Anda di halaman 1dari 17

112

Jurnal Pharmascience, Vol. 07, No.02, Oktober 2020, hal: 112-128


ISSN-Print. 2355 – 5386
ISSN-Online. 2460-9560
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/pharmascience
Review Article

Potensi Tanaman Lokal sebagai Tanaman Obat


dalam Menghambat Penyebaran COVID-19
Yuli Kusuma Dewi*, Baiq Amelia Riyandari

Program Studi Tadris Kimia FTK UIN Mataram, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
*Email: yulichemist@uinmataram.ac.id

ABSTRAK

COVID-19 (Corona Virus Disease of 2019) merupakan wabah penyakit yang


menginfeksi saluran pernafasan pada manusia. Wabah ini tidak hanya terjadi di
Indonesia, melainkan terjadi hampir di seluruh negara di Dunia. COVID-19 ini
menjadi wabah yang meresahkan karena penyebarannya terjadi dengan sangat cepat
melalui kontak antara manusia dengan manusia dan hingga saat ini belum tersedianya
vaksin terhadap virus SARS-CoV-2 yang telah diuji klinis untuk mengatasi penyebaran
virus ini. Salah satu upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 adalah
meningkatkan sistem kekebalan tubuh (sistem imunitas) melalui asupan makanan yang
kaya akan kandungan senyawa antioksidan maupun imun booster. Berdasarkan studi
literatur yang telah dilakukan, beberapa tanaman lokal Indonesia diprediksi dapat
menjadi kandidat penghambat COVID-19. Tanaman yang memiliki potensi sebagai
antiviral yang dapat menghambat COVID-19 antara lain: jahe merah (Zingiber
officinale), kunyit (Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb), teh
hijau (Camelia sinensis), meniran (Phyllantus niruri L.), salam (Syzygium polyanthum),
jambu biji (Psidium guajava), cengkeh (Sygizium aromaticum), dan bawang putih
(Allium Sativum).

Kata Kunci: COVID-19, SARS-CoV-2, tanaman obat, antivirus

ABSTRACT

COVID-19 (Corona Virus Disease of 2019) is one of disease infecting human


respiratory system. This pandemic spreads out not only in Indonesia, but also in all
countries around the world. In nowdays, COVID-19 become a terrible disease because the
virus can infect very fast through human to human transmission and there is no clinically
published vaccine against the SARS-CoV-2 virus to prevent the transmission. One of
prevention methods of COVID-19 is by enhancing immune system. Consuming of some
food which contain antioxidant agent or immune booster is known as one of method to
enhance the immune system. Based on literature studies, there are some Indonesian local
plants predicted as the inhibitor against COVID-19. Those plants which are potential as
the antiviral to inhibit COVID-19 including red ginger (Zingiber officinale), turmeric

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


113

(Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb), green tea (Camelia
sinensis), meniran (Phyllantus niruri L.), salam (Syzygium polyanthum), guava (Psidium
guajava), clove (Sygizium aromaticum), dan garlic (Allium Sativum).

Keywords: COVID-19, SARS-CoV-2, medicinal plants, antiviral

I. PENDAHULUAN internasional pada 11 Maret 2020 (Stahel,


COVID-19 (Corona Virus Disease 2020). WHO menyatakan bahwa wabah
2019) merupakan wabah penyakit yang ini disebabkan oleh corona virus dengan
menginfeksi saluran pernafasan pada strain baru yang disebut SARS-CoV-2
manusia. Wabah ini tidak hanya terjadi di (Severe Acute Respiratory Syndrome
Indonesia, melainkan terjadi di hampir di Corona Virus-2) (Lai et al, 2020).
seluruh negara di Dunia. WHO (World Dengan merujuk hasil dan analisis
Health Organization) melaporkan bahwa evolusinya, kelelawar diduga sebagai
data global per 15 juli 2020, sebanyak inang alami dari SARS-CoV-2, yang
13.150.645 kasus terkonfirmasi di 215 mungkin ditransmisikan dari kelelawar
negara terjangkit, dengan total kasus melalui inang perantara yang belum
kematian telah mencapai 574.464 jiwa diketahui untuk menginfeksi manusia
(World Health Organization, 2020). Di (zoonotik). Saat ini telah diketahui bahwa
Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan virus ini menggunakan Angiotensin-
RI melaporkan data per 1 juli 2020 converting Enzyme 2 (ACE2) sebagai
sebanyak 78.572 kasus terkonfirmasi reseptor untuk menginfeksi manusia (Guo
positif dengan kasus kematian mencapai et al, 2020). Virus corona dibantu oleh S
3.710 jiwa di 464 kabupaten/kota (spike) protein untuk berikatan dengan
terjangkit (Kementerian Kesehatan RI, ACE2 pada sel inang manusia dan
2020). memulai siklus hidupnya dengan bantuan
Wabah ini pertama kali dilaporkan Main Protease (MPro) dalam proses
muncul di Wuhan, China pada Desember replikasinya (Ahkam et al, 2020). Pada
2019, yang membunuh sekitar seribu Januari 2020, pemerintah China telah
delapan ratus orang dan menginfeksi lebih memastikan bahwa virus ini dapat
dari tujuh puluh ribu orang pada hari menyebar dari manusia ke manusia. Virus
pertama pandemi (Shereen et al, 2020). ini dapat ditularkan melalui airborne
Secara resmi WHO mendeklarasikan droplet dari batuk, bersin dan kontak (Li et
COVID-19 sebagai pandemi global dan al, 2020). Corona virus memiliki
mengklasifikasikannya sebagai darurat kemampuan bertahan yang cukup baik

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


114

dalam keadaan kering, bahkan ditemukan karena virus bersifat self medication
kasus dimana virus bermutasi dalam tubuh (Syahrir et al, 2020). Sistem imun
manusia sehingga memiliki kemampuan merupakan mekanisme pertahanan tubuh
penyebaran yang sangat kuat dan infeksius yang akan melindungi tubuh dari infeksi
(Burhan, 2020). bakteri, virus, hingga parasite, serta
SARS-CoV-2 merupakan virus dari mengeliminasi zat asing lain dari tubuh
genus Betacoronavirus. Awalnya telah (Aripin, 2019). Untuk itu pada masa ini
diketahui bahwa genus ini memiliki empat sangat penting bagi masyarakat untuk
strain yaitu HKU1, MERS-CoV, OC43, menjaga sistem imun agar tetap kuat untuk
dan SARS-CoV. Namun telah menjaga tubuh dari infeksi virus (Susilo et
dikonfirmasi bahwa SARS-CoV-2 al, 2020).
merupakan strain kelima dari genus ini Salah satu upaya yang dapat
yang dapat menyebabkan pneumonia (Yu dilakukan untuk membangun kekebalan
et al, 2020). Umumnya pasien yang tubuh (sistem imun) adalah dengan
terinfeksi virus ini memiliki gejala seperti menjaga asupan gizi dalam makanan,
batuk kering, sakit tenggorokan, demam, terutama yang mengandung vitamin,
dan sesak nafas (Sohrabi et al, 2020). mineral, dan antioksidan. Vitamin
Kemampuan mutasi dari virus berperan dalam membantu kelancaran
menyebabkan pengembangan vaksin untuk penyerapan zat gizi dan metabolisme
menangani infeksinya memebutuhkan dalam tubuh, sedangkan mineral dapat
waktu yang tidak singkat, hingga saat ini berperan sebagai koenzim, kofaktor dan
belum ditemukan vaksin yang telah diuji antioksidan yang memperkuat sistem imun
klinis untuk mengendalikannya (Siswanto & Ernawati, 2013; Thaha, 2010).
(Supriyatna et al, 2020). Vitamin, mineral dan antioksidan yang
COVID-19 menjadi wabah yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui
meresahkan dikarenakan penyebarannya makanan yang bersumber dari hewan
yang terjadi dengan sangat cepat melalui ataupun tanaman, Dewasa ini,
kontak antara manusia dengan manusia. tumbuhan/tanaman telah menjadi sumber
Sehingga jumlah penderita terkonfirmasi utama obat-obatan pada bidang kesehatan
secara drastis meningkat dalam waktu karena adanya bahaya/efek samping
yang singkat. Namun Kemenkes penggunaan obat kimia sintetik.
menyatakan bahwa pemulihan dari infeksi Permintaan global meningkat untuk obat
virus ini dapat dilakukan tanpa perawatan berbahan herbal yang memungkinkan
khusus, jika sistem imun seseorang kuat,

