Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No.

1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

KERAGAMAN DAN KELIMPAHAN KOMUNITAS ARTHROPODA


PERMUKAAN TANAH DAN KANOPI TUMBUHAN DI HUTAN
TAMAN WISATA ALAM BAUMATA

Siprianus Radho Toly

Staf Pengajar Prodi Biologi FST Undana Kupang

ABSTRAK

Kanopi pohon atau kanopi hutan merupakan mikrohabitat pada ekosistem hutan, yang mempunyai
fungsi ekologis bagi komunitas arthropoda penghuni hutan. Demikian pula lantai hutan atau
habitat permukaan tanah merupakan bagian penting dari ekosistem hutan. Variasi komposisi dan
kelimpahan insekta atau athropoda pada ekosistem hutan dipengaruhi oleh banyak faktor ekologis
termasuk musim dan iklim mikro pada berbagai mikrohabitat pada ekosistem hutan. Insekta
kanopi merupakan insekta arboreal yang aktivitasnya antara lain mencari makan, kawin,
meletakkan telur, maupun beristirahat pada kanopi pohon, serta mempunyai peranan yang sangat
penting dalam ekosistem hutan. Berbagai jenis arthropoda termasuk insekta kanopi juga
merupakan sumber makanan bagi berbagai jenis burung dan reptil. Demikian pula insekta
permukaan tanah memainkan peranan yang penting dalam ekosistem hutan, antara lain penyebaran
biji-bijian oleh bangsa semut dan sebagai makrodekomposer dalam proses siklus nutrien dalam
ekosistem hutan. Untuk itu, tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk keragaman komunitas
insekta kanopi dan insekta permukaan tanah pada Hutan Taman Wisata Alam Baumata. Hutan
Taman Wisata Alam Baumata didominasi oleh pohon jati (Tectona grandis) yang relatif menyebar
secara merata. Sehingga 50 pohon jati dengan tinggi berkisar antara 3 - 4 meter, untuk
memudahkan dalam mengoleksi insekta kanopi dengan menggunakan teknik chemical
knockdown. Demikian 50 buah pitfalltrap disebarkan untuk mengoleksi insekta permukaan tanah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelas insekta merupakan kelompok arthropoda yang
komposisi taxonominya lebih beragam dibandingkan dengan kelompok arthropoda yang lain yaitu
kelas arachnida, chilopoda, collembola, dan diplura. Secara taxonomi, komunitas insekta baik pada
habitat permukaan tanah maupun pada kanopi tumbuhan tersusun dari 8 ordo dan 15 famili. Di
mana insekta yang ditemukan baik pada kanopi tumbuhan maupun permukaan tanah yaitu ordo
Coleoptera (famili coccinelidae, carabidae, dan scarabidae) Hymenoptera (formicidae), ordo
Hemiptera (famili reduviidae dan famili miridae), dan ordo diptera (Phoridae). Komunitas insekta
yang hanya ditemukan pada permukaan tanah yaitu ordo Coleoptera (Curculionidae), Isoptera
(Termitidae) dan ordo Thysanoptera (Thripidae). Sedangkan komunitas insekta yang hanya
ditemukan pada kanopi tumbuhan yaitu ordo Orthoptera (famili Gryllidae, Gryllotalpidae, dan
Acrididae), ordo Odonata (Lestidae) yang merupakan bangsa capung, dan Hemiptera dari famili
Coccidae, yang adalah jenis insekta yang lebih banyak beraktivitas pada kanopi tumbuhan.

Kata kunci : Arthropoda, Famili, Keragaman, Kelimpahan, Kanopi, Permukaan Tanah.

