Disusun Oleh :
Puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa karena atas limpahan rahmat, hidayah dan
inayahnya maka kami dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Menengah 1 . Dengan judul
“PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN BASIS BIAYA” dapat terselesaikan dengan baik dan semampu
penulis.
kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat kami
harapkan dari berbagai pihak sebagai bahan perbaikan dalam proses penyusunan materi yang
selanjutnya.
Tak lupa ucapan terima kasih kami haturkan kepada dosen pengajar selaku dosen mata kuliah
Akuntansi Menengah 1 karena atas jasa dan pengaruhnya kami dapat mengetahui materi tersebut.
Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Ayah dan bunda tercinta serta kepada rekan-rekan
seperjuangan karena atas dorongan dan semangat kerja samanya yang baik sehinga kami dapat aktif
dalam mengikuti proses belajar pada saat ini.
Terima kasih.
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………….......... i
KATA PENGANTAR………………………………............. ii
DAFTAR ISI….………………………………….................. iii
PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN BASIS BIAYA
KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN………..… 4
BIAYA DIMASUKKAN DALAM PERSEDIAAN………...………... 11
ASUMSI ARUS BIAYA MANA YANG HARUS DIADOPSI.……. 12
ASUMSI ARUS BIAYA LIFO………….…………………………… 13
CADANGAN DAN LIKUIDASI LIFO………..……………………... 17
PERBANDINGAN PENDEKATAN LIFO…………………………. 19
KELEMAHAN UTAMA DAN DASAR PEMILIHAN LIFO METODE 22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 23
A. KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi
bisnis, atau sebagai bahan baku yang akan digunakan dalam membuat suatu produk. Sebuah
perusahaan dagang, biasanya membeli barang dagangan berbentuk produk jual. Perusahaan
dagang melporkan biaya yang terkait dengan unit-unit yang belum terjual dan masih ada di tangan
sebagai persediaan barang dagang. Hanya satu akun persediaan, persediaan barang dagang, yang
mucul dalam laporan keuangan.
Sementara untuk perusahaan manufaktur memiliki tiga akun pada umumnya, yaitu persediaan
bahan baku, yaitu biaya yang dibebankan terhadap barang maupun bahan baku yang terdapat di
tangan tapi belum dialihkan ke proses produksi; persediaan barang dalam proses, yaitu biaya bahan
baku untuk produk yang telah diproduksi namun belum selesai ditambah dengan biaya tenaga kerja
langsung dalam proses produksi ini; dan persediaan barang jadi yang siap dijual, yaitu produk jadi
yang siap dijual.
Sistem akuntansi yang akurat dan catatan yang aktual merupakan hal yang sangat penting.
Penjualan dan pelanggan bisa hilang apabila produk-produk yang dipesan oleh pelanggan tidak
tersedia. Sehingga perusahaan harus selalu mengendalikan ketersediaan produk secara baik untuk
membatasi biaya akibat banyaknya timbunan persediaan ataupun kekurangannya. Perusahaan
menggunakan salah satu dari dua jenis sistem agar pencatatan persediaan tetap akurat, yaitu :
Sistem Perpetual
Sistem persediaan perpetual secara terus-menerus melacak perubahan akun persediaan. Yaitu,
semua pembelian dan penjualan barang dicatat secara langsung ke akun persediaan pada saat
terjadi. Karakteristik utama dari sistem perpetual adalah sebagai berikut :
1. Pembelian barang dagang untuk dijual kembali atau pembelian bahan baku untuk proses
produksi didebit ke akun persediaan.
2. Biaya angkut, retur pembelian, diskon pembelian dan pengurangan harga lainnya, didebit
ke akun persediaan.
3. Harga pokok penjualan dicatait untuk setiap penjualan dengan mendebit akun harga pokok
penjualan, dan mengkredit persediaan.
4. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu yang
berisi catatan persediaan individual. Buku besar pembantu menunjukkan kuantitas dan
biaya dari setiap jenis persediaan yang ada di tangan.
Sistem Periodik
Menurut sistem persediaan periodik, seluruh pembelian persediaan selama satu periode dicatat
dengan mendebit akun pembelian. Total akun pembelian pada akhir periode ditambahkan ke biaya
persediaan on hand pada awal periode selanjutnya untuk menentukan total biaya barang yang siap
dijual selama periode berjalan. Kemudian total biaya barang yang siap dijual dikurangi dengan
persediaan akhir periode berjalan untuk menentukan harga pokok penjualan pada periode tersebut.
.