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


115

untuk budidaya tanaman obat lokal Jahe merupakan salah satu tanaman
(Oladunmoye & Kahinde, 2011). rempah di Indonesia yang cukup popular
Untuk itu ulasan ini menekankan dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
pada berbagai tanaman lokal Indonesia Jahe memiliki rasa pedas yang khas,
sebagai tanaman obat yang berpotensi sehingga cukup sering dimanfaatkan
untuk digunakan dalam pencegahan menjadi minuman untuk menghangatkan
penyebaran COVID-19 baik yang badan (tolak angin). Dewasa ini, selain
memiliki kemampuan sebagai imun jahe putih yang umumnya dikonsumsi
booster, antioksidan, imunomodulator, masyarakat, ternyata terdapat jenis jahe
antimikroba, antivirus dan berkorelasi lain yang memiliki khasiat lebih banyak
dengan ACE2 ataupun komponen virus dan rasa pedas yang lebih kuat, yakni jahe
SARS-CoV-2. Tanaman tersebut antara merah (Zingiber officinale).
lain: jahe merah (Zingiber officinale), Rimpang jahe merah memiliki
kunyit (Curcuma longa L.), temulawak kandungan senyawa bioaktif antara lain
(Curcuma xanthorriza Roxb), teh hijau diarilterpenoid, fenilbutenoid, flavonoid,
(Camelia sinensis), meniran (Phyllantus diterpenoid, sesquiterpenoid, gingerol dan
niruri L.), salam (Syzygium polyanthum), shagaol. Selain itu dalam minyak atsiri
jambu biji (Psidium guajava), cengkeh jahe merah juga terdapat senyawa antara
(Sygizium aromaticum), dan bawang putih lain zingiberene (β-bisabolene, β-
(Allium Sativum). sesquiphellandrene), sitral, sineol,
zingiberol, ar-curcumene, farnesence, dan
II. METODE LAYOUT geraniol (Nur et al, 2020). Senyawa-
Metode yang digunakan dalam senyawa dalam jahe merah dilaporkan
penulisan review artikel ini adalah studi memiliki khasiat sebagai antibakteri,
literatur secara online yang diperoleh antioksidan, antiinflamasi, analgesic,
dengan cara mengakses jurnal-jurnal diuretic, antijamur, antikanker, dan
ilmiah nasional maupun internasional serta antivirus (Kaushik et al, 2020; Ukeh et al,
artikel ilmiah yang berkaitan dengan 2009).
COVID-19 dan aktivitas farmakologi Berdasarkan studi komputasional
tanaman-tanaman lokal di Indonesia. (molecular docking) dilaporkan bahwa
senyawa-senyawa dalam jahe merah
III. HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki kemampuan untuk menghambat
A. Jahe Merah (Zingiber officinale) infeksi dari virus termasuk virus SARS-
CoV-2. Ar-curcumene, gingerol, geraniol,

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


116

shagaol, zingiberene, gingerenone, Magzoub, masyarakat Sudan yang rutin


zingiberenol merupakan komponen meminum jahe merah tidak terkena
biokatif dalam jahe merah yang dapat flu/COVID-19 dan pada orang yang
dijadikan ligan yang akan mengintervensi menunjukkan gejala terinfeksi virus
ikatan antara S protein pada virus dengan corona, gejala yang dirasakan ringan dan
ACE2 reseptor pada sel manusia (Das et al, sembuh dengan cepat. Hal ini dikarenakan
2020; Dhanasekaran & Pradeep, 2020; jahe merah terbukti dapat meningkatkan
Ahkam et al, 2020; Rajapaksa et al, 2020). imunitas tubuh, meningkatkan level IgM
Hasil molecular docking serta mengurangi sirkulasi dari sitokin-
menunjukkan bahwa, gingerenone sitokin proinflamasi (Magzoub, 2020).
memberikan energi ikat dengan S protein
dan Mpro terendah dibandingkan senyawa B. Kunyit (Curcuma longa L.) dan
lain dalam jahe merah. Gingerol, geraniol, Temulawak (Curcuma xanthorriza
shogaol, zingiberene, zingiberenol, dan Roxb)
zingerone dapat berinteraksi dengan residu Kunyit atau kunir dan temulawak
utama yang bertanggung jawab atas merupakan tanaman rempah yang popular
domain katalitik dari MPro, sementara di Indonesia sebagai bahan obat atau jamu.
geraniol, shogaol, zingiberene, Kunyit memiliki kandungan senyawa yang
zingiberenol, dan zingerone dapat berfungsi sebagai antioksidan,
mengganggu ikatan yang terjadi antara S antiinflamasi, antitumor, antivirus dan juga
protein dengan ACE2. Sehingga jahe menguatkan sistem imun (Qaiser et al,
merah diprediksi mampu menghambat 2018). Hasil studi kimia pada serbuk
proses infeksi dari virus SARS-CoV-2 simplisia kunyit (turmerik) menunjukkan
pada sel inang manusia dan diprediksi bahwa di dalamnya terdapat minyak atsiri,
dapat dijadikan minuman obat oral yang minyak lemak, dan senyawa kurkuminoid
baik (Ahkam et al, 2020). sebagai kandungan utama. Adapun
Di Sudan, masyarakatnya mulai senyawa kurkuminoidnya terbagi menjadi
mengkonsumsi minuman jahe sebagai kurkumin, demetoksi kurkumin, dan
salah satu upaya mencegah COVID-19, bisdemetoksi kurkumin (Simanjuntak,
dengan cara melarutkan 12 gram bubuk 2012). Begitupula dengan temulawak
jahe merah dalam 250 ml air hangat tiga mengandung minyak atsiri dan senyawa
kali sehari. Takaran ini digunakan dua kali kurkuminoid dalam rimpangnya yang
lipat jika diperuntukkan untuk mengobati berkhasiat sebagai antibakteria, antikanker,
COVID-19. Berdasarkan hasil observasi