93
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

Peranan insekta pada berbagai Banyak hasil penelitian telah mengkaji


ekosistem telah banyak dikaji oleh banyak tentang peranan insekta pemakan tumbuhan
pemerhati ekologi Insekta. Mattson dan dalam berbagai ekosistem hutan. Hasil
Addy (1975), melaporkan bahwa berbagai penelitian Mattson dan Addy (1975)
jenis serangga pemakan tumbuhan sangat misalnya, menyimpulkan bahwa jenis-jenis
berperan untuk mengontrol atau insekta pemakan tumbuhan (insect grazers)
melakukan fungsi regulasi pada produksi sangat berperan untuk mengontrol atau
primer dalam ekosistem hutan. Demikian melakukan fungsi regulasi produksi primer
pula Adersen dan Lonsdale (1990) dalam ekosistem hutan. Andersen dan
melaporkan bahwa serangga-serangga Lonsdale (1990) juga melaporkan bahwa
herbivor pada suatu areal hutan sangat pada suatu areal hutan, serangga-serangga
menjamin out put produksi tumbuhan pemakan tumbuhan sangat menjamin
secara konsisten dan optimal dalam waktu output produksi tumbuhan secara konsisten
yang relatif lama. Insekta merupakan dan optimal dalam waktu yang relatif lama.
komponen terbesar dalam komunitas Menfaat lain insekta dan jenis-jenis
hutan, sehingga Insekta secara signifikan artropoda pada umumnya bagi hutan yaitu
merupakan nutrien fauna dan siklus nutrien untuk memelihara atau mengatur kesehatan
di hutan. Dimana insekta menguraikan ekologis ekosistem hutan. Recher et al.,
serasah baik daun maupun sampah organik (1996a), menyebutkan bahwa arthropoda
lain yang ada di lantai hutan, sehingga termasuk insekta merupakan komponen
nutrien-nutrien yang terkandung dalam terbesar dari biota hutan, sehingga secara
serasah daun atau tumbuhan yang mati signifikan merupakan komponen nutrien
dilepaskan kembali ke ekosistem hutan fauna dan siklus energi utama dalam
untuk mengalami daur ulang selanjutnya ekosistem hutan. Selain itu, arthropoda
(Recher et al, 1996). Untuk melihat merupakan makrodekomposer, yang sangat
interaksi vegetasi hutan dengan berbagai membantu dalam siklus nutrien di hutan. Di
jenis arthropoda, khususnya laba-laba, mana dengan cara menguraikan
Curtis dan Stinglhammer (1986) (dekomposisi) serasah daun (leaf-litter) di
melaporkan bahwa strukrur fisik vegetasi dasar hutan dan menguraikan kayu-kayu
hutan mempunyai pengaruh langsung atau pohon-pohon yang telah mati,
terhadap jenis (spesies) laba-laba yang sehingga nutrien-nutrien yang terkandung
selalu memintal jaringan sarangnya pada dalam leaf-litter atau tumbuhan yang mati
atau di antara pohon-pohon, demikian pula dilepaskan atau dibebaskan kembali ke
struktur vegetasi hutan mempunyai dalam ekosistem hutan untuk mengalami
pengaruh sangat besar terhadap komposisi daur ulang selanjutnya. Insekta juga
komunitas laba-laba (spider community). merupakan komponen penting di kanopi
Hasil penelitian lain juga menyebutkan tumbuhan, yang dengan efek herbivorynya,
bahwa komunitas laba-laba secara tidak insekta mempengaruhi pertumbuhan pohon
langsung berinteraksi dengan vegetasi secara keseluruhan (Landsberg, 1990),
yang berfungsi sebagai tempat untuk yang pada gilirannya dapat mengatur
bersembunyi/berlindung dan meletakkan (regulasi) siklus nutrien seperti yang telah
jaringan sarangnya (Gunnarsson, 1990). dijelasan di atas.

94
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

Insekta-insekta phytophagus (pemakan Antara lain kehadiran/kandungan


tumbuhan) mempengaruhi komposisi dan senyawa-senyawa metabolit sekunder
struktur vegetasi hutan dengan cara dalam tubuh tumbuhan (Southwood, 1972),
diferensiasi memakan tumbuhan (Brown dan daya tarik daun berupa halus kasarnya
and Allen, 1989), dan juga mempengaruhi permukaan daun (Morrow 1983; Ohmart et
laju suksesi ekologi, yang dengan selektif al. 1987). Namun kandungan berbagai
herbivori akan mempengaruhi kamampuan macam nutrien, khususnya Nitrogen dalam
kompetitif individual bagi jenis-jenis daun merupakan agen atau faktor pembatas
tumbuhan (Schowalter, 1981). terpenting bagi pertumbuhan dan
Insekta kanopi mempunyai peranan perkembangan insekta phytophagus yang
yang sangat penting dalam ekosistem kebanyakan hidup pada daerah kanopi
hutan. Pola interaksi tumbuhan-Insekta pohon (Southwood, 1972). Aktivitas
atau interaksi tumbuhan–polinator yang insekta juga membawa dampak negatif
merupakan salah satu sisi dari equilibrium bagi ekosistem hutan. Di mana dengan efek
dalam ekosistem hutan dan sekaligus herbivorinya, insekta herbivor banyak
merupakan bentuk simbiosis mutualisme menyebabkan kerusakan daun (defoliasi)
yang menggambarkan tentang peranan pada berbagai hutan di dunia (Radho Toly,
insekta kanopi (Schowalter, 1981). 2000). Seperti pada hutan hujan tropis,
Sehingga insekta polinator sangat insekta herbivor telah membawa dampak
mempengaruhi proses regenerasi hutan, pada kerusakan daun berkisar antara 3%-
melalui peranannya dalam proses polinasi 10% pertahun (Thomas, C.F.G. and
(penyerbukan). Radho Toly (2000) juga Marshall, E.J.P. 1996). Kerusakan tahunan
menyebutkan bahwa banyak jenis pada hutan-hutan eukaliptus sebagai efek
tumbuhan di hutan yang proses heribivori berbagai jenis arthropoda yang
penyerbukannya sangat bergantung pada terbanyak adalah dari jenis insekta yang
berbagai spesies insekta. Dengan demikian berkisar antara 5%-10% (Springer 1978).
insekta kanopi membantu proses re- Radho Toly et al. (2001)
vegetasi alami berbagai jenis tumbuhan di menggambarkan bahwa tingginya
hutan, yang dapat mempertahankan makronutrien dalam daun di areal yang
keanekaragaman hayati vegetasi hutan. terbakar, secara signifikan ada
Berbagai jenis arthropoda termasuk hubungannya dengan tingginya jumlah
insekta kanopi juga merupakan sumber individu populasi insekta pada kanopi,
makanan bagi berbagai jenis burung dan serta tingginya tingkat kerusakan daun
beberapa jenis reptil. Sehingga upaya pada keempat jenis eukaliptus yang ada di
konservasi jenis-jenis burung insektivor areal yang terbakar. Hasil penelitian
harus diikuti pula dengan upaya tersebut mengindikasikan bahwa setelah
konservasi berbagai jenis arthropoda yang terjadi kebakaran, akan terjadi
merupakan sumber bagi berbagai jenis pembebasan/pelepasan nutrien-nutrien dari
burung insektivor (Recher and Serventy, tumbuhan atau serasah yang telah terbakar
1991). Keberagaman dan kelimpahan ke dalam tanah, sehingga kandungan
arthropoda arboreal, termasuk insekta nutrien dalam tanah meningkat atau terjadi
kanopi, dipengaruhi oleh berbagai faktor. peningkatan kekayaan nutrien dalam tanah.

95
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

Nutrien-nutrien dalam tanah pada Permukaan tanah merupakan sumber


gilirannya akan diserap/diabsobsi kembali biomasa penting yang mempunyai fungsi
oleh tumbuhan, sehingga terjadi ekologis utama dalam ekosistem hutan,
peningkatan kandungan nutrien dalam antara lain secara signifikan berfungsi
tubuh tumbuhan. Tingginya kandungan sebagai habitat bagi banyak spesies insekta
nutrien pada tumbuhan akan hutan dan jenis invertebrata lainnya.
meningkatkan tingkat palatabilitas atau Dengan kondisi fisik yang khas
tingkat kelezatan (cita rasa/rasa enak) pada menyebabkan permukaan tanah
daun-daun tumbuhan. Tingginya tingkat mempunyai keragaman dan spesifikasi
palatabilitas daun-daun tumbuhan organisme yang hidup di dalamnya,
menyebabkan insekta akan memakan termasuk berbagai jenis insekta (Nicolai,
/mengkonsumsi daun-daun tumbuhan 1991). Insekta permukaan tanah
(herbivori), yang berdampak pada mempunyai peranan untuk mengatur
tingginya tingkat kerusakan daun (efek kesehatan ekologis dalam ekosistem hutan.
herbivory). Persediaan daun-daun muda Recher, H. F., Majer, J. D., and Granesh, S.
yang lezat (palatable) merupakan makanan (1996) misalnya, melaporkan bahwa
bagi Insekta, yang akan meningkatkan arthropoda termasuk insekta merupakan
tingginya populasi insekta. Hal ini makro dekomposer yang membantu dalam
menggambarkan tentang mekanisme siklus nutrien dalam ekosistem hutan, yaitu
umpan balik negatif, yang memperkecil dengan cara menguraikan (dekomposisi)
kecenderungan kesuburan tanah, serasah daun pada dasar hutan dan
pertumbuhan setelah kebakaran, dalam menguraikan kayu-kayu atau pohon-pohon
persaingan dengan spesies tumbuhan lain. yang telah mati. Sehingga pada gilirannya
Tingginya tingkat kerusakan daun, nutrien-nutrien yang terkandung dalam
mungkin merupakan penyebab terjadinya serasah daun atau tumbuhan yang mati
terhambatnya pertumbuhan (panjang) dilepaskan kembali ke ekosistem hutan
ranting-ranting eukaliptus dari jenis untuk mengalami daur ulang selanjutnya.
Eucalyptus gomphocephala dan Kehidupan organisme permukaan
Eucalyptus botryoides dalam penelitian tanah, termasuk insekta menunjukkan
ini. Distribusi dan kelimpahan komunitas adanya perbedaan kelimpahannya pada
burung pada berbagai ekosistem terestrial, berbagai tipe habitat. Hal ini disebabkan
dapat dipengaruhi oleh pola distribusi dan oleh keadaan lingkungan yang berinteraksi
kelimpahan komunitas insekta pada dalam populasi (predator, penyakit,
ekosistem hutan (Majer and Recher, persaingan makan, dan lain-lain) yaitu :
1998). Di lain pihak dinamika komunitas persaingan-persaingan antar individu
insekta secara signifikan juga dipengaruhi dalam populasi, persaingan dengan
oleh burung-burung insektivor dalam populasi lain dari spesies yang sama
berbagai ekosistem hutan. Holmes (1990) (persaingan intra spesies), persaingan
misalnya, mengatakan bahwa aktifitas dengan populasi dari spesies lain
predasi burung-burung insektivor sangat (persaingan antar spesies), persaingan
efektif untuk mengontrol populasi insekta ruang untuk hidup dan interaksi- interaksi
dalam ekosistem hutan. lainnya dengan lingkungan populasi itu

