Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL

TENTANG ANTENATAL CARE DENGAN FREKUENSI


KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS
KOTA RUTENG

Putriatri K. Senudin, Yostaviani Ursula Lembu


Prodi D-III Kebidanan STIKes St. Paulus Ruteng, Jl.Jend. Ahmad Yani, No.10, Ruteng-Flores 86508
e-mail: atrykrimasusini@yahoo.co.id

Abstract: Knowledge of Pregnant Mother about Antenatal Care with Frequency of Antenatal Care
Visit at PHC Kota Ruteng. This study aims to determine the level of knowledge of pregnant women about
antenatal care and frequency of antenatal care visits in PHC Kota Ruteng. This research uses descriptive
quantitative research type with cross sectional approach. Sampling technique using purposive sampling
with the number of respondents 51 people. The research instrument used questionnaires. Data analysis
using univariate and bivariate analysis with statistical test through chi square test. The results showed
that the level of knowledge of pregnant women about antenatal care at PHC Kota Ruteng mostly have
good knowledge that is 90.2%. In addition, the frequency of antenatal care visits at the PHC Kota
Ruteng mostly conducted ANC visits by the standard of 51%. Thus there is a relationship between the
knowledge of pregnant women about antenatal care with the frequency of antenatal care visits at PHC
Kota Ruteng with ρ value = 0,023.

Keywords: Knowledge, pregnant mother, Antenatal care, visit frequency

Abstrak: Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Dengan Frekuensi Kunjungan
Antenatal Care Di Puskesmas Kota Ruteng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care dan frekuensi kunjungan antenatal care di Puskesma Kota
Ruteng. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden 51
orang. Instrument penelitian menggunakan kuisioner. Analisa data menggunakan analisa univariat dan
bivariat dengan pengujian statistik melalui uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di Puskesmas Kota Ruteng sebagian besar memiliki
pengetahuan baik yaitu 90,2%. Selain itu, Frekuensi kunjungan antenatal care di Puskesmas Kota Ruteng
sebagian besar melakukan kunjungan ANC sesuai standar yaitu 51%. Dengan demikian ada hubungan
antara pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care dengan frekuensi kunjungan antenatal care di
Puskesmas Kota Ruteng dengan value= 0,023.

Kata Kunci: Pengetahuan, Ibu hamil, Antenatal care, frekuensi kunjungan

166
Senudin, Lembu, Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Dengan … (hlm. 166-177) 167

PENDAHULUAN Pendidikan dan pengetahuan


masyarakat sangat berperan dalam perilaku
Pembangunan kesehatan adalah upaya kesehatan. Pengetahuan merupakan hasil
yang dilaksanakan oleh semua komponen dari tahu dan ini terjadi setelah orang
bangsa dalam rangka meningkatkan melakukan penginderaan terhadap suatu
kesadaran, kemauan, dan kemampuan obyek tertentu. Masih banyaknya ibu-
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud ibu yang kurang menyadari pentingnya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- pemeriksaan kehamilan sehingga tidak
tingginya. Sasaran pembangunan kesehatan terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi
di Indonesia yaitu meningkatkan derajat yang mungkin dialami oleh mereka
kesehatan masyarakat melalui peningkatan (Notoatmodjo, 2007).
akses terhadap pelayanan kesehatan yang Pemeriksaan kehamilan (antenatal
mencakup meningkatnya umur harapan care) adalah asuhan yang diberikan
hidup, menurunkan angka kematian kepada ibu hamil secara berkala untuk
ibu dan angka kematian bayi. Salah satu menjaga kesehatan ibu dan janinnya
indikator pembangunan manusia adalah (Pantikawati&Saryono, 2010). Salah satu
derajat kesehatan masyarakat, yang dapat pemanfaatan pelayanan antenatal oleh
dilihat salah satunya dari Angka Kematian seorang ibu hamil dapat dilihat dari
Ibu (AKI) (Kemenkes RI, 2012). cakupan antenatal yang kurang dari standar
Data Survei Demografi Kesehatan minimal, sehingga komplikasi obstetrik
Indonesia (SDKI) 2007 menyebutkan bahwa yang mungkin terjadi selama kehamilan
AKI di Indonesia untuk periode 5 tahun tidak dapat dideteksi sedini mungkin serta
sebelum survei (2003-2007) sebesar 228 per ditangani secara memadai (Peta, 2012).
100.000 kelahiran hidup. SDKI 2012 rata-rata Asuhan kehamilan diperlukan karena pada
Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per umumnya kehamilan berkembang dengan
100.000 kelahiran hidup, sedangkan target normal dan menghasilkan kelahiran bayi
MDGs (Millenium Development Goals) pada yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir,
tahun 2015 AKI dapat diturunkan menjadi namun kadang-kadang tidak sesuai dengan
102/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, yang diharapkan (Peta, 2012).
2012). Pengetahuan ibu hamil tentang
Penyebab kematian ibu adalah kehamilan memiliki peranan penting terkait
perdarahan (30,3%), hipertensi (27,1%), dengan kesehatan selama kehamilan.
infeksi (7,3%), lain-lain (40,8%) (Kemenkes RI, Apabila seorang ibu hamil memiliki
2014). Angka kematian ibu yang tinggi juga pengetahuan yang baik tentang resiko tinggi
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan kehamilan maka kemungkinan besar ibu
tentang sebab akibat dan penanggulangan akan berpikir untuk menentukan sikap,
komplikasi-komplikasi penting dalam berperilaku untuk mencegah, menghindari
kehamilan, persalinan, nifas serta kurang atau mengatasi masalah resiko kehamilan
meratanya pelayanan kebidanan yang baik tersebut sehingga ibu memiliki kesadaran
bagi semua ibu hamil, salah satunya adalah untuk memeriksakan kehamilannya.
pelayanan antenatal care (Wiknjosastro, 2006). Keteraturan ANC dapat ditunjukkan
168 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 2, Desember 2016