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


117

antitumor dan antioksidan (Dermawaty, kunyit/temulawak segar yang akan


2015). menghasilkan 5 gr berat kering yang
Telah dilaporkan bahwa senyawa- mengandung 3,60-7,99% kurkumin.
senyawa kurkumin memiliki aktivitas Sehingga dalam secangkir minuman hanya
antivirus yang dapat melawan berbagai terdapat 180-400 mg kurkumin. Untuk
macam virus seperti virus hepatitis, peningkatan sistem imun, disarankan dosis
influenza, zika, chikungunya, HIV, herpes, ini diminum 2 kali sehari, sehingga hanya
dan human papillomavirus (HPV) (Gangal 360-800 mg/hari yang merupakan dosis
et al, 2020; Das et al, 2020). Telah aman. Minuman ini dapat disiapkan
dibuktikan pada penelitian Chen et al dengan merebus rimpang dalam air
(2010), senyawa kurkumin dapat melawan mendidih untuk meningkatkan kelarutan
langsung infeksi oleh virus H6N1 dan karena sifat kurkumin yang lipofilik dan
H1N1 dengan cara menginterupsi tidak mudah larut dalam air (Pawitan,
pelekatan virus dan penghambatan 2020).
terhadap hemaglutinasi tanpa adanya
resistensi terhadap kurkumin. Selain itu C. Teh Hijau (Camelia sinensis)
telah dilakukan studi komputasi yang Camelia sinensis merupakan
membuktikan dengan simulasi molekul tanaman asli Indonesia yang dimanfaatkan
bahwa kurkumin dapat berikatan langsung daunnya untuk memproduksi teh. Salah
dengan S protein dari virus SARS-CoV-2 satu jenis teh yang populer digunakan
dan ACE2 reseptor yang akan sebagai minuman yang berkhasiat untuk
menghambat pelekatan virus pada sel kesehatan adalah teh hijau. Teh hijau
inang manusia (Jena et al, 2020). merupakan jenis teh yang memiliki potensi
Studi mengenai dosis oral farmakologi antara lain sebagai antikanker,
kurkumin 150mg/kg BB pada hewan coba imunodulator, antivirus, antibakteri,
miokard fibrosis (7500 mg untuk manusia antioksidan dan antiinflamasi (Fitriansyah
dengan berat 50 kg) menyebabkan et al, 2016). Kandungan epigallocatechin
peningkatan ekspresi dari ACE2. Oleh gallate pada teh hijau disinyalir mampu
karena itu disarankan berhati-hati dalam meningkatkan sistem imun tubuh (Wiratno,
mengkonsumsi kurkumin jika 2009). Teh hijau mengandung senyawa
dimaksudkan untuk mencegah infeksi flavonoid seperti flavonol, flavones,
COVID-19 agar tidak melebihi dosis. flavanol, isoflavone, antosianin, dan
Minuman herbal kurkumin dapat disiapkan catechin (Anindita, 2012). Selain itu teh
menggunakan 100 gram rimpang hijau juga mengandung minyak esensial,

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


118

tannin, kafein, vitamin dan pigmen seperti berikatan dengan Mpro (inhibitor 3CLpro)
klorofil dan karotenoid (Kusmita et al, dari virus dan memiliki energi ikatan
2015). terendah (-8.3 kcal/mol) terhadap RdRp
Senyawa catechin dalam teh hijau dibandingkan dengan senyawa catechin
digadang-gadangkan memiliki aktivitas lain sehingga memiliki potensi terbaik
antiviral yang baik. Di dalam teh hijau, sebagai inhibitor in vitro untuk
catechin terdapat berupa catechin-7-O- menghambat replikasi dari virus SARS-
gallate, (-)-epigallocatechin-3-gallate CoV-2 (Singh et al, 2020; Zhou et al,
(EGCG), (-)-epigallocatechin (EGC), (-)- 2020). Jika dibandingkan dengan
epicatechin-3-gallate (ECG) dan (-)- kurkumin, energi ikatan catechin dengan S
epicatechin (EC). EGCG dilaporkan dapat protein dan ACE2 bernilai lebih rendah
berfungsi sebagai antibakteri, antitumor, dengan afinitas yang lebih besar. Catechin
antioksidan, dan antiviral. Untuk dapet berikatan dengan S protein disekitar
kemampuan sebagai antiviral EGCG dan RBD (Receptor Binding Protein) dari virus
ECG memiliki kemampuan yang lebih yang akan menyebabkan fluktuasi pada
baik dalam menghambat (inhibitor) asam amino di sekitar RBD S protein virus
replikasi HIV dibandingkan EGC atau EC. (Jena et al, 2020) sehingga catechin sangat
Selain dapat digunakan sebagai antivirus berpotensi dikembangkan menjadi obat
HIV, EGCG juga dapat menghambat virus potensial untuk COVID-19.
influenza (Song et al, 2005) dan SARS-
CoV-2 (Das et al, 2020). D. Meniran (Phyllanthus niruri L.)
Hasil molecular docking senyawa- Phyllantus niruri L. memiliki
senyawa catechin menunjukkan bahwa sinonim nama Phyllantus urinaria L.
senyawa-senyawa catechin memiliki dikenal sebagai nama meniran oleh
kemampuan untuk berikatan dengan S masyarakat Indonesia. Tumbuhan ini
protein dan Mpro dari SARS-CoV-2. merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di
Catechin-7-O-gallate memiliki hutan, ladang, semak-semak, tepi sungai,
kemampuan sebagai inhibitor pada S tepi pantai, atau sepanjang jalan tanah
protein dan RNA dependent RNA berumput dan tempat lain dengan tanah
polymerase (RdRp) pada SARS-CoV-2 gembur serta berbatu. Meniran memiliki
yang akan menggangu proses infeksi dan kandungan senyawa golongan lignan
replikasi dari virus corona (Nallusamy et seperti phyllantin, hypophyllanthin,
al, 2020). Hasil molecular docking niranthin, nirtetralin phyltetralin, seco-4-
menunjukkan bahwa EGCG mampu hidroksilintetralin, secoisoarisiresmol

