Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“DASAR DASAR HUKUM ”

Kelompok 4 :

Nadiah Kamilah ( 1060191012 )

Patimatul Jahroh ( 1060191015 )

Amelinda dia nirwana (1060191008)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN

SEMESTER III

UNIVERSITAS M.H THAMRIN

2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr, wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan rahmat-

Nya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah “Dasar Hukum Jaminan Kesehatan” ini dalam

waktu yang telah ditentukan.Shalawat serta salam selalu tercurahkan untuk Rasulullah SAW

yang telah mengubah zaman sehingga kita bisa menentukan yang hak dan yang bathil. Dengan

adanya makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca dan belajar

teman-teman. Selain itu kami juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami tentang

materi ini, karena akan meningkatkan mutu individu kita.

Kami menyadari bahwa susunan pembuatan makalah ini belum mencapai hasil yang

sempurna. Oleh karena itu,kritikan dan saran sangat diharapkan yang bersifat membangun demi

penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini dapat membantu

pembaca dalam menggali ilmu tentang kesehatan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …......................………………………………………….…. 2

DAFTAR ISI ……......................……………………………………………............. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................. 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dasar Hukum Jaminan Kesehatan.................................................... 7

2.2 Prinsip asuransi social .................................................................................... 8

2.3 Dasar-Dasar Hukum Jaminan Kesehatan.......................................................... 8

2.4 Prinsip BPJS............................... ........................... ........................... ............... 9

2.5 Jenis BPJS ………………………………………............................................ 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………...…………………...... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk masyarakat miskin. UUD 1945
mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan
tidak mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Perubahan UUD 1945
Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) turut menegaskan bahwa jaminan kesehatan merupakan salah satu
bentuk perlindungan sosial. Pada hakekatnya jaminan kesehatan bertujuan untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup secara layak.
Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional,
pemerintah sebagai institusi tertinggi yang bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan
harus pula memenuhi kewajiban dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan. Kesehatan
merupakan kebutuhan manusia yang utama dan menjadi prioritas yang mendasar bagi
kehidupan. Pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan melibatkan seluruh warga
masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat dimengerti karena pembangunan kesehatan
mempunyai hubungan yang dinamis dengan sektor lainnya. Tujuan pembangunan kesehatan
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut diperlukan pelayanan kesehatan yang paripurna, berkeadilan,
terjangkau, bertanggung jawab, aman, bermutu, merata dan nondiskriminatif serta kerjasama
secara sinergis antar sumber daya manusia sebagai potensi.
Sebagai salah satu unsur utama dalam setiap kehidupan seseorang, kesehatan sangat
menunjang dalam setiap aktivitas manusia. Pembangunan kesehatan dalam kehidupan
berbangsa sangat besar nilai investasinya terutama terhadap sumber daya manusia. Dengan
adanya penduduk suatu bangsa yang terjaga kesehatannya dengan baik, bangsa tersebut akan

4
memiliki sumber daya manusia yang optimal dalam pembangunan. Dalam Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia
bertanggungjawab penuh dalam pemenuhan hak hidup sehat setiap warga Negara termasuk
penduduk miskin dan tidak mampu. Tanggung jawab pemerintah termasuk di dalamnya
komponen penyediaan layanan kesehatan yang mudah, murah dan dapat di akses oleh
seluruh masyarakat yang membutuhkan.
Bidang kesehatan yang juga merupakan salah satu bidang yang banyak bersentuhan
langsung dengan masyarakat, aspek pelayanan publik menjadi sangat penting. Hal ini di
sebabkan karena pelayanan kesehatan harus mempunyai nilainilai kepuasan yang terukur
sehingga dapat menjadi acuan dalam peningkatan kualitas layanan.
Jaminan sosial merupakan suatu bentuk pelayanan oleh pemerintah kepada masyarakat
sesuai dengan kemampuan dan kapabilitas negara untuk memberikan keringanan dan
kemudahan bagi masyarakat. Segala bentuk jaminan sangatlah penting bagi negara dalam
upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui badan atau institusi penyelenggara
negara yang bernaung masing-masing di dalam bidang jaminan sosial tersebut dengan
kebijakan-kebijakan yang telah dirumuskan, dibentuk, dan diterapkan kepada masyarakat
dengan berbagai jenis variasinya dalam menghadapi berbagai permasalahan yang kompleks.
Sehubungan mandat diatas, maka pemerintah membuat peraturan pelaksana dengan
menetapkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) sebagai wujud komitmen pemerintahan dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Nasional dalam pasal 5 ayat (1) bahwa “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial harus dibentuk
dengan Undang-Undang”. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan program
negara yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial
kepada seluruh rakyat. Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menetapkan
asuransi sosial dan ekuitas sebagai prinsip penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Setelah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Dasar Hukum Jaminan Kesehatan?
2. Apa Prinsip asuransi sosial?
3. Apa Dasar-Dasar Hukum Jaminan Kesehatan?

