Anda di halaman 1dari 3

BAB II

POSISI SOSIOLOGI POLITIK

A. SOSIOLOGI, EKONOMI DAN POLITIK


Sebelum membahas tentang Ilmu Sosiologi dan Politik, terlebih dahulu perlu kita pahami bahwa
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak lepas dari berbagai bidang ilmu sosial yang satu
sama lain saling terkait. Hal tersebut dapat dilihat ketika menghadapi suatu permasalahan, dimana
kebijakan yang dibuat merupakan hasil kajian berbagai disiplin ilmu. Terlebih lagi masyarakat yang
merupakan kumpulan individu yang tinggal di suatu wilayah, memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan masyarakat lain. Ilmu sosial mencoba memahami, menelaah, meneliti, mencari
persamaan dan perbedaan antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya, memahami tingkah laku
individu dalam masyarakat, interaksi individu dengan masyarakat, memahami ide ,gagasan, lembaga-
lembaga, pemilikan, persaingan, konflik, perubahan sosial dan sebagainya.
Perbedaan ilmu sosial satu dengan dengan ilmu sosial lainnya terletak pada dimensi yang
digunakan untuk memahami, menelaah masyarakat secara khusus. Ilmu Ekonomi mencoba memahami
kehidupan individu dan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhannya, baik dalam berproduksi,
mendistribusikan barang maupun mengkonsumsi barang ataupun jasa yang terbatas dalam masyarakat.
Ilmu Politik memahami tentang hak dan wewenang, kekuasaan, proses pembuatan keputusan dalam
masyarakat serta konflik yang muncul akibat dari distribusi dan alokasi barang yang dianggap bernilai
dalam masyarakat. Sedangkan Ilmu Sosiologi memahami tentang struktur sosial, lembaga sosial, lapisan
sosial, perubahan sosial, interaksi sosial, mobilitas sosial dan modernisasi.

B. HUBUNGAN EKONOMI, SOSIOLOGI DAN POLITIK


Melihat fokus perhatian masing-masing ilmu sosial tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa
antara ketiga ilmu tersebut mempunyai hubungan satu sama lain. Ketiga ilmu menelaah objek yang
sama yaitu manusia baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat, yang dilihat dari tingkah laku
individu maupun kelompok dalam masyarakat, gejala sosial akibat dari interaksi, status maupun peran
mereka dalam masyarakat. Hubungan antara ketiga ilmu tersebut melahirkan cabang ilmu lain. Antara
Ilmu Sosiologi dan Politik menghasilkan cabang Ilmu Sosiologi Politik membicarakan tentang basis-basis
sosial dari kekuasaan masyarakat. Hubungan Ilmu Sosiologi dan Ekonomi menghasilkan cabang Ilmu
Sosiologi Ekonomi, Hubungan Ilmu Ekonomi dan Politik menghasilkan cabang Ilmu Ekonomi Politik.
Dari ketiga cabang ilmu baru tersebut yaitu Sosiologi Politik, Sosiologi Ekonomi dan Ekonomi
Politik melahirkan perpaduan yaitu bidang Sosiologi dan Ekonomi dan Politik, yang kemudian sering
disebut Sosiologi dan Politik, yaitu ilmu yang membahas tentang hubungan antara sosiologi, ekonomi
dan politik. Ilmu ini sejak tahun 1995 menjadi salah satu mata kuliah dasar keahlian (MKDK) yang
diberikan pada mahasiswa ekonomi. Mengapa ilmu ini penting untuk dipelajari ? Secara tidak langsung
memberikan pemahaman pada mahasiswa ekonomi bagaimana upaya mewujudkan kehidupan politik
yang demokratis dan kehidupan ekonomi yang berkeadilan. Karena sebagai pelaku bisnis tidak cukup
hanya mengejar keuntungan ekonomi semata, namun harus memahami kondisi sosio-ekonomi maupun
sosio-politik yang ada dalam masyarakat. Dengan memahami konsep sosiologi dan politik diharapkan
mampu memahami masalah-masalah sosiologis dan politis sehingga nantinya dapat ikut menciptakan
kondisi perekonomian negara yang stabil dan pembangunan ekonomi yang mantap.
Pembangunan ekonomi suatu negara tidak lepas dari dua sektor yaitu sektor publik kegiatannya
sering disebut dengan pembangunan ekonomi dengan tujuan kesejahteraan umum dan sektor swasta
dengan kegiatan ekonominya untuk kepentingan komersial. Kedua sektor tersebut mempunyai faktor
ekonomi umum dan faktor nonekonomi. Dalam Pembangunan ekonomi sektor publik dilakukan melalui
suatu perencanaan dengan memperhatikan faktor ekonomi umum yaitu : 1) ekonomi dominan
setempat, 2) sumber daya alam, 3) kualitas sumber daya manusia, dan 4) kemungkinan teknologi baru.
Sedangkan faktor nonekonominya adalah : 1) Sikap masyarakat setempat terhadap pembangunan, 2)
keseimbangan kekuatan membangun antara pemerintah dan penduduk setempat, 3) pola
kepemimpinan setempat, 4) infrastruktur fisik dan sosial.
Sektor swasta memulai kegiatan ekonominya dengan mengadakan studi kelayakan (feasibility
study), dengan faktor ekonomi : 1) sistem ekonomi nasional, 2) peraturan moneter, 3) kekuatan pesaing,
4) potensi pasar, 5) sistem pajak. Sedangkan faktor nonekonomi : 1) Politik (sistem politik nasional,
golongan yang berkuasa, stabilitas politik, kekuasaan birokrasi, hubungan sipil dan militer), 2) Hukum
(peraturan devisa, hukum agraria, keseimbangan legislatif-eksekutif-yudikatif, perlindungan hukum
terhadap perusahaan, korupsi dan kolusi), 3) Sosial (keseimbangan antara rural dan urban, keseimbngan
antara golongan etnis, keseimbangan antara golongan agama, kualitas pendidikan dan kesehatan,
kekuatan organisasi buruh, kesinambungan sosial antara pria dan wanita, 4) Kultur (etos kerja,
keseimbangan antara rasionalitas dan nonrasionalitas, keseimbangan antara sikap kolektif dan
individualitas, kekuatan adat terhadap modernisasi, kemungkinan teknologi baru.
Melihat faktor-faktor dalam pembangunan ekonomi seperti dalam uraian di atas, maka dapat
dikatakan bahwa faktor-faktor nonekonomi juga memiliki pengaruh yang kuat dalam pembangunan
ekonomi. Oleh karena itu dapat dipahami mengapa Ilmu Sosiologi dan Politik perlu untuk dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai