Anda di halaman 1dari 14

STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN

ANAK DI PUSKESMAS TLOGOSARI KULON KOTA


SEMARANG

Oleh :
Ade Putri Febriandini, Dewi Rostyaningsih, Aloysius Rengga, Aufarul Marom

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http// www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id
ABSTRAK
Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, menjelaskan bahwa Puskesmas
merupakan layanan kesehatan tingkat dasar yang berkewajiban melaksanakan
layanan KIA, baik secara promotif dan preventif. Penelitian ini bertujuan
memperoleh informasi tentang implementasi Program KIA di Puskesmas Tlogosari
Kulon dan faktor-faktor yang mempengaruhi, berupa faktor isi dan lingkungan
kebijakan. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif.
Hasil menunjukan, lima layanan dasar Program KIA seperti anc, nifas, persalinan,
neonatal, dan neonatal komplikasi belum terlaksana sesuai dengan Permenkes No.75
Tahun 2014. Berupa, kurangnya penyuluhan, jarangnya layanan kunjungan rumah
penduduk, terbatasnya jumlah nakes, terbatasnya alkes, dan sarana pendukung yang
minim. Sedangkan dua layanan, seperti layanan kesehatan bayi dan balita dalam
bentuk imunisasi dasar lengkap, layanan pemeriksaan kesehatan, layanan balita sehat
telah terlaksana dan mendapat respon positif dari masyarakat. Analisis faktor yang
mempengaruhi adalah faktor kepentingan kelompok sasaran, perubahan yang ingin
dicapai, dukungan sikap pelaksana, ketersediaan petugas dan sarpras, serta kepatuhan
pelaksana.
Berdasarkan hasil penelitian, maka upaya yang dapat dilakukan Puskesmas Tlogosari
Kulon adalah peningkatan frekuensi penyuluhan, meningkatkan layanan kunjungan
rumah penduduk, penambahan waktu layanan, meningkatkan komunikasi pelaksana,
penambahan nakes minimal 7 nakes, pengadaan infant warmer, suction, incubator,
perawatan alkes persalinan, dan pengoptimalan sarana pendukung.
Kata Kunci : Kesehatan Ibu dan Anak, Implementasi Program, Puskesmas.
PENDAHULUAN Gambar 1.1.
Trend Capaian KIA Indonesia
A. LATARBELAKANG Tahun 2012-2014
MASALAH
KIA
Indonesia dalam rangka menekan
angka morbiditas dan mortalitas ibu – 78,96
75,82
anak berupaya dengan meningkatkan 70,12

derajat Kesehatan Ibu dan Anak


2012 2013 2014
melalui berbagai perumusan kebijakan
yang dituangkan dalam program dan Sumber : Profil Kesehatan Indonesia

dioperasionalkan dalam kegiatan.


Pada tahun 2013 Program KIA
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
mengalami penurunan yakni dari 78,96
yang merupakan salah satu bagian dari
menjadi 70,12 dan kembali mengalami
kesehataaan dasar dimplementasikan
peningkatan sebesar 75,82 walaupun
oleh pihak Puskesmas yang berada
peningkatan tersebut masih berada
pada tingkat Kecamatan. Program
dibawah capaian Program KIA tahun
Kesehatan Ibu dan Anak tentunya
2012. Dari data trend diatas
dilaksanakan mulai dari tingkat
menunjukan bahwa program KIA
nasional hingga regional. Mulai dari
belum sepenuhnya mencapai target
Indonesia, Provinsi Jawa Tengah
yang telah ditetapkan, seperti pada
hingga tingkat Kota Semarang.
layanan kesehatan bayi dan balita yang
Program KIA (Kesehatan Ibu dan
tiga tahun berturut-turut berada di
Anak) pada tingkat Indonesia
bawah target minimal.
capaiannya dapat dikatakan belum
sepenuhnya tercapai. Berikut data Provinsi Jawa Tengah, dalam

capaian Program KIA di Indonesia : rangka mendukung Program KIA


Indonesia juga mengimplementasikan
Program KIA pada tingkat Jawa
Tengah. Capaian Program KIA Jawa
Tengah diakui telah memenuhi target
yang telah ditetapkan. Berikut capaian Gambar 1.3.
Trend Capaian KIA Semarang
Program KIA pada tingkat Jawa
Tahun 2012-2014
Tengah :
KIA
Gambar 1.2.
Trend Capaian KIA Jawa Tengah
92,98
Tahun 2012-2014
89,8 89,33