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


119

trimetil eter, hidroksinirantin, Gangal, 2020; Suryanarayana & Banavath,


dibenzilbutiro-lakton, nirfilin, dan 2020).
neolignane. Pada akar dan daun Aktivitas antivirus dari meniran
mengandung senyawa golongan flavonoid berasal dari senyawa-senyawa seperti
seperti quercetin, quercitrin, isoquercitrin, phyllantin, hypophyllanthin, quercetin,
astraglin, dan rutin. Selain itu meniran quercetrin dan astraglin (Mohan et al,
juga mengandung flavonon, glikosida 2015; Ray et al, 2020). Beradasarkan hasil
flavonoid, triterpen, tannin, alkaloid, molecular docking diketahui bahwa
saponon, asam fenolat dan vitamin C senyawa quercetin quercitrin memiliki
(Chairul et al, 2000; Permata & Sayuti, kemampuan untuk berikatan dengan Mpro
2016). dari SARS-CoV-2, sehingga berpotensi
Meniran memiliki khasiat sebagai dijadikan inhibitor terhadap Mpro dari
minuman obat antara lain sebagai obat SARS-CoV-2 (lowest binding energy
diuretic, meningkatkan sistem imun, untuk quercitrin -10.36 kcal/mol, -8.47
menurunkan demam, obat maag, kcal/mol untuk quercetin) dan dapat
menghancurkan batu ginjal dan batu dikembangkan menjadi obat untuk
empedu, obat malaria, obat jerawat, obat melawan virus corona (Khaerunnisa et al,
batuk, dan menyembuhkan luka bakar. 2020; Patel et al, 2020; Mishra et al, 2020;
Meniran dapat digunakan sebagai Nallusamy et al, 2020). Dosis yang
antioksidan dan anti kanker karena dianjurkan untuk penggunaan meniran
memiliki kandungan senyawa flavonoid pada manusia berbeda-beda tergantung
quercetin phyllantin, hypophyllanthin, penyakit apa yang akan diobati.
flavonoid dan tannin dalam meniran juga Penggunaan dosis meniran secara umum
dapat berperan sebagai antihepatotoksik untuk manusia dewasa (18 tahun keatas)
dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah 26 ml ekstrak pekat meniran untuk
(Harish & Shivanandappa, 2006; Chairul dosis harian yang diminum 2-3 kali per
et al, 2000; Permata & Sayuti, 2016; hari, atau 1-3 cangkir jika dalam bentuk
Krisyanella et al, 2013). Meniran telah air-infus atau air rebusan meniran. Belum
dilaporkan memiliki aktivitas sebagai ada referensi yang terbukti aman untuk
antivirus bagi HIV, Herpes dan Hepatitis konsumsi meniran pada anak-anak.
B/C sehingga diduga dapat berpotensi Meniran memiliki efek samping bila
mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 dikonsumsi berlebihan antara lain dapat
(Bagalkotkar et al, 2006; Ray et al, 2020; menyebabkan perdarahan, impoten,

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


120

keguguran pada ibu hamil dan bersifat Hasil studi in silico menunjukkan
sedatif (Kamruzzaman & Hoq, 2016). bahwa senyawa eugenol sangat berpotensi
sebagai inhibitor Mpro COVID-19 dengan
E. Salam (Syzygium polyanthum) Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2)
Daun salam merupakan salah satu sebagai reseptornya. Eugenol juga
tanaman yang sangat populer digunakan dilaporkan memiliki afinitas yang baik
oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya yaitu sebesar -6.3 kkal/mol untuk
dikenal sebagai salah satu tanaman rempah, menghambat protease COVID-19. Hasil
masyarakat Indonesia juga sering molecular docking menunjukkan eugenol
menggunakan daun salam sebagai tanaman menjadi salah satu kandidat terbaik yang
alternatif untuk mengobati beberapa berpotensi sebagai inhibitor untuk protease
penyakit seperti hipertensi, kencing manis, COVID-19 bersama dengan senyawa
maag, dan diare. Berdasarkan penelitian kurkumin, kuersetin, artemisin, dan
yang dilakukan oleh Kusuma et al, (2011), hispidulin (Sekiou et al, 2020).
kandungan flavonoid daun salam memiliki Kajian mengenai dosis oral daun
potensi sebagai antibakteri, antioksidan, salam untuk mencegah COVID-19 masih
antiinflamasi, dan antialergi. Selanjutnya, belum dilakukan. Namun, sebagian besar
saponin yang terkandung dalam daun masyarakat Indonesia mengonsumsi air
salam berpotensi sebagai antidiabetes, rebusan daun salam sebagai salah satu
sedangkan steroid dan triterpenoid di metode pengobatan berbagai penyakit.
dalamnya diduga memiliki sifat analgesik. Metode perebusan ini dapat menjadi salah
Selain kaya akan metabolit satu alternatif pemanfaatan daun salam
sekunder, daun salam juga diketahui untuk menjaga daya tahan tubuh agar
memiliki kandungan minyak atsiri yang dapat terhindar dari bahaya COVID-19.
mampu berperan sebagai antioksidan dan
antibakteri. Daun salam memiliki F. Jambu Biji (Psidium guajava)
kandungan minyak atsiri sebesar 17% Jambu biji merupakan salah satu
dengan kandungan utama yaitu eugenol buah lokal yang banyak digemari oleh
dan methyl chavicol (Silalahi, 2017). masyarakat Indonesia. Jambu biji memang
Berdasarkan pengujian in vivo dan in vitro telah diketahui memiliki banyak manfaat.
senyawa eugenol yang telah dilakukan, Tidak hanya buahnya yang lezat untuk
dilaporkan bahwa eugenol dapat dikonsumsi, tetapi bagian lain dari jambu
menghambat perkembangan virus herpes biji memiliki banyak khasiat. Selama ini,
(Benencia & Courrges, 2000). daun jambu biji juga sering digunakan

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


121

sebagai pengobatan herbal oleh Studi molecular docking oleh


masyarakat Indonesia. Daun jambu Tallei et al, (2020) menunjukkan bahwa
memiliki banyak kandungan senyawa senyawa kaemferol dan kuersetin dapat
bioaktif seperti asam galat, katekin, menjadi kandidat senyawa sebagai
epikatekin, rutin, naringenin, dan inhibitor Mpro dan glikoprotein spike
kaemferol (Wu et al, 2009; Barbalho et al, (protein S). Selain itu, senyawa kuersetin
2012; De Araújo et al, 2014). Selain itu, dan kaemferol dapat berperan sebagai
daun jambu biji juga mengandung inhibitor non-kompetitif 3CLPro dan
senyawa-senyawa fenolik, isoflavonoid, PLpro (Nguyen et al, 2012; Park et al,
kuersetin, seskuiterpenoid, dan kuersetin 2017). Berdasarkan studi tersebut, daun
glikosida (Ariani et al, 2010; Barbalho et jambu biji diprediksi dapat menjadi salah
al, 2012). satu tanaman yang dapat menghambat
Beberapa hasil penelitian telah infeksi COVID-19 karena mengandung
membuktikan bahwa daun jambu biji kedua senyawa tersebut. Masyarakat dapat
memiliki berbagai aktivitas farmakologi, mengonsumsi daun jambu biji dengan cara
antara lain sebagai analgesik, antiinflamasi, merebus daunnya lalu meminum air
antimikroba, hepatoprotektif, antikanker, rebusan daun jambu biji tersebut.
antihiperglikemik, dan antioksidan
(Barbalho et al, 2012). Studi yang G. Cengkeh (Syzygium aromaticum)
dilakukan oleh Josep dan Priya (2011) Cengkeh merupakan tanaman yang
menemukan bahwa daun jambu biji dapat tidak asing lagi di Indonesia. Tanaman ini
menghambat aktivitas beberapa virus dikenal sebagai tanaman rempah asli
seperti IHNV (infectious haematopoietic nusantara dengan bermacam-macam
necrosis virus), OMV (oncorhyncus masou manfaat. Sebagian masyarakat Indonesia
virus), dan YHV (yellow-head virus). mengonsumsi cengkeh sebagai sebagai
Penelitian yang dilakukan oleh Chollom et salah satu tanaman yang dapat
al, (2012) juga membuktikan bahwa daun meningkatkan sistem imun tubuh.
jambu biji memiliki potensi sebagai Penelitian mengenai cengkeh telah banyak
antivirus pada NDV (newcastle disease dilakukan oleh para peneliti. Cengkeh
virus), sedangkan penelitian Sriwilaijaroen terbukti memiliki berbagai aktivitas
et al, 2012 membuktikan bahwa teh yang farmakologi, seperti antimikroba,
terbuat dari daun jambu biji dapat analgesic, antioksidan, antikanker,
melindungi tubuh dari virus influenza antiinflamasi, anti-depresan, antelmintik,
(virus H5N1). antitumor, antibotik, anastesi,

