PENDAHULUAN
dimulai pada saat kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan KB
(Irawati, 2012). Asuhan antenatal care merupakan asuhan pada ibu hamil
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang meliputi fisik dan mental serta
buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang penggunaannya telah dilaksanakan
persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu
setelah keluar dari Rumah sakit, hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan
ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis (Pitriani, 2014). Untuk dapat
partu bahkan setelah persalinan (Manuaba, 2008). Ibu hamil yang mengalami
yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu pada
masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana
(Rahmawati, 2012).
turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
Bayi baru lahir normal adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh bayi
ekstrauterin. Masa neonatus adalah periode selama satu bulan (lebih tepat 4
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi
Endang, 2015).
dan status kesehatan masyarakat. Kematian ibu Angka Kematian Ibu (AKI)
wanita yang terjadi saat hamil, bersalin dan masa nifas (dalam 42 hari) setelah
yang sampai saat ini belum dapat diatasi. Hal ini terlihat dari tingginya Angka
kematian yang berkaitan dengan masalah kehamilan seperti AKI dan AKB
berakhir pada tahun 2015. Salah satu tujuan SDGs adalah terciptanya suatu
kondisi kehamilan dan persalinan yang aman, serta ibu dan bayi yang
target dalam mengurangi rasio kematian ibu secara global hingga kurang
meninggal didunia setiap harinya. Angka kematian ibu di Negara Asean sudah
menempati 40-60 per 100 ribu KH. Angka Kematian Bayi(AKB) sebesar
40/1000 KH atau sebanyak 7000 bayi baru lahir di dunia meninggal setiap
hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan hebat setelah
dan eklampsia), komplikasi dari persalinan, dan aborsi yang tidal aman
(WHO, 2018).
Saat ini Indonesia masih menempati posisi 305 per 100 ribu/KH atau
38 ibu meninggal setiap harinya. Hal ini berbeda jauh dengan Singapura yang
berada 2-3 AKI per 100 ribu/KH. AKB 15/1000 KH atau 185 /harinya
(SDKI, 2017) Sementara itu data capaian kinerja Kemenkes RI tahun 2015-
2017 menunjukan telah terjadi penurunan jumlah kasus kematian ibu. Jika
tahun 2015 AKI mencapai 4.999 kasus maka ditahun 2016 sedikit mengalami
penurunan menjadi 4.912 kasus dan tahun 2017 mengalami penurunan tajam
adalah (13%), komplikasi aborsi (11%), sepsis (10%) dan partus lama
2016, Angka kematian ibu (AKI) yaitu 133/100.000 KH atau 178 kasus
kematian pada tahun 2015. Sedangkan tahun 2016 meningkat menjadi 893
kasus atau sebesar 131 per 100.000 KH. Target dalam Renstra Dinas
Kesehatan Propinsi NTT pada tahun 2016, kasus kematian ibu ditargetkan
turun menjadi 128 kasus, berarti target tidak tercapai. Angka Kematian Bayi
(AKB) Tahun 2015 -2016 tetap 11 per 1000 KH. Target dalam Renstra Dinas
Kesehatan Propinsi NTT belum juga tercapai (profil kesehatan propinsi NTT,
2016).
trauma obstetric (5%), emboli obstetric (5%), partus lama/macet (5%), serta
premature. ini menunjukan bahwa faktor kondisi ibu sebelum dan selama
tahun 2018 sampai tahun 2020 tidak ada. Sedangkan untuk Angka Kematian
prematur 1 orang.
kematian ibu oleh penyakit dan bukan karena kehamilan dan persalinannya,
seperti penyakit tuberculosis, anemia, malaria, sifilis, HIV, AIDS, dan lain-
lain dan penyebab kematian ibu langsung yaitu perdarahan (25%) biasanya
partus macet (8%), komplikasi abortus tidak aman (13%), dan sebab-sebab
daya manusia masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan
anak dapat dilihat dari data nasional bahwa cakupan K4 pada ibu hamil
mencapai 88,03% dari target 78%.. Pada tahun 2017 Propinsi NTT Cakupan
Berdasarkan data dari puskesmas Watu Alo tahun jumlah ibu hamil selama 1
tahun total 773 orang, jumlah ibu hamil selama tahun 2019 sebanyak 96
terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya dkk, 2014).
2018 (60 %), Propinsi NTT KF 3 ( 62,86 %). Di Puskesmas Watu Alo KF 1
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. Masa Neonatal adalah masa sejak lahir sampai
dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran dimana ada tiga masa.
Kurang Energi Kronis (Kemenkes RI, 2010). Kurangnya asupan energi yang
berasal dari zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) maupun zat gizi
mikro terutama vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng, kalsium dan
iodium dan zat mikro lain pada wanita usia subur yang berkelanjutan (remaja
(KEK) pada masa kehamilan yang diawali dengan kejadian resiko KEK dan
ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu cukup lama
yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) (Kemenkes RI, 2015).
dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil (Irianto, 2014).
Standar minimal ukuran Lingkar Lengan Atas pada wanita dewasa
atau usia produktif adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm,
trimester pertama dan kedua kehamilan. WHO juga mencatat 40% kematian
hamil yang menderita gizi kurang seperti kurang energi kronik mempunyai
resiko kesakitan yang lebih besar oleh karena itu kurang gizi pada ibu hamil
harus dihindari sehingga ibu hamil merupakan kelompok sasaran yang perlu
abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,
asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir dengan Bayi Berat Lahir
sangat ditentukan oleh kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil adalah salah satu
pada kehamilan secara global 35-75% dimana secara bermakna tinggi pada
trismester pertama dan kedua kehamilan. WHO juga mencatat 40% kematian
hamil yang menderita gizi kurang seperti kurang energi kronik mempunyai
resiko kesakitan yang lebih besar oleh karena itu kurang gizi pada ibu hamil
harus dihindari sehingga ibu hamil merupakan kelompok sasaran yang perlu
dan Thailand adalah 15-47% yaitu dengan BMI < 18,5 cm . Adapun negara
yang mengalami kejadian KEK pada ibu hamil tertinggi adalah Bangladesh
(Kemenkes, 2017). Hasil Survei gizi (PSG, 2017) presentasi ibu hamil KEK
sebesar 14,8 %. Adapun upaya yang dilakukan dinas kesehatan bersama unit
gizi seimbang saat kelas ibu hamil, penyuluhan dan pemberian makan
tambahan untuk ibu hamil KEK. Cakupan ibu hamil KEK sudah
Sedangkan Provinsi Banten adalah salah satu provinsi dengan angka resiko
ibu hamil KEK (jumlah ibu hamil dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm)
sebesar 18%, angka tersebut diatas rata-rata persentasi nasional yaitu sebesar
16,2%. Persentasi tertinggi adalah Provinsi Papua sebesar 23,8% dan terendah
jumlah bumil KEK yaitu sebesar 36,8%. Untuk Kabupaten Manggarai Jumlah
Bumil KEK tahun 2018 adalah sebanyak 775 ibu hamil (Laporan Kinerja
zat gizi yang masih kurang. Menurut Arisman (2010) penyebab lain
terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK) adalah penyakit infeksi, ibu hamil
yang asupan makannya cukup tetapi menderita suatu penyakit atau sakit maka
menyebabkan asupan makan berkurang dan ibu hamil yang asupan makannya
penyakit.
prioritas pembangunan Nasional dan Inpres no. 3 tahun 2010 tentang program
negriku.kemenkes.go.id).
Memberikan pelayanan gizi dan pelayanan KIA (kesehatan ibu dan anak)
pada ibu hamil berupa pemberian tablet fe, melakukan skrining terhadap ibu
hamil resiko KEK, dan pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil
dengan resiko KEK melalui bimbingan gizi dan Kesehatan Ibu Anak secara
setiap tahun, dimana kita ketahui KEK dapat menyebabkan perdarahan pada
ibu hamil pada saat hamil dan bersalin, sedangkan penyebab kematian
ibu tertinggi masih disebabkan oleh perdarahan yaitu 30% dari jumlah
kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan
keluarga berencana.
kurang dari 23,5 cm (23,3 cm) bb: 44 kg, ini termasuk beresiko dalam
kehamilan. pada kehamilan TM 3 ibu tidak punya keluhan dan semua hasil
Watu alo?.
a. Tujuan umum
Alo.
b. Tujuan khusus
a. Manfaat teoritis
ibu.
b. Manfaat praktis
mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
2. Bagi Peneliti
4. Bagi Klien
5. Bagi masyarakat