KIA 2012 2013 2014

KIA Sumber : Profil Kesehatan Semarang

89,83 90,76 93,3 Trend capaian Program KIA Kota

2012 2013 2014


Semarang pada tahun 2013 mengalami
penurunan walaupun tidak begitu
Sumber : Profil Kesehatan Jateng
signifikan dari 89,80% menjadi
Dari trend diatas menunjukan 89,33% dan kembali mengalami
capaian Program KIA terus mengalami peningkatan sebesar 92,98% ditahun
peningkatan dari tahun ke tahun. 2014. Capaian Program KIA Kota
Capaian Program KIA Jawa Tengah Semarang ini berbanding terbalik
bila dibandingkan, berada di atas dengan capaian Program KIA pada
capaian Program KIA Indonesia. tingkat Puskesmas Perawatan se Kota
Dimana program KIA Jawa Tengah Semarang. Dimana ada salah satu
seluruh layanannya telah memenuhi Puskesmas yang memiliki capaian
target yakni 80%-90% ditiap-tiap terendah bila dibandingkan capaian
layanannya. Hasil Program KIA Jawa Kota Semarang. Puskesmas Tlogosari
Tengah ini searah dengan capaian Kulon merupakan Puskesmas
Kota Semarang yang merupakan lima Perawatan dengan capaian Program
Kota dengan capaian KIA terbaik. KIA terendah se kota Semarang.
Berikut capaian Program KIA Kota Berikut perbandingan capaian Program
Semarang KIA Puskesmas Perawatan se-Kota
Semarang :
Gambar 1.4. Berdasarkan paparan diatas
Grafik KIA Puskesmas Perawatan
mengenai permasalahan dalam
Kota Semarang
pelayanan kesehatan ibu dan anak
maka perlu dilakukan pengamatan
76,9
mengenai ”Studi Implementasi
Program Kesehatan Ibu dan Anak di
karangdo…
Tlgsr.…

