsur-unsur iklim diantaranya yaitu, suhu udara, kelembapan udara, curah
hujan, tekanan udara, angin, dan lama penyinaran matahari. Unsur-unsur ini
berbeda dari waktu ke waktu serta dari tempat ke tempat lain disebabkan oleh
adanya unsur pengendali-pengendali iklim (Supriyanto, 2010).

Matahari merupakan kendali cuaca utama serta iklim yang sangat penting
dan sebagai sumber energi utama di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut.
Energi matahari dipaparkan ke segala arah, sebagian hilang ke alam semesta, dan
hanya sebagian kecil saja yang dapat diterima bumi. Bumi berevolusi mengelilingi
matahari pada jarak rata-rata 93 juta mil. Orbit bumi berbentuk elips dengan
eksentrisitas sangat kecil (0,017), ini berarti orbit bumi hampir berbentuk
lingkaran. Jarak matahari-bumi yang terdekat disebut perihelion, terjadi pada
tanggal 4 Januari dengan jarak 91,5 juta mil, dan jarak matahari-bumi yang
terjauh disebut aphelion terjadi pada tanggal 5 Juli dengan jarak 94,5 juta mil
(Tjasyono,2004).

Radiasi merupakan suatu bentuk energi yang dipaparkan oleh setiap benda
yang mempunyai suhu di atas nol mutlak dan merupakan satu-satunya bentuk
energi yang dapat merambat di dalam angkasa luar. Radiasi matahari merupakan
gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet.
Matahari setiap menitnya memancarkan energi sebesar 56×1026 kalori, dari
energi ini bumi menerima 2,55×1018 kalori atau hanya ½×109 nya
(Prawirowardoyo,1996).

Radiasi matahari yang jatuh ke bumi biasa disebut dengan Insolasi.


Insolasi merupakan banyak sedikitnya energi matahari yang diterima oleh
permukaan bumi, bentuknya adalah sinar-sinar gelombang pendek yang
menerobos atmosfer. Radiasi matahari bergerak di dalam angkasa luar tanpa
kehilangan energi, intensitasnya semakin berkurang berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak dari matahari. Jumlah energi matahari rata-rata yang jatuh pada
puncak atmosfer tiap satuan luas (1 cm2) tegak lurus pada sinar matahari tiap
menit, yaitu 2,0 kalori (Prawirowardoyo,1996).

Lama penyinaran matahari akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk


hidup, yaitu pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Penyinaran yang lebih
lama akan memberi kesempatan yang lebih besar pada tumbuhan untuk
memanfaatkannya melalui proses fotosintesis. Penelitian efek dari lama
penyinaran matahari terhadap pertumbuhan rumput laut melalui metode akit
apung menyebutkan bahwa lama penyinaran matahari berpengaruh terhadap
pertumbuhannya (Triajie, et.al. 2012).

I.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum yang berjudul lama penyinaran matahari ini
adalah mengenal alat untuk mengukur lama penyinaran matahari dan mengetahui
cara kerja alat tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Radiasi matahari merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan


mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi
matahari antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara,
kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Ada tiga macam cara radiasi matahari
sampai ke bumi yaitu Radiasi langsung (Beam/Direct Radiation) Radiasi hambur
(Diffuse Radiation), Radiasi total (Global Radiation) (Kartasapoetra, 2006).

Radiasi matahari merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan


mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi
matahari antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara,
kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Ada tiga macam cara radiasi matahari
sampai ke bumi yaitu Radiasi langsung (Beam/Direct Radiation) Radiasi hambur
(Diffuse Radiation), Radiasi total (Global Radiation) (Kartasapoetra, 2006).

Radiasi matahari yang jatuh ke bumi disebut insolasi. Insolasi adalah


penerimaan energi matahari oleh permukaan bumi, bentuknya adalah sinar-sinar
gelombang pendek yang menerobos atmosfer. Radiasi matahari menjalar di dalam
angkasa luar tanpa kehilangan energi, intensitasnya berkurang berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak dari matahari. Jumlah energi matahari rata-rata yang jatuh
pada puncak atmosfer tiap satuan luas (1 cm 2) tegak lurus pada sinar matahari tiap
menit, yaitu 2,0 kalori (Prawirowardoyo, 1996).

Penerimaan radiasi surya dipermukaan Bumi sangat bervariasi menurut


tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak
lintang serta keadaan atmosfir terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat
menentukan jumlah radiasi yang diterima. Menurut waktu perbedaan radiasi
terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore hari) maupun secara musiman (dari
hari ke hari), karena sebaran energi radiasi menurut panjang gelombang sekitar
λm, maka secara umum dapat dikatakan bahwa panjang gelombang semakin
pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi tersebut lebih tinggi.
(Handoko, 1993).
Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup
misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh pada metabolisme
yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan.
Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi
tumbuha tersebut untuk memanfaatkanya melalui proses fotosintesis. Pergeseran
garis edar matahari menyebabkan perubahan panjang hari ( lama penyinaran )
yang diterima pada lokasi-lokasi di permukaan bumi. Perubahan panjang hari
tidak begitu besar pada daerah tropis yang dekat dengan garis ekuator. Semakin
jauh letak tempat dari garis ekuator maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin
besar ( Benyamin Lakitan, 1994).
III. PROSEDUR PERCOBAAN

III.1 Tempat dan Waktu

Adapun praktikum pada bab lama penyinaran matahari dilaksanakan di


kediaman masing-masing praktikan di kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh
Besar pada waktu Senin, 6 september 2021 pukul 16.20-17.40 WIB.