melalui frekuensi kunjungan, ternyata hal sebesar 67,67%. Tahun 2013, cakupan K1
ini menjadi masalah karena tidak semua ibu sebesar 83,19% dan cakupan K4 sebesar
hamil memeriksakan kehamilannya secara 61,78%. Tahun 2014 cakupan K1 sebesar
rutin terutama ibu hamil normal sehingga 85,93%, cakupan K4 tetap pada angka yang
kelainan yang timbul dalam kehamilan tidak sama seperti pada tahun 2013 yakni 61,78%
dapat terdeteksi sedini mungkin (Sudarti& (Kemenkes RI, 2012-2014).
Fauziah, 2010).
Data Dinas Kesehatan Kabupaten
Cakupan pelayanan antenatal dapat Manggarai tahun 2012-2014 menunjukkan
dipantau melalui cakupan pelayanan K1 dan bahwa jumlah ibu hamil tahun 2012
K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil sebanyak 8.026 orang, cakupan K1sebanyak
yang mendapatkan pelayanan antenatal 7.070 orang dan cakupan K4 sebanyak
pertama kali dan tidak tergantung pada usia 6.275 orang. Tahun 2013, jumlah ibu hamil
kehamilan, sedangkan cakupan K4 adalah sebanyak 8.374 orang, cakupan K1 sebanyak
cakupan ibu hamil yang telah memperoleh 6.363 orang dan cakupan K4 sebesar 5.576
pelayanan antenatal sesuai dengan standar orang. Tahun 2014, jumlah ibu hamil
minimal 4 kali di satu wilayah kerja pada sebanyak 8.414 orang, cakupan K1 sebanyak
kurun waktu tertentu, yaitu 1 kali pada 6.454 orang dan cakupan K4 sebanyak 5.163
trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 orang (Dinkes Manggarai, 2012-2014).
kali pada trimester II (usia kehamilan 12-24
Jumlah ibu hamil yang paling banyak
minggu), dan 2 kali pada trimester III (usia
pada tahun 2012-2014 terdapat di wilayah
kehamilan 24 minggu-lahir) (Kemenkes RI,
kerja Puskesmas Kota Ruteng yaitu tahun
2013).
2012 sebanyak 1.545 orang rata-rata 129
Cakupan K1 di Indonesia tahun 2012 orang/bulan, cakupan K1 sebanyak 1.431
sebesar 96,84%, target sebesar 97%. Tahun orang rata-rata 119 orang/bulan, cakupan
2013 sebesar 95,25%, target sebesar 98%. K4 sebanyak 1.067 orang rata-rata 89
Tahun 2014 sebesar 94,99% dan target orang/bulan. Tahun 2013 sebanyak 1.109
sebesar 100%. Cakupan K4 tahun 2012 orang, rata-rata 92 orang/bulan, cakupan
sebesar 90,18%, secara nasional capaian K1 sebanyak 955 orang, rata-rata 79 orang/
tersebut telah melampaui target yaitu 90%. bulan dan cakupan K4 sebanyak 713 orang
Tahun 2013 sebesar 86,85%, target sebesar rata-rata 59 orang/bulan. Tahun 2014 jumlah
93%. Tahun 2014 sebesar 86,70%, target ibu hamil sebanyak 1.110 orang, rata-rata
sebesar 95% (Kemenkes RI, 2012-2014). Hal 92 orang/bulan, cakupan K1 sebanyak 759
tersebut menunjukkan bahwa cakupan orang rata-rata 63 orang/bulan dan cakupan
K1 dan K4 di Indonesia tidak mengalami K4 sebanyak 502 orang rata-rata 42 orang/
peningkatan. Walaupun capaian K4 tahun bulan (Dinkes Manggarai, 2012-2014).
2012 melampaui target, namun tahun 2013
Data-data tersebut menggambarkan
dan 2014 kembali menurun dan tidak sesuai
bahwa tidak semua ibu hamil melakukan
dengan target yang ditetapkan pada Rencana
ANC secara rutin, teratur dan sesuai
Strategis (Renstra) Indonesia.
dengan standar, sehingga beresiko tidak
Cakupan K1 di Provinsi NTT tahun terdeteksinya faktor-faktor risiko tinggi
2012 sebesar 88,57% dan cakupan K4 seperti perdarahan, infeksi, eklampsia serta
Senudin, Lembu, Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Dengan … (hlm. 166-177) 169