pandana…
ngesrep
Genuk

gn.pati
halmahera

bangetayu

mijen
srondol

mangkang
ngaliyan
kr.malang
Puskesmas Tlogosari Kulon
Semarang”. Pengamatan yang
dilakukan pada Puskesmas Tlogosari
Sumber : Profil Kesehatan Semarang
Kulon dikarenakan capaian Program
Grafik capaian Program KIA Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas
Puskesmas Perawatan Kota Semarang Tlogosari Kulon merupakan capaian
menunjukan Puskesmas Tlogosari terendah dibandingkan 13 puskesmas
Kulon merupakan Puskesmas dengan perawatan lain di Kota Semarang.
capaian Program KIA terendah yakni Perbandingan capaian Program
sebesar 76,9%. Capaian Program KIA Kesehatan Ibu dan Anak di Tlogosari
di Puskesmas Tlogosari Kulon ini juga Kulon juga menjadi capaian terendah
merupakan capaian terendah bila yakni sebesar 76.81 % bila
dibandingkan capaian Program KIA dibandingkan dengan capaian Program
Indonesia, Jawa Tengah dan bahkan Kesehatan Ibu dan Anak pada tingkat
Kota Semarang. Berikut perbandingan Indonesia sebesar 77.82 %, Jawa
capaiannya : Tengah sebesar 90.76 % dan tingkat
Gambar 1.5. Kota Semarang sebesar 89.33 %.
Perbandingan Capaian Program RUMUSAN MASALAH
KIA
90,76 89,33 1. Bagaimana deskripsi implementasi
77,82 76,81
Program Kesehatan Ibu dan Anak
di Puskesmas Tlogosari Kulon
Indonesia Jawa Semarang Tlogosari
Tengah Kulon Semarang?
2. Faktor apa saja yang
Sumber : Profil Kesehatan
mempengaruhi implementasi
Program Kesehatan Ibu dan Anak dari makna “administrasi negara”
di Puskesmas Tlogosari Kulon (Nugroho, 2008).
Semarang?
Chandler dan Plano juga
B. TUJUAN PENELITIAN
menjelaskan bahwa administrasi
1. Mendeskripsikan implementasi
publik merupakan ilmu dan seni yang
Program Kesehatan Ibu dan Anak
menunjukan untuk mengatur public
di Puskesmas Tlogosari Kulon
affairs serta melaksanakan tugas yang
Semarang
telah ditetapkan. Administrasi publik
2. Mendeskripsikan mengenai faktor-
juga merupakan sebagai disiplin ilmu
faktor yang mempengruhi
dimana memiliki tujuan untuk
implementasi Program Kesehatan
memecahkan masalah publik baik
Ibu dan Anak di Puskesmas
melalui perbaikan ataupun
Tlogosari Kulon Semarang.
penyempurnaan terutama pada bidang
C. KAJIAN PUSTAKA
organisasi, sumberdaya, dan keuangan
1. ADMINISTRASI PUBLIK
(Keban, 2008)
Dewasa ini tidaklah mudah dalam
Dari definisi beberapa ahli
mendefinisikan apakah yang dimaksud
mengenai administrasi publik, dapat
dengan “administrasi publik”, begitu
disimpulkan bahwa administrasi
banyak definisi administrasi publik
publik merupakan suatu proses dalam
yang muncul kepermukaan serta
merumuskan kebijakan guna
administrasi publik saat ini bukanlah
memecahkan permasalahan yang ada
ilmu usaha negara yang sama seperti
di publik.
saat dahulu. Negara banyak
membentuk lembaga yang bukan 2. KEBIJAKAN PUBLIK

hanya menggunakan cara negara, Dalam berbagai literature terdapat


seperti BUMN, lembaga antar negara begitu banyak definisi mengenai
dan sektor masyarakat. Hal tersebut kebijakan publik, hal ini biasa terjadi
menjadikan definisi administrasi karena dalam disiplin ilmu para
publik ditantang untuk dapat keluar penulis memiliki perspektif atau cara
pandang yang bereda. Menurut Lemay Lester dan Steward dalam
(Keban, 2008:60) menyebutkan Kebijakan Publik Teori dan Proses
kebijakan publik sebagai kebijakan (Winarno, 200-:144) menjelaskan
yang dikembangkan oleh lembaga bahwa implementasi dipandang secara
pemerintah atau pejabat pemerintah. luas sebagai pelaksana undang-undang
Peterson (Keban, 2008:61) memberi dimana berbagai aktor, organisasi,
definisi kebijakan publik sebagai aksi prosedur dan teknik berkerja bersama-
dari pemeritah dalam memcahkan sama menjalankan kebijakan guna
permasalahan, dengan mengarangkan mencapai tujuan-tujuannya.
perhatian kepada siapa mendapat apa,
Dalam model implementasi
kapan dan bagaimana.
Grindle dijelaskan faktor-faktor yang
Definisi kebijakan publik yang mempengaruhi suatu kebijakan yakni
telah dijelaskan oleh para ahli ini dapat sebagai berikut (Subarsono, 2005:93) :
disimpulkan bahwa kebijakan publik
Faktor isi kebijakan :
merupakan suatu keputusan yang
dibuat oleh badan pemerintah dalam 1. Kepentingan yang dipengaruhi

rangka untuk memecahkan masalah oleh kebijakan

yang dapat dilakukan maupun tidak 2. Tipe Manfaat

dilakukan oleh pemerintah sesuai 3. Derajat perubahan yang diinginkan

dengan apa yang menjadi kebutuhan. 4. Letak Pengambilan Keputusan


5. Siapa pelaksana program
3. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
6. Sumberdaya
Menurut Grindle (Keban, 2008:77)
Faktor Lingkungan Kebijakan:
implementasi terkadang juga dilihat
sebagai suatu proses yang dipenuhi 1. Kekuasaan, kepentingan, dan
dengan muatan politik dimana mereka strategi pelaksana yang terlihat
yang berkepentingan berusaha untuk 2. Karakteristik lembaga dan
dapat mempengaruhi kebijkan penguasa
tersebut. 3. Kepatuhan dan daya tanggap.
D. METODOLOGI PENELITIAN komplikasi, layanan bayi dan balita.
Dalam melihat implementasi Program
Dalam penelitian ini penulis
KIA di Puskesmas Tlogosari Kulon,
menggunakan desain penelitian
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor isi
dengan pendekatan deskriptif kualitatif
kebijakan dan lingkungan kebijakan.
dengan strategi studi kasus. Penelitian
Dimana faktor-faktor tersebut tidak
ini berlokasi di Puskesmas Tlogosari
seluruhnya mempengaruhi setiap
Kulon Kota Semarang dengan subjek
layanan yang ada.
penelitian yakni informan, yang
bertugas sebagai key informan. 1. PELAYANAN ANC
Dengan teknik pemilihan informan (ANTENATAL CARE)
yakni purposive dan dikembangkan
Dalam memberikan layanan
menggunakan snowball. Jenis data
Antenatal Care terdapat petunjuk
yang digunakan dalam penelitian ini
pelaksanaannya yakni dengan
adalah kata-kata, sumber tertulis, dan
menggunakan layanan 10T. Namun,
foto. Sumber data dalam penelitian ini
yang terjadi di Puskesmas Tlogosari
adalah berbentuk data primer dan data
Kulon ada dua layanan yang belum
sekunder, dengan menggunakan teknik
dilaksanakan yakni layanan suntik TT
pengumpulan data yakni observasi,
dan tes Laboratotium. Dua layanan ini
wawancara dan dokumentasi. Teknik
dilakukan hanya saat dibutuhkan saja,
analisis dalam penelitian ini dengan
bila dirasa si ibu memiliki kelainan
olah data, kemudian baca data, analisis
pada masa kehamilannya.
coding, kemudian disajikan kembali
dalam bentuk deskriptif. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