96
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

serta adanya faktor-faktor fisik seperti insekta yang aktif pada permukaan tanah.
kondisi kelembaban tanah, cuaca, Penelitian dengan topik tersebut di atas
intensitas cahaya dan musim. Akibat dari sangat penting, sebagai data awal dalam
pengaruh ini maka fauna mobil permukaan upaya konservasi berbagai jenis burung
tanah harus melakukan adaptasi agar yang hidup pada Hutan Taman Wisata
kelangsungan hidupnya dapat Alam Baumata. Karena insekta hutan
dipertahankan, misalnya sebagian merupakan stok pakan bagi berbagai jenis
kumbang (coleoptera) yang hidup dicela- burung insektivor dalam ekosistem hutan
cela atau rongga-rongga di dalam tanah (Recher, et al. 1996).
dan semut (hymenoptera) yang hidupnya
baik sebagai makrodekomposer, penyebar MATERI DAN METODE
biji atau buah dan predator. Berkaitan
dengan itu, maka hasil penelitian Nicolai, Lokasi dan Waktu Penelitian
1989 melaporkan bahwa komunitas Penelitain ini dilaksanakan di Hutan
arthropoda terbanyak pada ekosistem Taman Wisata Alam Baumata, Desa
hutan Nysvley di Afrika Selatan, adalah Baumata, Kecamatan Kupang Tengah,
dari kelompok Araneae (laba-laba), Kabupaten Kupang, yang menurut laporan
kumbang (coleoptera), psocoptera, BKSDA Kupang (2002) seluas 84 Ha.
Blatodea, dan semut (formicidae). Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan
BKSDA Propinsi Nusa Tenggara selama 2 bulan, yaitu penelitian lapangan
Timur (2002), melaporkan bahwa Hutan pada bulan Pebruari 2018 dan identifikasi
Wisata Alam Baumata terdapat sekitar 210 arthropoda pada Laboratorium Biologi
jenis pohon yang didominasi oleh jati Undana pada bulan Maret 2018.
(Tectona grandis), johar (Casia siamea), Prosedur Kerja
kesambi (Schleichera oleosa), bambu a. Penyeleksian Pohon dan Pemasangan
(Bambusa, sp.), beringin (Ficus, sp.) dan Pitfall trap.
berbagai jenis semak. Sedangkan fauna Hutan Taman Wisata Alam Baumata
yang terdapat bahwa Hutan Wisata Alam didominasi oleh pohon jati (Tectona
Baumata antara lain berbagai jenis grandis) yang relatif menyebar secara
mamalia, burung, reptil, dan insekta, yang merata. Sehingga kanopi pohon yang
diperkirakan sekitar 52 spesies. digunakan dalam penelitian ini yaitu
Insekta yang merupakan fauna kanopi pohon jati dengan tinggi berkisar
terbesar dalam dunia hewan, tentunya antara 3 – 4 meter, untuk memudahkan
mempunyai tingkat kelimpahan yang dalam mengoleksi insekta dengan
cukup tinggi pada Hutan Wisata Alam menggunakan teknik chemical
Baumata, sekaligus merupakan stok knockdown. Karena sebaran pohon
makanan bagi berbagai jenis burung dan yang relatif homogen, maka ditentukan
reptil yang hidup pada hutan wisata alam 5 stasiun cuplikan. Luas masing-masing
Baumata. Namun belum ada data baik dari stasiun yaitu 1 Ha. Tata letak masing-
BKSDA Propinsi Nusa Tenggara Timur masing stasiun di lokasi penelitian, yaitu
maupun peneliti lain tentang jenis-jenis stasiun I di sebelah utara, stasiun II di
Insekta baik yang hidup di kanopi maupun bagian tengah, stasiun III di sebelah

97
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

selatan, stasiun IV di sebelah timur, dan Selama menunggu waktu 1 jam,


stasiun V berada di sebelah barat. dilakukan pemilihan/pengoleksian
Pada masing-masing stasiun seluas arthropoda yang jatuh di atas kain
1 Ha diseleksi 10 pohon jati, sehingga knockdown untuk disimpan di dalam
terdapat 50 pohon jati sebagai sampel. botol sampel (collecting vial) yang
Demikian pula pada masing-masing berisi alcohol 70%. Setelah dibiarkan
stasiun dipasang 10 pitfalltrap berupa selama 1 jam, lalu kanopi pohon sampel
botol bekas air mineral berukuran 200 digoyang perlahan-lahan dengan
ml, yang diletakkan dekat pohon jati menggunakan kayu, agar arthropoda
yang telah diseleksi. Pitfaltrap dipasang jatuh ke atas kain knockdown. Setelah
sedemikian sehingga bibir botol sama itu kain knockdown dilipat untuk
rata dengan permukaan tanah. selanjutnya dilakukan pemilihan
Pitfalltrap yang dipasang pada lokasi arthropoda untuk dimasukkan ke dalam
penelitian yaitu sejumlah 50 buah. botol sampel yang berisi alcohol 70%.
Setelah pitfalltrap ditanam dan Setiap botol sampel diberi nomor yang
dibiarkan selama 1 minggu sebagai fase bersesuaian dengan nomor yang ada
adaptasi. Setelah fase adaptasi selama pada pohon jati.
satu minggu, setiap pitfalltrap diisi Pengoleksian arthropoda permukaan
formalin 40% lalu di biarkan lagi tanah dilakukan dengan teknik
selama 1 minggu sebelum spesimen perangkap jebak (pitfall trap).
arthropoda dikoleksi atau diambil. Arthropoda yang terjebak pada masing-
b. Pengoleksian arthropoda. masing pitfalltrap yang berisis formalin
Pengoleksian arthropoda kanopi 40% diambil dengan cara penyaringan
dilakukan dengan tekhnik chemical untuk diisi ke dalam botol sampel
knockdown. Di bawah sampel pohon (collecting vial ) yang berisi alcohol
dibentang 2 lembar kain knockdown 70%. Masing-masing colecting vial
(knockdown sheet) berwarna putih. diberi nomor yang bersesuaian dengan
Kain knockdown dibentangkan pada nomor yang ada pada pitfall trap. Hasil
kedua sisi pohon dengan kedua ujung koleksi insekta baik dari masing-masing
kain saling tindih agar insekta tidak kanopi pohon jati maupun masing-
jatuh di luar kain. Pengoleksian masing pitfalltrap diletakkan dalam
arthropoda dilakukan dengan cara colllecting vial yang berisi alkohol 70%.
menyemprotkan insektisida pada Sehingga diperoleh masing-masing 50
kanopi pohon. Penyemprotan buah colllecting vial untuk insekta
dilaksanakan mulai jam 11 setiap hari. kanopi, dan 50 colllecting vial untuk
Waktu penyemprotan ini dilakukan insekta permukaan tanah.
berdasarkan standar umum bagi Identifikasi insekta hanya dilakukan
aktivitas arthropoda diurnal (Majer and sampai taxon famili. Hal ini karena
Recher, 1988). Setelah insektisida keterbatasan alat yang tersedia
disemprotkan pada kanopi pohon, lalu laboratorium. Untuk kepentingan
dibiarkan selama 1 jam, untuk memberi perhitungan kelimpahan, setiap famili
waktu bagi reaksi insektisida. insekta dihitung jumlah individu dan

