Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan : 5 LEMBAR KERJA 2 NILAI

Hari/ Tanggal : MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN


Senin, 15 Prodi Pendidikan Fisika FMIPA – UNIMED
September 2021
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Angel Natalia Sihombing
Srinahyanti S.Pd , M.Pd NIM: 4213121031
Materi : Aliran Filsafat Pragmatisme. Eksistensialisme, dan Progresivisme.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, mengelaborasi dan merefleksi Aliran filsafat
Prenialisme, Eksistensialisme, dan Rekonstruksionisme
Soal:
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Aliran Filsafat :
- Pragmatisme
- Eksistensialisme
- Progressivisme
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di atas(no.1)!
3. Apa alasan yang melatarbelakangi munculnya/lahirnya aliran filsafat eksistensialisme?

Jawaban:
1. - Pragmatisme
• Charles sandre piere (1839)
Charles berpendapat bahwa apapun yang berpengaruh bila dikatakan praktis.
Dibeberapa
waktu yang lain ia juga mengutarakan bahwa pragmatisme bukanlah sebuah filsafat,
bukan teori kebenaran, dan bukan metafisika, melainkan adalah suatu cara untuk
manusia dalam memecahkan masalah.
• John Dewey (1859-1952)
Dewey berpendapat bahwasannya berfilsafat guna memperbaiki kehidupan manusia
dan lingkungannya atau mengatur kehidupan manusia. Ia juga menyatakan bahwa
filsafat
memberikan pengarahan dan filsafat tidak diperkenankan kebawa arus dalam ide-ide
metafisis yang tidak praktis.
• William James
Dia mengatakan secara singkat bahwa pragmatisme adalah realitas yang sudah kita
ketahui berguna untuk mengukur suatu kebenaran konsep seseorang yang harus
mempertimbangkan konsekuensi yang akan diterapkan pada konsep tersebut.

- Eksistensialisme
1. Kierkegaard
memperhatikan satu persoalan yaitu: bagaimana menjadi orang kritis dan ia orang
pertama yang menjadikan istilah eksistensialisme sebagai penolakan terhadap
pemikiran yang abstrak yang logis atau filsafat ilmu pengetahuan. Dan mengatakan
bahwa akal tidak akan pernah mampu memahami seluruh realitas (eksistensi )
manusia. Realitas yang bersifat eksistensi sepert :nilai-nilai hidup, moralitas, agama,
karena seluruh realitas eksistensi ini hanya dapat dialami secara subjektif oleh
manusia. Kemudian ungkapan Kierkegaard dijadikan pegangan bagi para eksistensialis
lainnya yang dikenal sebagai metode “subjektif”. Dengan demikian akal bukanlah
satu-satunya sumber pengetahuan bagi manusia, karena pengalaman personal lebih
memberikan pemahaman yang lebih jelas terhadap masalah yang berkaitan dengan
eksistensi manusia. Pemikiran Kierkegaard berbeda dengan para filsuf lainnya yang
hendak merasionalkan segala sesuatu. Menurutnya agama tidak perlu dibuktikan
secara rasional supaya dapat diterima setiap orang
2. Jean Paul Sartre
menyatakan bahwa dunia ada tanpa maksud, Sartre menamai semua itu dengan kata
absurd. Bukan hanya itu, ternyata absurd yang berkepanjangan juga akan
membangkitkan rasa muak dalam diri manusia. Muak adalah sesuatu yang menjijikkan
karena kurangnya makna dalam keberadaannya. Manusia dianggap hidup di dunia ini
adalah tidak jelas, tidak ada tujuan.
Sartre menyatakan bahwa manusia berkehendak bebassebebas-bebasnya. Menciptakan
dirinya sendiri pada pilihan moralitasnya, kemudian timbul ukuran apa yang harus
diikuti ? karena Tuhan tidak ada, kata Sartre maka tidak ada hukum mengenai
moralitas, tidak ada norma-norma yang objektif. Setiap orang sepenuhnya milik
dirinya sendiri, maka ia harus memutuskan untuk dirinya sendiri pula dan harus
memilih sendiri.
3. Camus
Camus sangat dipengaruhi pemikiran mengenai absurditas 23. Pertama; ada
ketidakmampuan memahami dunia. Camus adalah seorang ateis dan sangat percaya
bahwa tidak ada penjelasan final mengenai dunia. Camus nampaknya juga
menginginkan sebuah kepuasan akan kesempurnaan. Namun, ia tak kunjung
mendapatkannya. Penjelasan penjelasan yang ia dapat hanya bersifat parsial. Seperti
dikatakannya:
Pada tingkatan yang terakhir, kamu mengajariku bahwa alam yang
menakjubkan dan penuh dengan warna ini dapat direduksi... menjadi
elektron. Ini semua baik dan kutunggu kamu melajutkannya. Tetapi
kamu mengatakan ada suatu dalam tatasurya yang tidak tampak di
mana elektron-elektron itu mengelilingi pusatnya. Kamu menerangkan
dunia ini padaku dengan suatu citra. Saya sadari kemudian bahwa
kamu telah direduksi menjadi sebuah puisi; aku tidak perna tahu.
Ada banyak kebenaran, tetapi tidak ada yang benar; ada banyak
Deskripsi mengenai bagian-bagian tetapi tidak ada penjelasan
mengenai keseluruhan. Semua ilmu pengetahuan berhenti pada
hipotesis.
- Progresivisme
1. William James
William James berpandangan menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari
sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan.
2. John Dewey
John Dewey berpandangan tentang sekolah adalah "Progresivism" yang lebih
menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri.
3. Hans Vaihinger
Hans Vaihinger berpandangan bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis persesuaian
dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan
2. - Pragmatisme
 Charles sandre piere (1839)
Pragmatisme adalah suatu cara untuk manusia dalam memecahkan masalah.
 John Dewey (1859-1952)
Dengan berfilsafat dapat memperbaiki kehidupan manusia dan memberi pengarahan
 William James
Filsafat berguna untuk mengukur suatu kebenaran konsep dengan mempertimabangkan
konsekuensinya
- Eksistensialisme
 Kierkegaard
Agama tidak perlu dibuktikan secara rasional supaya dapat diterima setiap orang
 Jean Paul Sartre
Manusia tinggal di dunia tanpa memiliki maksud, sperti seseorang yang bingung akan
tujuan dan mengapa ia hidup
 Camus
Semua ilmu pengetahuan berhenti pada hipotesis
- Progresivisme
 William James
Akal dan pemikira manusia dipelajari sebagai bagian dari pengetahuan
 John Dewey
Filsafat yang menekankan pada peserta didik/ anak didik, seperti cara berfikirnya, pola
keseharian, perilaku,Serta apapun yang berkaitan dengan sianak didik

3. Philosophy berbicara tentang kebenaran secara empiris dengan eksperimen, hipotesis, dan
menemukan sebuah teori baru dalam konsep filsafat di bagi menjadi dua berfikir kiri dan
berfikir kanan indikasinya adalah kalau berfikir kiri membahas tentang kosmologhy, theologhy,
dan metafisika yang bersifat irasional. Kalau berfikir kanan adalah berindikasi problematik
(dialektika, rasionalitas, romantisme, naturalistik, veminisme, hermeunitik, positivisme,
postmodern, konstruktivisme, humanisme, matrialisme, kolonialisme, imprialisme, kapitalisme,
komunisme, sosialisme, feodalisme, atheisme, liberalisme, nasionalisme, metafisika,
fenomenologhy, axiologhy, mitologhy, epistimologhy, etnhography, theologhy, cosmologhy,
rasionalisme, behavioristik, taxsonomy, analoghy, onthologhy dan historiography) (A Anton R
W, 2017 : 15).
Alasan lahirnya aliran ini juga karena sadarnya beberapa golongan filisuf yang menyadari
bahwa manusia mulai terbelengu dengan aktifitas teknologi yang membuat mereka kehilangan
hakekat hidupnya sebagai manusia atau makhluk yang bereksitensi dengan alam dan
lingkungan sekitar bukan hanya dengan serba instant.

Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2002. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat dan Pendidikan.
Jakarta: Gaya Media Pratama.
Margareta eka. 2020.pengertian pragmatism dan tokoh tokoh pragmatism. Jakarta:
kompasiana
http://digilib.uinsby.ac.id/6389/6/Bab%203.pdf
https://www.kompasiana.com/afifin/5eb0f0d5d541df45992f0952/pengertian-aliran-filsafat-
progresivisme-tokoh-tokoh-filusuf-filsafat-progresivisme-konsep-kurikulum-aliran-filsafat-
progresivisme?page=2&page_images=1
http://eprints.umsida.ac.id/7644/1/Makalah%20Filsafat%20B1%20Aliran%20Pendidikan
%20Eksistensialisme.pdf

Anda mungkin juga menyukai