HASIL PENELITIAN DAN a. Kepentingan Kelompok Sasaran

PEMBAHASAN yang Termuat


Secara sosial, penyuluhan dan
Implementasi Program KIA
kelas bumil yang ada belum
dilaksanakan dalam tujuh layanan
tersampaikan secara luas kepada
yakni layanan anc, persalinan oleh
masyarakat, sehingga banyak ibu
nakes, nifas, neonatal, neonatal
hamil tidak mengetahui tentang e. Kekuasaan dan kepentingan
adanya layanan tersebut. Secara Kekuasaan kurang dimanfaatkan
ekonomi, layanan yang diberikan oleh bidan guna menggerakan dan
telah sesuai kebutuhan masyarakat. menyampaikan informasi melalui
b. Perubahan Yang Ingin Dicapai perwakilan masyarakat yang ada.
Belum sepenuhnya perubahan f. Kepatuhan Petugas
Puskesmas Tlogosari Kulon ini Kepatuhan petugas dirasa cukup
dapat tercapai, yakni angka baik, pemantauan kepatuhan terus
kematian yang mengalami dilakukan melalui daftar tilik, self
peningkatan jumlah ditahun 2013 assessment 3 bulan sekali, laporan
sebesar 4 kasus. Kemudahan akses kinerja tahunan.
layanan yang belum terpenuhi, 2. LAYANAN PERSALINAN
yakni sulitnya transportasi umum
Pelayanan persalinan dilakukan
menjangkau lokasi Puskesmas.
dengan sistem layaknya rawat inap dan
c. Dukungan Sikap Pelaksana
dengan pelayanan 24 jam. Namun
Sikap yang kurang mendukung
masih banyak warga yang kurang
dari petugas dalam memberikan
berminat karena faktor sarpras yang
layanan, petugas terkesan judes
tidak memadai dan ketersediaan bidan
dan kurang informative. Kurang
yang sangat terbatas.
mampu menciptakan suasana
komunikasi dua arah, serta Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
kurangnya konseling
a. Sumberdaya
d. Sumberdaya
Ketersediaan petugas yang tidak
Keterbatasan petugas yang ada
sesuai hanya berjumlah 3 bidan,
mempengaruhi pelayanan yang
membuat layanan bersalin 24 jam
diberikan oleh puskesmas. Bidan
tidak terdukung. Ketersediaan alat
yang hanya berjumlah 3 orang
yang sebagian besar tak terawat
mengakibatkan layanan kurang
dan ruangan bersalin yang kurang
maksimal.
bersih dan higienis sehingga
masyarakat enggan memanfaatkan akan layanan kesehatan nifas yang
layanan tersebut. lebih memadai.
b. Penentuan Keputusan Ibu b. dukungan sikap pelaksana
Kemampuan si ibu dalam Sikap petugas yang kurang
mengambil keputusan juga turut informatif dalam memberikan
mempengaruhi capaian persalinan pengetahuan masa nifas, membuat
di Puskesmas. Ibu yang akan ibu kurang memahami bagaimana
bersalin berhak menentukan perawatan kesehatan masa nifas.
keputusannya memilih tempat Kurangnya ketersediaan petugas
bersalin yang layak dan nyaman. (bidan) serta sarana prasarana
Minimnya tenaga, sarana serta membuat masyarakat yang sudah
tempat bersalin dipuskesmas sadar akan kebutuhan layanan
Tlogosari Kulon mempengaruhi kesehatan prima enggan
keputusan ibu untuk memilih memeriksakan kesehatannya di
tempat bersalin. Puskesmas.
3. LAYANAN NIFAS c. kekuasaan dan kepentingan
yang terlihat
Layanan nifas (KF 1) ini bergabung
Bidan dan Kepala Puskesmas
dengan layanan bersalin, namun nifas
terlihat kurang memaksimalkan
pada kunjungan 2 dan 3 dapat dilayani
kekuasaan yang dimiliki guna
melalui poli KIA.
menggerakan masyarakat untuk
