Anda di halaman 1dari 17

MODEL - MODEL DESAIN PEMBELAJARAN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
“Perencanaan dan Desain Penbelajaran PAI”
Yang dibina oleh Bapak Ahmad Munir Saifulloh, M.Pd.

Disusun Oleh :

Muhammad Zaiyd Al Fahri : (2020100012067)


Febri Ardiansyah : (2020100012055)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN (IAIS)
LUMAJANG
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
”MODEL - MODEL DESAIN PEMBELAJARAN” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah guna memenuuhi tugas
Ahmad Munir Saifulloh, M.Pd. pada Matkul Perencanaan dan Desain
Pembelajaran PAI. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Penerapan Nilai, Norma, Dan Moral bagi para pembaca dan penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ahmad Munir Saifulloh, M.Pd.


selaku Pembimbing Mata kuliah Matkul Perencanaan dan Desain
Pembelajaran PAI. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membabangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Lumajang, 14 September 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan Masalah.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

A. Pengertian model – model desain pembelajaran PAI....................................


B. Macam – macam model desain pembelajaran PAI........................................
C. Perbedaan model – model desain pembelajaran PAI.....................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang memper-


hatikan pola pembelajaran tertentu, hal ini sesuai dengan pendapat Briggs
(1978:23) yang menjelaskan model adalah “seperangkat prosedur dan berurutan
untuk mewujudkan suatu proses” dengan demikian model pembelajaran adalah
seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran pada hakekatnya


merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat
diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang sehubungan dalam
proses pembelajaran sehingga menunjukkan adanya perolehan, penguasaan, hasil,
proses atau fungsi belajar bagi si peserta belajar.

Proses kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara merencanakan


pembelajaran tersebut dengan baik, agar meningkatkan upaya kualitas peserta
didik sehingga dapat memperoleh hasil dari pembelajaran yang membentuk sikap,
prilaku dan pengtahuan yang baik. Sehingga setiap lembaga pendidikanperlu
menyarankan kepada para guru agar membuat desain pembelajaran tersebut
memilki kompetensi. Sehingga dapat dilakukan perubahan dan penyesuaian dan
adanya inovasi dalam proses pembelajaran.

Dalam menyusun sebuah desain pembelajaran MTS/SMP guru harus


mampu merancang rencana pembelajaran baik dalam materi pembelajaran, media,
teori belajar, maupun metode belajar, agar peserta didik dapat menguasai materi
yang diajarkan dengan baik. Konsep interaksi dengan peserta didik pun cukup
baik digunakan dalam melaksanakan pembelajaran, karena dari interaksi ini bisa
membuat guru memahami karakteristik setiap peserta didik. Hal inilah menuntut
guru dalam menyusun pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model – model desain pembelajaran PAI?
2. Apa macam – macam model desain pembelajaran PAI ?
3. Apa perbedaan model – model desain pembelajaran PAI ?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian model – model desain pembelajaran
PAI?
2. Untuk mengetahui macam – macam model desain pembelajaran PAI ?
3. Untuk memahami perbedaan model – model desain pembelajaran PAI?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model – Model Desain Pembelajaran PAI

Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemampuan


bangsa dan Negara. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya
manusia yang berkualitas. 1
Desain pembelajaran adalah kegiatan memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi yang ada untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Desain pembelajaran pendidikan agama Islam
juga merupakan kegiatan serupa yang diarahkan untuk pembelajaran bidang dan
jenjang pendidikan yang bersifat khusus. Kegiatan ini dilakukan dengan berpijak
pada tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, sumber belajar yang tersedia serta
karakteristik peserta didik.2
Penataan dan penetapan strategi pengorganisasian isi pembelajaran
pendidikan agama melalui perancangan pembelajaran yang professional
merupakan sesuatu yang sangat urgen. Kualitas pembelajaran merupakan fokus
kegiatan yang bias dicapai dengan memilih dan mempreskripsikan metode
pembelajaran yang bermakna yang tentunya harus dilaksanakan dengan tetap
berpijak pada beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Mengacu pada kualitas pembelajaran
Kualitas pembelajaran tetap menjadi fokus kegiatan agar setiap
langkah kegiatan senantiasa diarahkan pada peningkatan mutu atau
kualitas pembelajaran.
2. Mengacu pada pendekatan sistem
Pembelajaran pendidikan agama Islam harus dipandang sebagai
pembelajaran yang terpadu yang melibatkan beberapa unsur yaitu input,
proses dan output.