1. Beginning inventory (100 units at $7 = 700)
|
2. Purchase 900 units at $7: |
|
Inventory 6,300 | Purchases 6,300
Accounts payable 6,300 | Accounts payable 6,300
|
3. Sale of 600 untis at $14: |
|
Accounts receivable 8,400 | Accounts receivable 8,400
Sales 8,400 | Sales 8,400
Cost of goods sold 4,200 |
Inventory 4,200 |
|
4. Adjusting entries (ending inventory = 400 units @ $7 = $2,800)
|
No Entry Necessary | Inventory 2,100
| Cost of goods sold 4,200
| Purchases 6,300
Jika yang digunakan adalah system persediaan perpetual dan terdapat perbedaan antara saldo
persediaan perpetual dengan hasil perhitungan fisik, maka diperlukan suatu ayat jurnal terpisah
untuk menyesuaikan akun persediaan perpetual.
Biaya semua barang yang tersedia untuk dijual atau digunakan harus dialokasikan di antara
barang yang terlah terjual atau digunakan dan barang yang masih ada di tangan. Biaya barang yang
tersedia untuk dijual atau digunakan untuk produksi adalah jumlah dari (1) biaya barang on hand
pada awal periode dan (2) biaya barang yang dibeli atau diproduksi selama satu siklus operasi.
Harga pokok penjualan adalah perbedaan antara biaya barang on hand pada akhir periode dan
biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan.
Penilaian persediaan bisa menjadi proses yang kompleks yang memerlukan penentuan atas:
Pembelian harus dicatat ketika hak legal atas barang berpindah ke pembeli. Namun biasanya,
pencatatan pembelian pada saat barang diterima, karena sulit bagi pembeli untuk menentukan
secara pasti kapan hak legal berpindah untuk setiap pembelian.
Jika barang dikirimkan atas dasar FOB shipping point, maka hak kepemilikan berpindah ke
tangan pembeli ketika penjual menyerahkan barang kepada perusahaan jasa pengangkut, yang
bertindak sebagai agen atau pembeli. Jika barang dikirimkan atas dasar FOB destination, maka
hak kepemilikan belum berpindah sebelum pembeli menerima barang dari perusahaan jasa
pengangkut.
Secara teknis, barang yang hak legalnya telah berpindah ke pembeli harus dicatat sebagai
pembelian pada periode fiskal. Barang yang dikirimkan atas dasar FOB shipping point yang masih
berada dalam perjalanan pada akhir periode akan menjadi milik pembeli dan harus diperlihatkan
dalam catatan pembeli. Hak legal atas barang ini berpindah ke pembeli pada saat barang
dikirimkan.
b. Barang Konsinyasi
Metode ini menjelaskan bahwa terjadi kesepakatan antara perusahaan yang mengirimkan
barang dagang ke sebuah agen dalam menjual barang konsinyasi tersebut. Agen tersebut
menyetujui untuk menerima barang tanpa kewajiban apapun selain melindungi dari kehilangan
atau kerusakan, sampai barang terjual kepada pihak ketiga atau pembeli. Ketika agen menjual
barang, pendapatan dikurangi komisi penjualan dan beban penjualan diserahkan kepada
perusahaan. Barang yang telah diserahkan kepada agen, tetap menjadi property perusahaan dan
dimasukkan dalam persediaan perusahaan pada harga beli atau biaya produksi. Sementara agen
tidak membuat ayat jurnal pada akun persediaan untuk barang konsinyasi yang diterima karena
barang tersebut merupakan milik perusahaan.
- Penjualan cicilan
Barang yang dijual secara cicilan menjelaskan bahwa setiap jenis penjualan yang
pembayarannya dicicil secara periodik sepanjang periode waktu tertentu. Karena resiko
kerugian dari piutang tak tertagih lebih besar dalam penjualan cicilan dibandingkan dengan
transaksi penjualan lain, maka penjualan biasanya menahan hak legal atas barang
sampai seluruh pembayaran dilakukan. Barang harus dihapus dari persediaan penjual jika
persentase piutang tak tertagih dapat diestimasi secara memadai.
Pos-pos yang dimasukkan atau dikeluarkan secara tidak tepat ketika penentuan harga pokok
penjualan akibat kesalahan penyajin persediaan akan menyebabkan laporan keuangan tidak sesuai.
Kesalahan yang umum terjadi adalah sebagai berikut :
Pengaruh kesalahan-kesalahan ini dapat menurunkan laba bersih pada periode berjalan,
dan meningkatkan laba bersih pada periode selanjutnya. Kesalahan tersebut akan dioffset
pada periode berikutnya karena persediaan awal akan kurang saji, dan laba bersih akan
lebih saji.