kelainan kongenital yang mungkin dialami Dalam penelitian ini digunakan teknik
selama masa kehamilan. purposive sampling, yaitu mengambil sampel
atas pertimbangan dari peneliti (Saryono,
Hasil studi pendahuluan yang
2009). Sampel yang diambil harus memenuhi
dilakukan terhadap 10 ibu hamil mengenai
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria
pengetahuan tentang antenatal care di
Inklusi (Ibu hamil TM III yang melakukan
Puskesmas Kota Ruteng, hanya 3 ibu hamil
kunjungan ANC, ibu hamil yang bersedia
(30%) yang memiliki pengetahuan baik,
menjadi responden, dan ibu hamil yang bisa
terdapat 5 ibu hamil (50%) yang memiliki
membaca dan menulis). Kriteria eksklusi
pengetahuan cukup, sedangkan 2 ibu
(ibu hamil yang mengalami gangguan jiwa/
hamil lainnya (20%) memiliki pengetahuan
psikologis dan ibu hamil yang mengalami
kurang.
komplikasi/masalah dalam kehamilan).
Berdasarkan uraian di atas, penulis Sampel yang digunakan dalam penelitian
tertarik untuk melakukan penelitian dengan ini sejumlah 51 orang.
judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Antenatal Care dengan Frekuensi
Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas
HASIL PENELITIAN
Kota Ruteng”. Penelitian ini bertujuan untuk Analisis Univariat
mengetahui hubungan pengetahuan ibu Analisis univariat digunakan
hamil tentang antenatal care dengan frekuensi untuk menganalisis karakteristik ibu
kunjungan antenatal care di Puskesmas Kota hamil (usia, pendidikan, pekerjaan, status
Ruteng. gravida), gambaran tingkat pengetahuan ibu
hamil dan gambaran frekuensi kunjungan
METODOLOGI PENELITIAN Antenatal Care (ANC).

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


Penelitian ini menggunakan metode
Karakteristik ibu hamil berdasarkan
deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
usia di Puskesmas Kota Ruteng dapat dilihat
cross sectional yang akan mengukur
pada tabel berikut:
pengetahuan ibu hamil tentang ANC sebagai
Tabel 4.1
variabel independen dengan frekuensi
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil
kunjungan ANC sebagai variabel dependen
Berdasarkan Usia di Puskesmas Kota Ruteng
di Puskesmas Kota Ruteng. Penelitian ini
No Kelompok Umur (Tahun) n %
dilaksanakan di Puskesmas Kota Ruteng,
1. <20 3 5,9
Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten
2. 20-35 36 70,6
Manggarai selama 2 bulan mulai tanggal
3. >35 12 23,5
11 Mei 2016-11 Juli 2016. Populasi dalam
Total 51 100
penelitian ini adalah ibu hamil TM III yang Sumber: Data Primer Diolah Pada Tahun 2016
melakukan pemeriksaan kehamilan pertama
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
kali di Puskesmas Kota Ruteng pada bulan
kelompok umur ibu hamil paling banyak
Desember 2015–Januari 2016 berjumlah 51
di Puskesmas Kota Ruteng yakni berumur
orang.
20-35 tahun berjumlah 36 orang (70,6%),
sedangkan kelompok umur >35 tahun
170 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 2, Desember 2016

berjumlah 12 orang (23,5%) dan paling Tabel 4.3 menunjukkan bahwaibu


sedikit yaitu kelompok umur < 20 tahun hamil yang melakukan pemeriksaan
berjumlah 3 orang (5,9 %). kehamilan di Puskesmas Kota Ruteng paling
Karakteristtik Responden Berdasarakan banyak bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga
Tingkat Pendidikan berjumlah 34 orang (66,7%), sedangkan jenis
pekerjaan yang lain (pelajar dan swasta)
Karakteristik ibu hamil berdasarkan
berjumlah 8 orang (15,7%), PNS berjumlah
pendidikan terakhir di Puskesmas Kota
Ruteng dapat dilihat pada tabel berikut: 7 orang (13,7%) dan paling sedikit yang

Tabel 4.2
bekerja sebagai Wiraswasta berjumlah 2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu orang (3,9%).
Hamil Berdasarkan Pendidikan Terakhir di
Karakteristik Responden Berdasarkan
Puskesmas Kota Ruteng
Status Gravida
No Pendidikan Terakhir n %
1. SD/Sederajat 5 9,8 Karakteristik ibu hamil berdasarkan
2. SMP/Sederajat 4 7,8 status gravida di Puskesmas Kota Ruteng
3. SMA/Sederajat 31 60,8 dapat dilihat pada tabel berikut:
4. Akademi/PG Tinggi 11 21,6
Tabel 4.4
Total 51 100 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil
Sumber: Data Primer Diolah Pada Tahun 2016 Berdasarkan Status Gravida di Puskesmas Kota
Hasil analisis data pada tabel 4.2
No Status Gravida n %
membuktikan bahwa tingkat pendidikan
1. Hamil ke-1 16 31,4
ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
2. Hamil ke- 2 sampai 4 31 60,8
kehamilan di Puskesmas Kota Ruteng
3. Hamil lebih dari 4 4 7,8
paling banyak berpendidikan SMA/
Total 51 100
Sederajat berjumlah 31orang (60,8%) dan
Sumber: Data Primer Diolah Pada Tahun 2016
paling sedikit berpendidikan SMP/Sederajat
sebanyak 4orang (7,8%). Hasil analisis karakteristik ibu hamil
Karateristik Responden Berdasarkan berdasarkan status gravida pada tabel 4.4
Pekerjaan menunjukkan bahwa status gravidaibu hamil
yang melakukan pemeriksaan kehamilan
Karakteristik ibu hamil berdasarkan
pekerjaan di Puskesmas Kota Ruteng dapat di Puskesmas Kota Ruteng paling banyak
dilihat pada tabel berikut: hamil anak yang ke-2 sampai 4 berjumlah
Tabel 4.3 31 orang (60,8%), sedangkan hamil anak
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil pertama berjumlah 16 orang (31,4%) dan
Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Kota paling sedikit hamil lebih dari 4 berjumlah
Ruteng
4 orang (7,8%).
No Pekerjaan n %
Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
1. IRT 34 66,7
2. PNS 7 13,7 Antenatal Care (ANC)
3. Wiraswasta 2 3,9 Karakteristik ibu hamil berdasarkan
4. Lain-Lain 8 15,7
tingkat pengetahuan di Puskesmas Kota
Total 51 100
Ruteng dapat dilihat pada tabel berikut:
Sumber: Data Primer Diolah Pada Tahun 2016
Senudin, Lembu, Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Dengan … (hlm. 166-177) 171

Tabel 4.5 Tabel 4.6


Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil
Hamil Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ANC
Puskesmas Kota di Puskesmas Kota
No Frekuensi Kunjungan ANC n %
No Tingkat Pengetahuan n %
1. Sesuai standar 26 51
1. Baik 46 90,2
2. Tidak sesuai standar 25 49
2. Cukup 5 9,8
Total 51 100
Total 51 100
Sumber: Data Sekunder Diolah Pada Tahun 2016
Sumber: Data Primer Diolah Pada Tahun 2016
Hasil analisis data frekuensi kunjungan
Tabel 4.5 membuktikan bahwa tingkat
ANC ibu hamil pada tabel 4.6 membuktikan
pengetahuan ibu hamil yang melakukan
bahwa frekuensi kunjungan ANC ibu hamil
pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Kota
di Puskesmas Kota Ruteng paling banyak
Ruteng paling banyak berada pada kategori
melakukan ANC sesuai standar yaitu
baik berjumlah 46 orang (90,2%) dan paling
berjumlah 26 orang (51%), sedangkan 25
sedikit pada kategori cukup berjumlah 5
orang (49%) tidak melakukan ANC sesuai
orang (9,8%).
standar.

Gambaran Frekuensi Kunjungan Antenatal Analisis Bivariat


Care (ANC) Analisis bivariat digunakan untuk
menganalisis hubungan pengetahuan ibu
Karakteristik ibu hamil berdasarkan hamil tentang Antenatal Care (ANC) dengan
frekuensi kunjungan ANC di Puskesmas frekuensi kunjungan ANC di Puskesmas
Kota Ruteng dapat dilihat pada tabel Kota Ruteng, yang dapat dilihat pada tabel
berikut: berikut:

Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Frekuensi


Kunjungan ANC di Puskesmas Kota Ruteng
Frekuensi Kunjungan ANC
Sesuai Standar Tidak Sesuai Total Value
No. Tingkat
Standar
Pengetahuan
n % n % n % 0,023

1. Baik 26 56,5 20 43,5 46 100


2. Cukup 0 0 5 100 5 100
Total 26 51 25 49 51 100
Sumber: Data Primer & Sekunder Diolah Pada Tahun 2016

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa ibu ada yang melakukan ANC sesuai standar
hamil yang memiliki pengetahuan baik (0%), sedangkan ibu hamil yang memiliki
paling banyak melakukan ANC sesuai pengetahuan cukup dan melakukan ANC
standar berjumlah 26 orang (51%) sedangkan tidak sesuai standar berjumlah 5 orang
ibu hamilyang memiliki pengetahuan baik (9,8%).
tetapi melakukan ANC tidak sesuai standar
Hasil uji statistik dengan menggunakan
berjumlah 20 orang (43,5%) dan ibu hamil
uji alternative Chi Square yakni uji Fisher Exact
yang memiliki pengetahuan cukup tidak
172 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 2, Desember 2016

Test diperoleh nilai value = 0,023. Oleh karena dan berlangsung seumur hidup. Makin
hasil <(< 0,05) maka ada hubungan antara tinggi tingkat pendidikan seseorang,
pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care makin mudah menentukan dan menerima
dengan frekuensi kunjungan antenatal care di informasi. Semakin banyak informasi
Puskesmas Kota Ruteng, sehingga hipotesis yang diperoleh, semakin banyak pula
penelitian diterima. pengetahuannya. Pengetahuan yang baik
akan mempengaruhi perilaku seseorang
PEMBAHASAN (Notoatmodjo, 2007 ).

Gambaran Karakteristik Responden Karakteristik pekerjaan ibu hamil yang


memeriksakan kehamilan di Puskesmas
Hasil analisis karakteristik ibu hamil
Kota Ruteng, paling banyak bekerja sebagai
berdasarkan usia menunjukkan bahwa
Ibu Rumah Tangga (IRT) berjumlah 34
ibu hamil yang memeriksakan kehamilan
orang (66,7%). Bekerja merupakan kegiatan
di Puskesmas Kota Ruteng, paling
yang menyita waktu. Ibu-ibu yang tidak
banyak berusia 20-35 tahun berjumlah 36
bekerja atau hanya bekerja sebagai IRT akan
orang (70,6%). Usia sangat menentukan
memiliki kesempatan lebih banyak untuk
status kesehatan ibu dan berguna untuk
memperoleh informasi daripada ibu yang
mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan
bekerja (Notoatmodjo, 2007).
dan tindakan yang dilakukan. Ibu hamil
dikatakan resiko tinggi apabila hamil berusia Hasil penelitian menunjukkan bahwa
<20 tahun dan di atas 35 tahun. Wiknjosastro karakteristik ibu hamil berdasarkan status
(2005) menyatakan bahwa dalam kurun gravida, sebagian besar hamil anak kedua
reproduksi sehat usia aman untuk kehamilan sampai keempat berjumlah 31 orang
dan persalinan adalah 20-30 tahun. Usia (60,8%). Paritas adalah jumlah anak yang
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir pernah dilahirkan sehingga mempengaruhi
seseorang (Notoatmodjo, 2007). Semakin masuknya pengetahuan ke dalam individu.
cukup umur, tingkat pengetahuan dan Depkes RI (2008) menyatakan bahwa salah
kematangan dalam berpikir semakin baik satu faktor yang mempengaruhi pemeriksaan
sehingga mengetahui tentang pentingnya kehamilan adalah paritas. Ibu yang pernah
antenatal care dan termotivasi dalam melahirkan mempunyai pengalaman
memeriksakan kehamilan. Semakin muda tentang asuhan antenatal, sehingga dari
umurnya, semakin tidak mengerti tentang pengalaman terdahulu kembali dilakukan
pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk menjaga kesehatan kehamilannya.
sehingga berpengaruh terhadap frekuensi Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
pemeriksaan kehamilan (Bobak dkk, 2005). Hamil Tentang Antenatal Care(ANC)
Hasil penelitian membuktikan bahwa Ibu hamil yang memeriksakan
karakteristik ibu hamil berdasarkan tingkat kehamilan di Puskesmas Kota Ruteng
pendidikan paling banyak berpendidikan sebagian besar memiliki pengetahuan baik
SMA/Sederajat berjumlah 31 orang (60,8%). yaitu berjumlah 46 orang (90,2%). Menurut
Pendidikan merupakan suatu usaha asumsi peneliti, tingkat pengetahuan baik
untuk mengembangkan kepribadian dan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor,
kemampuan di dalam dan di luar sekolah antara lain usia, pendidikan, pekerjaan dan
Senudin, Lembu, Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Dengan … (hlm. 166-177) 173

status gravida. Berdasarkan karakteristik ibu Hal tersebut sesuai dengan teori
hamil, kelompok usia paling banyak yaitu Notoatmodjo (2007), Sari (2008) dan Depkes
pada kelompok usia reproduksi sehat yakni RI (2008) yang menyatakan bahwa usia
20-35 tahun, sebagian besar berpendidikan yang masih muda berpengaruh pada daya
SMA/Sederajat, pekerjaan paling banyak tangkap dan pola pikir dalam menerima
yakni IRT dan sebagian besar status gravida informasi dari berbagai media. Apabila
hamil anak kedua sampai keempat. tingkat pendidikan rendah, maka semakin
Hal ini didukung oleh teori sulit untuk menerima informasi, sehingga
Notoatmodjo (2007) yang menyatakan pengetahuan yang diperoleh juga kurang.
bahwa semakin bertambah usia seseorang, Bekerja merupakan kegiatan yang menyita
maka semakin berkembang pula daya waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengaruh terhadap kehidupannya, sehingga
pengetahuan yang diperoleh juga semakin tidak banyak waktu untuk mendapatkan
baik. Makin tinggi tingkat pendidikan informasi tentang pemeriksaan kehamilan.
seseorang, makin mudah menentukan Paritas adalah jumlah anak yang pernah
dan menerima informasi. Semakin banyak dilahirkan sehingga mempengaruhi
informasi yang diperoleh, semakin baik masuknya pengetahuan ke dalam individu.
pula pengetahuannya. Bekerja merupakan Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan
kegiatan yang menyita waktu. Ibu-ibu hal sangat baru sehingga pengetahuannya
yang tidak bekerja atau bekerja sebagai IRT tentang ANC masih kurang.
mempunyai lebih banyak waktu luang untuk
Gambaran Frekuensi Kunjungan
mendapatkan informasi tentang pentingnya
antenatal care dari berbagai media. Ibu-
Antenatal Care(ANC)
ibu yang pernah melahirkan mempunyai Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengalaman tentang asuhan antenatal, frekuensi kunjungan ANC ibu hamil di
sehingga pengalaman merupakan sumber Puskesmas Kota Ruteng paling banyak
pengetahuan dan dapat digunakan sebagai melakukan kunjungan ANC sesuai standar
upaya untuk memperoleh pengetahuan berjumlah 26 orang (51%). Menurut asumsi
(Depkes RI, 2008). peneliti, frekuensi kunjungan ANC yang
Ibu hamil yang memeriksakan sesuai standar dipengaruhi olehbeberapa
kehamilan di Puskesmas Kota Ruteng faktor, seperti usia, tingkat pendidikan,
juga memiliki tingkat pengetahuan cukup pekerjaan, status gravida dan tingkat
berjumlah 5 orang (9,8%). Asumsi peneliti pengetahuan. Hasil analisis karakteristik ibu
bahwa terdapat berbagai faktor yang hamil dan gambaran tingkat pengetahuan
mempengaruhi tingkat pengetahuan cukup menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
pada ibu hamil, antara lain usia, pendidikan, hamil berada pada kelompok usia reproduksi
pekerjaan dan status gravida. Berdasarkan sehat yakni 20-35 tahun, berpendidikan
hasil analisis karakteristik ibu hamil, ternyata SMA/Sederajat, bekerja sebagai ibu rumah
masih ada yang termasuk dalam kelompok tangga, status gravida hamil anak kedua
usia < 20 tahun, berpendidikan rendah yaitu sampai keempat dan ada beberapa yang
SD/Sederajat, memiliki pekerjaan selain IRT hamil anak pertama sertasebagian besar
dan hamil anak pertama. memiliki tingkat pengetahuan baik.
174 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 2, Desember 2016

Hasil ini didukung oleh teori empat (grande multigravida) dan memiliki
Notoatmodjo (2007) yang menyatakan tingkat pengetahuan cukup.
bahwa semakin cukup umur, pola berpikir Hal ini sesuai dengan teori
seseorang akan lebih dewasa. Ibu yang Notoatmodjo (2007) dan Wiknjosastro
mempunyai usia produktif akan lebih (2005) yang menyatakan bahwa usia
berpikir secara rasional dan matang tentang yang masih muda berpengaruh terhadap
pentingnya melakukan pemeriksaan pola pikir seseorang dan cenderung
kehamilan. Ibu hamil yang berpendidikan berpikir tidak rasional tentang pentingnya
tinggi memiliki perilaku yang baik pula memeriksakan kehamilan. Pendidikan yang
dalam memeriksakan kehamilannya rendah menghambat perkembangan sikap
sehingga dapat melakukan pemeriksaan seseorang terhadap nilai-nilai baru yang
kehamilan sesuai dengan standar yang diperkenalkan. Bekerja merupakan kegiatan
ditetapkan.Ibu-ibu yang tidak bekerja yang menyita waktu, bekerja bagi ibu-
atau bekerja sebagai IRT mempunyai lebih ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
banyak waktu luang untuk mendapatkan kehidupannya, sehingga tidak banyak waktu
informasi tentang pentingnya antenatal luang untuk memeriksakan kehamilannya.
care yang diperoleh dari berbagai media Ibu-ibu yang sudah pernah melahirkan
sehingga memiliki kesempatan lebih banyak lebih dari empat kali mempunyai anggapan
untuk memeriksakan kehamilannya.Ibu-ibu bahwa ia sudah berpengalaman sehingga
yang baru pertama kali hamil merupakan tidak termotivasi dalam memeriksakan
hal yang sangat baru sehingga termotivasi kehamilan. Pengetahuan yang cukup
dalam memeriksakan kehamilannya ke atau kurang berdampak pada kurangnya
tenaga kesehatan dan ibu-ibu yang pernah pemahaman ibu terhadap pentingnya
melahirkan (dua sampai empat kali) pemeriksaan kehamilan sehingga ibu tidak
mempunyai pengalaman tentang asuhan memeriksakan kehamilan pada petugas
antenatal, sehingga dari pengalaman kesehatan.
terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
kesehatan kehamilannya. Tentang Antenatal Care(ANC) dengan
Ibu hamil yang memeriksakan Frekuensi Kunjungan ANC
kehamilan di Puskesmas Kota Ruteng masih Hasil analisis bivariat membuktikan
ada yang frekuensi kunjungannya tidak bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan
sesuai standar yaitu 25 orang (49%). Menurut baik dan melakukan ANC sesuai standar
peneliti, adanya ibu hamil yang melakukan lebih banyak yakni 26 orang (51%), sedangkan
kunjungan ANC tidak sesuai standar ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain tetapi melakukan ANC tidak sesuai standar
usia, pendidikan, pekerjaan, status gravida berjumlah 20 orang (43,5%). Ibu hamil
dan tingkat pengetahuan. Berdasarkan yang memiliki pengetahuan cukup tidak
karakteristik ibu hamil, ternyata masih ada yang melakukan ANC sesuai standar
ada ibu hamil yang berada pada kelompok (0%), sedangkan ibu hamil yang memiliki
usia< 20 tahun, tingkat pendidikan yang pengetahuan cukup dan melakukan ANC
masih rendah yakni SD/Sederajat, memiliki tidak sesuai standar berjumlah 5 orang
pekerjaan selain IRT, hamil anak lebih dari (9,8%).
Senudin, Lembu, Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Dengan … (hlm. 166-177) 175

Hasil uji statistik dengan menggunakan dan pola pikir seseorang. Ibu hamil pada
uji alternatif Chi Square yakni uji Fisher Exact kelompok usia muda, pola pikir dan daya
Test diperoleh nilai value = 0,023. Oleh karena tangkapnya belum berkembang dan sulit
hasil <(< 0,05) maka ada hubungan antara untuk menerima informasi, sehingga
pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care pengetahuan yang diperoleh juga rendah
dengan frekuensi kunjungan antenatal care di atau kurang. Pendidikan yang kurang
Puskesmas Kota Ruteng, sehingga hipotesis akan menghambat perkembangan sikap
penelitian diterima. seseorang terhadap nilai-nilai baru yang
diperkenalkan. Bekerja merupakan kegiatan
Penelitian ini didukung oleh teoriyang
yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-
dikutip oleh World Health Organization/
ibu akan mempengaruhi kehidupannya,
WHO (2003) bahwa pengetahuan yang
sehingga tidak banyak waktu untuk
terdapat dalam diri seseorang akan
memeriksakan kehamilan. Ibu-ibu yang
mempengaruhi perilaku yang dapat
status gravidanya lebih dari empat kali
menentukan status kesehatan seseorang.
mempunyai anggapan bahwa ia sudah
Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga
berpengalaman sehingga tidak termotivasi
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
dalam memeriksakan kehamilan.
akan berdampak pada ibu hamil tidak
memeriksakan kehamilannya ke tenaga Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesehatan. tidak ada ibu hamil yang memiliki tingkat
pengetahuan cukup dan melakukan
Sebagian besar tingkat pengetahuan
ANC sesuai standar (0%), sedangkan
ibu hamil dalam penelitian ini berada pada
ibu hamil yang memiliki pengetahuan
kategori pengetahuan baik dan melakukan
cukup dan melakukan ANC tidak sesuai
ANC sesuai standar yaitu 56,5%, namun
standar berjumlah 5 orang (100%). Hal ini
masih terdapat ibu hamil yang memiliki
sesuai dengan teori Green (1980) dalam
pengetahuan baik tetapi melakukan ANC
Notoatmodjo (2012:18) mengatakan bahwa
tidak sesuai standar yaitu 43,5%. Menurut
untuk berperilaku kesehatan, misalnya
asumsi peneliti, ada faktor-faktor lain yang
pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil,
mempengaruhi frekuensi kunjungan ANC
diperlukan pengetahuan dan kesadaran
selain tingkat pengetahuan, seperti usia,
ibu tersebut tentang manfaat pemeriksaan
pendidikan, pekerjaan dan status gravida.
kehamilan baik bagi kesehatan ibu sendiri
Berdasarkan karakteristik ibu hamil,
maupun janinnya. Sebaliknya, ibu hamil
ternyata masih ada ibu hamil pada kelompok
yang tidak memiliki pengetahuan atau
usia<20 tahun, pendidikan rendah yaitu SD/
memiliki pengetahuan yang kurang dan
Sederajat, memiliki pekerjaan selain IRT dan
tidak adanya kesadaran tentang manfaat
status gravida lebih dari empat kali (grande
pemeriksaan kehamilan maka akan
multigravida).
berdampak pada ibu hamil tersebut tidak
Hal ini didukung oleh teori memeriksakan kehamilannya pada tenaga
Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa kesehatan.
frekuensi kunjungan ANC dipengaruhi
Notoatmodjo (2010) menyatakan
oleh usia, pendidikan, pekerjaan dan status
bahwa pengetahuan memegang peranan
gravida. Usia mempengaruhi daya tangkap
176 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 2, Desember 2016