III.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu

1. Campbell Stokes
2. Yordan
3. Marvin
4. Foster
5. Kertas pias

III.3 Cara Kerja


1. Campbel stokes diletakkan di tempat terbuka atau tempat yang selalu terkena
cahaya matahari dan tempat diletakkan alatnya harus stabil.
2. Bagian mangkuk logam harus diletakkandi equator.
3. Dipasangkan kertas pias pada kerangka cekung konsentrik dengan bola gelas
dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias.
4. Diamati bekas pembakaran pada kertas pias saat matahari sudah mulai
tenggelam.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Pembahasan

Sinar matahari atau cahaya matahari merupakan salah satu bagian dari
beberapa unsur kehidupan. Apabila tanpa adanya cahaya atau sinar matahari, kita
tidak akan dapat hidup seperti sekarang. Bisa kita bayangkan sendiri, apabila bumi
tanpa cahaya matahari seperti apa. Selain akan selalu gelap, bumi juga akan selalu
dingin. Dinginnya bumi akan membuat makhluk hidup tidak dapat tumbuh
(misalnya tanaman). Jika tanaman tidak dapat hidup maka binatang dan manusia
juga tidak akan dapat hidup. Selain sebagai penunjang kehidupan sebagai
penghangat suhu Bumi, sinar matahari juga memiliki manfaat lain.

Lama penyinaran matahari merupakan salah satu bagian dari beberapa


unsur klimatologi. Lama penyinaran matahari atau bisa disebut durasi penyinaran
matahari (periodisitas) merupakan lamanya matahari bersinar cerah ke arah
permukaan bumi yang dihitung mulai dari matahari terbit hingga terbenam.
Besarnya lama penyinaran matahari ditulis dalam satuan jam, nilai persepuluhan,
atau dalam satuan persen terhadap panjang hari maksimum. Menurut WMO
(2008) dan Hamdi (2014) mengemukakan pendapatnya bahwa, kartu pias akan
terbakar jika kekuatan sinar matahari sebesar 120 W /m2.

Sinar matahari sangat bermanfaat bagi manusia, diantaranya seperti


1).memicu pembentukan vitamin D. Paparan sinar ultraviolet (UV) matahari
terhadap kulit manusia akan memicu sintesis vitamin D. Kemudian ginjal dan hati
akan mengubahnya menjadi vitamin D aktif yang bisa digunakan tubuh untuk
meningkatkan peresapan kalsium dan kesehatan tulang. Manfaat berikutnya yaitu
2).dapat terbentuknya sumber energi listrik, cahaya matahari akan ditangkap oleh
panel surya kemudian diubah menjadi listrik yang dinamakan tenaga surya.
Dengan adanya listrik dapat menghidupkan berbagai barang elektronik dan juga
lampu sehingga kehidupan malam manusia dapat lebih terlihat saat malam hari.
3).Sinar matahari mampu untuk membantu manusia dalam hal pembakaran lemak
dengan adanya paparan sinar matahari, lemak secara perlahan akan hilang. Selain
itu, tubuh juga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh
lemak. 4).membantu dalam hal menjemur pakaian, dengan adanya sinar matahari
dapat mempercepat pengeringan pakaian.

Sinar matahari sangat bermanfaat bagi tumbuhan seperti, 1). Dapat


melakukan fotosintesis, tumbuhan akan meyerap cahaya matahari melalui klorofil,
semakin tinggi intensitas cahaya maka semakin tinggi pula laju fotosintesis. 2).
Menjaga temperatur tumbuhan, jika suhu tubuh rendah maka proses penguapan
akan menjadi sangat lama. Hal tersebut dapat membuat tumbuhan mati. Jika suhu
terlalu tinggi, maka penguapan akan dipercepat. Hal ini akan menyebabkan
tumbuhan menjadi kering. 3). Membantu dalam pertumbuhan daun dan bunga,
ketika tanaman terpapar gelombang warna merah dari panjang gelombang cahaya
matahari, maka tumbuhan tersebut akan mengalami tumbuh tinggi dan cepat
berbunga. Sementara itu, gelombang warna biru dari gelombang matahari
menyebabkan tumbuhan berdaun lebat. 4). Membantu pertumbuhan
perkecambahan, apabila kecambah mendapat cahaya matahari yang cukup, maka
tanaman akan memiliki daun yang tebal, hijau, dan subur. Sebaliknya, apabila
kecambah yang kekurangan sinar matahari daunnya cenderung pucat, kekuningan,
tipis, dan kurus. Ini dikarenakan kecambah membutuhkan proses fotosintesis
maksimal guna menghasilkan zat energi dan makanan.

Sinar matahari juga sangat bermanfaat bagi hewan seperti, 1). Membantu
Menyediakan Makanan dan Oksigen, Selain menghasilkan zat gula sebagai
cadangan energi untuk tumbuhan, proses fotosintesis juga menghasilkan oksigen
sebagai zat sisa. Seperti manusia, sebagian hewan juga membutuhkan oksigen
untuk bernapas. 2). Menghangatkan Tubuh, hewan berdarah dingin seperti reptil,
amfibi, dan ikan bergantung pada seberapa panas atau dingin lingkungan mereka.
Saat matahari bersinar, tubuh mereka menyerap panas. 3). Membantu Mencerna
Makanan, setelah makan, ular perlu menaikkan suhu tubuh untuk mencerna
makanan. Oleh karena itu, biasanya ular akan berjemur.

Hubungan matahari dan tumbuhan tidak dapat dipisahkan dalam proses


fotosintesis. Masing-masing dari mereka memiliki peran dan fungsinya masing-
masing dalam fotosintesis. Tidak hanya itu, matahari dan tumbuhan memiliki
peranan besar terhadap berlansungnya kehidupan di muka bumi ini.

Campbell stokes terdiri dari bola kaca sebagai lensa cembung untuk titik
fokus, tempat meletakkan kertas pias, penunjuk yang menyatakan lintang pada
waktu alat di setel, tiga buah sekrup untuk menyetel kedudukan horizontal.
Prinsip kerjanya yaitu sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, akan
atuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal, kemudian akan difokuskan ke
atas permukaan kertas pias yang telah diletakkan ke celah mangkuk dan
meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif titik
terbakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari
(satuan jam/menit).

Tipe Yordan memiliki bagian silinder setengah lingkaran, celah sempit


masuknya sinar, pelindung celah sempit, sekrup pengatur kemiringan. Prinsip
kerja alat yordan adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar dinyatakan
dalam bentuk satu jam. Dalam satu hari alat ini menggunakan 2 kertas pias untuk
menentukan lama panjang penyinaran. Solarimeter bekerja berdasarkan reaksi
fotokimia, sinar matahari yang masuk melalui lubang sempit solarimeter bereaksi
dengan Kalium ferosianida yang terlapis dalam kertas pias dalam tabung silinder
di dalam solarimeter.

Tipe marvin Perangkat ini terdiri dari termometer air raksa biasa dengan
bohlam dicat hitam, tertutup dalam ruang hampa. Skala suhu berkisar dari -24
hingga 105 Celcius. Panjang keseluruhannya sekitar 14,5 inci.

Kertas pias lurus digunakan pada daerah equator dan sekitar khatulistiwa
dimana lintasan matahari relatif tegak lurus bumi dan panjang harinya relatif
sama. Kertas pias lurus digunakan pada Bumi Belahan Utara (1 September-10
Oktober) dan (1 Maret-10 April) sedangkan Belahan Bumi Slatan (1 Maret- 10
April) dan (1 September-10 Oktober). Sedangkan kertas pias lengkung digunakan
pada daerah yang panjang harinya relatif tidak sama. Kertas pias lengkung dibagi
menadi 2 lengkung panjang belahan bumi utara (11 April-31 Agustus) Belahan
Bumi Selatan (11 Oktober-28 Februari), lengkung pendek Belahan Bumi Utara
(11 Oktober-28 Februari) Belahan Bumi Selatan (11April-31 Agustus).
Setelah kertas pias dipasang akan ada jeda selama beberapa menit yang
disebabkan cahaya matahari yang masuk akan terkonsentrasi pada bola pejal.
Panjang pias yang terbakar akan menentukan lamanya sinar matahari bersinar
cerah.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu :

1. Sinar matahari sangat berperan besar dalam kehidupan manusia, tumbuhan


dan hewan.
2. kertas pias yang digunakan tiap daerah tidaklah sama. Oleh sebab itu kertas
pias ada kertas pias lurus, kertas pias lengkung panjang dan kertas pias
lengkung pendek.
3. Kertas Pias akan terbakar jika kekuatan sinar matahari sebesar 120 W /m2.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko.1993. Klimatologi Dasar. IPB.Bogor


Kartasapoetra, A. G., 2006. Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan
Tanaman Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartasapoetra, A. G., 2006. Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan
Tanaman Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Prawirowardoyo, Susilo. 1996. Meteorologi. Bandung : ITB
Supriyanto, 2010. Analisis parameter Klimatologi dalam Tinjauan Konsep Fisika
Dasar di Kota Samarinda, Fisika Mulawarman, Vol 6, No. 2.
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB
Triajie, H., Yudhita, P., dan Mahfud Efendy, 2012. Lama Pencahayaan Matahari
terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma Cottonii dengan Metode
Rakit Apung, Dipresentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan
dan Energi 2012, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura.
LAMPIRAN

Gambar 1. Tipe Marvin Gambar 2. Tipe Foster

Gambar 3. Tipe Yordan Gambar 4. Tipe Campbell Stokes

Gambar 5. Kertas Pias

Anda mungkin juga menyukai