Jika Call-Mart Inc. menggunakan sistem persediaan periodic, diasumsikan bahwa biaya total
jumlah yang terjual atau dikeluarkan selama bulan tersebut berasal dari pembelian terbaru. Call-
Mart menetapkan harga pada persediaan akhir dengan menggunakan total unit sebagai dasar
perhitungan dan mengabaikan tanggal penjualan atau penerbitan yang pasti. Misalnya, Call-Mart
akan mengasumsikan bahwa biaya 4.000 unit yang ditarik menyerap 2.000 unit yang dibeli pada
tanggal 30 maret dan 2.000 dari 6.000 unit dibeli pada 15 maret.
Tanggal faktur Jumlah unit Biaya unit Total biaya
2 maret 2.000 $4,00 $8.000
15 maret 4.000 $4,40 $17.600
Persediaan akhir 6.000 $25.600
Jadi persediaan $25.600 dan beban pokok penjualan $18.300 menunjukkan umlah yang berbeda
dari perhitungan persediaan perpetual (persediaan $26.300 dan beban pokok penjualan $17.600).
sistem periodic menyesuaikan total penarikan selama satu bulan dengan total pembelian untuk
bulan tersebut dalam penerapan metode LIFO.
Ilustrasi diatas menunjukkan hasil perbandingan laba neto dari penggunaan biaya rata-rata,
FIFO, dan LIFO.
Persediaan Laba bruto Pajak Laba neto Saldo laba Saldo
Biaya rata- $18.000 $29.200
rata (5.000 x $42.000 $12.800 $19.200 ($10.000 + $20.000
$3,60) $19.200)
FIFO $20.000 $44.000 $13.600 $20.400 $30.400
(5.000 x ($10.000 + $19.400
$4) $20.400)
LIFO $16.000 $28.000
(4.000 x $40.000 $12.000 $18.000 ($10.000 + $21.000
$3) $18.000)
(1.000 x
$4)
KAS pada akhir tahun = Saldo awal + penjualan – pembelian – beban operasi – pajak
Biaya rata-rata - $20.000 = $7.000 + $60.000 - $24.000 - $10.000 - $12.800
FIFO - $19.400 = $7.000 + $60.000 - $24.000 - $10.000 - $13.600
LIFO - $21.000 = $7.000 + $60.000 - $24.000 - $10.000 - $12.000
Seperti yang ditunjukkan, LIFO menghasilkan saldo kas tertinggi pada akhir tahun (karena pajak
yang lebih rendah). Contoh ini mengasumsikan bahwa harga meningkat. Hasil sebaliknya terjadi
jika menurun.
IKHTISAR TUJUAN PEMBELAJARAN UNTUK LAMPIRAN 8A
Metode LIFO mengasumsikan bahwa barang yang terakhir dibeli adlah barang yang pertama
dijual. Metode ini mengaitkan biaya persediaan yang paling baru dibeli dengan pendapatan pada
periode bersangkuran. Pada saat kenaikan harga, penggunaan metode LIFO menghasilkan laba
neto yang lebih rendah serta pajak penghasilan dan arus kas yang lebih tinggi.
A. Cadangan LIFO
Banyak perusahaan menggunakan LIFO untuk tujuan pajak dan pelaporan eksternal,
tetapi menggunakan FIFO, biaya rata-rata, atau sistem biaya standar untuk tujuan pelaporan
internal. Ada beberapa alasan mengapa mereka melakukan hal ini: (1) Perusahaan seringkali
mendasarkan keputusan penentuan harga pada asumsi FIFO, biaya rata-rata, atau biaya
standar, bukan atas dasar LIFO. (2) Pencatatan yang dilakukan atas beberapa dasar lainnya
lebih mudah karena asumsi LIFO biasanya tidak menyerupai arus fisik produk. (3)
Pembagian-laba dan perjanjian bonus lain biasanya tidak didasarkan pada asumsi persediaan
LIFO. Terakhir, (4) pemakaian sistem LIFO murni tidak praktis untuk periode interim, di
mana perusahaan harus membuat estimasi untuk kuantitas dan harga akhir tahun.
Perbedaan antara metode persediaan yang digunakan untuk tujuan pelaporan internal
dengan LIFO disebut sebagai Penyisihan untuk mengurangi persediaan LIFO atau cadangan
LIFO (LIFO reserve). Perubahan saldo penyisihan di atas dari satu periode ke periode
berikutnya dinamakan dengan dampak LIFO. Dampak LIFO (LIFO effect) adalah
penyesuaian yang harus dilakukan atas catatan akuntansi pada suatu tahun tertentu.
B. Likuidasi LIFO
Sampai saat ini, kita telah membahas pendekatan barang-khusus (specific goods
approach) untuk mengkalkulasi biaya persediaan LIFO (yang juga disebut LIFO tradisional
atau LIFO unit). Pendekatan ini seringkali tidak realistis karena dua alasan:
1. Jika perusahaan memiliki banyak item persediaan yang berbeda, maka penelusuran atas
setiap item persediaan itu akan membutuhkan biaya akuntansi yang tinggi.
