Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PILOT PLANT

STIRRED TANK REACTOR


Disusun untuk melaporkan dan membahas hasil praktikum Stirred Tank Reactor
Oleh
Kelompok 1
Adela Putri Nurarofah 191411001
Adzikri Wardana Putra 191411002
Aldy Dharmansyah Putra 191411003
Alfonsius Perdija Tamba 191411004
Alifia Nuraeni 191411005
Dosen Pembimbing : Rony Pasonang Sihombing, M.T.
Tanggal Praktikum : 20 September 2021
Tanggal Penyerahan : 25 September 2021

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
I. Tujuan Praktikum
 Memahami fungsi alat reaktor tangki berpengaduk dengan sistem pemanas air bertekanan
 Memahami proses perpindahan panas di dalam tangki berpengaduk berjaket yang
tergolong kelompok proses unsteady state
 Menghitung perpindahan panas pada tangki berpengaduk.
II. Dasar Teori
2.1 Pengadukan

Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan didalam bahan


yang diaduk. Tujuan dari pada operasi pengadukan terutama adalah terjadinya
pencampuran. Pencampuran adalah suatu operasi yang bertujuan untuk mengurangi
ketidaksamaan komposisi, suhu, atau sifat yang lain yang terdapat dalam suatu bahan
atau bisa juga pencampuran adalah penggabungan dua atau lebih bahan yang berbeda
fase, seperti fluida atau padatan halus dan hal ini bertujuan untuk mengacak yang satu
terhadap yang lain sehingga terjadi distribusi. Pencampuran dapat menimbulkan gerak
didalam bahan itu yang menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap
yang lainnya, sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu cara operasi
pencampuran.

Beberapa tujuan dari pengadukan fluida adalah:


1.      Mencampur dua cairan yang miscible, seperti etil alkohol dan air.
2.      Melarutkan padatan dalam cairan, seperti oksalat dan air.
3.      Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Seperti
oksigen dari udara dalam suatu suspensi mikroorganisme untuk fermentasi pada saat
proses pengolahan lumpur buangan.
4.      Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Seperti
oksigen dari udara dalam suatu suspensi mikroorganisme untuk fermentasi pada saat
proses pengolahan lumpur buangan.
5.      Pengadukan fluida untuk menaikkan transfer panas diantara fluida dan suatu coil atau
jacket dalam dinding tangki.
2.2 TangkiPengaduk
Yang dimaksud dengan tangki pengaduk (tangki reaksi) adalah bejana pengaduk
tertutup yang berbentuk silinder, bagian alas dan tutupnya cembung. Tangki pengaduk
terutama digunakan untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan
pada tekanan vakum, namun tangki ini juga sering digunakan untuk proses yang lain
misalnya untuk pencampuran, pelarutan, penguapan ekstraksi dan kristalisasi.
Untuk pertukaran panas, tangki biasanya dilengkapi dengan mantel ganda yang di
las atau di sambung dengan flens atau dilengkapi dengan kumparan yang berbentuk
belahan pipa yang dilas. Untuk mencegah kerugian panas yang tidak dikehendaki tangki
dapat diisolasi.
Hal penting dari tangki pengaduk, antara lain :
1.    Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk silinder dan bagain bawahnya cekung.
2.    Ukuran : diameter dan tangki tinggi.
3.    Kelengkapannya, seperti :
a.    Ada tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran didalam tangki.
b.    Jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebagai pengendali suhu.
c.    Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu.
d.   Sumur untuk menempatkan termometer atau peranti untuk pengukuran suhu
e.    Kumparan kalor, tangki dan kelengkapan lainnya pada tangki pengaduk.
Reaktor berpengaduk mempunyai bagian utama yaitu tangki dan pengaduk. Pada
umumnya reaktor ini dilengkapi dengan saluran masuk dan keluar serta perlengkapan lain
sesuai kebutuhannya misalnya tutup, termometer, dan pemanas (Djoko Marjanto,
2009).Untuk alat stirred tank reactor ini terdiri dari tangki silindri mendekati
bulat/spherical yang dilengkapi dengan agitator atau pengaduk. Tangki ini digunakan
untuk pemanasan atau pendinginan,dipakai jaket sehingga air panas atau air dingin dapat
dialirkan (dipindahkan)

Mekanisme kerja reactor berpengaduk yaitu,reaktan diumpankan ke dalam suatu


tangki berpengaduk bersama dengan bahan baku, kemudian dilakukan pengadukan
dengan pengaduk dan menghasilkan produk. Pada reaktor ini pengaduk dirancang sesuai
dengan bahan yang akan diaduk, sehingga campuran teraduk dengan sempurna dan
diharapkan reaksi berlangsung secara optimal. Biasanya untuk mendapatkan konversi
yang besar maka reaktor disusun secara seri dan dilengkapi dengan pemanas. Reaktor
berpengaduk sebenarnya sama dengan rekator batch namun yang membedakannya adalah
pada reaktor ini dilengkapi dengan pengaduk (Rizka Rachmaniar, 2015).