5
4. Apa Prinsip BPJS?
5. Apa Jenis BPJS?
6. Apa Tugas dan wewenang BPJS?

1.3 Tujuan Penulisan


Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui apa itu “DASAR DASAR HUKUM ”
dalam mata kuliah pembiayaan Rumah Sakit.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Dasar Hukum Jaminan Kesehatan
Dasar hukum adalah norma hukum atau ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
yang menjadi landasan atau dasar bagi setiap penyelenggara atau tindakan hukum oleh subyek
hukum baik orang perorangan atau badan hukum.
Jaminan kesehatan (JKN) adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas dengan tujuan menjamin agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan.
2.2 Prinsip asuransi sosial meliputi :
1. Kegotong-royongan antara yang kaya dan miskin, yang sehat dan sakit, yang tua dan
muda, dan yang berisiko tinggi dan rendah;
2. Kepesertaan yang bersifat wajib dan tidak selektif;
3. Iuran berdasarkan persentase upah/penghasilan;
4. Bersifat nirlaba.
Prinsip ekuitas yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan
medisnya yang tidak berkaitan dengan besaran iuran yang telah dibayarkannya.
2.3 Dasar-Dasar Hukum Jaminan Kesehatan
Dalam Jaminan Kesehatan terdapat Dasar Hukum yang dibuat dari tahun 2004
hingga yang terbaru 2020.
1. Dasar Hukum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Jaminan Sosial Kesehatan.
2. Dasar Hukum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
3. Dasar Hukum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 tentang
Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.
4. Dasar Hukum Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Jaminan Kesehatan.
5. Dasar Hukum Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Jaminan Kesehatan
Nasional dan Undang-Undang (UU) Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

7
Sosial Nasional (SJSN) mengamanatkan kesetaraan manfaat bagi semua peserta BPJS
Kesehatan.
Setelah mengetahui Dasar Hukum dari Jaminan Kesehatan. Mari kita bahas lebih
lanjut tentang isi dari Dasar Hukum Jaminan Kesehatan.
A. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Jaminan
Sosial Kesehatan.
Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) bagi seluruh
rakyat Indonesia dengan payung Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) ini berpikiran bahwa setiap orang
berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak
dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang
sejahtera, adil, dan makmur. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional disahkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2004. UU 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional diundangkan oleh Bambang Kesowo, Sekretaris Negara Republik
Indonesia, pada tanggal 19 Oktober 2004 di Jakarta.
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
ditempatkan pada Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150.
Penjelasan Atas UU 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456.
Agar setiap orang mengetahuinya.
UU 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional mengatur
penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional yang meliputi jaminan kesehatan,
jaminan kecelakaan kerja, jaminan pensiun, jaminan hari tua, dan jaminan kematian
bagi seluruh penduduk melalui iuran wajib pekerja. Program-program jaminan sosial
tersebut diselenggarakan oleh beberapa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial dalam Undang-Undang ini adalah transformasi dari
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang sekarang telah berjalan dan
dimungkinkan membentuk badan penyelenggara baru sesuai dengan dinamika
perkembangan jaminan sosial.

8
Pertimbangan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional adalah:
1. bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju
terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur;
2. bahwa untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh, negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat
Indonesia;
3. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional;
B. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
Pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) diatur dalam UU No.
24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan sosial. UU ini disahkan pada
25 November 2011 di Jakarta oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Tujuan BPJS
untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan atau anggota keluarganya. BPJS
bertanggungjawab kepada Presiden, berkedudukan dan berkantor pusat di ibu kota
negara Republik Indonesia. Selain itu juga mempunyai kantor perwakilan di provinsi
dan kantor cabang di kabupaten atau kota.
2.4 Prinsip BPJS
BPJS menyelenggarakan sistem jaminan sosial nasional berdasarkan prinsip:
 Kegotongroyongan
 Nirlaba
 Keterbukaan
 Kehati-hatian
 Akuntabilitas
 Portabilitas

9
 Kepesertaan bersifat wajib
 Dana amanat
 Hasil pengelolaan
 Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk
sebesar-besar kepentingan peserta.