2. Erosi persediaan LIFO dapat terjadi dengan mudah (yang disebut dengan likuidasi LIFO).
Hal ini sering kali akan mendistorsi laba bersih dan pembayaran pajak yang substansial.
C. LIFO Nilai-Dollar
Untuk mengatasi masalah pengubahan pool dan erosi lapisan persediaan, dikembangkan
metode LIFO nilai-dollar (dollar-value LIFO method). Karakteristik penting dari metode
LIFO nilai-dollar adalah bahwa kenaikan atau penurunan dalam sebuah pool ditentukan dan
diukur dari segi total nilai-dolar, bukan kuantitas fisik barang dalam pool persediaan.
*Kelebihan :
1. Mudah menandingakan kos sekarang dengan pendapatan sekarang
*Kelemahan :
2. Tidak menunjukkan potensi jasa yang sesungguhnya /kos yang sudah usang.
Dampaknya memang laba yang didapatkan lebih kecil. Akan tetapi pajak yang terutang juga kecil
dibandingkan menggunakan metode lain.
Manfaat Pajak/Peningkatan Arus Kas
Laporan arus kas adalah salah satu dari laporan keuangan dasar. Laporan ini berguna bagi manajer
dalam mengevaluasi operasi masa lalu dan dalam merencanakan aktivitas investasi serta
pembiayaan di masa depan. Laporan ini juga berguna bagi para investor, kreditur dan pihak lainnya
dalam menilai potensi laba perusahaan. Selain itu, laporan ini juga menyediakan dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan membayar utangnya yang telah jatuh tempo. Tujuan laporan arus
kas adalah melaporkan arus kas masuk dan arus kas yang utama dari suatu perusahaan selama satu
periode. Laporan ini menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan kas dari operasi, mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya,
memenuhi kewajiban keuangannya, dan membayar deviden.
Manfaat laporan arus kas menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2, yaitu:
1. Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang serta
berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya; 2. Laporan
arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode
pelaporan; 3. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan
bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur termasuk likuiditas dan solvabilitas.
1. Berkurangnya Laba
Banyak manajer korporasi memandang penurunan laba yang dilaporkan menurut metode
LIFO salaam periode inflasioner sebagai kelemahan yang nyata, dan lebih memilih untuk
melaporkan laba yang lebih tinggi daripada pajak yang lebih rendah.
2. Persediaan Terlalu Rendah
LIFO mungkin memiliki pengaruh yang mendistorsi terhadap neraca perusahaan. Penilaian
persediaan biasanya ketinggalan zaman karena biaya yang paling tua masih ada dalam
persediaan. Kurang-saji ini membuat modal kerja perusahaan tampak lebih buruk dari
kondisi aktualnya.
3. Arus Fisik
LIFO tidak menyerupai arus fisik item-item persediaan kecuali dalam situasi tertentu. Pada
awalnya, LIFO hanya dapat digunakan dalam situasi tertentu. Situasi ini berubah dari tahun
ke tahun sampai titik di mana karakteristik arus fisik tidak lagi memainkan peranan penting
dalam menentukan apakah LIFO layak dipakai atau tidak.
4. Likuidasi Involuntary / Kebiasaan Membeli Yang Buruk
Jika lapisan atau dasar biaya lama dieliminasi, maka hasil yang ganjil bisa terjadi karena
biaya lama yang tidak relevan dapat dibandingkan dengan pendapatan berjalan. Laba yang
dilaporkan untuk periode bisa terdistorsi, serta perusahaan akan mengalami konsekuesni
pajak yang merugikan dari sudut pandang pajak penghasilan. Karena adanya persoalan
likuidasi, maka LIFO bisa menimbulkan kebiasaan pembelian yang buruk.
1. Harga jual dan pendapatan telah meningkat lebih cepat disbanding biaya, sehingga
mendistorsi laba.
2. Dalam situasi di mana LIFO sudah menjadi tradisi.
Sebaliknya, LIFO mungkin tidak akan tepat dalam situasi di mana :
1. Harga cenderung menurun terhadap biaya.
2. Pemakaian metode identifikasi khusus sudah merupakan tradisi.
3. Biaya per unit cenderung menurun seiring dengan meningkatnya produksi
DAFTAR PUSTAKA
http://kerozzi.blogspot.com/2014/03/pendekatan-dasar-biaya-akm-1.html
Kieso, Donald E, dkk. Akuntansi Intermediate.2007. Jakarta: Erlangga
Hamizar, Nuh Muhammad.Akuntansi intermediate.2008.Jakarta: CV Fajar
Intermediate Accounting IFRS Edition Kieso, Weygandt, and Warfield Volume 1