Anda di halaman 1dari 4

EKSEPSI

TERHADAP PERKARA PIDANA NO: PDM/123/VIII/PN: CJR


UNTUK DAN ATAS NAMA OBETE BIN JANGKA

Kepada Yang Terhormat,


Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Pidana
Nomor: No: PDM/123/VIII/PN: CJR
Di Cianjur

Hakim Yang Terhormat,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Serta Sidang yang kami muliakan,
Puji sykur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan
kasih sayang-Nya lah kita dipertemukan dalam majelis yang sangat mulia ini.
Selanjutnya kami sampaikan terima kasih kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara ini yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
dapat menggunakan waktu, guna mempelajari dakwaan dari Jaksa Penuntut
Umum, yang pada akhirnya kesempatan tersebut juga kami manfaatkan
untuk mengajukan eksepsi dalam perkara ini untuk dan atas nama Terdakwa
OBETE BIN JANGKA. Ucapan yang sama juga kami sampaikan kepada yang
terhormat saudara Jaksa Penuntut Umum.
Majelis persidang yang kami muliakan,
Eksepsi yang kami sampaikan ini pada prinsipnya tidak terlepas dari upaya
penegakkan hak-hak dari tersangka yang pada proses pemeriksaan
pendahuluan telah ada pelanggaran, yang pada akhirnya sangat merugikan
terdakwa. Kondisi mana, apabila dipenuhi secara baik, maka bukan tidak
mungkin, Terdakwa tidak akan duduk dikursi pesakitan seperti yang kita lihat
sekarang ini. Kemudian dalam eksepsi ini juga kami menyoroti tentang surat
dakwaan yang telah dibacakan Jaksa Penuntut Umum pada persidangan
tanggal 1 Desember yang lalu.
Selanjutnya eksepsi kami tersebut adalah sebagai berikut:
Hakim Yang Terhormat,
Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Serta Sidang yang kami muliakan,
Terdakwa OBETE BIN JANGKA selayaknya sejak awal pemeriksaan terhadap
dirinya, yaitu dalam proses pemeriksaan pendahuluan terlebih apabila kita
mengacu pada pasal yang didakwakan kepada terdakwa, yaitu pasal pasal 167
ayat 1 KUHP dan pasal Pasal 351 ayat 1 KUHP maka telah jelas, bahwa
bantuan hukum ataupun keberadaan Penasihat Hukum bagi terdakwa adalah
sangat penting dan berarti, Hal mana jika pada saat proses pemeriksaan
dilakukan ternyata ada ketidak wajaran dalam melakukan pemeriksaan, maka
hak-hak Terdakwa yang dilanggar tersebut akan dapat dicegah dan Terdakwa
akan diperlakukan sebagimana mestinya proses pemeriksaan pendahuluan itu
dilakukan sesuai dengan ketentan perundang-undangan. Secara riil terdakwa
mengalami penyiksaan dan tekanan dalam tahap pemeriksaan pendahuluan,
hal ini akan menjadikan Terdakwa mengakui perbuatan yang sebenarnya
tidak pernah ia lakukan. Tekanan dan paksaan yang dilakukan dalam
pemeriksaan pendahuluan tersebut tentu pada akhirnya menjadi skenario
hingga perkara ini dilimpahkan di Pengadilan seperti pada saat sekarang ini.
Pada masa seperti ini, yang tentunya juga patut kita syukuri karena orde
reformasi telah terbit, ternyata kita harus menyesal dan mengelus dada ketika
cara-cara atau upaya-upaya tidak sehat dan distruktif masih menyelimuti
dunia penegakan hukum. Oleh karenanya pula hal semacam itu tidak patut
apabila kelak kondisi tersebut terulang dan hal tersebut tentunya tidak kita
kehendaki untuk terjadi lagi. Cukup kiranya hanya terjadi pada diri Terdakwa
saja, yang telah mengalami kondisi demikian sangat bertentangan dengan era
dan semangat reformasi di bidang hukum.

Hakim Yang Terhormat,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Serta Sidang yang kami muliakan,
Bahwa dengan adanya pelanggaran hak dalam proses pemeriksaan
pendahuluan tersebut, maka tentunya Berita Acara Pemeriksaan yang ada
telah menjadi cacat, yang mana dikarenakan hal ini dijadikan sebagai dasar
untuk menyusun dakwaan bagi Terdakwa, maka tentunya surat dakwaan
tersebut menjadi cacat hukum pula, sehingga harus dinyatakan batal demi
hukum.
Hakim Yang Terhormat,
Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Serta Sidang yang kami muliakan,
Bahwa terhadap surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang berbentuk
dakwaan Kumulatif tersebut tersebut, maka setelah kami teliti ternyata
Penuntut Umum punya keragu-raguan terhadap dakwaan yang diajukan atas
diri Terdakwa. Bahwa didalam adanya surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum
mengandung unsur pemaksaan, sehingga surat dakwaan dapat dinyatakan
batal demi hukum.
Hakim Yang Terhormat,
Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Serta Sidang yang kami muliakan,
Setelah kami uraikan hal-hal sebagai dasar dalil-dalil kami untuk eksepsi ini,
maka dengan ini kami sampaikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa pemeriksaan yang dilakukan terhadap Terdakwa dilakukan dengan
tidak mengindahkan hak Terdakwa dan bahkan ada pelanggaran hak dalam
pelaksanaan pemberian bantuan hukum yang seharusnya diperoleh selama
proses pemeriksaan pendahuluan.
2. Bahwa dengan adanya pelanggaran dalam proses pemeriksaan
pendahuluan, maka berita acara pemeriksaan menjadi cacat hukum.
3. Bahwa adanya unsure pemaksaan pada pemeriksaan pertama sehingga
terdakwa merasa terpaksa harus membenarkan seluruh sangkaan yang
ditanyakan pada penyidikan tingkat, maka surat dakwaan dapat dinyatakan
batal demi hukum.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kami mohon kepada Yang Mulia Majelis
Hakim Pemeriksa Perkara untuk memutus perkara ini sebagai berikut :
1. Menyatakan bahwa proses pemeriksaan pendahuluan terhadap Terdakwa
OBETE BIN JANGKA adalah cacat hukum.
2. Menyatakan bahwa Berita Acara Pemeriksaan terhadap Terdakwa OBETE
BIN JANGKA cacat dan oleh karenaya batal demi hukum.
3. Menyatakan bahwa surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum mengandung
unsur pemaksaan dalam tahap penyidikan kepada terdakwa, sehingga
dinyatakan batal demi hukum.
Demikian eksepsi untuk dan atas nama Terdakwa OBETE BIN JANGKA kami
sampaikan, atas perkenan dan dikabulkannya eksepsi oleh Mejelis Hakim
Pemeriksa Perkara ini diucapkan terima kasih.

Tim Penasihat Hukum Terdakwa

(M FAISAL FADILAh, SH)

Anda mungkin juga menyukai