1
Lukman Hakim, Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based Learning)
Pada Lembaga Pendidikan Islam Madrasah, Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, vol. 13, no.
1-2015, hlm. 37
2
Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik, Pustaka
Pejajar, Yogyakarta, 2015, hlm. 123-124
3. Mengacu pada teori belajar dan pembelajaran
Pembelajaran pendidikan agama sebaiknya dirancang dengan
mengacu atau dilandasi oleh teori belajar dan pembelajaran. Secara
teoretis perancang pembelajaran harus mampu memahami bagaimana
sseorang itu belajar agama dan bagaimana seseorang itu membelajarkan
pendidikan agama. Kualitas pembelajaran pendidikan agama sangat
bergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancang dan
dikembangkan.
4. Mengacu pada belajar perseorangan (individual)

Rancangan pembelajaran pendidikan agama sebaiknya mengacu


kepada peserta didik secara perseorangan karena pada hakikatnya belajar
itu terjadi secara individual.
5. Mengacu pada hasil belajar

Pada dasarnya hasil belajar-baik berupa hasil langsung maupun hasil


pengiring merupakan acuan utama setiap kegiatan pembelajaran. Kualitas
perencanaan pembelajaran pendidikan agama bias diukur melalui hasil
belajar yang telah dicapai.
6. Mengacu pada kemudahan belajar

Pembelajaran PAI merupakan upaya membelajarkan peserta didik


belajar agama dan perancangan pembelajaran PAI merupakan penataan
upaya membelajarkan agar dalam diri peserta didik muncul prakarsa atau
perilaku belajar.
7. Mengacu pada interelasi variable pembelajaran

Perencanaan pembelajaran PAI harus mengacu pada semua


komponen yang memengaruhi pembelajaran agama itu sendiri. Artinya
pembelajaran harus didasarkan pada hasil identifikasi dan analisis semua
komponen baik secara teoretis maupun praktis-empiris berpengaruh pada
belajar PAI.
8. Mengacu pada kualitas metode pembelajaran pendidikan agama

Perencanaan pembelajaran PAI yang mendasar dan menjadi inti


perencanaan terletak pada pemilihan dan penetapan metode pembelajaran
PAI. Pemilihan metode harus didasarkan pada analisis kondisi
pembelajaran yang ada.3

B. Macam – Macam Model Desain Pembelajaran


Berkaitan dengan aspek-aspek atau komponen-komponen
pembelajaran dan sistematika pembelajaran, terdapat sejumlah model-
model sebagaimana dikemukakan para ahli. Berikut ini beberapa model
yang dapat dijadikan acuhan.

1. Desain Pembelajaran Model Kemp

Aspek-aspek pembelajaran yang dipikirkan dan dirancang menurut Kemp


meliputi:

a.    Tujuan umum dan topik umum atau pokok bahasan.

b.    Karakteristik peserta didik

c.    Tujuan spesifik pembelajaran

d.   Isi pelajaran

e.    Penilaian awal

f.     Bentuk kegiatan pembelajaran dan sumber belajar

g.    Sarana pendukung

h.    Evaluasi

i.      Revisi

3
Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik, Pustaka
Pejajar, Yogyakarta, 2015, hlm 125 - 127
Jadi, menurut Jerold E Kemp dalam buku karya Zaenal Arifin Ahmad,
proses desain pembelajaran merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap
langkah penghubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan
peraangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai didalam siklus tersebut.
Pengembangan untuk dapat memulai dari komponen manapun.

2. Model pembelajaran Dick dan Carey

Dick dan Carey menawarkan suatu model pengembangan yang mirip


dengan model Kemp, tetapi ditambah dengan komponen melaksankan
analisis pembelajaran, dan terdapat beberapa komponen yang dilewati
didalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut sebagai berikut4:
a. Identitas Tujuan
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diingkan untuk
dapat dilakukan pserta didik setelah proses pembelajaran dilakukan. Rumusan
tujuan pembelajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau dari daftar
tujuan sebagai hasil need assesment, atau dari pengalaman praktik dengan
kesulitan belajar siswa didalam kelas.

b. Melakukan analisis intruksional

Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan


apa tipe belajar yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang telah dianalisis berfungsi
untuk mengidentifikasi keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari.
Analisis ini akan menghasilkan cara atau diagaram tentang ketarampilan-
ketrampilan dan menunjukkan keterkaitan atara keterampilan konsep tersebut.

4
Zaenal Arifin Ahmad, Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampain implementasi, PT.Pustaka Insan
Madani, Yogyakarta, 2012. Hlm 65 - 66
c. Mengidentifikasi tingkah laku awal/karakteristik siswa

Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan yang perlu dilatihkan


dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan
ketarampilan apa yang telah dimiliki siswa saat  mulai mengikuti pengajaran.yang
penting juga untuk diidentifikasi adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin
ada hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran.

d. Merumuskan tujuan kinerja

Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku


awal sisiwa, selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus siswa yang mungkin
ada hubungannya dengan rencangan aktivitas-aktivitas pengajaran.

e. Pengembangan tes acuhan patokan

Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah


dirumuskan, pengembangan butir asesmen untuk mengukur kemampuan siswa
seperti yang diperkiaran dalam tujuan.

f. Pengembangan strategi pembelajaran


Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan
mengidentifikasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir, startegi akan
meliputi aktivitas preintruksional, penyampaian infomasi, praktik dan balikan,
tesing, yang dilakukan lewat aktivitas.

g. Pengembangan dan memilih pengajaran

Tahapan ini startegi pengajaran dikembangkan untuk menghasilkan


pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan
guru.

h. Merancang dan melaksankan evaluasi formatif

Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk


mengidentifikasi dalam  meningkatkan pengajaran.
i. Menulis peringkat penilaian akhir5

Hasil - hasil pada tahap diatas dijadikan dasar untuk menulis


perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan di uji
cobakan diimplementasikan di kelas.

j. Revisi pengajaran

Tahap ini mengulangi siklus pengembangan  perangkat pengajaran. Data


dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan
dianalisis dan serta di interprestasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami
oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