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi menyebar luaskan informasi
mengenai kesehatan masa nifas.
a. Kepentingan Kelompok sasaran
d. Kepatuhan Petugas
yang termuat
Petugas merupakan pelaksana
Rendahnya layanan nifas
dibawah naungan DKK Kota
dipengaruhi dua hal yakni
Semarang, sehingga mau tidak
kurangnya pengetahuan ibu
mau petugas dituntut untuk patuh.
tentang kesehatan masa nifas, dan
telah meningkatnya kebutuhan ibu
4. LAYANAN NEONATAL yang baik yakni dengan konseling
Layanan neonatal dapat dinilai dari yang mendasarkan pada tanya,
capaian KN. Capaian KN tahun 2013 puji, nasihat, dan cek pemahaman.
sebesar 30% dari target 90%. Bidan hanya bersikap ramah
Minimnya capaian merupakan imbas dengan faktor “kenal dekat”.
dari minimnya sarana prasarana dan d. Sumberdaya
kompetensi petugas. Kelengkapan alat kesehatan yang
tersedia di Puskesmas tidak serta
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
merta merubah minat masyarakat
a. Kepentingan kelompok sasaran untuk memanfaatkan layanan
yang termuat neonates di puskesmas Tlogosari
Kepentingan dari segi sosial adalah Kulon.
belum tersebar luasnya informasi 5. LAYANAN NEONATAL
mengenai kelas bumil KOMPLIKASI
dimasyarakat. Dimana kelas bumil Pelayanan neonatal pada tahun 2013
memberikan informasi dari menangani 3 kasus dari 6 kasus yang
kehamilan hingga perawatan bayi. ada. Dan merujuk seluruh kasus BBLR
Segi Budaya, menjadi kendala di tahun 2012 dan 2013 ke layanan
berikutnya terkait budaya bayi kesehatan yang tingkatnya lebih tinggi.
yang belum selapan belum boleh
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
keluar.
b. Perubahan yang ingin dicapai a. Kepentingan kelompok sasaran
Perubahan yang ingin dicapai yang termuat
puskesmas akan penurunan angka Dari segi kepentingan sosial,
kematian bayi telah tercapai yakni Puskesmas telah mewujudkan
2 kasus di tahun 2013 dari 8 kasus kebutuhan masyarakat dengan
ditahun 2012. memberikan layanan kunjungan
c. dukungan sikap pelaksana kerumah penduduk.
Bidan cenderung cuek dan kurang
menciptakan suasana komunikasi
b. Sumberdaya masyarakat sedikit geram saat
Seluruh kasus yang statusnya mengantri.
dirujuk disebabkan oleh kurang b. Sumberdaya
lengkapnya alat tindakan bagi Keterbatasan bidan dan tenaga
neonatal komplikasi dan administrasi menghambat
kompetensi petugas yang hanya pemberian layanan yang maksimal
sebatas bidan. kepada bayi. Fasilitas pendukung
6. LAYANAN BAYI yang kurang memadai juga
mempengaruhi pelayanan yang
Layanan bayi yang ada di Puskesmas
diberikan kepada masyarakat.
Tlogosari Kulon dapat dikatakan sudah
Seperti kursi tunggu yang kurang
baik, yakni dengan adanya layanan
nyaman, kamar mandi yang kotor,
imunisasi dasar lengkap, klinik laktasi,
loket antrian yang sempit dan
dan penanganan bayi sakit seperti bayi
panas serta pembuangan sampah
risti. Layanan yang bebas biaya juga
yang sangat kotor. Mesin antrian
menjadi satu alasan ibu memilih
yang tidak berfungsi membuat
layanan imunisasi di Puskesmas
sistem antrian yang ada kurang
Tlogosari Kulon.
efektif seperti pemanggilan pasien
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi secara acak.

