Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri pada Mata Kuliah Promosi Kesehatan yang Diampu
Oleh Ibu Nurul Ariningtyas, S.ST. MPH
Disusun oleh:
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Promosi Kesehatan dengan judul
"Kesehatan Mental Remaja di era Pandemi Covid-19”. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada dosen mata kuliah Promosi Kesehatan yang telah memberi tugas untuk
menambah belajar saya.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini dan untuk penulisan makalah berikutnya agar
lebih baik.
Demikian penulisan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi siapa pun yang
membacanya, mohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini. Atas saran
yang diberikan saya ucapkan terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….3
C. Tujuan………………………………………………………………………………...3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………… 4
A. Faktor Penyebab…………………………………………………………………… 4
B. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kesehatan Mental ………………………… 6
C. Upaya Menjaga Kesehatan Mental Dalam Masa Pandemi Covid-19 ……………...8
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….. 9
B. Saran ………………………………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui pada awal tahun 2020, Covid-19 menjadi masalah kesehatan
dunia. Kasus ini diawali dengan informasi dari World Health Organization (WHO) pada tanggal
31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang
tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini terus berkembang hingga adanya
laporan kematian dan terjadi importasi di luar China. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO
menetapkan Covid-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12
Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit Novel Coronavirus pada manusia ini dengan
sebutan Corona Virus Disease-2019 (Covid-19). Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia telah
melaporkan 2 kasus konfirmasi Covid-19. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan
Covid-19 sebagai pandemic (Kementerian Kesehatan RI 2020a). Menurut WHO, pandemi adalah
wabah penyakit yang global yaitu penyakit yang baru menyebar di seluruh dunia melampaui
batas (Sari 2020). Penyakit Covid-19 (Corona Virus Disease-2019) yang disebabkan oleh virus
SARS- CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2) menjadi peristiwa yang
mengancam kesehatan masyarakat secara umum dan telah menarik perhatian dunia. (Emy et al.
2020). Virus SARS- CoV-2 merupakan virus RNA strain tunggal positif yang menginfeksi
saluran pernapasan. Penegakan diagnosis dimulai dari gejala umum berupa demam, batuk dan
sulit bernapas hingga adanya kontak erat dengan negara-negara yang sudah terifinfeksi.
Pengambilan swab tenggorokan dan saluran napas menjadi dasar penegakan diagnosis penyakit
Covid- 19. Penatalaksanaan berupa isolasi harus dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih
lanjut (Yuliana 2020).
Penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia menurut Pusat Data dan Informasi, Kementerian
Kesehatan melalui situs daringnya per tanggal 03 Februari 2021 yaitu sebanyak 1.111.671 orang
terkonfirmasi positif Covid-19, dengan angka kematian mencapai 30.770 orang dan 905.665
orang dinyatakan sembuh (Kementerian Kesehatan RI 2021).
Kondisi pandemi Covid-19 ini tentunya berdampak pada semua sisi kehidupan dan ini
sangat dirasakan oleh remaja, terutama yang hidupnya dalam keadaan susah (kurang beruntung).
Remaja yang terinfeksi oleh virus corona (SARS- CoV-2) berpotensi menularkan virus tersebut
ke orang lain, dan pada beberapa kasus remaja tersebut harus dirawat di rumah sakit karena
kondisi yang serius. Ketika pandemi menyebar, tekanan yang besar pada sistem kesehatan dan
adanya lockdown menyebabkan akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan semakin
terbatas, sehingga berdampak pada kesehatan mental dan psikososial remaja (UNFPA, 2020)
dalam (Efrizal 2020). Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi dapat menimbulkan ansietas atau
ii
perasaan cemas pada remaja, karena usia remaja merupakan usia yang masih labil dalam
menghadapi kondisi-kondisi yang tidak terduga. Ansietas pada remaja terkait dengan adanya
pandemi Covid- 19 dapat terjadi karena kurangnya informasi mengenai kondisi ini, pemberitaan
yang terlalu heboh di media massa ataupun media sosial, kurangnya membaca literasi terkait
dengan penyebaran dan mengantisipasi penularan penyakit Covid-19 (Fitria and Ifdil 2020).
Tekanan psikologis yang terjadi pada remaja tentunya tidak dapat disepelekan, hal
tersebut berpotensi menyebabkan gangguan mental. Menurut (Fatmawaty 2017) dalam
penelitiannya yang berjudul “Memahami Psikologi Remaja” dikatakan bahwa perkembangan
emosi pada masa remaja ini cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan masa anak-anak. Hal
tersebut dapat terjadi dikarenakan remaja berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi
kondisi yang baru. Dalam perkembangan kepribadian seseorang, masa remaja memiliki arti yang
khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses
perkembangan seseorang. Hal itu dikarenakan remaja tidak termasuk golongan anak, tetapi ia
tidak pula termasuk golongan orang dewasa.
Dengan adanya kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini tentu saja membuat
produktivitas remaja menurun, karena terjadinya penutupan sekolah selama masa pandemi serta
pembelajaran yang semulanya tatap muka kini dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh.
Karena situasi pandemi ini remaja hanya dapat berdiam diri di rumah dikarenakan masa
karantina yang mengharuskan tetap berada di rumah. Saat keadaan atau situasi normal remaja
biasa pergi bersama teman-teman sebayanya menikmati waktu di luar rumah untuk
menghilangkan kepenatan, akan tetapi akibat situasi pandemi saat ini semua kegiatan tersebut
belum dapat dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Menurut (Achjar et al. 2021),
dampak dari adanya pandemi Covid-19 ini tidak hanya dirasakan secara fisik namun hal ini tentu
saja juga mempengaruhi secara mental. Dampak pandemi Covid-19 ini membuat orang harus
bertahan di rumah, banyak yang kehilangan pekerjaanya, dan sekolah yang ditutup membuat
masyarakat merasa tertekan terutama remaja yang terbiasa hidup produktif dengan kegiatan
padat tiba-tiba harus menyesuaikan diri dengan keadaan dimana belajar dan bekerja dilakukan di
ii
rumah saja. Menjadi tidak produktif dan tidak dapat berinteraksi dengan orang lain seperti
sebelumnya membuat perasaan merasa sendiri menimbulkan kekhawatiran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut yakni “Bagaimanakah kesehatan mental remaja pada masa pandemi Covid-19
tahun 2021?.”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus
b. Mengedukasi remaja mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental pada masa pandemi
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan, dan menambah pemahaman mengenai kesehatan mental
remaja pada masa pandemic Covid-19.
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan edukasi
mengenai kesehatan mental remaja pada masa pandemi Covid-19, dan dapat digunakan sebagai
bahan masukan dalam proses belajar mengajar serta dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan
dan menjadi bahan bacaan mengenai gambaran edukasi kesehatan mental remaja pada masa
pandemi Covid-19.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tolak ukur serta upaya dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yakni kesehatan yang menyangkut fisik maupun
psikis, khususnya pada masa pandemi seperti saat ini.
c. Bagi Masyarakat
ii
Diharapkan nantinya makalah ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan
masukan bagi masyarakat khususnya pada orang tua remaja mengenai kesehatan mental remaja
pada masa pandemi Covid-19.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Penyebab
Faktor-faktor yang lebih khusus penyebab gangguan kesehatan mental selama pandemi Covid-19
saat ini, antara lain :
1) Risiko terinfeksi dan menginfeksi orang lain, terutama jika cara penularan COVID-19 belum
100% diketahui;
2) Gejala umum seperti masalah kesehatan lain (misalkan demam, bersin, ataupun batuk) bisa
disalahartikan sebagai Covid-19 dan menyebabkan rasa takut terinfeksi;
3) Pengasuh dapat makin khawatir akan anak-anaknya yang mereka tinggal di rumah sendiri
(karena sekolah tutup) tanpa asuhan dan dukungan yang tepat;
4) Risiko penurunan kesehatan fisik dan jiwa pada kelompok-kelompok, yang rentan seperti
orang berusia lanjut dan penyandang disabilitas, jika pengasuh dikarantina dan tidak ada layanan
dan dukungan lain.
Selain itu, para tenaga kesehatan garis paling depan, seperti perawat, dokter, pengemudi
ambulans, dan tenaga kesehatan garis depan lainnya, mengalami tekanan mental yang lebih berat
akibat pandemi Covid-19 ini, antara lain :
6) Rasa takut menularkan Covid-19 kepada keluarga dan atau orang yang dicintai
ii
Dampak yang paling terasa akibat dari pandemi Covid-19 terhadap kesehatan mental
dalam jangka panjang bagi masyarakat yang tedampak, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat menyebabkan melemahnya hubungan sosial dan ekonomi, stigma dan pelabelan
terhadap pasien yang sudah sembuh, sehingga ditolak oleh masyarakat tempat tinggalnya,
kemungkinan timbul rasa tidak percaya dan permusuhan dengan tenaga medis garis depan dan
atau pemerintah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental selama masa
pandemi Covid-19 antara lain :
1) Melakukan aktifitas fisik, dengan melakukan aktivitas fisik, tubuh Anda akan memproduksi
hormon endorfin yang dapat meredakan stres, mengurangi rasa khawatir, dan memperbaiki
mood;
3) Membuat rutinitas sendiri, dimana disarankan untuk melakukan aktifitas dan hobi yang
disukai, dengan tujuan untuk menghilangkan rasa jenuh;
4) Bijak dalam menerima informasi, sehingga dapat mengurangi rasa cemas akibat informasi
yang tidak jelas sumbernya;
5) Menjaga komunikasi dengan keluarga dan atau orang yang dicintai, sehingga dapat
mengurangi rasa khawatir dan cemas yang melanda.
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pandemi Covid-19 bukan hanya menyerang kesehatan tubuh seseorang, Covid-19 secara
langsung maupun tidak langsung juga menyebabkan gangguan kesehatan mental terlebih bagi
remaja. Tentunya gangguan kesehatan mental ini dapat dicegah diatasi dengan berbagai macam
cara, sehingga hal-hal yang dapat menganggu kesehatan mental bagi remaja dapat dicegah dan
diatasi dengan baik.
B. Saran
Untuk tenaga kesehatan dapat mempromosikan dan memotivasi orang tua agar anak-anak
dan remaja medapatkan perhatian dan kehangatan dalam keluarga sehingga kesehatan mental
anak dan remaja terjaga dan mereka tidak mengalami kecemasan dan depresi.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Nadhira, A.M., 2020, Menjaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Virus Corona, link website
https://www.alodokter.com/menjaga-kesehatan-mental-saat-pandemi-virus-corona diakses pada
20 September 2021 pada pukul 13.40 WIB
ONG Inclusiva, 2020, Recommendations for health protection of people with disabilities during
outbreaks: Lessons learned from the 2019 Novel Coronavirus, ONG Inclusiva.
World Helath Organizarion, 2020, Doing What Matter In Times of Stress: An Ilustrated Guide,
World Health Organization, Geneva
Zhang, Y. dan Ma, Z.F., 2020, Impact of the COVID-19 Pandemic on Mental Health and Quality
of Life among Local Residents in Liaoning Province, China: A Cross-Sectional Study.
International Journal of Envirenmental Research and Public Health, 17(7):2381
ii