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


122

antitrombotik, antijamur, antidiabetes, dan Berdasarkan kajian in silico


antibakteri (Mittal et al, 2014). tersebut, cengkeh juga dapat menjadi
Daun cengkeh dikenal memiliki alternatif tanaman untuk mencegah
kandungan minyak atsiri yang sangat COVID-19 dan meningkatkan imunitas
tinggi dengan komponen utama terdiri atas tubuh. Hal ini disebabkan oleh tingginya
carvacrol, timol, eugenol, dan kandungan dua komponen utama minyak
sinamaldehid. Penelitian tentang isolasi atsiri cengkeh yaitu eugenol dan β-
cengkeh menemukan bahwa terdapat kariofilena. Sama seperti daun salam,
berbagai senyawa bioaktif di dalamnya konsumsi cengkeh ini dapat dilakukan
seperti eugenol, β-kariofilena, vanillin, dengan cara oral yaitu meminum rebusan
asam maslinat, kaemferol, ramnetin air dari daun cengkeh.
eugenitin, asam galat, biflorin, mirisetin,
kampesterol, stigmasterol, dan asam H. Bawang Putih (Allium Sativum)
oleanolat (Mittal et al, 2014). Bawang putih merupakan salah
Kandungan minyak atsiri yang satu tanaman rempah yang sangat populer
terdapat dalam cengkeh dilaporkan di Indonesia. Selain sebagai rempah,
memiliki aktivitas antiviral. Penelitian bawang putih juga sering dimanfaatkan
Benencia et al, (2000) membuktikan sebagai obat tradisional oleh masyarakat
bahwa senyawa eugenol efektif secara in Indonesia. Senyawa-senyawa sulfur
vivo untuk infeksi herpes simplex virus merupakan komponen utama pada bawang
tipe 1 (HSV tipe 1). Senyawa β-kariofilena putih. Bawang putih tersusun atas senyawa
juga terbukti dapat digunakan sebagai agen allisin (dialil tiosulfat) dengan persentase
terapi untuk mengobati infeksi herpes sebesar 70-80%. Senyawa inilah yang
(Astani et al, 2011). Selain itu, senyawa β- memengaruhi efek farmakologi, rasa, dan
kariofilena juga berpotensi sebagai bau dari bawang putih. Allisin merupakan
antivirus untuk virus dangue (Flechas et al, senyawa yang tidak stabil dan sangat
2018). Hasil molecular docking yang mudah terdekomposisi menjadi senyawa-
dilakukan pada senyawa eugenol dan β- senyawa sulfur lain saat teroksidasi,
kariofilena memberikan energi ikatan yang seperti dialil sulfida (DAS), dialili
cukup rendah dengan S protein dan Mpro. disulfida (DADS), dialil trisulfida (DATS),
Hal ini mengindikasikan bahwa kedua ajoena, dan hidrogen sulfida (Alam et al,
senyawa tersebut berpotensi untuk menjadi 2016).
penghambat SARS-CoV-2. (Da Silva et al, Bawang putih memiliki beberapa
2020; Sekiou et al, 2020). khasiat untuk berbagai penyakit, seperti

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


123

tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, Tanaman lokal Indonesia yang


penyakit jantung coroner, serangan jantung, memiliki potensi sebagai antiviral dalam
dan penyakit yang berkaitan dengan arteri menghambat COVID-19, antara lain: jahe
(Mikaili et al, 2013). Berbagai penelitian merah (Zingiber officinale), kunyit
telah melaporkan bahwa bawang putih (Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma
memiliki berbagi aktivitas farmakologi xanthorriza Roxb), teh hijau (Camelia
seperti antibakteri, antijamur, antiprotozoal, sinensis), meniran (Phyllantus niruri L.),
antiparasit, penyembuh luka, antidiabetes, salam (Syzygium polyanthum), jambu biji
antihipertensi, antitumor antioksidan, (Psidium guajava), cengkeh (Sygizium
antikanker, dan pelindung dari penyakit aromaticum), dan bawang putih (Allium
Alzheimer. Bawang putih juga dilaporkan Sativum).
memiliki aktivitas antiviral. Bawang putih
terbukti berperan sebagai antiviral DAFTAR PUSTAKA
terhadap spesies coxsackievirus, herpes Ahkam, A. H., Hermanto, F.E., Alamsyah
A., Aliyyah I.H., and Fatchiyah F.,
simplex virus (HSV) tipe 1 dan tipe 2,
2020, Virtual prediction of antiviral
influenza B, virus para-influenza tipe 3, potential of ginger (Zingiber
officinale) bioac-tive compounds
virus vaccinia, virus vesicular stomatitis,
against spike and MPro of SARS-
virus imunodefisiensi tipe 1, dan human CoV2. Journal of Biological
Researches, Vol. 25, No. 2: 52–57.
rhinovirus tipe 2 (Alam et al, 2016).
Alam, Khorshed., M., Obydul Hoq, M.
Hasil molecular docking and Shahab Uddin, M., 2016,
Medicinal plant Allium sativum = A
menunjukkan bahwa senyawa allisin
Review. Journal of Medicinal Plants
sangat berpotensi menjadi inhibitor untuk Studies, Vol.4, No.6 : 72–79.
Anindita, R., Soeprobowati, T.R. and
replikasi protease COVID-19 dan menjadi
Suprapti, N.H., 2012, Potensi Teh
kandidat untuk menghambat virus corona Hijau (Camelia sinensis L.) Dalam
Perbaikan Fungsi Hepar Pada Mencit
ini (Das et al, 2020). Dosis oral yang
Yang Diinduksi Monosodium
direkomendasikan untuk bawang putih Glutamat (MSG). Anatomi dan
Fisiologi, Vol.20, No.2: 15-23.
yaitu sekitar 4000 mg atau sekitar 2 butir
Ariani, S.R.D., Susilowati E., Susanti VH
bawang putih dalam sehari. Dalam E. and Setiyani., 2010, Activity Test
Of Guava (Psidium Guajava L.)
mengonsumsi bawang putih disarankan
Leaf Methanol Extract As
dengan memotongnya terlebih dahulu dan Contraception Antifertility To White
Mice (Rattus Norvegicus).
dicampurkan dengan madu (Alam et al,
Indonesian Journal of Chemistry,
2016, Desai et al, 2020). Vol.8, No.2 : 264–270.
Aripin, I., 2019, Pendidikan Nilai Pada
Materi Konsep Sistem Imun. Bio
IV. KESIMPULAN Educatio:(The Journal of Science