a. Dukungan sikap pelaksana c. kekuasaan dan kepentingan


Sikap yang petugas yang diberikan yang terlihat
menjadi salah satu penghambat Kekuasaan bidan yang terlihat

pemberian layanan yang prima. dengan menggerakan kader

Kecekatan petugas yang kurang posyandu guna memberikan

membuat layanan yang diberikan informasi secara luas kepada

menjadi lama, ditambah dengan masyarakat tentang kesehatan bayi.

antrian loket yang sistem 7. LAYANAN BALITA


pemanggilannya tidak sesuai Layanan kesehatan balita di
dengan urutan membuat Puskesmas Tlogosari Kulon
diimplementasikan dengan layanan
balita sehat dan balita sakit. Dengan terlatih oleh Puskesmas Tlogosari
pelayanan didalam gedung dan diluar Kulon. Dengan ketersediaan kader-
gedung dengan bentuk posyandu. kader yang telah sesuai dengan
Layanan didalam gedung dengan jumlah Ibu dan Anak membantu
layanan penimbangan dan pemberian pemberian layanan yang maksimal
vitamin serta konseling melalui klinik baik dalam penyampaian informasi
MTBS maupun konseling bagi ibu dan
anak.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
PENUTUP
a. Kepentingan kelompok sasaran
yang termuat 1. KESIMPULAN
Layanan kesehatan balita telah a. Layanan ANC
sesuai dengan kebutuhan Layanan pemeriksaan ANC
masyarakat yakni dengan adanya yang dilakukan oleh
layanan posyandu yang lebih dekat Puskesmas Tlogosari Kulon ini
dengan masyarakat. Sehingga belum sesuai dengan 10T yakni
mempengaruhi capaian dan derajat suntik TT dan Tes Laborat.
kesehatan balita yang mencapai Faktor yang mempengaruhi
100%. adalah : kepentingan kelompok
b. Perubahan yang ingin dicapai sasaran yang termuat,
Perubahan yang telah tercapai dukungan sikap pelaksana,
dengan adanya layanan kesehatan sumberdaya, perubahan yang
balita adalah angka gizi kurang ingin dicapai, kepatuhan
dapat ditekan. Hal ini telah tercapai petugas.
dibuktikan dengan jumlah balita b. Layanan Persalinan
gizi kurang tertangani 1 kasus. Layanan persalinan dengan 24
c. Sumberdaya jam layanan. Pemanfaatan
Pelaksanaan layanan kesehatan layanan persalinan ini kurang
bayi didukung dengan posyandu diminati oleh masyarakat yang
memiliki kader-kader yang telah disebabkan oleh kurangnya
ketersediaan bidan, sarpras oleh kesadaran masyarakat akan
yang tidak terawat dan kurang pentingnya kesehatan serta
lengkap. Faktor yang kebutuhan akan layanan kesehatan
mempengaruhi pelayanan ini yang layak. Faktor yang
adalah : sumberdaya dan mempengaruhi kepentingan
penentuan keputusan ibu. kelompok sasaran dan sumberdaya.
c. Layanan Nifas f. Layanan Bayi
Capaian kunjungan nifas 1 hanya Keberhasilan layanan bayi
sebanyak 4 ibu di tahun 2013. didukung oleh kesadaran
Capaian yang hanya sebesar 4 ibu masyarakat yang tinggi.
ini disebabkan oleh kurangnya Kelengkapan layanan seperti
kesadaran ibu, minimnya sarpras imunisasi dasar lengkap, poli
yang ada. Faktor yang laktasi, dan pemeriksaan bayi sakit
mempengaruhi kepentingan menjadi kegiatan layanan bayi di
kelompok sasaran yang termuat, Puskesmas Tlogosari Kulon
sumberdaya, kekuasaan dan g. Layanan Balita
kepentingan, kepatuhan petugas. Pelayanan yang diberikan dalam
d. Layanan Neonatal bentuk layanan kesehatan dalam
Kunjungan layanan neonatus gedung dan diluar gedung. Capaian
masih belum mencapai target yakni layanan balita telah melebihi target
sebesar 26,17% pada tahun 2012. yakni ada 450 lebih balita yang
Dan 30,4 % pada tahun 2013. mendapat layanan balita sehat.
Faktor yang mempengaruhi adalah Faktor yang mempengaruhi
kepentingan kelompok sasaran kepentingan kelompok sasaran,
yang termuat, perubahan yang perubahan yang ingin dicapai,
ingin dicapai, dukungan sikap, sumberdaya.
sumberdaya. 2. SARAN
e. Layanan neonatal Komplikasi a. Kepentingan kelompok sasaran
Penanganan kasus neonatal yang yang termuat
berjumlah kurang dari 5 didukung 1. Penyuluhan rutin bumil
2. Meningkatkan frekuensi berkala oleh kepala program
layanan kunjungan rumah dan kepala puskesmas
penduduk
3. Penambahan waktu layanan
DAFTAR PUSTAKA
b. Perubahan yang ingin dicapai
1. Menentukan target capaian Keban, Yeremias T. 2008. Enam
Dimensi Strategis Administrasi
layanan Publik. Yogyakarta:
2. Mendetailkan bentuk kegiatan Gavamedia

dalam rangka menekan AKB Nugroho, Riant. 2008. Public Policy.


Jakarta : PT Elex Media
dan AKI Komputindo.
c. Dukungan sikap pelaksana Subarsono, A.G.. 2005. Analisis
1. Meningkatkan kemampuan Kebijakan Publik : Konsep,
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta
komunikasi bidan : Pustaka Pelajar.
2. Penerapan 5S dengan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014
pengawasan kepala program Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
dan kepala puskesmas Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2013
d. Sumberdaya
Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun
1. Penambahan jumlah nakes
2012
sesuai permenkes
Profil Kesehatan Kota Semarang
2. Pengadaan alat bersalin Tahun 2013
(incubator, infant warmer, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
suction) 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
3. Perawatan alat kesehatan Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
diruang bersalin Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, serta
4. Pengoptimalan fasilitas Pelayanan Kesehatan Seksual
pendukung Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
5. Perbaikan sistem administrasi 53 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial
e. Kepatuhan pelaksana layanan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1. Pengawasan rutin dan 25 Tahun 2014 Tentang Upaya
pengecekan rekam medis Kesehatan Anak.

Anda mungkin juga menyukai