Anda di halaman 1dari 3

PENETRASI BAHAN – BAHAN BITUMEN

1. STANDAR UJI
SNI 2456: 2011 PENETRASI BAHAN BAHAN BITUMEN

2. TUJUAN PENGUJIAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau lembek
(solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu,beban dan waktu
tertentu kedalam bitumen pada suhu tertentu. Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan
dalam hal pengendalian mutu aspal atau tar untuk keperluan pembangunan, peningkatan atau
pemeliharaan jalan.

3. DASAR TEORI
Menurut ASTM  D-8-31, aspal adalah bahan berwarna hitam/coklat tua, bersifat perekat,
terutama terdiri dari bitumen yang didapat dari alam atau dari   proses   pembuatan   minyak  
bumi.   Sedangkan   bitumen   adalah   bahan berwarna hitam, dapat bersifat padat/keras
( asphaltine ) dapat juga bersifat lembek (malthine ). Untuk   mengetahui   tingkat   kekerasan  
aspal   maka   perlu   dilakukan.        Pengujian penetrasi aspal adalah suatu pengujian yang di
gunakan untuk menentukan nilai penetrasi pada aspal sehingga dapat diketahui mutunya.
Pengujian penetrasi aspal ini menggunakan alat yang bernama penetration test, alat inilah yang
akan membantu kita untuk menentukan seberapa besar penetrasi aspal yang di uji.
Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan jumlahnya sangat menentukan
keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan bahan jalan. Salah satu jenis pengujian
dalam menentukan persyaratan mutu aspal adalah penetrasi aspal yang merupakan sifat
rheologi aspal yaitu kekerasan aspal. Pembagian kekerasan dan kekenyalan aspal.
a.    Aspal penetrasi 40/50 : bila jarum penetrasi benda pada range (40-50).
b.    Aspal penetrasi 60/70 : bila jarum penetrasi benda pada range (60-70).
c.    Aspal penetrasi 85/100 : bila jarum penetrasi benda pada range (85-100).
d.    Aspal penetrasi 120/150 : bila jarum penetrasi benda pada range (120-150).
e.    Aspal penetrasi 200/300 : bila jarum penetrasi benda pada range (200-300).
Di Indonesia umumnya dipergunakan aspal semen dengan penetrasi 60/70 dan 85/100. Aspal
dengan penetrasi 60/70 biasanya diaplikasikan untuk kasus jalan dengan volume lalu lintas,
sedang atau tinggi dan cocok untuk daerah dengan cuaca iklim panas.

4. PERALATAN
Peralatan yang diperlukan dalam praktikum ini yaitu :
1.    Cawan
Berfungsi sebagai tempat pengambilan aspal

2.    Kertas
Berfungsi sebagai penutup aspal yang berada didalam cawan
3.    Thermometer
Berfungsi untuk pengukuran suhu aspal pada saat dipanaskan

4.    Kompor Gas


Berfungsi untuk memanaskan aspal
5.    Korek Api
Berfungsi unutk menyalakan api

6.    Alat pematik


Berfungsi untuk mengatur nyala api

7.    Penjepit
Berfungsi sebagai alat untuk menjepit cawan atau termometer

8.    Water bath


Berfungsi untuk mendinginkan suhu aspal supaya menjadi stabil

9.    Penetrometer
Berfungsi untuk mengukur penetrasi pada aspal yang akan diuji
10.    Stopwatch
Berfungsi untuk mengukur waktu pada saat praktikum
11.    Tabung gas
Berfungsi sebagai bahan bakar untuk menyalakan kompor

5. BAHAN
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aspal yang di cairkan menggunakan kompor
gas kemudian di cetak ke dalam tiga cetakan berbentuk  ring, kemudian di dinginkan selama 60
menit. 

6. PELAKSAAN PENGGUJIAN
Prosedur Percobaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan diperlukan;


2. Nyalakan stopwach untuk menghitung waktu mulai aspal dipanaskan hingga selesai;
3. Kemudian panaskan aspal yang berada dalam tangki besar secara perlahan-lahan serta
aduklah hingga aspal menjadi cair;
4. Setelah aspal sudah mencair dan suhunya sudah mencapai 60 ºC, tuangkan aspal
tersebut ke dalam 3 cawan yang sudah disediakan dengan hati-hati sampai mengisi ¾
bagian cawan;
5. Kemudian ke 3 cawan yang berisi aspal tersebut ditutup dengan kertas supaya tidak
terkena debu;
6. Lalu di diamkan atau di dinginkan pada suhu ruang selama ± 1 jam;
7. Setelah itu masukkan kedalam bak perendam (water bath) hingga suhunya turun dan
sesuai dengan suhu yang telah  ditetapkan. Kemudian tunggu dan nyalakan stopwach
hingga bak perendamnya mati sendiri;
8. Setelah itu ketiga cawan yang berisikan aspal dikeluarkan dari bak perendam (water
bath);
9. Kemudian tempatkan cawan yang berisikan aspal di alat penetrometer dan nyalakan
kembali stopwach untuk mengukur waktu pemeriksaan penetrasi;
10. Jarum diturunkan secara perlahan-lahan sehingga jarum menyentuh permukaan aspal.
Kemudian Angka pada arloji diatur pada posisi 0, sehingga jarum petunjuk akan
berhimpit;
11. Setelah itu jarum dilepaskan dan dengan serentak menyalakan alat penetrometer
dengan cara menekan tombol on pada penetrometer;
12. Nyalakan power alat penetrasi tunggu 5 detik dan bacalah angka penetrasi yang berimpit
dengan jarum;
13. Kemudian lepaskan jarum dari pemegang jarum dan aspal, lakukan penetrasi tes
terhadap aspal yang sama sampai 5 titik pengamatan dengan titik pemeriksaan yang
berbeda;
14. Lakukan pekerjaaan yang sama di atas untuk 3 sample aspal berikutnya.
15. Apabila telah beres ketiga aspal tersebut telah diuji, matikan stopwach kemudian catat
data praktikum kedalam form data tabel
16. Setelah praktikum selesai rapihkan dan bereskan kembali peralatan yang telah
digunakan

Anda mungkin juga menyukai