98
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

jumlah pohon sampel atau pitfalltrap Demikian pula komunitas insekta


dimana tiap famili ditemukan. yang hanya ditemukan pada kanopi
Untuk mengambarkan komposisi tumbuhan yaitu ordo Orthoptera (famili
taxonomi komunitas insekta, maka baik Gryllidae, Gryllotalpidae, dan Acrididae),
pada kanopi maupun permukaan tanah ordo Odonata (Lestidae) yang merpakan
ditabulasi sesuai urutan taxon. Sedangkan bangsa capung, dan Hemiptera dari famili
nilai kelimpahan insekta dihitung untuk Coccidae, yang adalah jenis insekta yang
masing-masing famili sesuai rumus yang lebih banyak beraktivitas pada kanopi
disarankan oleh Krebs (1978), dengan tumbuhan (Morrow, 1983).
tingkat kelimpahan masing-masing famili Dominasi komposisi komunitas
sesuai Sutiman, et al. (1992). insekta dari pada komunitas arthropoda
lain pada Hutan Taman Wisata Alam
HASIL DAN PEMBAHASAN Baumata dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa insekta merupakan kelompok
Keragaman Taxonomi Insekta arthropoda dengan komposisi taxonomi
Tabel 1 menggambarkan bahwa yang lebih beragam dari pada arthropoda
kelas insekta merupakan kelompok lain, yang oleh Barnes (1987)
arthropoda yang komposisi taxonominya menyebutkan bahwa lebih dari 70%
lebih beragam dibandingkan dengan anggota arthropoda didominasi oleh kelas
kelompok arthropoda yang lain yaitu kelas insekta.
arachnida, chilopoda, collembola, dan Secara umum komposisi komunitas
diplura. Secara taxonomi, kelas insekta insekta dan arthropoda lain yang
pada Hutan Taman Wisata Alam Baumata ditemukan pada kawasan hutan Taman
baik pada kanopi tumbuhan maupun pada Wisata Alam Baumata dapat disajikan pada
permukaan tanah tersusun dari 8 ordo dan tabel 1.
15 famili. Namun komunitas insekta yang Di antara komunitas insekta yang
ditemukan baik pada kanopi tumbuhan ditemukan pada kawasan Hutan Taman
maupun pada permukaan tanah yaitu ordo Wisata Alam Baumata, Coleoptera
Coleoptera (famili coccinelidae, merupakan ordo yang dengan komposisi
carabidae, dan scarabidae) Hymenoptera famili terbanyak, yaitu terdiri dari famili
(formicidae), ordo Hemiptera (famili Coccinelidae, Curculionidae, Carabidae,
reduviidae dan miridae), dan ordo diptera dan famili Scrarabeidae. Diikuti oleh
(Phoridae). Sedangkan komunitas insekta Orthoptera mempunyai komposisi famili
yang hanya ditemukan pada permukaan terbanyak kedua yang terdiri dari famili
tanah yaitu ordo Coleoptera Gryllidae, Gryllotalpidae, dan Acrididae.
(Curculionidae), Isoptera (Termitidae) atau Sedangkan Hemiptera hanya dua famili
bangsa anai-anai, dan ordo Thysanoptera (Reduviidae dan Miridae), dan ordo yang
(Thripidae), yang merupakan komunitas lain hanya ditemukan masing-masing
insekta penghuni permukaan tanah pada hanya tersusun atas satu famili, yaitu
serasah atau bagian pohon yang telah mati Hymenoptera, Isoptera, Diptera,
(Thomas and Marshall, 1996). Thysanoptera dan Odonata (Tabel 1).