penting dalam menentukan sikap kunjungan antenatal care di Puskesmas Kota


seseorang, sebab pengetahuan akan Ruteng dengan value= 0,023.
membawa seseorang untuk berpikir dan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka
berusaha untuk melakukan tindakan yang
diharapakan agar para ibu hamil tetap
benar. Pengetahuan dapat mempengaruhi
menambah pengetahuan dengan mencari
seseorang secara ilmiah dan mendasari
informasi tentang pemeriksaan kehamilan,
dalam mengambil keputusan rasional dan
baik melalui media massa maupun secara
efektif dalam menerima perilaku baru yang
langsung kepada petugas kesehatan. Di
akan menghasilkan persepsi yang positif
samping itu, petugas kesehatan diharapkan
dan negatif. Apabila penerima perilaku
dapat memberikan konseling/penyuluhan
baru (misalnya ibu hamil) didasari oleh
untuk meningkatkan pengetahuan ibu
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
hamil mengenai pentingnya pemeriksaan
positif, maka perilaku tersebut (misalnya
kehamilan dan meningkatkan mutu
frekuensi kunjungan ANC) akan bersifat
pelayanan terutama dalam pelayanan
langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila
antenatal sehingga ibu dapat termotivasi
perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan
dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.
dan kesadaran maka tidak akan berlangsung
lama.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Budiman. 2011. Filsafat dan Proses Penelitian
Kesehatan. Jakarta: RefikaAditama
Berdasarkan hasil penelitian pada 51 Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan
ibu hamil tentang antenatal care di Puskesmas Maternitas. Jakarta: EGC
Kota Ruteng, peneliti dapat menyimpulkan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
sebagai berikut: 1)Karakteristik ibu hamil (2012). Data Cakupan Ibu hamil K1 dan
di Puskesmas Kota Ruteng paling banyak K4 Tahun 2012: Bidang Kesehatan
pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu Keluarga Dinas Kesehatan
70,6%, sedangkan tingkat pendidikan Kabupaten Manggarai
sebagian besar SMA/Sederajat yaitu 60,8%, Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
status pekerjaan yang paling banyak yaitu (2013). Data Cakupan Ibu hamil K1 dan
K4 Tahun 2013: Bidang Kesehatan
Ibu Rumah Tangga berjumlah 66,7% dan
Keluarga Dinas Kesehatan
sebagian besar status gravidanya hamil anak Kabupaten Manggarai
yang kedua sampai keempat berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
60,8%. 2) Tingkat pengetahuan ibu hamil (2014). Data Cakupan Ibu hamil K1 dan
tentang antenatal care di Puskesmas K4 Tahun 2014: Bidang Kesehatan
Kota Ruteng sebagian besar memiliki Keluarga Dinas Kesehatan
pengetahuan baik yaitu 90,2%. 3) Frekuensi Kabupaten Manggarai
kunjungan antenatal care di Puskesmas Elfindri, et al. 2011.Metodologi Penelitian
Kota Ruteng sebagian besar melakukan Kesehatan.Jakarta: Baduose Media
kunjungan ANC sesuai standar yaitu 51%. Kementrian Kesehatan RI. (2012). Profil
4) Ada hubungan antara pengetahuan ibu Kesehatan Indonesia Tahun 2012.
hamil tentang antenatal caredengan frekuensi (Online), (http://www.depkes.go.id/
Senudin, Lembu, Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Dengan … (hlm. 166-177) 177

resources/download/pusdatin/ Kementrian Kesehatan RI. (2012). Pedoman


profil-kesehatan-indonesia/profil- Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta:
kesehatan-indonesia-2012.pdf. Kementrian Kesehatan RI
Diakses 24 November 2015)
Notoatmodjo.2007. Buku Ajar Keperawatan
Kementrian Kesehatan RI. (2013. Profil Maternitas.Jakarta:EGC.2010.
Kesehatan Indonesia Tahun 2013, Metodologi Penelitian Kesehatan.
(Online), (http://www.depkes.go.id/ Jakarta: Rineka Cipta
resources/download/pusdatin/ . 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku
profil-kesehatan-indonesia/profil- Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
kesehatan-indonesia-2013.pdf.
Pantikawati dan Saryono. 2010. Asuhan
Diakses 24 November 2015)
Kebidanan I. Yogyakarta:
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Profil NuhaMedika
Kesehatan Indonesia Tahun 2014, Peta. 2012. Internet. Hubungan Pengetahuan
(Online), (http://www.depkes.go.id/ Ibu Hamil Tentang Antenatal Care
resources/download/pusdatin/ dengan Frekuensi Kunjungan
profil-kesehatan-indonesia/profil- Antenatal Care. Surakarta: 02
kesehatan-indonesia-2014.pdf. Desember 2015
Diakses 24 November 2015)
Saryono. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Data dan Yogyakarta: Mitra Cendekia
Informasi Kesehatan Nusa Tenggara Sudarti & Fauziah.2010.Internet.Hubungan
Timur Tahun 2013, (Online), (http:// Pengetahuan Ibu dengan Frekuensi
www.depkes.go.id/resources/ Kunjungan ANC. Yogyakarta:.12
download/pusdatin/kunjungan- Desember 2015
kerja/nusa-tenggara-timur.pdf.
Sulistyawati. 2011. Asuhan Kebidanan Pada
Diakses 24 November 2015)
Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Kementrian Kesehatan RI. (tanpa tahun). Medika
Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian
Kementrian Kesehatan dan JICA Kebidanan.Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai