Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN BAB X

HADITS TENTANG ETIKA DAN METODE BELAJAR


Oleh :
Febri Ardiansyah (2020100012055)
Muhammad Zaiyd Alfahri (2020100012067)

Pekerjaan mencari ilmu adalah pekerjaan yang mulia.Karena kemuliaan nya orang
yang menuntut ilmu diangkat derajatnya oleh allah SWT sebagaimana firmannnya dalam
QS.Al – Mujadilah (58):11.Allah menjanjikan beberapa derajat yang tinggi bagi mereka yang
berilmu dan beriman baik di dunia maupun di akhirat.Ayat di atad menjelaskan bahwa ilmu
yang terangkat derajatnya adalah ilmu yang disertai iman atau iman yang di sertai ilmu.Ilmu
yang dapat memperkuat keimanan atau iman yang di perkuat dengan keilmuan.untuk
memperoleh ilmu yang di sertai iman yang tinggi itu perlu diusahakan sejak dini dengan cara
mendekatkan diri kepada allah SWT baik melalui etika yang baik,maupun melalui
moral,perilaku,perbuatan,dan ucapan yang baik pula.Etika itu baik berhubungan dengan allah
maupun berhubungan dengan yang terkait dengan ilmu seperti guru ,buku dan ilmu itu
sendiri.
Dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
Artinya :
“Tuhanku mengajarkan adab kepadaku maka dialah yang memperindah adabku,”(HR.al –
‘Askariy dari ali)

Al – Zarkasiy dalam Faydh al - Qadir Syarah al – Jami’ al – shaghir menyebutkan bahwa


hadist ini sekalipun Dha’if tetapi maknanya shahih.maka etika belajar penting dalam upaya
mendekatkan diri kepada allah agar memperoleh ilmu yang bermanfaat.

Metode belajar yang ditawarkan ta’lim ada dua yaitu metode rasional atau fisik pada
umumnya dikalangan santri disebut usaha lahir adapun metode irasional atau non fisik
disebut usaha batin.Metode fisik sebagaimana yang diajarkan dalam dalam pendidikan
modern seperti metode drill,trail, and error,dan lain – lain.Metode Irasional adalah metode
etika yang berbentuk akhlak dalam budi pekerti yang sekaligus merupakan tujuan
pendidikan.Metode berganda inilah di antara keistimewaan metode kitab ta’lim yang
dipraktekkan oleh mayoritas santri di berbagai pasantren di Indonesia yang juga merupakan
kepribadian santri,seperti tawadhuk,hormat kepada guru,dan lain-lain.

1. Taat Kepada Allah dan Rasul


“Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Ketika turun kepada Rasulullah SAW ayat Al-Qur’an (al
Baqarah (2): 284). Kepunyaan Allahlah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
Bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
menyembunyikannya,niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang
perbuatanmu itu. Para sahabat merasa sangat cemas karenanya. Maka mereka pergi
menghadap kepada Rasulullah SAW kemudian berlutut dihadapan beliau seraya berkata: “Iya
Rasulullah, kami telah dibebani tugas tugas yang kami mampu melaksanakannya, yaitu
shalat, puasa, jihad, dan sedekah(zakat).” Lalu ayat ini diturunkan kepada engkau, sedangkan
kami tidak mampu melaksanakannya”.
RasulullahSAW bersabda :”Apakah kamu ingin berkata seperti yang dikatakan dua ahli kitab
sebelum kamu (Yahudi dan Nasrani) yaitu perkataan : Kami mendengar dan kami durhaka
(tidak taat)? Akan tetapi katakanlah: Kami mendengar dan kami taat, ampunilah dosa kami
wahai Tuhan kami dan kepada engkaulah tempat kembali kami”. Setelah mereka
membacanya, mulut mereka tidak berbicara apa apa lagi. Lalu Allah menurunkan ayat
berikutnya al Baqarah(2): 285:
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman.., “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada engkaulah
tempat kembali”.
Setelah mereka melakukannya, Allah menasakh (menghapus hukum) ayat tersebut dengan
menurunkan ayat (al Baqarah (2): 286):
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (mereka berdoa ): “Ya Tuhan kami, janganlah engkau hokum kami jika kami
lupa atau kami bersalah. Allah menjawab: ”Ya”. Ya Tuhan kami, janganlah engkau bebankan
kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang yang
sebelum kami”. Allah menjawab : “Ya”:”Ya Tuhan kami janganlah engkau pikulkan kepada
kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang
kafir”. Allah menjawab: “Ya”. (HR. Muslim)

Pelajaran yang dapat dipetik dari Hadis


a. Kepatuhan kepada allah dan rasulnya secara absolut tak ada batas tertentu berbeda dengan
kepatuhan selainnya.
b. Kepatuhan dan ketaatan hanya didasarkan kepada keimanan seeorang kepada allah dan
Rasulnya.Jika ada iman pasti ada kepatuhan dan jika tidak ada iman maka tidak ada pula
kepatuhan.
c. Allah memuliakan umat Muhammad Saw dengan memberikan keringanan beban yang
tidak seperti umat sebelumnya .
d.Kondisi para sahabat sangat mematuhi hukum syara’ yang diturunkan kepada mereka.
e.Kata hati yang belum direalisasikan dalam bentuk perbuatan atau perkataan tidak ada
tuntutantetapi dalam kebaikan sudah dihargai pahala sebagai kemurahan Allah kepada umat
muhammad Saw.
2. Bertanya dan Menghargai Perbedaan
“Dari Ubai bin Ka’ab berkata: Rasulullah SAW telah membacakan kepadaku suatu surat.
Kemudian ketika aku duduk di masjid dan mendengarnya seorang laki-laki membacanya
berbeda dengan bacaanku, maka aku katakana kepadanya: Siapa yang mengajarkan engkau
surat ini? Ia menjawab: “Rasulullah SAW” Aku berkata: Kalau begitu jangan berbeda
dengan bacaanku, sehingga kami dating kepada Rasulullah. Aku dating dan bertanya: Ya
Rasulullah! Orang ini berbeda bacaannya dengan bacaanku pada surat yang engkau ajarkan
kepadaku. Maka Rasul bersabda: “Hai Ubai baca!” Aku pun membacanya. Beliau memujiku:
“Bagus kamu” Kemudian beliau bersabda kepada seorang laki-laki tersebut: “Baca!” Ia
membaca yang berbeda dengan bacaanku. Beliau juga memujinya: “Bagus kamu” Kemudian
beliau bersabda: “Hai Ubai! Sesungguhnya Al-Quran diturunkan atas tujuh huruf semuanya
benar dan cukup.” (HR. an Nasa’i)

Pelajaran yang dipetik dari hadits


a.Perlunya berguru dan belajar membaca Al-Qur’an,karena membaca Al – Qur’an tergolong
ilmu riwayah.
b. Guru sebagai narasumber dalam pengajaran. Anjuran murid bertanya kepada guru ilmu
yang belum dipahami atau ketika menghadapi suatu keraguan dalam kebenaran asal dengan
memelihara kesopanan.
c.Murid menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengan menjunjung tinggi
persaudaraan.

3. Belajar Bersama
“Dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al- Khudriy r.a. bahwa mereka menyaksikan Rasulullah
SAW bersabda: “Tidak duduk suatu kaum berdzikir kepada Allah melainkan mereka
dikepung oleh para malaikat, maka diliputi rahmat dan turunlah ketenangan atas mereka dan
disebut-sebut didepan malaikat yang berada di sisi-Nya.”(HR. Muslim), dalam satu riwayat
(bagi Muslim juga dari Abu Hurairah): “Tidak berkumpul suatu kaum di suatu rumah dari
rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mempelajari antara mereka.
Melainkan turun atas mereka ketenangan, diliputi rahmat, dikepung malaikat, dan dan
disebut-sebut di hadapan makhluk (malaikat) di sisi-Nya.”

Pelajaran yang dipetik dari hadits


a. Anjuran model belajar bersama,muzakarah bersama,diskusi bersama,dan zikir bersama.
b. Keutamaan zikir bersama,berdiskusi,muzakarah dan belajar bersama.
c. Orang yang belajar bersama ,berdiskusi,muzakarah dan berzikir bersama dijaga para
malaikat,mendapatkan rahmat dan ketenangan.
d. Banyak kelebihan belajar bersama yang dapat dirasakan dalam pendidikan minimal
menambah kegairahan dalam pembelajaran.

4. Tekun Belajar
“Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan
pemilik (menguasai) Al-Qur’an itu adalah seperti menguasai seekor unta yang terikat, bila ia
memerhatikannya maka ia akan tetap tertahan dan bila ia membiarkannya, maka lepaslah ia.”
(HR. Mutafaq alaih)

Pelajaran yang dipetik dari hadis


a. Dorongan sungguh – sungguh mencari ilmu dengan cara membaca,mencatat atau menulis
ilmu dari berbagai referensi ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
b.Perintah Membaca secara berulang – ulang sehingga lancar,tidak lupa dan fasih
membacanya.
c. Perintah menghafal Al –Qur’an serta larangan melalaikannya.
d.Perawat Al – Qur’an dan ilmu disamakan dengan perawat unta.
e.Persamaan antara kedua hal tersebut,sama – sama merawat dengan baik,mengikat dengan
tali yang kuat agar tidak lepas.
f.Unta aman tidak akan lari bila di ikat,demikian juga ilmu dan Al – Qur’an tidak akan hilang
kalau dipelihara dengan baik yakni catat,dipahami,dan diamalkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. H.Abdul Majid Khon, M.Ag. HADIS TARBAWI (Hadis – hadis pendidikan).
Jakarta :2012. KENCANA PRENADAMEDIA GROUP.

Anda mungkin juga menyukai