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


124

and Biology Education), Vol.4, potential of aqueous leaf extract of


No.1 : 1-11. Psidium guajava against Newcastle
Astani, Akram., Reichiling, J., and Disease Virus in ovo. Journal of
Schnitzler, Paul., 2011, Screening Applied Pharmaceutical Science,
for Antiviral Activities of Isolated Vol.2, No.10 : 45–49.
Compounds from Essential Oils, Das, M., Banerji, A., Cheemalapati, V.N.
Evidence-Based Complementary and and Hazra, J., 2020. Antiviral
Alternative Medicine, Vol. 2011: 1-8. Activity Of Indian Medicinal Plants:
Prventive Measures For COVID-19.
Bagalkotkar, G., Sagineedu, S.R., Saad, Journal of Global Biosciences, Vol.9,
M.S. and Stanslas, J., 2006, No.5 : 7307-7319.
Phytochemicals From Phyllanthus Da Silva, J. K. R. Figueiredo, P.L.B., ablo
niruri Linn. and Their Luis Baia Byler, K.G., and Setzer,
Pharmacological Properties: A W.N., 2020, Essential oils as
Review. Journal of pharmacy and antiviral agents. Potential of
pharmacology, Vol. 58, No.12 essential oils to treat sars−cov−2
:1559-1570. infection: An in−silico investigation.
Barbalho, S. M., Machado F.M.V.F., International Journal of Molecular
Goulart R.D.A., Brunnati A.C.S., Sciences, Vol.21, No.10 : 2-35.
Ottoboni A.M.M.B., and Nicolau De Araújo, A.A., Lira Soares L.A.,
C.C.T., 2012, Psidium Guajava Assunção Ferreira M.R., de Souza
(Guava): A Plant of Multipurpose Neto M.A., da Silva G.R., de Araújo
Medicinal Applications. Medicinal Jr. R.F., Bernardo Guerra G.C., and
& Aromatic Plants,Vol.1, No.4 : 1–6. de Melo M.C.N., 2014,
Benencia, F. and Courrges, M. C., 2000, In Quantification of polyphenols and
vitro and in vivo activity of eugenol evaluation of antimicrobial,
on human herpesvirus. Phytotherapy analgesic and anti-inflammatory
Research, Vol.14, No.7 : 495–500. activities of aqueous and acetone-
Burhan, E., 2020, Coronavirus yang water extracts of Libidibia ferrea,
Meresahkan Dunia. Journal Of The Parapiptadenia rigida and Psidium
Indonesian Medical Association, guajava. Journal of
Vol.70 No.2 :1-3. Ethnopharmacology, Vol.156 : 88–
Chairul, C., Jamal, Y. and Zainul, Z., 96.
2000, Efek Hypoglikemik Ekstrak Dermawaty, D.E., 2015, Potential extract
Alkohol Herba Meniran (Phyllanthus Curcuma (Curcuma xanthorrizal,
niruri L.) Pada Kelinci Putih Jantan. Roxb) as Antibacterials. Jurnal
Berita Biologi, Vol.5, No.1 : 93-101. Majority, Vol.4, No.1 : 5-11.
Chen, D.Y., Shien, J.H., Tiley, L., Chiou, Desai A., Desai C., Desai H., Mansuri A.,
S.S., Wang, S.Y., Chang, T.J., Lee, and Desai J., 2020, Possible Role of
Y.J., Chan, K.W. and Hsu, W.L., Medicinal Plants in COVID-19 - a
2010, Curcumin Inhibits Influenza Brief Review. International Journal
Virus Infection and of Scientific Development and
Haemagglutination Activity. Food Research Vol.5, No.4 : 205–209.
Chemistry, Vol.119, No.4 : 1346- Dhanasekaran, S. and Pradeep P.S., 2020,
1351. Scope Of Phytotherapeutics In
Chollom S.C., Agada G.O.A., Bot D.Y., Targeting ACE2 Mediated Host-
Okolo M.O., Dantong D.D., Choji Viral Interface of SARS‐CoV2 That
T.P., Echeonwu B.C., Bigwan E.I., Causes COVID-19. Preprint:
Lokason S., and Banwat E., 2012, ChemRxiv.
Phytochemical analysis and antiviral

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


125

Fitriansyah, S.N., Wirya, S. and Kamruzzaman, H.M. and Hoq, O., 2016, A
Hermayanti, C., 2016, Formulasi Review on Ethnomedicinal,
Dan Evaluasi Spray Gel Fraksi Etil Phytochemical and Pharmacological
Asetat Pucuk Daun Teh Hijau Properties of Phyllanthus niruri.
(Camelia Sinensis [L.] Kuntze) Journal of Medicinal Plants Studies,
Sebagai Antijerawat. PHARMACY: No.4, No.6 : 173-180.
Jurnal Farmasi Indonesia Kaushik, S., Jangra, G., Kundu, V., Yadav,
(Pharmaceutical Journal of J.P. and Kaushik, S., 2020, Anti-
Indonesia),Vol.13, No.2 : 202-216. viral Activity of Zingiber officinale
Flechas, M.C., Ocazionez, R.E., and (Ginger) Ingredients Against The
Stashenko, E., 2018, Evaluation of in Chikungunya Virus. Virus Disease,
vitro Antiviral Activity of Essential 2020 May, 5 : 1-7.
Oil Compounds Against Dengue Kementerian Kesehatan RI, 2020, Situasi
Virus, Pharmacognosy Journal, Vol. Terkini Perkembangan Novel
10, No. 1: 55-59. Coronavirus (COVID-19).
Gangal, N., Nagle, V., Pawar, Y. and https://covid19.kemkes.go.id/situasi-
Dasgupta, S., 2020, Reconsidering infeksi-emerging/info-corona-
Traditional Medicinal Plants to virus/situasi-terkini-perkembangan-
Combat COVID-19. AIJR Preprints, coronavirus-disease-covid-19-15-
2020 Apr, 34 : 1-6. juli-2020/#.XxEzR2YRWMo
Guo, Y.R., Cao, Q.D., Hong, Z.S., Tan, (diakses 15 Juli 2020).
Y.Y., Chen, S.D., Jin, H.J., Tan, Khaerunnisa, S., Kurniawan, H.,
K.S., Wang, D.Y. and Yan, Y., 2020, Awaluddin, R., Suhartati, S. and
The Origin, Transmission and Soetjipto, S., 2020, Potential
Clinical Therapies on Coronavirus Inhibitor of COVID-19 Main
Disease 2019 (COVID-19) Protease (Mpro) From Several
Outbreak–an Update on The Status. Medicinal Plant Compounds by
Military Medical Research, Vol.7, Molecular Docking Study. Preprint,
No.1 : 1-10. doi:10.20944 : 1-14.
Harish, R. and Shivanandappa, T., 2006, Krisyanella, Susilawati, N. and Rivai, H.,
Antioxidant Activity and 2013, Pembuatan dan karakterisasi
Hepatoprotective Potential of serta penentuan kadar flavonoid dari
Phyllanthus niruri. Food chemistry, ekstrak kering herba meniran
Vol. 95, No.2: 180-185. (Phyllanthus niruri L.), Jurnal
Jena, A.B., Kanungo, N., Nayak, V., Farmasi Higea, Vol. 5, No.1: 9–19.
Chainy, G.B.N. and Dandapat, J., Kusmita, L., Puspitaningrum, I. and
2020, Catechin and Curcumin Limantara, L., 2015, Identification,
Interact With Corona (2019- isolation and Antioxidant Activity
nCoV/SARS-CoV2) Viral S Protein Of Pheophytin From Green Tea
and ACE2 of Human Cell (Camellia sinensis (L.) Kuntze).
Membrane: Insights From Procedia Chemistry, Vol.14, No.14 :
Computational Study and 232-238.
Implication for Intervention. Kusuma I.W., Kuspradini H., Arung E.T.,
Preprint : Nature Research. Aryani F., Min Y.H., Yu HongKim
Joseph, B. and Priya, M., 2011, Review on J.S., Jin S., and, Kim, Y.U., 2011,
nutritional, medicinal and Biological Activity and
pharmacological properties of guava Phytochemical Analysis of Three
(Psidium guajava Linn.). Indonesian Medicinal Plants,
International Journal of pharma and Murraya koenigii, Syzygium
bio sciences, Vol.2, No. 1: 53-69. polyanthum and Zingiber purpurea.

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


126

Journal of Acupuncture and Mohan, M., P.J., Valsalan, R. and Nazeem,


Meridian Studies, Vol.4, No.1 : 75– P.A., 2015, Molecular Docking
79. Studies of Phytochemicals From
Lai, C.C., Shih, T.P., Ko, W.C., Tang, H.J. Phyllanthus Niruri Against Hepatitis
and Hsueh, P.R., 2020, Severe Acute B DNA Polymerase. Bioinformation,
Respiratory Syndrome Coronavirus Vol.11, No.9 : 426.
2 (SARS-CoV-2) and Corona Virus Nallusamy, S., Mannu, J., Ravikumar, C.,
Disease-2019 (COVID-19): The Angamuthu, K., Nathan, B.,
Epidemic And The Challenges. Nachimuthu, K., Ramasamy, G.,
International Journal Of Muthurajan, R., Subbarayalu, M. and
Antimicrobial Agents, 2020 March, Neelakandan, K., 2020, Shortlisting
55 :1-9. Phytochemicals Exhibiting
Li, C., Zhao, W., He, C., Wu, D., Yue, Y. Inhibitory Activity against Major
and Chen, Y., 2020, COVID-19 Proteins of SARS-CoV-2 through
Prevention and Control Strategies Virtual Screening. Preprint :
For Psychiatric Hospitals. Psychiatry Research Square.
Research, 2020 July, 289 : 112935. Nguyen, T. T. H. Woo, H.J., Kang, H.K.,
Magzoub, M., 2020, Life Style Guideline Nguyen, V.D., Kim, Y.M., Kim,
of Ginger (Zingiber officinale) as D.W. Ahn, S. A., Xia, Y., and, Kim,
Prophylaxis and Treatment for D., 2012 Flavonoid-mediated
Coronaviruses (SARS-CoV-2) inhibition of SARS coronavirus 3C-
Infection (COVID-19). Saudi like protease expressed in Pichia
Journal of Biomedical Research, Vol pastoris. Biotechnology Letters,
5, No. 6 : 125-127. Vol.34, No.5 : 831–838.
Mikaili, P., Maadirad S., Moloudizargari Nur, Y., Cahyoutomo, A., Nanda, N. and
M., and Aghajanshakeri S., 2013, Fistoro, N., 2020, Profil GC-MS
Therapeutic Uses and Senyawa Metabolit Sekunder dari
Pharmacological Properties of Jahe Merah (Zingiber officinale)
Garlic, Shallot, and Their dengan Metode Ekstraksi Etil Asetat,
Biologically Active Compounds. Etanol dan Destilasi. Jurnal Sains
Iranian Journal of Basic Medical dan Kesehatan, Vol.2, No.3 : 198-
Sciences, Vol.16, No.10 : 1031- 204.
1048. Oladunmoye, M.K. and Kehinde, F.Y.,
Mishra, R.C., Kumari, R., Yadav, S. and 2011, Ethnobotanical Survey of
Yadav, J.P., 2020, Antiviral Medicinal Plants Used in Treating
Potential of Phytoligands Against Viral Infections Among Yoruba
Chymotrypsin-Like Protease of Tribe of South Western Nigeria.
COVID‐19 Virus Using Molecular African Journal of Microbiology
Docking Studies: An Optimistic Researh, Vol.5, No.19 : 2991-3004.
Approach. Preprint: Nature Research. Park, J. Y., Yuk, H.J., Ryu, H.W., Lim,
Mittal, M., Gupta, N., Parashar, P., Mehra, S.H., Kim, K.S., Park, K.H., Ryu,
V., and, Khatri, M., 2014, Y.B., and Lee, W.S., ,2017,
Phytochemical evaluation and Evaluation of polyphenols from
pharmacological activity of Broussonetia papyrifera as
syzygium aromaticum: A coronavirus protease inhibitors.
comprehensive review. International Journal of Enzyme Inhibition and
Journal of Pharmacy and Medicinal Chemistry, Vol.32, No.1 :
Pharmaceutical Sciences, Vol.6, 504–512.
No.8: 67–72 Patel, R., Vanzara, A., Patel, N., Vasava,
A., Patil, S. and Rajput, K., 2020.