99
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

Tabel 1. Komposisi Taxonomi arthropoda pada permukaan tanah dan kanopi pada
Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Baumata
Permukaan Tanah Kanopi
Ordo  
Family Family
Kelas Individu Individu
Araneidae 22 Araneidae 45
Araneae
Salticidae 15 - -
Chilopoda Scolopendrida Scolopendridae 7 - -
Paronellidae 100 Paronellidae 32
Collembola Collembola Entomobrydae 55 Entomobrydae 6
Isotomidae 132 - -
Diplura Diplura Nicoletiidae 23 - -
Coccinelidae 66 Coccinelidae 90
Curculionidae 13 - -
Coleoptera
Carabidae 8 Carabidae 17
Scrarabeidae 11 Scrarabeidae 8
Hymenoptera Formicidae 162 Formicidae 42
Reduviidae 12 Reduviidae 13
Hemiptera Miridae 7 Miridae 21
- - Coccidae 10
Insekta
- - Gryllidae 102
Orthoptera - - Gryllotalpidae 86
- - Acrididae 56
Isoptera Termitidae 32 - -
Diptera Phoridae 2 Phoridae 12
Thysanoptera Thripidae 23 - -
Odonata - - Lestidae 26
Jumlah 727 409

Pada umumnya komposisi arthropoda Kelimpahan Insekta.


pada permukaan tanah menunjukkan Tabel 2, di bawah ini menunjukkan
keragaman famili yang lebih banyak bahwa tingkat kelimpahan tertinggi baik
dibandingkan dengan keragaman famili pada pada kanopi tumbuhan maupun
arthropoda yang hidup pada kanopi permukaan tanah ditemukan pada
tumbuhan. Hal lain yang menarik dari formicidae (bangsa semut). Di mana pada
penelitian ini, yatu bahwa ada famili habitat permukaan tanah formicidae
arthropoda bukan insekta yang juga hanya mempunyai nilai kelimpahan 54, yang oleh
ditemukan pada habitat permukaan tanah Sutiman, et al. (1992) dikategorikan
yaitu salticidae (arachnida: araneae), sebagai sangat berlimpah. Sedangkan pada
scolopendridae (chilopoda: habitat kanopi, nilai kelimpahan formicidae
scolopendrida), isotomidae (collembola: 14 yang dikategorikan cukup berlimpah.
collembola), dan famili nicoletiidae Lebih berlimpahnya bangsa semut
(diplura: diplura). (formicidae) baik pada kanopi tumbuhan

100
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

maupun permukaan tanah dapat dipahami,


karena bangsa semut kebanyakan
merupakan makrodekomposer dan ada
pula merupakan formicidae karnivor, yang
mempunyai keragaman jenis yang sangat
tinggi di antara anggota dari kelas insekta
lainnya (Abbott, et al. 1998).

Tabel 2. Kelimpahan Insekta dan arthropoda lain pada permukaan tanah dan Kanopi pada
Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Baumata
Permukaan Tanah Kanopi
Famili   Nilai Tingkat  Nilai Tingkat
Arthropoda 
Indi- Pitfal Kelim Kelim- Indi- Kelim Kelim-
No Pohon
vidu l trap pahan pahan vidu pahan pahan
1 Araneidae 22 10 2.2 kurang 45 34 1.3 kurang
2 Salticidae 15 8 1.8 kurang - - - -
3 Scolopendridae 7 4 1.7 kurang - - - -
4 Paronellidae 100 15 6.6 kurang 32 56 0.5 kurang
5 Entomobrydae 55 9 6.1 kurang 6 23 0.2 kurang
6 Isotomidae 132 22 6 kurang - - - -
7 Nicoletiidae 23 7 3.2 kurang - - - -
8 Coccinelidae 66 13 5 kurang 90 37 2.4 kurang
9 Curculionidae 13 8 1.6 kurang - - 0 -
10 Carabidae 8 3 2.6 kurang 17 5 3.4 kurang
11 Scrarabeidae 11 3 3.6 kurang 8 21 0.3 kurang
sangat
12 Formicidae 162 3 54 42 3 14 cukup
banyak
13 Reduviidae 12 10 1.2 kurang 13 6 2.1 kurang
14 Miridae 7 6 1.1 kurang 21 11 1.9 kurang
15 Coccidae - - - - 10 16 0.6 kurang
16 Acrididae - - - - 87 17 5.1 kurang
17 Gryllidae 17 9 1.8 kurang - - - -
18 Gryllotalpidae 7 3 2.3 kurang - - - -
19 Termitidae 32 5 6.4 kurang - - - -
20 Phoridae 2 2 1 kurang 12 6 2 kurang
21 Thripidae 23 4 5.7 kurang - - - -
22 Lestidae - - - - 26 17 1.5 kurang

