Tinjauan Pustaka Versi 1
Tinjauan Pustaka Versi 1
sebagai penyakit yang ditandai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan
Diare disebabkanoleh bakteri, virus, fungi, parasit dan beberapa pathogen yang
2.1.1.2 Etiologi
atau agen kimia. Secara klinis, diare dapat disebabkan oleh infeksi, malabsorbsi,
yang paling umum yaitu disebabkan karen infeksi atau diare infeksius dan
disebabkan oleh berbagai macam organisme seperti bakteri, parasit maupun virus
(WHO, 2013). Virus yang paling sering menyebabkan diare pada bayi dan anak-
anak yaitu rotavirus (Gillespie & Bamford, 2009). Rotavirus di lingkungan dapat
anak-anak yaitu bakteri Eschericia coli (E. coli) yang dapat ditransmisikan melalui
Komplikasi
Diaer yang berkepanjangan dapat menimbulkan masalah kesehatan
lainnya. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat diare yang berkepanjangan
1. Dehidrasi
kematian.
2. Gangguan Sirkulasi
nadi akan semakin tidak terasa, pengisian pembuluh darah kapiler oleh
darah juga sangat lambat, serta detak jantung yang tidak normal (Koletzko
4. Gaangguan Gizi
Anak-anak yang menderita diare biasanya mengalami anoreksia yaitu
Penularan
penularan langsung dari orang ke orang (kontak). Agen penyebab diare umumnya
menyebar melalui fekal oral, yaitu melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi tinja baik secara langsung maupun tidak langsung. Agen penyebab
diare juga dapat dibawa oleh vektor seperti lalat yang kemudian mengkontaminasi
orang adalah saat melakukan kontak dengan tangan orang yang terkontaminasi
kuman penyebab diare yang tidak mencuci tangan dengan benar (Soegijanto &
Pramana, 2009).
Tanda dan gelaja klinis diare terbagi menjadi dua yaitu gejala umum dan
gejala spesifik. Gejala umum yang terjadi apabila seseorang terkena diare yaitu
berak cair sampai lembek yang terkadang tercampur dengan darah dan diikuti
tertentu. Contohnya adalah gejala akibat infeksi Vibrio cholera yang berupa diare
hebat (masif) dengan warna tinja seperti cucian beras dan berbau amis hingga
mencapai 20 liter per hari (Widoyono, 2011; Gillespie & Bamford, 2009). Pada
infeksi Shigella, gejala khas diantaranya yaitu tinja yang mengandung darah dan
berlendir (CDC, 2015). Gelaja yang terjadi pada kasus infeksi akibat bakteri E.
(WHO, 2011).