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


127

Discovery of Fungal Metabolites COVID-19 infection: Origin,


Bergenin, Quercitrin and transmission, and characteristics of
Dihydroartemisinin as Potential human coronaviruses. Journal of
Inhibitors Against Main Protease of Advanced Research, 2020 July, 24 :
SARS-CoV-2. Preprint: ChemRxiv. 91-98.
Pawitan, J.A., 2020, Curcumin as Silalahi, M., 2017, Syzygium polyanthum
Adjuvant Therapy in COVID-19: (Wight) Walp.(Botani, Metabolit
Friend or Foe?. Journal of Sekunder dan Pemanfaatan. Jurnal
International Dental and Medical Dinamika Pendidikan, Vol.10 , No.1:
Research, Vol. 13, No. 2 : 824-829. 187–202.
Permata, D.A. and Sayuti, K., 2016, Simanjuntak, P., 2012, Studi Kimia dan
Pembuatan Minuman Serbuk Instan Farmakologi Tanaman Kunyit
Dari Berbagai Bagian Tanaman (Curcuma longa L) Sebagai
Meniran (Phyllanthus niruri). Jurnal Tumbuhan Obat Serbaguna. Agrium:
Teknologi Pertanian Andalas, Jurnal Ilmu Pertanian, Vol.17, No.2 :
Vol.20, No.1 : 44-49. 103-107.
Qaiser, D., Srivastava, A. and Qaiser, A., Singh, P., Hariprasad, V.R., Babu, U.V.,
2018, Anticancer Herbs for Rafiq, M. and Rao, R.P., 2020,
Improving the Quality of Life. Potential Phytochemical Inhibitors
International Annals of Science, of the Coronavirus RNA Dependent
Vol.5, No.1 : 1-11. RNA Polymerase: A Molecular
Rajapaksa, R.M.H., Perera, B.T., Docking Study. Preprint : Research
Nisansala, M.J., Perera, W.P.R.T. Square.
and Dissanayake, K.G.C., 2020, Siswanto, B. and Ernawati, F., 2013, Peran
Potential Of Inhibiting The Receptor Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam
Binding Mechanism Of SARSCOV- Sistem Imunitas. Gizi Indonesia,
2 Using Phytochemical Extracts Of Vol.36, No.1 : 57-64.
Medicinal Herb; Moleculer Docking Sohrabi, C., Alsafi, Z., O’Neill, N., Khan,
Study. Global Journal of M., Kerwan, A., Al-Jabir, A.,
Engineering Science and Research Iosifidis, C. and Agha, R., 2020,
Management, Vol. 7, No.4 : 51-61. World Health Organization declares
Ray, M., Sarkar, S., Rath, S.N. and Rath, global emergency: A review of the
M.S.N., 2020, Druggability for 2019 novel coronavirus (COVID-19).
COVID19–In Silico Discovery Of International Journal of Surgery,
Potential Drug Compounds Against 2020 Apr, 76 : 71-76.
Nucleocapsid (N) Protein of SARS- Song, J.M., Lee, K.H. and Seong, B.L.,
CoV-2. Preprint: ChemRxiv. 2005, Antiviral Effect of Catechins
Sekiou, O., Ismail, B., Zihad, B., and in Green Tea on Influenza Virus.
Abdelhak, D., 2020, In-Silico Antiviral Research, No.68, No.2 :
Identification of Potent Inhibitors of 66-74.
COVID-19 Main Protease (Mpro) Sriwilaijaroen, N., Fukumoto, S., Kumagai,
and Angiotensin Converting Enzyme K., Hiramatsu, H., Odagiri, T.,
2 (ACE2) from Natural Products: Tashiro, M. and Suzuki, Y., 2012,
Quercetin, Hispidulin, and Antiviral effects of Psidium guajava
Cirsimaritin Exhibited Better Linn.(guava) tea on the growth of
Potential Inhibition than Hydroxy- clinical isolated H1N1 viruses: Its
Chloroquine Against. ChemRxiv, role in viral hemagglutination and
Vol.2, No.1. neuraminidase inhibition. Antiviral
Shereen, M.A., Khan, S., Kazmi, A., research, Vol.94, No. 2: 139-146.
Bashir, N. and Siddique, R., 2020,

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience


128

Stahel, P.F., 2020, How to Risk-stratify Indonesia Universitas Hasanuddin,


Elective Surgery During The Vol.6, No. 2: 113-116.
COVID-19 Pandemic?. Patient Ukeh, D.A., Birkett, M.A., Pickett, J.A.,
Safety in Surgery, Vol.14, No.8 :1-4. Bowman, A.S. and Mordue, A.J.,
Supriyatna, A., Ida Kinasih, I., Adisty 2009, Repellent Activity of Alligator
Virakawugi Darniwa, A. and pepper, Aframomum melegueta, and
Mohamad Jaenudin, J., 2020, Ginger, Zingiber officinale, Against
Evolusi SARS-CoV-2 Dalam The Maize Weevil, Sitophilus
Perspektif Wahyu Memandu Ilmu zeamais. Phytochemistry, Vol.70,
(WMI). LP2M UIN Sunan Gunung No.6 : 751-758.
Djati, Bandung. Wiratno, W., 2009, Pengaruh Polifenol
Suryanarayana, L. and Banavath, D., 2020, Teh Hijau Terhadap Sistem Imun
A Review On Identification of Penderita Karsinoma Nasofaring
Antiviral Potential Medicinal Plant yang Mendapat Radioterapi Kajian
Compounds Against with COVID- jumlah monosit, limfosit serta
19. International Journal of produksi TNF-, IFN- dan IL-2 ex
Research in Engineering, Science vivo. Media Medika Indonesiana,
and Management, Vol.3, No.3 : 675- Vol.43, No.4 : 175-181.
679. World Health Organization, 2020.
Susilo, A., Rumende, C.M., Pitoyo, C.W., Coronavirus Disease (COVID-19):
Santoso, W.D., Yulianti, M., Situastion report-177.
Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, https://www.who.int/emergencies/di
G., Nainggolan, L., Nelwan, E.J. and seases/novel-coronavirus-
Chen, L.K., 2020, Coronavirus 2019/situation-reports (diakses 15
Disease 2019: Tinjauan Literatur Juli 2020).
Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Wu, J. W., Hsieh, C.L., Wang, H.Y., and
Indonesia, Vol.7, No. 1: 45-67. Chen., H.Y., 2009, Inhibitory
Syahrir, A., Rahem, A. and Prayoga, A., effects of guava (Psidium guajava L.)
2020, Religiositas Mahasiswa leaf extracts and its active
Farmasi UIN Malang Selama compounds on the glycation process
Pandemi COVID-19. Journal of of protein, Food Chemistry, Vol. 113,
Halal Product and Research, Vol.3, No.1: 78–84.
No.1 : 25-34. Yu, W.B., Tang, G.D., Zhang, L. and
Tallei, T. E., Tumilaar, S.G., Niode, N.J., Corlett, R.T., 2020, Decoding The
Fatimawali, F., Kepel, B.J., Idroes, Evolution and Transmissions Of The
R., and Effendi, Y., 2020, Potential Novel Pneumonia Coronavirus
of Plant Bioactive Compounds as (SARS-CoV-2/HCoV-19) Using
SARS-CoV-2 Main Protease (M pro) Whole Genomic Data. Zoological
and Spike (S) Glycoprotein Research, Vol.41, No.3 : 247-257.
Inhibitors: A Molecular Docking Zhou, G., Stewart, L., Reggiano, G. and
Study (April): 1–18. DiMaio, F., 2020, Computational
Thaha, I.L.M., 2010, Peran Mikronutrien Drug Repurposing Studies on
di dalam Perbaikan Kualitas SARS-CoV-2 Protein Targets.
Imunitas Penderita Multi Drug Preprint: ChemRxiv.
Resisten Tuberkulosis (Mdr-tb).
Jurnal Media Kesehatan Masyarakat

Volume 07, Nomor 02 (2020) Jurnal Pharmascience

Anda mungkin juga menyukai