Berikut ini penjelasan masing-masing prinsip tersebut:

 Prinsip kegotongroyongan adalah prinsip kebersamaan antar peserta dalam


menanggung beban biaya Jaminan Sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap
peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji, upah atau penghasilannya.
 Prinsip nirlaba adalah prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan
hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh
peserta.
 Prinsip keterbukaan adalah prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan
penggunaan hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi seluruh peserta.
 Prinsip kehati-hatian adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman dan
tertib.
 Prinsip akuntabilitas adalah prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan
yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
 Prinsip portabilitas adalah prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meski
peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah NKRI.
 Prinsip kepesertaan bersifat wajib adalah prinsip yang mengharuskan seluruh
penduduk menjadi Peserta Jaminan Sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.
 Prinsip dana amanat adalah bahwa iuran dan hasil pengembangannya merupakan
dana titipan dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan Peserta
Jaminan Sosial.
2.5 Jenis BPJS
Menurut Pasal 5 UU No 24 Tahun 2011, pemerintah membentuk dua jenis BPJS yaitu:
 BPJS Kesehatan

10
 BPJS Ketenagakerjaan

Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing jenis BPJS sesuai UU tersebut:

 BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan.


 BPJS Ketenagakerjaan berfungsi menyelenggarakan program sebagai berikut:
 Program jaminan kecelakaan kerja
 Program jaminan hari tua
 Program jaminan pensiun
 Program jaminan kematian
2.6 Tugas dan Wewenang BPJS

Dalam UU No. 24 Tahun 2011 dijabarkan tugas dan wewenang BPJS sebagai berikut:

 Tugas BPJS
Berdasarkan Pasal 10 UU No. 24 Tahun 2011, dalam melaksanakan fungsinya, BPJS
bertugas untuk:
1. Melakukan dan atau menerima pendaftaran peserta.
2. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja.
3. Menerima bantuan iuran dari pemerintah.
4. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta.
5. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program Jaminan Sosial.
6. Membayarkan manfaat dan atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan program Jaminan Sosial.
7. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan Sosial kepada
peserta dan masyarakat.
 Wewenang BPJS
Berdasarkan Pasal 11 UU No. 24 Tahun 2011, dalam melaksanakan tugasnya, BPJS
berwenang untuk:
1. Menagih pembayaran iuran.

11
2. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang
dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana
dan hasil yang memadai.
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja
dalam memenuhi kewajibannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan
sosial nasional.
4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas
kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan pemerintah.
5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan.
6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak
memenuhi kewajibannya.
7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai ketidakpatuhannya
dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8. Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program
Jaminan Sosial.
2.7 Organisasi BPJS
Organisasi BPJS terdiri atas Dewan Pengawas dan Direksi. Dewan Pengawas berjumlah
7 orang dengan 5 tahun masa jabatan. Dewan Pengawas berfungsi melakukan pengawasan
dan pelaksanaan tugas BPJS. Direksi terdiri dari 5 orang dengan masa jabatan 5 tahun.
Direksi berfungsi melaksanakan penyelenggaraan kegiatan operasional BPJS yang
menjamin peserta untuk mendapatkan manfaat sesuai haknya.
2.8 Tarif BPJS
Berdasarkan Pasal 11 UU No. 24 Tahun 2011, pemerintah menetapkan standar tarif iuran
BPJS setelah mendapatkan masukan dari BPJS bersama dengan asosiasi fasilitas kesehatan
baik tingkat nasional maupun tingkat daerah. Besaran tarif di suatu wilayah (regional)
tertentu dapat berbeda dengan wilayah lain sesuai tingkat kemahalan harga setempat
sehingga diperoleh pembayaran fasilitas kesehatan yang efektif efisien.
C. Dasar Hukum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 tentang
Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.

12
Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
Pemerintah. Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh peserta, pemberi kerja,
dan/atau Pemerintah. Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut Bantuan Iuran
adalah Iuran program Jaminan Kesehatan bagi Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu yang
dibayar oleh Pemerintah. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut
PBI Jaminan Kesehatan adalah Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu sebagai peserta program
jaminan kesehatan. Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Orang
Tidak Mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata pencaharian, gaji atau upah, yang
hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar yang layak namun tidak mampu membayar Iuran bagi
dirinya dan keluarganya. Dewan Jaminan Sosial Nasional yang selanjutnya disingkat DJSN
adalah dewan yang berfungsi untuk membantu Presiden dalam perumusan kebijakan umum dan
sinkronisasi penyelenggaraan sistem jaminan sosial nasional. Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut
Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang sosial.