5
Zaenal Arifin Ahmad, Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampain implementasi, PT.Pustaka Insan
Madani, Yogyakarta, 2012. Hlm 67
3. Model Desain Pembelajaran Gerlach & Ely Model
Pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu model perencanaan
pembelajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman
atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini
diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun
tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya.
Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang
satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat
dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar. Berdasarkan uraian
di atas, model pembelajaran Gerlach dan Ely dikembangkan berdasarkan
sepuluh unsur yaitu sebagai berikut.
a) Spesifikasi isi pokok bahasan (specification of content) Bahan atau materi
pada dasarnya adalah konten dari kurikulum, yakni berupa pengalaman
belajar dalam bentuk topik/subtopik dan rinciannya secara lengkap.
Materi yang diberikan sesuai dengan tingkatan pendidikan dan
konsentrasi bidang studi yang diambil. Isi dari materi yang akan diajarkan
harus memiliki tujuan yang ingin dicapai.
b) Spesifikasi tujuan pembelajaran (specification of objectives) Tujuan
pembelajaran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan
pembelajaran. Tujuan harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu
luas). Dalam tujuan pembelajaran terdapat poinpoin kemampuan atau
kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik.
c) Pengumpulan dan penyaringan data tentang peserta didik (assessment of
entering behaviors). Pengukuran kemampuan awal peserta didik
ditentukan dengan melakukan pre-test. Pengukuran kemampuan ini
penting agar dapat memberikan porsi materi mata pelajaran yang tepat
sesuai dengan yang diperlukan.
d) Penentuan cara model, metode, dan teknik mengajar (determination of
strategy). Strategi merupakan model yang dipakai pengajar dalam
memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan
tugas/peranan peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar.
Terdapat 2 bentuk dalam model ini, yakni untuk keperluan ekspose
(expository) yang lazim dan bentuk penggalian (inquiry) yang lebih
mengutamakan partisipasi belajar.
e) Pengelompokan peserta didik (organization of groups) Pengelompokan
belajar digunakan untuk lebih mengondusifkan kelas dalam lingkup yang
luas sedangkan dalam lingkup yang lebih sempit untuk meningkatkan
partisipasi aktif dari peserta didik di dalam kelas.
f) Penyediaan waktu (allocation of time) Rencana penggunaan waktu akan
berbeda berdasarkan pokok permasalahan, tujuan-tujuan yang
dirumuskan, ruangan yang tersedia, pola-pola administrasi serta abilitas
dan minat-minat para peserta didik.
g) Pengaturan ruangan (allocation of space) Terdapat 3 alternatif ruangan
belajar agar proses belajar-mengajar dapat terkondisikan, yaitu ruangan-
ruangan kelompok besar, kelompok kecil, dan ruangan untuk belajar
mandiri. Alokasi ruangan ditentukan sesuai dengan tujuan pembelajaran
agar proses pembelajaran berjalan lebih efektif dan suasana belajar yang
kondusif dan nyaman.
h) Pemilihan media/sumber belajar (selection of resources) Gerlach dan Ely
membagi media sebagai sumber belajar ke dalam 5 kategori yaitu ;
1. Manusia dan benda nyata
2. Media Visual proyeksi
3. Media Audio
4. Media Cetak
5. Media Display.
i) Evaluasi (evaluation of performance) Semua usaha kegiatan
pengembangan instruksional dapat dikatakan berhasil atau tidak setelah
tingkah laku akhir belajar tersebut dievaluasi instrumen evaluasi yang
telah didesain secara objektif. Evaluasi bukan hanya dilakukan oleh
peserta didik tetapi dilakukan juga oleh guru. Selain untuk mengukur
kualitas pembelajaran, evaluasi juga dilakukan untuk menjaga kualitas
pengajar dan Iembaga pendidikan yang bersangkutan.
j) Analisis umpan balik (analysis of feedback) Analisis ini merupakan tahap
terakhir dari pengembangan sistem pembelajaran. Data umpan balik yang
diperoleh dari evaluasi, tes, observasi, maupun tanggapan-tanggapan
tentang usaha-usaha pembelajaran ini menentukan apakah sistem, metode
dan media pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran sudah
sesuai untuk tujuan yang ingin dicapainya atau masih perlu
disempurnakan.6

C. Perbedaan Model – Model Desain Pembelajaran PAI


Pengembangan perangkat pembelajaran adalah suatu serangkaian
proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat
pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada.7 Dari
pembahasan model pengembangan system pembelajaran yang telah
dibahas, menunjukkan bahwa model-model tersebut memiliki perbedaan.
Justru dengan adanya perbedaan itu menyebabkan masing-masing
memiliki kekurangan dan kelebihan.
1. Model Kemp
a. Kelebihan dari model Kemp antara lain:8
1) Diagram pengembangan berbentuk bulat telur yang tidak memiliki titik
awal tertentu.sehingga dapat memulai perancangan secara bebas.
2) Bentuk bulat telur itu juga mmenunjukkan adanya saling ketergantungan
diantara unsur-unsur yang terlibat
3) Dalam setiap unsur ada kemungkinan untuk dilakukan revisi ,Sehingga
memungkinkan sjumlah terjadinya perubahan dari segi isi maupun
perlakuan terhadap semua unsur tersebut selama pelaksanaan program.

6
Deni Darmawan dan Dinn Wahyudin, Model Pembelajaran Di Sekolah, hlm. 25.
7
Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Jakarta, Raja Grafindo, 2013), hlm, 23.
8
Hudasmpn, “Perbedaan Model Pembelajaran”, diakses dari https://id.scribd.com/doc/2478
22236/Perbedaan-Model-Pembelajaran, pada tanggal 14 september 2021 07.45
b. Kekurangan dari model kemp:
1) Model ini merupakan system pembelajaran
2) Model ini kurang lengkap dan kurang sistematis
3) Model ini tidak melibatkan penilaian ahli, sehingga ada kemungkinan
perangkat pmbelajaran yang dilaksanakan terdapat kesalahan.

2. Model Dick dan Carrey


Keunggulan dari model Dick dan Carey ini terletak pada tugas yang
tersususn secara terprinci dan tujuan pembelajaran yang secara hirarkis.
Disamping itu adanya uji coba yang berulang kali menyebabkan hasil
yang diperoleh system dapat diandalkan.
Kelemahan model ini adalah uji coba tidak diuraikan secara jelas
kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah
diadakan tes formatif.9 Sedangkan pada tahap - tahap pengembangan hasil
tes belajar,strategi pembelajaran maupun pada pengembangan dan
penilaian bahan pembelajaran tidak Nampak secara jelas ada tidaknya
pakar (validasi).
3. Model Gerlach dan Ely Model Gerlach dan Ely
antara lain :10
a) Merumuskan tujuan
b) Menentukan inti materi pelajaran

9
Endang Rusyani, Desain Pembelajaran, (Bandung, FIP, 2009), PDF File, 03 Juli 2009.
10
Supriadie, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2012), hlm, 67
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model desain pembelajaran adalah pola pembelajaran yang dijadikan
sebagai contoh dan acuan oleh guru sebagai pendidik profesiaonal dan
merancang pembelajaran yang hendak difasilitasinya. Sebagai sebuah
pola pembelajaran, model tersebut memiliki berbagai tahapan-tahapan
kegiatan merancang pembelajaran.
Jadi model desain pembelajaran pendidikan agama Islam adalah
konsep dan prosedur yang berfungsi sebagai pedoman bagi para guru
dalam merencakan dan melaksanakan pembelajaran agama Islam yang
dilakukan secara sistematis sebagai upaya menanamkan, mengembangkan
dan menumbuhkan nilai-nilai pada peserta didik dalam mewujudkan
tampilnya perilaku siswa yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan.
B. SARAN
Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini,
segala koreksi dan saran demi kesempurnaan makalah ini penulis
harapkan sebagai bentuk kepedulian bagi yang ingin menambah
khazanah, kekeliruan dan sebagai bahan untuk memperbaiki apa yang
telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan untuk waktu kedepannya,
penyusun bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Lukman Hakim, Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem
Based Learning) Pada Lembaga Pendidikan Islam Madrasah, Jurnal Pendidikan
Agama Islam-Ta’lim.
Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan
Dialektik, Pustaka Pejajar, Yogyakarta, 2015
Zaenal Arifin Ahmad, Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampain
implementasi, PT.Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, 2012.
Deni Darmawan dan Dinn Wahyudin, Model Pembelajaran Di Sekolah
Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Jakarta, Raja Grafindo, 2013)
Hudasmpn, “Perbedaan Model Pembelajaran”, https://id.scribd.com/doc/2478
22236/Perbedaan-Model-Pembelajaran,
Endang Rusyani, Desain Pembelajaran, (Bandung, FIP, 2009), PDF File, 03 Juli
2009.
Supriadie, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2012),

Anda mungkin juga menyukai