101
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

Demikian pula, lebih berlimpahnya Kurang beragamnya jenis arthropoda


formicidae pada permukaan tanah dalam penelitian ini mungkin disebabkan
dibandingkan pada kanopi tumbuhan, oleh waktu penelitian yang hanya
karena formicidae (bangsa semut) dilakukan pada musim panas. Hal ini
merupakan residen utama pada permukaan karena pada musim panas merupakan
tanah, sedangkan kanopi pohon hanya waktu estivasi bagi kebanyakan jenis
merupakan habitat sekunder bagi insekta (Nicolai, 1989).
famicidae dalam aktivitasnya untuk
mencari makan meletakan telur, serta PENUTUP
aktivitas lainnya (Majer J. D., Brennan, K.
E. C., dan Reygaert, N., 2000). Simpulan
Untuk anggota arthropoda pada Hasil penelitian menunjukkan bahwa
umumnya, maupun anggota dari kelas komposisi komunitas arthropoda yang
insekta ditemukan kurang berlimpah baik hidup baik pada kanopi tumbuhan maupun
pada habitat permukaan tanah maupun pada permukaan tanah di kawasan Hutan
pada habitat kanopi pohon tumbuhan, Taman Wisata Alam Baumata, terdiri dari
meskipun dengan nilai kelimpahan yang 11 ordo, yaitu Araneae (laba-laba),
beragam. Scolopendrida, Collembola, dan Diplura,
Perbedaan baik komposisi insekta Coleoptera, Hymenoptera, Hemiptera,
maupun kelimpahan masing-masing taxon Isoptera, Diptera, dan Thysanoptera.
insekta antara permukaan tanah dan Sedangkan 1 ordo yang hanya ditemukan
kanopi tumbuhan, dapat disebabkan oleh pada kanpi pohon tumbuhan yaitu
perbedaan persyaratan ekologis bagi Orthoptera.
kehidupan jenis-jenis arthropoda antara Keragaman komposisi famili masing-
habitat kanopi tumbuhan dan permukaan masing ordo tergolong relatif rendah,
tanah. Seperti (Majer, et al. 2000) dengan Coleoptera terdiri dari 4 famili,
menyebutkan bahwa perbedaan yaitu ordo Coleoptera terdiri dari famili
mikrohabitat mempunyai pengaruh yang Coccineilidae, Curculionidae, Carabidae,
signifikan terhadap kelimpahan dan Scarabeidae. Ordo Orthoptera terdiri dari 3
keragaman jenis arthropoda yang ada di famili yaitu Gryllidae, Gryllotalpidae, dan
hutan. Hal ini didukung pula oleh famili Acrididae. Demikian pula ordo
perbedaan kekhasan anatara kanopi Hemiptera terdiri dari 3 famili, yaitu
dengan lantai hutan. Di mana kanopi Reduviidae, Miridae, dan Coccidae.
didominasi oleh daun-daun hijau yang Sedangkan ordo-ordo yang lain masing-
merupakan sumber makanan bagi berbagai masing hanya ditemukan satu famili, yaitu
jenis arthropoda herbivor, sedangkan pada famili Formicidae (ordo Hymenoptera),
lantai hutan (permukaan tanah) didominasi Termitidae (ordo Isoptera), Phoridae (ordo
oleh serasah dan berbagai jenis tumbuhan Diptera), dan Lestidae (ordo Odonata).
rendah.

102
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

Masing-masing famili arthropoda DAFTAR PUSTAKA


yang hidup baik pada kanopi tumbuhan
maupun pada permukaan tanah di kawasan Abbott, Ian. Wills, Allan. Burbidge, Tone.
Hutan Taman Wisata Alam Baumata 1998. The impact of canopy
ditemukan kurang berlimpah, kecuali development on Arthropod in resently
Formicidae (bangsa semut) ditemukan established eucalyptus globulus
sangat berlimpah pada permukaan tanah, plantation in Western Australia;
sedangkan pada kanopi tumbuhan Department of conservation and land
Formicidae ditemukan cukup berlimpah. management
Saran Andersen, A.N. and Lonsdale, W.M. 1990.
Mengingat peranan komunitas Herbivory by insects in Australian
arthropoda yang sangat besar pada tropical savannas: a review. Journal of
ekosietm hutan, antara lain peranan Biogeography 17, 433-444
polinasi, dekomposisi serasah, dan Barnes, D. Robert 1987. Invertebrate
terutama sebagai sumber pakan bagi Zoology; Fifth Edition. Sainders
berbagai jenis burung, maka perlu College Publishing. USA
dilakukan upaya konservasi terhadap Basset, Yves. 1991. Influence of leaf traits
komunitas insekta pada Hutan Taman on spartial distribution of insect
Wisata Alam Baumata untuk herbivory associeted with on
meningkatkan kragaman komposisi dan overstorey rainforest tree; Australia.
kelimpahan komunitas arthropoda. Division of Australia Environment
Hasil penelitian ini dapat dijadikan studies. Griffith University. Nathan
sebagai rujukan bagi penelitian lebih lanjut Qld 4111
oleh peminat ekologi insekta atau Beck, D.Elden. Braithwaite lee. F. 1962.
arthropoda pada umumnya dengan Invertebrate zoology: Laboratory work
membandingkan keragaman jenis dan book; Brigham young university.
kelimpahan masing-masing jenis Burgess Publishing Company
arthropoda kanopi pada semua jenis pohon Borror, D.J. Johnson Norman, F.
baik yang ada di Hutan Taman Wisata Triplehorn, C,A. 1992. Pengenalan
Alam Baumata atau juga pada lokasi hutan Pelajaran Serangga; Edisi Keenam.
yang lain. Penelitian ini hanya dilakukan Yogyakarta.Gajah Mada University
pada musim panas, sehingga untuk Press
penelitian lebih lanjut perlu pengambilan Brown, B.J. and Allen, T.F.H. 1989. The
data pembanding komunitas arthropoda important of scale in evaluating
yang dilakukan pula pada musim hujan. herbivory impacts. Oikos 54, 189-94
Curtis, D.J. and Stinglhammer, M. 1986.
Spider community structure in relation
to habitat and prey. Actas X
Congressus Internationelus
Arachnologici 1, 213-217

103
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

Gullan, P.J. and Cranston, P.S. 1994. The Majer, J.D. and Recher, H.F. 1998.
Insect: An Outline of Entomology. Patterns of forest biodiversity: Spatial
Chapman & Hal, London and temporal distribution of bark
Gunnarsson, B. 1990. Vegetation structure arthropods and bark-foraging birds.
and the abundance and size Proposal for Large Grant Support in
distribution of spruce-living spiders. 1998
Journal of Animal Ecology 59, 743- Majer, J. D., Brennan, K. E. C., Reygaert,
752 N. 2000. Comparison of Arthropod
Romoser, William S, 1981, The Science of Species Richness in Eastern and
Entomology. Macmillan Publishing Western Australian Canopies : a
Co. Inc. New York Contribution to The Species Number
Harvey, M. S. and Yen A. L. 1987. Worms Debate. Memoris of The Queesland
to Warps : An Illustrated Guide to Museum 36, 121 – 132
Australia,s Terrestrial Inverbrates. Mattson, W.J. and Addy, N.D. 1975.
Oleh Oxford University Press Phytophagous insects as regulators of
Hegner, R.W. and Engeman, J.G. 1968. forest primary production. Science
Invertebrate Zoology. Second Edition. 190, 515-522
Macmillan Publishing Co.Inc. New Morrow, P.A. 1983. The significant of
York phytophagous insect in the Eucalyptus
Holmes, R.T. 1990. Ecological and forest of Auastralia. Pp 19-29
evolutionary impacts of bird predation Naumann. I. D. 1991. The Insect of
on forest insects: an overview. In Australia : A Text Book For Students
Morrison, M.L. Ralph. C.J. Verner, J, and Research Workers. Second
and Jehl, J.R. (Eds). Studies in Avian Edition. Volume I dan II. Melbourne
Biology 13, 6-13 University Press. Carlton, Victoria
Krebs, J Charles. 1978. Ekologi ; The 3053
Experimental Analysisi of Nicolai, V. 1989. Thermal properties and
Distribution; Tafa Mc gnaw. Hill fauna on the bark of trees in two
Publishing Company Limited. New different African ecosystem. Journal of
Delhi and Abudance. Second Edition Oecologia 80, 421 – 430
Landsberg, J. 1990. Dieback of rural Ohmart, C.P., Stewart, L.G., and Thomas,
eucalypts: Response of foliar dietary J.R. (1987). Phytophagus insect
quality and herbivory to defoliation. communities in the canopies of three
Australian Journal of Ecology 8, 89- Eucalyptus forest types in South-
96 Eastern Australia. Australian Journal
Majer, J.D. and Recher, H.F. 1988. of Ecology 8, 395-403
Invertebrate communities on Western Penfold, V.E. 1961. Characteristics of
Australian eucalypts: A comparison of ponderosa pine snags used by cavity-
branch clipping and chemical nseting birds in Arizona. Oikos 37,
knockdown procedures. Australian 126-30
Journal of Ecology 13, 269-278

104
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 93 – 105)

Hasil Penelitian

Radho Toly, S. 2001. Variation In Bark Sutiman, et al. 1992. Inventarisasi jenis,
Associated Insektas On Life and Dead habitat dan tingkah laku Hewan Dan
Trees In King Park; MSc Thesis; Pengembangan Teknik Kultur Embrio.
Curtin University of Tecnologi. Jurnal Penelitian Fakultas MIPA.
Australia Universitas Brawijaya. Pusat
Radho Toly, S. et al. 2001. Impact of fire Penelitian Brawijaya –Malang
on leaf nutriens, Insecta fauna and Thomas, C.F.G. and Marshall, E.J.P. 1996.
herbyvora of native and exotic Arthropod abundance and diversity in
eucalypts in Kings park,Perth, differently vegetated margins of arable
Western Aaustralia. Journal of fields. Journal of Agriculture
Austral Ekologi 5, 500-600 Ecosystems & Environment 72, 131 –
Recher, H. F. and Serventy, D.L. 1991. 144
Long term changes in the relative Torsvik, V., Goksoyr, J., and Daae, F.
abundance of birds in Kings Park, 1990. High diversity in DNA of soil
Perth, Western Australia. bacteria. Applied Environment
Conservation Biology 5, 90-102 Moicrobiology 56, 781-787
Recher, H. F. Majer, J. D. Granesh, S. Wills, H. 1963. Seasonality fluctuation in
1996. Sesonality of Canopy rainfall, food and abundance of
Invertebrate Communities in Eucalypt tropical insect. Oikos 47, 369-81
Forest of Eastern and Western Whittaker, B.P. 1978. On the role of
Australia. Australian Journal of insects in Australian eucalypt forest.
Ecology 21, 64 – 80 Australian Journal of Ecology 3, 129-
Schowalter, T.D. 1981. Insect herbivore 139.
relationship to the state of the host
plant: biotic regulation of ecosystem
nutrient cycling throught ecological
succession. Oikos 37, 26-30.
Southwood, T.R.E. 1972. The abundance
of the Hawaian trees and the number
of their associated in insect species.
Hawaian Entomology Society. XVII,
2, 299-303
Springett, B.P. 1978. On the ecological
role of insect in Australian eucalypt
forest. Australian Journal of Ecology,
3, 129-139

105

Anda mungkin juga menyukai