D. Dasar Hukum Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Jaminan Kesehatan.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan
adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut PBI Jaminan Kesehatan
adalah fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta
adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di

13
Indonesia, yang telah membayar iuran. Manfaatnya adalah jaminan sosial yang menjadi hak
Peserta dan/atau anggota keluarganya.
Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan
dalam bentuk lain. Pekerja Penerima Upah adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja
dengan menerima gaji atau upah. Pekerja Bukan Penerima Upah adalah setiap orang yang
bekerja atau berusaha atas risiko sendiri. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha,
badan hukum atau badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara negara
yang mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk
lainnya.
Gaji atau Upah adalah hak Pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari Pemberi Kerja kepada Pekerja yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
Pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Pemutusan Hubungan Kerja yang selanjutnya disingkat PHK adalah pengakhiran hubungan kerja
karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
Pekerja/buruh dan Pemberi Kerja berdasarkan peraturan perundangundangan. Cacat Total Tetap
adalah cacat yang mengakibatkan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan. Iuran
Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi
Kerja dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan. Fasilitas Kesehatan adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.
Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga negara sebagaimana dimaksud
dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pejabat Negara yang
ditentukan oleh Undang-Undang. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri adalah pegawai
tidak tetap, pegawai honorer, staf khusus dan pegawai lain yang dibayarkan oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Anggota
Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut Anggota TNI. Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Anggota Polri. Veteran. Perintis Kemerdekaan.

14
E. Dasar Hukum Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Jaminan Kesehatan Nasional
dan Undang-Undang (UU) Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) mengamanatkan kesetaraan manfaat bagi semua peserta BPJS Kesehatan.

Perpres 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres 82 Tahun 2018 tentang Jaminan
Kesehatan memiliki tujuan untuk menjaga kualitas dan kesinambungan program Jaminan
Kesehatan, kebijakan pendanaan Jaminan Kesehatan termasuk kebijakan Iuran perlu disinergikan
dengan kebijakan Keuangan Negara secara proporsional dan berkeadilan. Serta meperhatikan
pertimbangan dan Putusan MA Nomor 7 P/HUM/2020. Perpres 64 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua Atas Perpres 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan ditetapkan Presiden
Joko Widodo pada tanggal 5 Mei 2020 di Jakarta. Perpres 64 Tahun 2020 tentang Perubahan
Kedua Atas Perpres 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan diundangkan Menkumham
Yasonna H. Laoly pada tanggal 6 Mei 2020 di Jakarta.

Perubahan Iuran bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan. Dimana Perubahan ini membantu
masyarakat ekonomi golongan menengah kebawah, tarif yang disetorkan kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) oleh masyarakat tetap, Jadi dilakukan relaksasi dan
keringanan yang dibayarkan oleh masyarakat telah dimasukkan dalam anggaran 2020 yang
sudah dianggarkan.

hal ini sebagai dukungan pemerintah untuk membantu golongan Kelas 3 Pekerja Bukan
Penerima Upah (PBPU) dan Penerima Bantuan Iuran (PBI). Selain itu, dukungan tersebut
dilakukan untuk membantu kelangsungan pelayanan oleh BPJS menjadi lebih baik
dan sustainable menuju ke depan. Bantuan pemerintah dalam bentuk keikutsertaan dalam
membiayai iuran PBI dan PBPU Kelas 3 merupakan pengamalan azas gotong royong yang
terdapat dalam landasan hukum JKN dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004.

15
KESIMPULAN

Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk masyarakat miskin. UUD 1945
mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan
tidak mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Perubahan UUD 1945
Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) turut menegaskan bahwa jaminan kesehatan merupakan salah satu
bentuk perlindungan sosial. Pada hakekatnya jaminan kesehatan bertujuan untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup secara layak.

16
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/15/150000469/bpjs--prinsip-jenis-tugas-
wewenang-organ-dan-tarif?page=all#:~:text=UU%20ini%20disahkan%20pada
%2025,6%20RI%20Susilo%20Bambang%20Yudhoyono.&text=Berdasarkan%20UU
%20No.%2024%20Tahun,untuk%20menyelenggarakan%20program%20jaminan
%20sosial.
 https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-40-2004-sistem-jaminan-sosial-
nasional#:~:text=UU%2040%20tahun%202004%20tentang%20Sistem%20Jaminan
%20Sosial%20Nasional%20mengatur,penduduk%20melalui%20iuran%20wajib
%20pekerja.
 http://rsjiwajambi.com/wp-content/uploads/2019/09/PERPRES-RI-NO-101-TAHUN-
2012-TENTANG-PENERIMA-BANTUAN-IURAN-JAMINAN-KESEHATAN-1.pdf
 http://www.jkn.kemkes.go.id/attachment/unduhan/Perpres%20No.%2012%20Th
%202013%20ttg%20Jaminan%20Kesehatan.pdf
 https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/baca/20612/Perpres-642020-Best-Effort-
Pemerintah-Perbaiki-Layanan-Kesehatan-Masyarakat.html

17

Anda mungkin juga menyukai