STRATEGI PELAKSANAAN
“Risiko Bunuh Diri”
Disusun Oleh :
Dilla Rahman (1911312050)
Westy Ayuningtyas (1911311023)
Dosen Pembimbing
Ns. Windy Freska, M.Kep
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Resiko Bunuh Diri ( RBD )
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas praktikum Keperawatan Kesehatan Jiwa III. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................................4
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................15
3.2 Saran............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
7
marah/ putus asa/ tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal negatif
tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah.
2. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, yang berisi
keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan
dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien
telah memikirkan rencana bunuh diri, tetapi tidak disertai dengan percobaan
bunuh diri. Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh
diri, pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat
dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai
diri untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba
bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau
menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.
8
2. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk
mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana
bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.
Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri,
pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan
pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk
mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri
dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri
dari tempat yang tinggi.
Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat dilihat data-data yang harus dikaji
pada tiap jenisnya.
Setelah melakukan pengkajian, saudara dapat merumuskan diagnosa keperawatan
berdasarkan tingkat risiko dilakukannya bunuh diri (lihat pembagian tiga macam
perilaku bunuh diri pada halaman sebelumnya).
Jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan isyarat bunuh diri, masalah
keperawatan yang mungkin muncul adalah: Harga diri rendah. Bila saudara telah
merumuskan masalah ini, maka tindakan keperawatan yang paling utama dilakukan
adalah meningkatkan harga diri pasien (selengkapnya lihat modul harga diri
rendah).
B. Diagnosa Keperawatan
Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh
diri, masalah keperawatan yang mungkin muncul :
Bila telah merumuskan masalah ini, maka perlu segera melakukan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien.
9
C. Tindakan Keperawatan
Isyarat Bunuh Diri dengan diagnosa harga diri rendah
10
2.3 SP 2 Pasien: Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri
Hari/ tanggal :
B. Strategi Pelaksnaan
1. ORIENTASI
Salam : “Assalamualaikum Ibu S, bagaimana perasaannya Ibu saat ini? ”
Evaluasi dan validasi : “Ibu, kemarin kita sudah bercakap-cakap tentang cara mengendalikan
dorongan bunuh diri yang Ibu rasakan. Apakah Ibu sudah mempraktekkannya?”
11
“Boleh saya lihat jadwal latihannya, Bu?” Bagus!”
Kontrak : “ Seperti janji kita kemarin, hari ini kita akan bercakap-cakap tentang aspek positif
Ibu, bagaimana cara berfikir positif dan menghargai diri sebagai individu yang berharga”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang , Bu?”
“Berapa lama Ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal
tersebut?”
Tujuan : “ Nah Bu, nanti kita harapkan Ibu bisa untuk berfikir positif terhadap diri dan mampu
menghargai diri sendiri.”
12
“ Ibu masih mempunyai keluarga yang memperhatikan dan menyayangi ibu.Selain itu, ibu juga
memiliki fisik dan kepintaran. Bukankah itu modal yang bagus untuk memulai hidup baru?”
3. TERMINASI
Evaluasi Subjektif : “Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang aspek positif Ibu,
bagaimana cara berfikir positif dan menghargai diri sebagai individu yang berharga”
“Apakah ada yang ingin Ibu tanyakan?”
Evaluasi Objektif : “ Jadi Ibu, sudah tahukan tentang aspek positif Ibu? Bisa Ibu jelaskan lagi?”
13
“Tadi kan kita sudah bagaimana cara berfikir positif dan menghargai diri sebagai individu yang
berharga”
Bagaimana caranya Ibu?”
“Setelah ini coba Ibu lakukan latihan bagaimana cara berfikir positif dan menghargai diri sebagai
individu yang berharga”
Nanti kalau Ibu ada masalah, Ibu bisa mempraktekkan cara yang telah kita pelajari tadi.
Rencana tindak lanjut : “ ini ada format kegiatan cara berfikir positif dan menghargai diri.nanti kalau
Ibu melakukan sesuai dengan jadwal kita, ibu kasih tIbu contreng ya disini
Kontrak Waktu : “Besok kita ketemu lagi ya , Bu?”
“Ibu maunya jam berapa?”
“Tampatnya dimana?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang pola yang efektif Ibu , setuju?”
Wasslakum wr. wb
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat 1991 : 4). Bunuh diri merupakan kedaruratan
psikiatri karena klien berada dalam keadaan stres yang tinggi dan menggunakan koping yang
maladaptif.
3.2 Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan rekan-rekan dapat mengerti dan
dapat memahami mengenai resiko bunuh diri beserta dengan asuhan keperawatannya.
Dengan tujuan agar dapat bermanfaat untuk menjalankan tugas sebagai perawat kejiwaan
kedepannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Febrianti, D., & Husniawati, N. (2021). Hubungan Tingkat Depresi dan Faktor Resiko
Ide Bunuh Diri pada Remaja SMPN. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13(1), 85–94.
https://doi.org/10.37012/jik.v13i1.422
Rosy, A., Keliat, B. A., & Putri, D. E. (2020). Pengaruh Cognitive Behaviour Therapy
dalam Mencegah Risiko Bunuh Diri pada Siswa SMPN 2 Batu Sangkar. Jurnal
Penelitian Kesehatan" …, 11(5), 126–130. http://forikes-ejournal.com/ojs-
2.4.6/index.php/SF/article/view/891
Saputri, R., & Rahayu, D. A. (2020). Penurunan Resiko Bunuh Diri Dengan Terapi
Relaksasi Guided Imagery Pada Pasien Depresi Berat. Ners Muda, 1(3), 165.
https://doi.org/10.26714/nm.v1i3.6212
16