TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat
polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan pada senyawa-senyawa
tersebut mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn yaitu mendekati Cn(H2O)n
yaitu karbon yang mengalami hidroksi. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi
tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat
juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya,
rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk
mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral,
dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber
kalori terbesar dalam makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan
kalori kita (Dawn B, 2000).
Uji Benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan
Benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur
gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam
kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi
Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari
pengendapan cuco3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan
asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton
bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict (Michael, 2007).
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida
seperti laktosa dan maltosa. Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal
Amerika, Stanley Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di
Cincinnati dan studi di University of Cincinnati. Setahun kemudian dia pergi ke Yale
University untuk mendalami Physiology dan metabolisme di Department of Physiological
Chemistry. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali
aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa
bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa
akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil
positif dengan pereaksi benedict. Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan
menimbang sebanyak 100 gram sodium carbonate anhydrous, 173 gram sodium citrate, dan
17.3 gram copper (II) sulphate pentahydrate, kemudian dilarutkan dengan akuadest sebanyak
1 liter (Hawab, 2004).
Uji ini positif untuk gula pereduksi/ gula inversi seperti glukosa dan fruktosa. Caranya
gula reduksi ditambahkan dengan campuran CuSO4 (tembaga sulfat), natrium sitrat(NaSO3)
dan natrium karbonat (NaCO3) lalu dipanaskan maka akan terbentuk endapan kupro oksida
(Cu2O) yang berwarna merah coklat. Uji ini terjadi dalam suasana basa/alkalis karena gula
akan mereduksi dalam suasana basa. Natrium sitrat berfungsi sebagai pengkelat Cu dengan
membentuk kompleks Cu- sitrat. Natrium karbonat berfungsi untuk menciptakan suasana
basa. Berikut ini bentuk reaksi yang terjadi pada uji benedict. Untuk mengetahui adanya
monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample makanan dilarutkan dalam
air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selamaa 4-10
menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa),
hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi). Sukrosa
(gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida
(fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak
mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat
pereduksi (Yohanis, 2009).
Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin
serta lignin. Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat
simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan
contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat
adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur
molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon. Alam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan
yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Oeman Ja. Nurul, 2016).
III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.2.1 Alat
1. Glukosa 1%
2. Fruktosa 1%
3. Sukrosa 1%
4. Reagent Benedict
5. Aquades
3.2.2 Bahan
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet volume
4. Pemanas/hot plate
5. Beaker glass
4.2. Pembahasan
Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan
Glukosa, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan. utama antara pelbagai tipe
karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah
satuan karbohidrat Yang tersederhana, mereka takdapat dihidrolisis menjadi molekul
karbohidrat yang lebih kecil contoh dari karbohidrat monosakarida adalah Fruktosa dan
Glukosa. Sedangkan Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi 2
komponen monosakarida, yaitu glukosa dan s fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut
dalam air dan umumnya terasa manis.
Gula reduksi dengan larutan benedict (campuran garam kupri sulfat, Natrium sitrat,
Natrium karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna
merah dari kupro oksidasi. Jika tidak ada zat yang mereduksi maka larutan benedict ini tetap
jernih sesudah percobaan. Tetapi apabila jumlah karbohidrat yang mereduksi banyak sekali
maka reaksi terlihat sebelum dipanaskan.
Dari Praktikum yang kami lakukan salah satunya pada bahan Glukosa, Fruktosa dan
Sukrosa hasil uji benedictnya bersifat positif karbohidrat, yang menimbulkan perubahan
warna. Pada Glukosa tidak terjadi endapan, hal ini terjadi karena Glukosa termasuk golongan
karbohidrat yang sederhana sehingga tidak dapat terjadi penguraian komponen molekul
Glukosa. Sedangkan pada Sukrosa terjadi pengendapan, hal ini dikarenakan komponen
Sukrosa mengalami penguraian menjadi Glukosa dan Fruktosa.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul. Graham Ilmu. Yogyakarta.