Beberapa hal yang penting dari tangki berpengaduk, yaitu :


1.    Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk silinder dan bagain bawahnya cekung.
2.    Ukuran : diameter dan tangki tinggi.
3.    Kelengkapannya, seperti :
a.    Ada tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran didalam tangki.
b.    Jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebagai pengendali suhu.
c.    Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu.
d.   Sumur untuk menempatkan termometer atau peranti untuk pengukuran suhu
e.    Kumparan kalor, tangki dan kelengkapan lainnya pada tangki pengaduk.
Peralatan pengaduk mempunyai berbagai macam variasi menurut aplikasinya.
1) Axial flow impeler untuk cairan viskositas sedang yang memerlukan gerakan
cepat.
2) Flat blade turbine yang menghjasilkan aliran turbulen pada arah radial, tetapi
memerlukan power yang lebih besar.
3) Turbin untuk pengadukan yang merata sekali.
4) Anchor impeller untuk tingkat turbulensi rendah dan efektif digunakan untuk
tangki yang dipanaskan atau didinginkan dengan jaket.
5) Helical impeller untuk pengadukan padat cair atau untuk mengadauk pasta,
lumpur, atau adonan.
Gambar 1. Macam-Macam Pola Aliran Pada Berbagai Impeller

Perpindahan panas dan energi pada proses tangki berpengaduk berjaket pada
praktikum ini terjadi sangat berbeda dengan proses perpindahan panas yang sering kita
jumpai Hal ini disebabkan karena proses yang terjadi adalah proses tak tetap (unsteady
state). Jadi koefesien perpindahan panas (U) tidak dapat digunakan dalam persamaan
Fourier, yaitu Q = U.A.ΔT. Persamaan Fourier tersebut hanya bisa digunakan bila tangki
beroperasi secara sinambung/steady state. Dalam semua kasus, laju total perpindahan
panas dapat diekspresikan dalam bentuk daya gerak penurunan temperatur dan hambatan.

Persamaan Fourier
Q = U . A . (T1 – T2)
Dimana: Q = laju perpindahan panas ;
T1 = temperatur pada titik 1 ;
T2 = temperatur pada titik 2 ;
U = koefisien keseluruhan perpindahan panas ;
A = luas permukaan yang dilalui panas.

dT
Q=M C x =U A ∆ T m
p
dt

dT U A
= x ( T s−T )
dt M C p

MC T s−T t =0
t=
UA
ln
p

T s −T ( )
Untuk reaktor berjaket atau berkoil, Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan / Overall
Heat Transfer Coefficient dapat dihitung sebagai berikut:
1 1 δ 1 1
= + + +
U α λ α s αf
dimana α dan αs adalah koefisien koefisien perpindahan kalor proses dan sisi servis.
Resistansi klerak pada sisi servis , l/αf, akan di dapatkan di Tabel 1 dan 2.

Duty U (W/m2 K)
Distillation/Evaporation 350
Heating 310
Cooling 200
Cooling (chilled service) 100
Tabel 1. Koefisien keseluruhan untuk jacketed glass lined steel vessels

Duty U (W/m2 K)
Heating 400
Cooling 350
Cooling (chilled service) 150
Tangki Berkoil Antara 400-600
Tabel 2. Koefisien keseluruhan untuk jacketed carbon and stainless steel vessels

Unit Operasi Tanki Berjaket dan Berpengduk ini juga dapat digunakan untuk
proses ekstraksi padat cair dan debagai reactor tekanan atmosfir.

Gambar 2. Tanki berjaket dan berpengaduk


Gambar 3. Sistem kendali Cascade pada tangki berpengaduk

Gambar 4. Sistem Injector steam ke aliran sirkulasi fluida/air pemanas

III.Metodologi Percobaan
I.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan:
1) Satu buah tangki berpengaduk yang diberi jaket untuk mengalirkan air pemanas.
Pada bagian atas dari tangki tersebut terdapat condenser yang berfungsi untuk
mengembunkan kembali uap yang terjadi pada saat hasil reaksi mengalami
penguapan karena pemanasan. Reaktor beroperasi secara parsial/batch dan dalam
keadaan tekanan atmosferis.
2) Tacometer & Thermocouple/Thermo Gun
Bahan yang digunakan adalah air baku ± 75 liter.
I.2 Diagram Alir Proses

Keterangan:
Aliran steam Aliran air pendingin masuk
Aliran air masuk Aliran air pendingin keluar
Aliran uap Aliran bebas air

Media pemanas yang digunakan adalah air panas bertekanan, dimana air dingin
dicampur secara langsung dengan steam bertekanan. Keran udara tekan dibuka untuk
menghidupkan control panel dan menggerakkan katup pneumatic. Kemudian keran
air dibuka dan air dipompakan ke dalam jaket. Air akan memenuhi jaket dan keluar
pada bagian outlet menuju ke Y Joint, disini air akan dipanaskan dengan bantuan
steam yang diinjeksikan oleh katup pneumatik (sebelumnya valve steam dibuka
terlebih dahulu). Air yang panas masuk ke separator dimana gas yang terbentuk akan
mengalir ke atas sedangkan cairannya akan kembali ke dalam jaket dan bersirkulasi.
Air panas didalam jaket akan memanaskan cairan didalam reactor sampai suhu
mencapai set point (70). Gas dari separator akan terjebak didalam steamtrap sehingga
terkondnsasi menjadi cairan dan di kembalikan ke tangki penampung.

I.3 Operasional Alat


Mulai

Membuka katup V5 untuk mengalirkan air pendingin ke condenser &


memastikan valve aliran keluar reactor tertutup.

Membuka katup V1 untuk mengalirkan air baku ke bagian jaket.

Menyalakan pompa sirkulasi P1 dengan menekan tombol hijau pada panel


kemudian catat tekanan pada bagian inlet dan suctionnya.

Mengukur suhu masuk jaket menggunakan thermo gun.

Membuka katup manual steam V4.

Mengukur suhu keluar jaket menggunakan tachometer.

Membuka lobang umpan pada bagian atas tangki untuk memasukkan


reaktan.

Memasukkan reaktan dengan membuka valve air masukkan kemudian


mengukur suhunya menggunakan tachometer.

Mengukur banyaknya bahan baku/air di dalam reactor dengan membuka


jalur output reactor dan dengan menggunakan selang.

Menyalakan motor pengaduk serta mengukur kecepatan putarannya


menggunakan tachometer.
Selesai

IV. Data Pengamatan dan Pembahasan


V. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai